Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBIMBING :
Dr. Tumbur, Sp.An
BAB 1
ANESTESI?
pembiusan
berasal dari bahasa Yunani
an "tidak, tanpa"
aesthētos "persepsi, kemampuan untuk merasa
secara umum
suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Trias Anestesi
Hipnotik, Analgetik
Relaksan
1
•Anamnesis
2
•Pemeriksaan fisik
3
•Pemeriksaan penunjang
Klasifikasi Status Fisik untuk menilai
kebugaran fisik seseorang (ASA)
• Pasien tidak memiliki kelainan organik maupun sistemik selain penyakit yang akan
ASA 1 dioperasi
• Pasien yang memiliki kelainan sistemik ringan sampai dengan sedang selain
ASA 2 penyakit yang akan di operasi
• Pasien memiliki kelainan sistemik yang berat selain penyakit yang akan di operasi,
ASA 3 tetapi belum mengancam jiwa
• Pasien memiliki kelainan sistemik berat yang mengancam jiwa selain penyakit
ASA 4 yang akan di operasi
• Pasien dalam kondisi yang sangat jelek dimana tindakan anestesi mungkin saja
ASA 5 dapat menyelamatkan tapi resiko kematian tetap jauh lebih besar.
• Pasien yang telah dinyatakan telah mati batang otaknya yang mana organnya akan
ASA 6 diangkat untuk kemudian diberikan sebagai organ donor bagi yang membutuhkan
PERSIAPAN INDUKSI ANASTESI
T
S A
T Tape I
Scope Airway S
Tube Inducer C
(Sungk (Plast
(Stetos (Stilet Conne Suct
(Endotr upmuk er atau
kop,La a,Pipao ction ion
acheal atau forceps
ringos rofarin
Tube) Hypa Magill)
kop) g)
fix)
Apendicitis
Apendiks Sekitar 250.000
Anatomi
Epidemiologi
merupakan kasus/tahun di
organ AS pada usia 6-
berbentuk 10 tahun.
tabung, Laki-laki >
panjangnya perempuan=3:2
kira-kira 10cm
(kisaran 3-
15cm), dan
berpangkal di
caecum
Etiologi
Appendicitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendix
sehingga terjadi kongseti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi
infeksi. Appendicitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Penyebab
obstruksi yang paling sering adalah fecolith. Fecolith ditemukan pada
sekitar 20% anak dengan appendicitis. Penyebab lain dari obstruksi
appendiks meliputi: Hiperplasia folikel lymphoid Carcinoid atau tumor
lainnya, benda asing (pin, biji-bijian), kadang parasit. Penyebab lain yang
diduga menimbulkan Appendicitis adalah ulserasi mukosa appendix oleh
parasit E. histolytica. Berbagai spesies bakteri yang dapat diisolasi pada
pasien appendicitis yaitu: Bakteri aerob fakultatif, Bakteri anaerob
Escherichia coli, Viridans streptococci, Pseudomonas aeruginosa,
Enterococcus Bacteroides fragilis, Peptostreptococcus micros Bilophila
species Lactobacillus species
BAB III
LAPORAN KASUS
• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tabera Eka Sari Rumapea
Umur : 13 tahun
Agama : Islam
No RM : 01.05.86.73
• Airway : Clear
B1
• Frekuensi pernafasan : 16 x/i
• Suara pernafasan : Vesikuler
• Suara tambahan : (-)
• Riwayat asma/sesak/batuk/alergi: -/-/-/-
• Akral : Hangat/merah/kering
B2
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Frekuensi nadi : 86 x/i
• T/V : Cukup
• Temperatur : 36,6oC
• Konj.palp inferior pucat/hiperemis/ikterik :-/-/-
•Sensorium :Compos mentis
•GCS : 15
B3
•RC : +/+
•Pupil : ɵ 3 mm, bentuk bulat, isokor
•Reflek fisiologis : +/+
•Reflek patologis : -/-
•Riwayat kejang/ muntah proyektil/ nyeri kepala/
pandangan kabur : -/ -/ -/ -
B4
•Urine :+
•Volume : ± 1250 cc
•Warna : Kuning
•Kateter :-
• Abdomen : soepel (+), distensi
(-), nyeri tekan (+), teraba massa (-)
B5
• Peristaltic : (+) N
• Mual/Muntah : +/+
• BAB/Flatus : +/+
• NGT :-
B6
• Fraktur :-
• Luka bakar :-
• Oedem :-
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Hemoglobin 12,6 Gr/dl 11-16,5
Leukosit 24,69 /ul 4000-10000
Hematokrit 37,2 % 36-45
Eritrosit 5,31 /ul 4,5-5,1
Trombosit 327.000 /ul 150000-450000
MCV 70,1 fl 80,0-96,0
MCH 23,7 pg 26,5-33,5
MCHC 33,9 g/dl 31,5-35,0
APTT 34,9 detik 27- 42
PT 19,7 detik 11,6-14,5
INR 1,63 detik 1-1,3
KIMIA DARAH
SGOT 19,9 U/L 0,00- 40,00
SGPT 10.00 mg/dl 0,00-40,00
KGD Adrandom 80,00 mg/dl 0,00-140,00
Ureum 25,00 mg/dl 10,00-50,00
Creatinin 0,47 mg/dl 0,60-1,20
ELEKTROLIT
Natrium (Na+) 140 Mmol/L 136-155
Kalium(Ka+) 4,40 Mmol/L 3,5-5,5
Klorida (Cl-) 107,00 Mmol/L 98-107
IMUNOLOGI
HbsAg Kualitatif Negatif
HIV Kualitatif Negatif
Anti HCV Negatif
FOTO THORAX
Tidak tampak kelainan radiologi pada cor dan pulmo
USG ABDOMEN
DIAGNOSIS KERJA : Diffuse Peritonitis d/t
appendicitis perforasi
Prosedur anastesi :
- Pasien dibaringkan di meja operasi dalam posisi
supine
- Infus RL terpasang di lengan kiri
- Pemasangan tensimeter di lengan kanan
- Pemasangan oksimetri di ibu jari kanan pasien
- Pemasangan elektrodapengukuran frekuensi
nadi dan frekuensi nafas
Teknik anastesi :
Pasien posisi supine oksigenasi O2 2-3 L/i selama 3-5 menit
premedikasi dengan midazolam 2 mg dan fentanyl 50
mcg induksi dengan propofol 50 mg eyelid (-)
pasien sleep non apnoe dilakukan ventilasi positif
injeksi rocuronium 30 mg pasien sleep apnoe ventilasi
90-120 detik insersi ETT nomor 6 cuff (+) cek
pernapasan kanan dan kiri fiksasi dengan hipafix.
Monitoring perdarahan
Perdarahan
Kassa basah : 10 x 30 = 300 cc
Kassa ½ basah : 5 x 0 = 0 cc
Suction : 200 cc
Handuk :-
terjadi peningkatan suhu tubuh. ini. Pasien juga mengalami mencret ± 2 hari
dengan frekuensi 3 kali dalam sehari.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa salah satu
Demam juga dirasakan pasien 1 hari ini. BAK
penyebab peritonitis paling sering adalah
(+) dalam batas normal.
appendicitis perforasi. Gejala pada peritonitis
umumnya adalah nyeri abdomen merupakan
gejala yang hampir selalu ada pada peritonitis.
Nyeri biasanya datang dengan onset yang tiba-
tiba, hebat dan pada penderita dengan perforasi
nyerinya didapatkan pada seluruh bagian
abdomen, mual, muntah dan gejala sistemik
pada peritonitis salah satunya adalah demam.
TEORI KASUS