Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
& TATALAKSANANYA
Exercise
EKG
Abnormal
EKG
Normal
AnFis
Jantung
REVIEW ANATOMI FISIOLOGI
KARDIOVASKULER
ANATOMI JANTUNG
Aorta
Anatomi Jantung
(Katub-katub Semilunar)
Pulmonary Artery
Pulmonic Valve
Sirkulasi Pulmonal
1. Right atrium
2. Right ventrikel
3. Pulmonal arteri
4. Pulmonal
Sirkulasi sistemik
1. Left atrium
2. Left ventrikel
3. Aorta
4. Arteri
5. Vena
PRESSURE (mmHg) Ao
S:110-130
D:70-80
LA: 4-12
RA:0-8
LV
S:110-130
D:4-12
RV :
S :15-25 PA
D: 0-8 S:15-25
D:8-15
SISTIM KONDUKSI JANTUNG
60-100 BPM
40-60 BPM
20-40 BPM
Gelombang EKG
QRS : L : 0.06-0.12 dtk
( 1.5-3 kotak kcl )
Q : < 1/3 R
Q : 4-5
0.4 dtk
kotak kcl
(10 Kotak kecil)
Sandapan EKG
ECG 12 Leads
Sandapan
Sandapan Bipolar
Unipolar
Sandapan Sandapan
Ekstremitas Perikordial
Lead :
Lead : Lead :
V1, V2, V3,V4, V5,
I, II, III AVR, AVL, AVF
V6
Kriteria EKG Layak Baca
1. Identitas pasien jelas
2. Hasil EKG terbaru
3. Sesuai dengan standar pemasangan EKG
4. Ukuran dan kecepatan sesuai standar :
Kecepatan 25 mm/detik dan Voltase 10 mm.
4. Gelombang jelas tidak ada artifac dan tidak
bertabrakan
5. Gelombang P selalu positif di Lead II
6. Gelombang P selalu negatif di AVR
7. Pola R dan Pola S normal
NORMAL ECG
S
LANGKAH-LANGKAH
INTERPRETASI EKG
R • Rhythm / Irama
R • Rate
A • Axis
H • Hyperthrophy
I • Ischemia
I • Infarc
SINUS RHYTHM
22 Kotak kecil
PR QRS
Interval Kompleks
SA NODE RHYTHM
SINUS BRADIKARDI
SINUS TAKIKARDI
SINUS ARITMIA
SINUS ARREST
ATRIAL RHYTHM
WANDERING ATRIAL
PACEMAKER (WAP)
PREMATUR ATRIAL
CONTRACTION (PAC)
ATRIAL TACHYCARDIA
SUPRAVENTRICULAR
TACHYCARDI (SVT)
ATRIAL FLUTTER
JUNCTIONAL RHYTHM
JUNCTIONAL TACHYCARDI
ACCELERATED
JUNCTIONAL RHYTHM
PREMATUR JUNCTIONAL
TACHYCARDI
IDIOVENTRICULAR RHYTHM
ACCELERATED
IDIOVENTRICULAR RHYTHM
PREMATURE VENTRICULAR
CONTRACTION (PVC)
PVC BIGEMINY
PVC TRIGEMINY
VENTRICULAR TACHYCARDI
VENTRICULAR FIBRILASI
JENIS – JENIS ARITMIA
GANGGUAN HANTARAN IMPULS
SA BLOCK
AV BLOCK DERJAT 1
AV BLOCK DERJAT 2
AV BLOCK DERJAT 3
ECG STRIPS
Aritmia yang Mengancam
Asistole
SINUS RHYTHM
SINUS RHYTHM
SINUS RHYTHM
SINUS RHYTHM
Henti Jantung
Shockable
DC Shock 360 J Not shockable
monofasik/200J bifasik Do chest compression
Chest compression
CPR
CPR
Defibrillation’s chances of restoring a pulse
Early defibrillation
80%
60%
Chance of success
40%
20%
0%
2 min 4 min 8 min 10 min
DEFIBRILATION POSITION
Adult :
Bi phasic = 100-200 J
Monophasic =360 J
Pediatrik
1st = 2 J/kg
2nd = 4 J / kg
Maks = 10 J/kg
Cardioversi :
0.5-1 J/kg (may increase to 2 J/Kg)
PPGD 24/08/2004
PPGD 24/08/2004
SHOCK THERAPY
Recommendation AHA 2010
Indikasi :
• Ventrikular fibrilasi (VF)
• Ventrikular takikardi tanpa nadi (VT non pulse)
Defibrilasi harus dilakukan dengan segera dengan alasan:
1. Irama yang terjadi pada henti jantung umumnya
adalah VF
2. VF cenderung berubah menjadi asistol dalam waktu
beberapa menit
3. Pengobatan yang efektif untuk VF adalah defibrilasi
4. Makin lambat defibrilasi dilakukan, makin kurang
kemungkinan keberhasilannya
Mekanisme
• Arus listrik yang di hantarkan bertujuan untuk
koordinasi listrik jantung dan mekanisme
pemompaan di tujukan dengan membaiknya cardiac
output, perfusi jaringan dan oksigenasi.
• Arus listrik yang di hantarkan dalam jumlah banyak
dan singkat akan mendepolarisasi semua miokard
menyebabkan berhentinya aktifitas listrik jantung,
sel-2 pace akan berepolarisasi secara spontan dan
memungkinkan jantung pulih kembalidan memulai
aktifitas kontraksi kembali
Energi
• VT tanpa nadi dimulai 50-100 J
• VF dimulai 100 J
CPR
CPR
CPR
Early Early Early Early
Access CPR Defibrillation Advanced
Care
ACLS :
- Epineprine : 1mg everi 3-5 minutes
- Atropine : 1st dose 0.5 mg bolus, repeat 3-5minutes.
Maksimum dose 3 mg
High Quality CPR for Pediatric
(AHA 2010)
- Rate at least 100/min
- Push hard (>1/3 antrior postorior diameter of chest)
- Compression depth. Infant : at least 1.5 inches (4 cm)
Children = 2 inches (5 cm)
- Allow complete chest recoil after each compression
- Minimize interruptions in chest compressions
- Avoid excessive ventilation
- 1 breath for 3 seconds
- 2 Rescuer = Compression : Breath =15 : 2
ACLS :
- Adrenalin : 0.01 mg/kg (1:10000, repeat 3-5 minutes)
- Atropin : 0.02 mg/kg.minimum dose 0.1 mg, mkas dose 0.5
mg(repeat 3-5 minutes)
Basic Life Support
2010 : C – A – B kecuali neonatus
• Look – Listen – Feel ditiadakan
• Kompresi dada sedikitnya 100x/mnt
• Kedalaman kompresi dada sedikitnya
5 cm (2 inch) dewasa
lakukan langkah-langkah
BANTUAN HIDUP DASAR
Bantuan Hidup Dasar (BHD)
• Usaha untuk mempertahankan kehidupan saat
penderita mengalami keadaan yang mengancam jiwa.
• Meliputi ( CAB )
– Circulation = Jantung
– Airway = Jalan Nafas
– Breathting = Pernafasan
– Dikenal dengan Cardio Pulmonary Resuscitation
(CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP)
PUKUL PUNGGUNG 5x Jika gagal, lakukan
atau sampai sumbatan lepas manuver HEIMLICH
Manuver HEIMLICH
Manuver HEIMLICH
Manuver “pukul punggung” pada bayi
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
• Mempertahankan bantuan hidup minimal
• Memberikan bantuan hidup dasar sebelum
bantuan tenaga medis datang
• Kombinasi nafas buatan dengan kompresi dada
• Mempertahankan fungsi jantung dan parU
• Diberikan saat tidak ada nafas dan denyut nadi
• Memberikan oksigen hingga bantuan medis
datang
Bagaimana Kerja RJP
• RJP yang efektif memberikan 1/4 s.d. 1/3 aliran
normal aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh
• Pernafasan buatan mengandung oksigen 16%
(Kandungan oksigen di udara bebas adalah 21%)
Segera Mulai RJP
• Kemungkinan untuk hidup besar
• Kerusakan otak dimulai sejak 4 s.d. 6
menit sejak jantung berhenti
• Kerusakan otak setelah 10 menit bila
tidak dilakukan RJP
Jangan Pindahkan Penderita
Hingga RJP Dimulai dan Bantuan
Datang
• Kecuali dalam kondisi yang memaksa
– Ancaman ledakan atau api
– Penderita harus berada di atas alas yang
keras
– Meletakan kondisi pada posisi kepala lebih
rendah dari badan
Lihat Situasi, Kemudian RAP
• R – Respon
• Tepuk bahu dan
panggil, “Apa
kamu tidak apa-
apa?”
RAP
• A – Aktifkan bantuan (jika tidak respon)
• “KAMU” tolong panggil bantuan ada orang yang
tidak sadar (yang lain telepon ambulan)
• Bila tidak ada orang maka kita yg menelpon
RAP
• P – Posisi terlentang
• Seluruh badan dibalikan secara bersamaan
• Selalu berhati-hati dengan cidera kepala dan
cidera tulang belakang
• Bila tersedia gunakan penyangga lehar
C–A- B
• Circulation = Sirkulasi (jantung)
• Airway = Jalan Nafas
• Breathing = Nafas Buata
Periksa Denyut Nadi
• Tidak lebih dari 10
detik
• Bila tidak yakin
adanya denyut nadi
maka langsung
kompresi
Kompresi
• Letakan telapak tangan kiri
di tengah dada
• Letakan satu tangan yang
lain diatasnya
• Silangkan jari-jemari
• Kompresi dada
– Kecepatan 100 x/mnt
– Kedalaman 4-5 cm
– Setelah kompresi biarkan
dada mengembang
Kompresi
• Siku lurus
• Tekanan berasal dari
bahu bukan tangan
• Posisi penolong
disebelah dada
penderita
RJP 30:2
• Setelah 30 kompresi dada berikan:
• 2 nafas buatan dengan berlahan
• Lanjutkan hingga bantuan tiba
• Jika penderita mulai bergerak: periksa nafas
30 2
Periksa Tanda Vital
• A – Airway (jalan nafas)
• Buka jalan nafas
• Head tilt chin lift
– Kepala di dorong ke belakang
– Dagu di tarik ke atas
Nafas Buatan
• Jika penderita tidak
bernafas, berikan 2 nafas
buatan (1 detik atau lebih)
• Tutup hidungnya
• Tutup mulutnya dengan
mulut anda
• Jika 2 nafas buatan tidak
masuk ke paru, angkat
kembali dagu dan berikan 2 Bila berhasil maka dada
nafas buatan (jika tidak akan terangkat
masuk juga, maka dicurigai (mengembang)
tersedak)
Nafas Buatan Mulut ke Hidung
(Kapan digunakan)
3
4
RJP Dua Penolong
• Satu penolong memberikan nafas buatan
• Satu penolong yang lain memberikan kompresi dada
• Kompresi dan nafas buatan diberikan bergantian tanpa
henti dan teratur
• Kecepatan kompresi 30:2
• Kompresi pada anak 30:2
• Bergantian bila kelelahan
• 1 dan 2…..4 dan berganti
Ganti posisi penolong
• Penolong yang memberikan kompresi dada
akan mengalami kelelahan bila melakukan RJP
dalam waktu yang lama
• Ganti posisi setiap 4-5 siklus untuk
meningkatkan kualitas kompresi
• Harus dilakukan dengan cepat dan tenang
RJP Anak
• Anak didefinisikan adalah manusia usia > 1 thn
hingga mencapai pubertas (usia 12 s.d. 14 thn)
• Berikan sedikit tiupan ketika memberikan
nafas buatan
• Untuk anak-anak, gunakan hanya satu tangan
• Gunakan sedikit tenaga untuk kompresi dada
• Kompresi : nafas buatan 30:2
BHD Anak
Airway C
Breathing
Circulation
C
Documentation
TL
D
Airway Management
ETT insertion Airway &
Breathing set
Defibrillation
Chest Defibrillator
compression
IV line Trolley
Fluid emergency
Drugs
Team Documentation
leader
Peran Team Leader
Airway Management
• Menerima laporan singkat Airway &
ETT insertion
kejadian Breathing set
• Meninjau catatan medis
sebelumnya
Defibrillation
• Memimpin jalannya Defibrillator
Chest
resusitasi compression
IV line Trolley
• Mengatur peran anggota Fluid emergency
tim Drugs
• Melakukan pengambilan
sampel gas darah Team Documentation
leader
DOKTER, PERAWAT
Peran PJ
Circulation (2)
• Mempersiapkan obat- Airway Management
Airway &
ETT insertion
obatan: adrenalin, SA, Breathing set
amiodaron, lidokain
• Memberikan cairan dan
Defibrillation
obat-obatan
Chest Defibrillator
• Menyiapkan defibrillator compression
IV line Trolley
• Melakukan defibrilasi Fluid emergency
atau kardioversi Drugs
Team Documentation
leader
DOKTER, PERAWAT
Peran PJ
Documentation
• Mengidentifikasi pasien Airway Management
Airway &
ETT insertion
dan penyakitnya Breathing set
• Mencatat kondisi/tanda
vital pasien
Defibrillation
• Mencatat setiap
Chest Defibrillator
tindakan resusitasi compression
IV line Trolley
• Melaporkan kepada Fluid emergency
team leader Drugs
• Membuat laporan
resusitasi
Team Documentation
leader
PERAWAT
Peran Kepala/
Perawat Ruangan
• Menjaga ketertiban Airway Management
ETT insertion Airway &
ruangan (menutup tirai) Breathing set
• Menenangkan pasien lain
• Memberitahu/telepon
keluarga pasien Defibrillation
Tidak mengancam
SINUS RHYTHM
SINUS RHYTHM
SINUS RHYTHM
Penggunaan
Pacu Jantung
Pacemaker
(Arrhythmia Device Theraphy)
• Pemberian stimulus elektrik tambahan ke otot
jantung bila mana denyut jantung tidak
mampu menghasilkan curah jantung yang
adekuat sesuai dengan kebutuhan fisiologis
• Menstimulasi jantung dalam menghentikan
kejadian takikardia
Tipe Pacemaker
Berdasarkan Waktu Penggunaan, (2)
Temporary Pacemaker
• Digunakan pada situasi emergency atau elektif
• Digunakan sebagai supportive atau profilaksis
Jenis Pacemaker
• Single-chamber Pacing
– Hanya atrium atau ventrikel yang dipacu
– Parameter yang dapat diprogram: frekwensi &
output
• Dual-chamber Pacing
– Memacu atrium dan ventrikel
– Parameter: stroke volume
– Menjamin atrioventricular synchrony
Generator Temporary Pacemaker
Single-Chamber Dual-Chamber
Indikasi Temporary Pacemaker
• Bradidisritmia
– Sinus Bradikardi dan arrest
– Blok jantung
• Takidisritmia
– Supraventrikular
– Ventrikular
Indikasi Temporary Pacemaker
• Kegagalan penggunaan permanent pacemaker
• Support cardiac output after cardiac surgery
• Diagnostic studies
– Electrophysiologi studies
– Atrial Elektrogram
Komponen Sistem Pacu Jantung
Komponen Sistem Pacu Jantung
• Generator
Sumber impuls
• Elektroda Pacu
Kawat penghubung generator dan
miokardium
Unipolar: Kutup negatif
Bipolar: Bagian distal = Kutup negatif,
Kutup positif = bbrp mm sblm distal
• Miokardium
Setting Pacemaker
• Rate
– Pengaturan jumlah impuls yg dikeluarkan
permenit
– Rate: 60 – 80 s/d 800/mnt
• Output
– Pengaturan jumlah aliran listrik (mA) yang
diberikan untuk merangsang depolarisasi
– Atrium: 2,0 mA, Ventrikel: 1,0 mA
Setting Pacemaker, Cont..
• Sensitivity
– Pengaturan kemampuan pacemaker mendeteksi
aktivitas listrik instrinsik jantung (mV)
– Sensitive: 1 mV, tdk sensitif: 20 mV
• AV interval control
– Hanya pada dual-chamber
– Pengaturan interval antara stimulus pacu atrium
dan ventrikel
Manajemen Keperawatan
• Pencegahan malfungsi pacu jantung
– Gunakan monitor EKG
– Cegah pergeseran elektroda
– Inspeksi sambungan generatot dan kawat
– Monitor kemampuan baterai
• Proteksi terhadap mikrosyok
– Waspadai External electromagnetic interference
– Jauhkan komponen eksternal dari aliran listrik lain
Manajemen Keperawatan
• Monitoring resiko infeksi
– Inspeksi insertion site: drainase, eritema, edema
– Pengkajian gejala infeksi sistemik
• Pendidikan kesehatan, meliputi:
– Deskripsi terapi pacu jantung
– Perawatan sistem pacu jantung
– Pembatasan aktivitas
– Pencegahan gangguan listrik
– Kewaspadaan umum
Cara Pemasangan Pacemaker (1)
• Transvenous
Elektroda pacu
dipasang melalui
vena menuju
ventrikel kanan
atau atrium
kanan atau
keduanya
Cara Pemasangan Pacemaker (2)
• Epicardial
Elektroda pacu dijahitkan ke
epikardium pada saat operasi
jantung
Cara Pemasangan Pacemaker (3)
• Transcutaneous
Elektroda ditempatkan
pada dinding dada
anterior & posterior
kemudian di sambungkan
ke unit pacu external
Cara Pemasangan Pacemaker (4)
• Transthoracic
Elektroda pacu dipasang dengan menusukkan kawat
transthoracic menuju ventrikel kanan
Jenis Pacemaker, Cont..
• Rate Adaptive Pacing
– Digunakan bila jantung tdk mampu meningkatkan
denyutnya pd saat peningkatan kebutuhan curah
jantung
– Denyut meningkat menyesuaikan terhadap
peningkatan kebutuhan curah jantung
Jenis Pacemaker, Cont..
• Atrial Overdrive Pacing
– Atrium dipacu dengan frekwensi 200-500x/mnt
– Digunakan dlm usaha menghentikan atrial
takiaritmia
• Antytachycardial Pacing
– Pemberian 1/bbrp impuls untuk menghentikan
takikardi
Permanent Pacemaker