Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
-Di Asia batu empedu (kolelitiasis) yang sering ditemukan adalah batu
pigmen. Penelitian di Jakarta yang dilakukan di RSCM pada 51 pasien
didapatkan batu pigmen pada 73% pasien dan batu kolesterol pada
27% pasien.
-Batu empedu umumnya ditemukan didalam kandung empedu,
tetapi pada 12-15% pasien batu akan bermigrasi melalui duktus sistikus
ke saluran empedu
Anatomi
Fisiologi
Definisi
Batu kolesterol
Batu kolesterol terdiri dari > 50% kolesterol monohydrate, garam kalsium,
pigmen empedu, protein, dan asam lemak.
Batu pigmen
Batu pigmen dibagi menjadi dua, batu pigmen hitam yang terdiri dari
kalsium bilirubin dan batu pigmen coklat yang terdiri dari garam kalsium
bilirubin unconjugated dan sedikit kolesterol serta protein.
Faktor Risiko
Jenis Kelamin
Usia
Kehamilan
Obesitas
Sindrom Metabolik
Genetik
Diet Rendah Serat
Manifestasi Klinis
Ulkus peptikum
Kanker kantung empedu
Kolesistitis akalkulus
Komplikasi
Cholecystitis
Obstruksi pada duktus sistikus oleh batu dapat menyebabkan peradangan pada kandung empedu.
Peradangan akut ditandai dengan nyeri bilier yang mendadak dan progresif pada kuadran kanan
atas abdomen, terdapat juga nyeri alih pada interskapula, bahu atau skapula kanan.(
Empiema
Empiema kandung empedu biasanya hasil dari perkembangan kolesistitis akut dengan obstruksi duktus
sistikus persisten disertai superinfeksi dari empedu yang stagnan dengan pembentukan nanah oleh
bakteri. Gambaran klinis menyerupai cholangitis dengan demam tinggi; sakit kuadran kanan atas
yang parah dan leukositosis. Empiema kandung empedu memiliki risiko tinggi terhadap sepsis gram-
negatif dan / atau perforasi. Intervensi bedah dengan cakupan antibiotik yang tepat diperlukan
sesegera setelah terdiagnosis.
Gangren dan Perforasi
Gangren dari kantong empedu merupakan hasil dari iskemia dinding dan nekrosis jaringan. Kondisi
yang mendasari sering dikarenakan distensi kandung empedu, vaskulitis, diabetes mellitus, empiema,
atau torsi yang mengakibatkan oklusi arteri. Gangren biasanya merupakan predisposisi perforasi
kandung empedu, tetapi perforasi juga dapat terjadi pada kolesistitis kronis tanpa gejala awal
pertanda. Perforasi lokal biasanya disebabkan adhesi yang dihasilkan oleh peradangan berulang dari
kantong empedu. Superinfeksi bakteri kandung empedu menyebabkan terbentuknya abses.
Kebanyakan pasien diobati dengan kolesistektomi, tetapi beberapa pasien dengan sakit serius dapat
dikelola dengan cholecystostomy dan drainase abses
Tatalaksana