Вы находитесь на странице: 1из 36

ANALISIS RACUN

FRIETI VEGA NELA, S.ST


Proses Laboratorium
dalam Analisis Racun
• Pra Analitik
– Jumlah sampel mencukupi
– Wadah innert
– Tranportasi yang aman
– Penerimaan dan penyimpanan
– Prioritas analisis
• Analitik
– Validasi (akurasi/ presisi)
– waktu yang sesuai dengan kondisi klinis
• Post Analitik
– Meakinsme pelaporan
– Interpretasi hasil
– Rekaman hasil (penyimpanan)
– Penyimpanan residu / sisa sampel
Sumber Kesalahan
• tataran teknis,
– prosedur analisis,
– metode analisis,
– akurasi dan presisi intrumentasi
• tataran biologis
– Variasi materi biologis dari sampel toksikologi
– waktu pengambilan sampel
• tataran nosologi (pengelompokan penyakit)
– sifat formakokinetik, metabolisme toksikan
Pengambilan Sampel
• Oleh yang berwenang (dr forensik, polisi,
dokter)
• Berita Acara
• Inform concern
• Data sampel dan
• Dugaan awal
Sample
• Sampel biologis:
– Matrik yang kompleks (endogen/eksogen)
– Harus dicegah terjadinya penguraian dari analit
– Penyiapan sampel meliputi: hidrolisis, ekstraksi,
dan pemurnian
– Darah (50 - 100 ml )
– Urine (100 ml )
• Sample non biologis
Wadah :
- gelas/plastik (inert)
- mulut lebar
- dapat ditutup rapat
- bersih dari zat kimia (baru)
Pengawet : mencegah kerusakan atau deteriorasi
- Alkohol 96%
- Es batu, dry ice
- Na fluorida
- merkuri nitrat
> Bahan pemeriksaan terendam dlm pengawet
Kesalahan yg sering terjadi
• Tempat tdk bersih
• Terkontaminasi
• Rusak / busuk
• Terlalu sedikit
• Pengambilan tdk pd tempatnya
• Tdk berlabel / segel
ISI LABEL
• Identitas korban
• Jenis & jumlah bahan pemeriksaan
• Bahan pengawet yg dipakai
• Tempat & saat pengambilan bahan,
• pembungkusan, penyegelan
• Tanda tangan & nama terang penyegel, dokter
yg otopsi
• Cap stempel dinas & segel dinas.
Penyiapan Sampel Darah
• serum atau plasma uji penapisan imuno assay
• Darah lisis/ menggumpal  dilarutkan metanol,
sentrifugasi supernatan yang dipakai analisis
• Jika menggunakan KLT sampel harus dikestraksi
(satu tahap atau bertingkat/ Stass Otto Gang)
– Cair cair
– Cair padat
Uji Penipisan
• Kromatografi lapis tipis
– Murah dan mudah
– Kurang sensitif ditingkatkan dengan
spektrofotometer
• Imunoasay
– Relaibilitas dan sensitifitas tinggi
– Cepat
– mahal
Uji Pemastian
• Memastikan identitas analit
• Menentukan kadar
• Prinsip  Pemisahan dan dipastikan
identitasnya
• Umumnya menggunakan teknik kromatografi
yang dikombinasi dengan detektor
Paska Analitik
• Kosultasi dengan dokter/ toksikolog untuk
pemastian diagnosa dan tindak lanjutnya
Analisis Pestisida
Persyaratan penerimaan barang bukti (PENYIDIKAN)
• Syarat administrasin medis
– Surat permintaan penyidikan
– Laporan polisi
– Visum
– Pemeriksaan saksi
– Pembungkusan
– Rekam medik
– Keterang
• Syarat teknik
– Organ tubuh
• Minimal 100 g, diambil oleh dr forensik, didinginkan
– Cairan tubuh
• Minimal 5 mL
• Pengambilan Spesimen (DIAGNOSA DAN TERAPI)
• Komunikasi antara tenaga medis dengan analis
• Spesimen yang adekuat dari tenaga medis
• Darah beku (serum): 10-20 mL
• Urin : 100-200nmL
• Bilasan lambung 500 mL pertama
• Muntahan/ isi lambung semua
• Label harus lengkap
• Tranportasi segera (dry ice)
LABEL
– Nama pasien
– Nama dokter yang menangani
– Hari jam pengambilan
– Perminataan analitik yang spesifik
– Kepentingan dan tujuan analisis
– Riwayat dan informasi
Transportasi
• Cepat (dibekukan jika ada penundaan)
• Dikemas dalam dry ice
• Wadah tidak mudah pecah
Waktu Penyimpanan
No Spesimen Gol Pestisida Penyimpanan Batas Waktu
1 Darah/ Urin/ Organoklorin Lemari es 14 hari
Muntahan Organofosfat Lemari es 7 hari
Karbamat Lemari es Segera
Peritroid Lemari es segera
2 Sisa makanan Organoklorin Freezer 14 hari
Organofosfat Freezer 7 hari
Karbamat Freezer Segera
Peritroid Freezer segera
3 Jaringan Tubuh Organoklorin Freezer 2 bulan
Organofosfat Freezer 7 hari
Karbamat Freezer Segera
Peritroid Freezer Segera
4
Pencegahan Kontaminasi
Pencegahan Kehilangan Kadar
• Pencucian peralatan gelas
• Pengeringan
ANALISIS NAPZA
• persyaratan administrasi (penyidikan)
– permintaan pemeriksaan penyidik POLRI atau dari dokter forensik
– fotokopi laporan polisi dari satuan kepolisian yang menangani kasus
– visum et repertum untuk korban meninggal
– berita acara pemeriksaan saksi
– fotokopi berita acara penyitaan barang bukti
– berita acara penyisihan dan pengambilan barang bukti
– berita acara pembungkusan dan penyegelan barang bukti dari
penyidik
– rekam medik dari rumah sakit/ dokter yang menangani (tindakan
medis, seperti pemberian obat harus dicantumkan dengan jelas
untuk menghindari kesalahan interpretasi hasil analisis).
– sebaiknya dilengkapi dengan keterangan medis/Visum et repertum
dari dokter yang menangani, khususnya yang berkaitan dengan
gejala-gejala keracunan untuk mengarahkan pemeriksa.
PERSYARATAN TEKNIS
• Pengambilan Barang bukti bukan cairan tubuh :
– Bila berupa tanaman lengkap/bagian dari tanaman
(daun, bunga, biji) maka BB harus dikeringkan.
– Bila berupa sediaan Farmasi (tablet, kapsul, ampul),
maka BB dikelompokkan sesuai dengan bentuk
sediaan dan sesuai dengan nama obat
– Bila berupa wadah sediaan farmasi (botol, vial),
usahakan yang masih ada sisa obat tidak terbuang
– Bila berupa peralatan medis atau bahan-bahan sisa
penggunaan (spuit, sisa puntung rokok, abu rokok ),
BB dikumpulkan secara terpisah.
PERSYARATAN TEKNIS
• Pengambilan Barang bukti cairan tubuh :
– Pengambilan urin paling tidak 50 cc dan langsung
disimpan dalam kulkas (- 4ºC).
– Urin ditempatkan dalam pot urin dari bahan yang
tidak mudah pecah, jangan memakai kantong plastik.
– Pengambilan darah sebaiknya minta bantuan tenaga
medis
– Sampel darah dalam pot diberi anti koagulan/ Na
sitrat
– Sebelum urin dikirim ke laboratorium sebaiknya
dilakukan test pendahuluan.
Pengiriman barang bukti
• Darah : paling lambat 1 hari setelah pengambilan
darah sudah diterima di Puslabfor atau disimpan
dalam suhu dingin (0ºC) selama pengiriman
• Urin : paling lambat 1 hari setelah pengambilan
darah sudah diterima di Puslabfor atau disimpan
dalam suhu dingin (-4ºC)/dalam termos dingin
yang diberi es, selama pengiriman
• Penyimpanan darah/serum/urin di Kepolisian
Wilayah jangan lebih dari 7 (tujuh) hari
WAKTU
DUGAAN PENGGUNAAN URIN DARAH / SERUM

WAKTU JUMLAH WAKTU JUMLAH SAMPLE


PENGAMBILAN SAMPEL ( ML ) PENGAMBILAN ( ML )
( HARI ) ( JAM )
GOLONGAN OPIAT : UNTUK SEMUA
MORFIN, HEROIN, CODEIN 1 - 4 50 2 - 48 JENIS
DAN TEBAIN PENGGUNAAN
10 ( DARAH )
GANJA 2 - 7 50 6 – 72 5 ( SERUM )

GOLONGAN AMFETAMIN
METAMFETAMIN, MDMA, 1 - 4 50 2 – 48
MDEA, DOB DLL

COCAIN DAN DERIVATNYA


EKGONIN DAN 1 - 3 50 2 – 48
DERIVATNYA

GOLONGAN
BENZODIAZEPIN: 2 - 7 50 6 – 72
NITRAZEPAM, DIAZEPAM
DLL
Penanganan Barang Bukti Di
Laboratorium (Pra Analisis)
• Pengecekan persyaratan penerimaan barang bukti
(persyaratan teknis dan administrasi)
• Registrasi barang bukti
• Dokumentasi barang bukti (foto), sebelum dan sesudah
barang bukti dibuka pembungkusnya
• Pengawetan barang bukti di dalam lemari pendingin (suhu -
20C), apabila belum sempat dianalisis segera.
• Penyisihan barang bukti sebelum dilakukan analisis
• Analisis barang bukti
• Interpretasi hasil analisis
• Membuat berita acara pemeriksaan laboratorium
kriminalistik.
Pedoman Pengambilan Spesimen
untuk Diagnosis dan Terapi
• Ada komunikasi yang baik antara tenaga medis/dokter
dengan analis laboratorium. Tenaga medis memberi
informasi yang adekuat mengenai riwayat keracunan
pasien, zat toksik yang dicurigai, permintaan pemeriksaan
laboratorium yang komplit untuk keperluan administrasi.
• Tenaga medis memberi spesimen yang adekuat untuk
dianalisis dan mengambil spesimen dengan cara yang
benar.
• Pengiriman spesimen harus dilakukan secepat mungkin dan
dokter harus memastikan bahwa spesimen telah diambil
secara benar dan dikirim secepatnya ke laboratorium jika
menginginkan hasil yang informatif dan akurat.
Spesimen Diagnosa dan Terapi
1. Darah beku (diambil serumnya) : 10 - 20 cc
2. Urin : 100 - 200 cc
3. Bilasan lambung : 500 cc pertama
4. Muntahan/isi lambung : semua
• Jika waktu sejak asupan zat toksik sampai pasien
diperiksa dokter/tenaga medis kurang dari 4 jam,
spesimen yang dianjurkan untuk diperiksa adalah isi
perut, muntahan, dan cairan lambung.
• Sampel harus diletakkan pada tempat yang bersih,
tertutup rapat dan diberi label yang sesuai.
Label/formulir permintaan
• Nama pasien
• Nama dokter yang menangani pasien dan no teleponnya
• Hari dan jam pengambilan sampel
• Permintaan analisis yang spesifik
• Kepentingan dan tujuan analisis
• Riwayat dan informasi tentang kondisi pasien harus
disertakan sebagai lampiran kecuali bila dokter telah
berkomunikasi dengan pemeriksa di laboratorium. Jika
diminta dilakukan ”cito” analisis, label, formulir
permintaan, lembar informasi harus menunjukkan kepada
siapa laporan ditujukan dan bagaimana menghubunginya
secara cepat bila laporan hasil pemeriksaan telah selesai
dikerjakan.
Petunjuk Pengambilan Spesimen
• pada kasus projustisia,
– supervisi sat pengambilan sampel, transportasi dan
penyimpanan sesuai prosedurnya.
– Tenaga supervisi harus memperhatikan bahwa tidak ada upaya
memasukkan zat yang dapat mengkontaminasi pemeriksaan
seperti : deterjen, garam dapur, pemutih (klorin), yang dapat
menghancurkan zat Narkoba/ memberikan hasil negatif palsu
atau sebaliknya memasukkan zat Narkoba ke dalam wadah
sampel, atau melubangi wadah sampel, memasukkan air
untuk mengencerkan urin, menggunakan urin teman yang
tidak mengkonsumsi narkoba.
• Pada saat transportasi /pengiriman sampel ke tempat
pemeriksaan harus ada rantai custody , tatacara
penerimaan, penyegelan/identitas sampel yang jelas.
SAMPLING
• Tenaga pengambil sampel harus memahami, bertanggungjawab
dalam melakukan pengambilan sampel, pemberian label/identitas
sampel, pengemasan dan transportasi sampel dan meyakinkan
bahwa prosedur pengambilan dan penyimpanan telah disertai
surat-surat/dokumentasi dan teknik pengamanan (penyegelan dll)
yang diperlukan.
• Tenaga pengambil sampel haruslah telah mendapat pelatihan
mengenai hal-hal di atas dan makna hasil pemeriksaan
• Pengambilan sampel harus di supervisi dan disaksikan oleh petugas
yang berwenang serta terlatih.
• Kebutuhan fasilitas kamar mandi/WC untuk tujuan pengambilan
urin harus sudah disediakan sebelum pengambilan urin.
• Ruangan untuk pengambilan sampel harus diperiksa apakah
terdapat zat/barang yang dapat mengurangi validitas hasil
pemeriksaan (sabun/zat pemutih disingkirkan).
LABEL
• Label sampel harus dipasang di wadah bukan di tutup wadah sampel.
Ini akan mencegah perubahan/penukaran label secara sengaja atau
tidak.
• Label harus terdiri dari informasi sebagai berikut :
* Nama pasien :
* Umur :
* Jenis kelamin :
* Alamat :
* No. KTP/SIM/Pengenal lain :
* Tanggal pengambilan sampel :
* Lokasi pengambilan sampel :
* Nama petugas yang supervisi:
* Jenis spesimen :
* Jumlah spesimen :
* Jenis obat yang dicurigai :
* Nomor sampel :
Transportasi dan penyimpanan

• Sampel harus dihindarkan dari cahaya dan


panas langsung pada saat transportasi dan
penyimpanan sehingga harus dijaga tetap
dingin, lebih baik dalam kotak terinsulasi yang
berisi es/ice pack.
• Petugas pengirim juga harus memastikan
sampel tidak diintervensi pada saat
pengiriman.
Di Laboratorium

• Pemeriksaan secara seksama


• Berta Acara Penerimaan
• Laboratorium harus melaksanakan
pencatatan yang lengkap dan pengamanan
ketat untuk meyakinkan integritas sampel dan
kerahasiaan hasil pemeriksaan.
• Jika analisis ditunda 1-2 hari, spesimen urin
harus tetap disimpan beku, bila mungkin di
dalam kulkas terkunci..
Permintaan pemeriksaan
• Diagnosa dan Terapi
harus diajukan oleh dokter di rumah sakit atau
praktek swasta.
menyebutkan sespesifik mungkin bahan yang
dicurigai; (anamnesa/riwayat keracunan, gejala
keracunan dan bahan toksis yang berada di sekitar
korban).
• Penyidikan
diajukan oleh penyidik dari instansi yang
berwenang: Polri, POM, TNI, Kejaksaan,
Pengadilan, Instansi pemerintah lain sesuai lingkup
kewenangannya
Permintaan pemeriksaan
• Pemeriksaan
– suatu instansi/institusi atau perorangan
– untuk mengetahui apakah spesimen tersebut
mengandung bahan toksis/pestisida tertentu.
– Keperluan pribadi tidak mempunyai kekuatan
hukum dan dipergunakan untuk kepentingan yang
bersifat formal.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Вам также может понравиться