Вы находитесь на странице: 1из 16

Pembimbing : dr. BAMBANG SUPRIADI, Sp.

oleh
OKTAVIA PUTRI WULANDARI EFFENDY
FAB 117 040

ATEROSKLEROSIS
SMF NEUROLOGI RSUD dr. Doris Sylvanus
2018
DEFINISI

 Aterosklerosis  Vaskuler arteriosclerotic, Berasal dari bahasa Yunani : Athero (yang


berarti bubur atau pasta) & Sklerosis (indurasi dan pengerasan).
 Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil yang
ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit,
kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk
di dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat
aliran darah.
EPIDEMIOLOGI
 Prevalensi aterosklerosis pada arteri meningkat sesuai dengan pertambahan usia, maka tidak mengherankan
jika stroke pada dewasa muda yang disebabkan oleh arterosklerosis lebih banyak terjadi pada usia > 30
tahun.
 Arterosklerosis diperkirakan menjadi penyebab stroke 7%-27% pada pasien berusia kurang dari 50 tahun.
 Di Amerika Serikat, aterosklerosis merupakan penyebab kematian yang utama meskipun prevalensi
arterosklerosis sudah mengalami penurunan 33% kerana perubahan pola makan, tingkat kesadaran dan
kemajuan teknologi kedokteran dan pengobatan.
 Peningkatan kejadian arterosklerosis di Asia Tenggara didominasi oleh hiperlipidemia sebagai faktor risiko
utama aterosklerosis.
 Di Indonesia dalam satu tahun tedapat 500.000 kasus baru dan 125.000 meniggal dunia akibat
arterosklerosis. Prevalensi hiperlipidemia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008
tercatat sebesar 35,1%. Kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 35,9%. Semakin tinggi prevalensi
hiperlipidemia, maka akan semakin meningkat insiden arterosklerosis yang berdampak terhadap kematian.
FAKTOR RESIKO ATEROSKLEROSIS
Tidak Dapat Dimodifikasi Dapat Dimodifikasi
 Mayor
 Usia (>40 th)
 Hiperlipidemia (LDL,VDL)
 Jenis kelamin (laki>)  Hipertensi
 Merokok
 Riwayat keluarga  Gangguan toleransi glukosa
 Ras (amerika-afrika)  Diet tinggi lemak jenuh,kolesterol,
 Kalori

 Minor
 Kurang aktivitas
 Stres psikologik
 Alkohol
American Heart Association Classified ATH Into Six Types Or
Stages
 Type I – Fatty dots - Foam
cells
 Type II – Fatty streak
 Type III – Intermediate stage
(Extracellular lipid pool)
 Type IV – Atheroma – Core of
lipid
 Type V – Fibroatheroma –
Fibrotic layer
 Type VI – Complicated lesion.
Tahapan Pembentukan Plak Aterosklerosis
Tahap 1 : Disfungsi Endotel
 Perubahan paling awal yang berlangsung di
endotelium
 Meliputi peningkatan permeabilitas endotel
terhadap lipopreotein dan unsur plasma yang
diperantarai NO, prostasiklin, PDGF, angiotensin II,
dan endotelin. Meningkatnya molekeul adhesi
leukosit seperti L-selectin, integrin, dan sel platelet
endotelial, disertai migrasi leukosit ke dalam
dinding arteri yang diperantarai oleh oxidized low
density lipoprotein (ox LDL-C), monocyle
chemotactic protein I (MCPI), interleukin-8 (IL-8),
platelet derived factor (PDGF) dan macrofage
colony stimulating factor (MCSF).
…Tahapan Pembentukan Plak Aterosklerosis
Tahap 2; Pembentukan fatty streak
 Fatty streak diawali dengan adanya monosit yang
berisi penuh lipid dan makrofag (foam cells)
bersama dengan sel limposit T, selanjutnya mereka
bergabung dengan sejumlah sel otot polos. Proses
ini meliputi migrasi sel otot polos yang dirangsang
oleh platelet derived growth factor (PDGF),
fibroblast growth factor 2 (FGF2) dan
transforming growth factor β (TGF β) aktivasi dari
sel limfosit T diperantarai oleh tumor necrosis
factor α (TNF α), interleukin 2 (IL2) dan
granulocyte macrofag stimulating factor.
…Tahapan Pembentukan Plak Aterosklerosis

Tahap 3 : Pembentukan Aterosklerosis Lanjut


 Fatty streak yang berkembang menjadi lesi lebih
lanjut, cenderung akan membentuk fibrous cap
yang membatasi lesi dengan lumen arteri. Fibrous
cap menutupi campuran leukosit, lipid dan debris,
yang membentuk necrotic core.
…Tahapan Pembentukan Plak Aterosklerosis

Tahap 4; Fibrous plagues yang tidak stabil


 Fibrous plak terbentuk karena hilangnya kolagen
pendukung cap dari plak sehingga rentan terhadap
shear stress. Infiltrasi sel busa pada cap fibrous →
jaringan rentan atau secara aktif terjadi perusakan
matrik protein jaringan ikat oleh mekanisme lisis.
 Robekan/ulserasi pada fibrous cap → trombosis.
Penipisan fibrous cap akibat dari berlangsungnya
influks & aktivasi makrofag yang melepas enzim
metalloproteinase dan enzim proteolitik lainnya.
Enzim tersebut → degenerasi matrik yang dapat
mengakibatkan perdarahan dari vasa vasorum / dari lumen
arteri → pembentukan trombus & penyumbatan arteri,
yang selanjutnya akan terakumulasi dan menyebabkan
oklusi arteri.
Cerebral
Ischemic stroke
Transient ischemic attack
Cardiac
Myocardial infarction
Angina pectoris (stable,
unstable)

Peripheral Arterial Disease


Critical limb ischemia,
claudication
GEJALA
 Gejala awal bisa berupa nyeri /kram yang terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi
kebutuhan oksigen.
 Timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga
berlangsung secara perlahan. Jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya ada bekuan
menyumbat) maka gejalanya akan timbul secara mendadak.
 Gejala aterosklerosis tergantung di mana arteri yang terganggu
 Aterosklerosis di arteri jantung: memiliki gejala yang mirip dengan orang-orang dari
serangan jantung, seperti nyeri dada (angina).
 Aterosklerosis pada arteri yang menuju ke otak: memiliki gejala seperti rasa
kelemahan tiba-tiba pada lengan atau kaki, kesulitan berbicara atau bicara pelo, atau
lumpuh pada otot wajah.
 Aterosklerosis pada arteri di lengan dan kaki: menghasilkan aliran darah menurun
disebut penyakit oklusi arteri perifer (PAD), gejala seperti nyeri kaki saat berjalan.
 Kadang-kadang dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria.
GEJALA

 Denyut yang lemah di bawah area arteri yang menyempit


 Penurunan TD pada ekstremitas
 Suara bruit dapat terdengar dengan stetoskop
 Luka sulit sembuh pada daerah yang aliran darahnya terbatas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tes darah  mendeteksi kadar peningkatan kolesterol dan gula darah yang meningkatkan risiko
aterosklerosis .
 Doppler ultrasound  untuk mengukur tekanan darah di berbagai titik sepanjang lengan atau kaki .
Pengukuran ini dapat membantu mengukur tingkat penyumbatan, serta kecepatan aliran darah dalam
arteri
 Ankle - brachial index  Mendeteksi jika ada aterosklerosis pada arteri di tangan dan kaki. Dengan
membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki dengan tekanan darah pada lengan. Perbedaan
abnormal dapat mengindikasikan penyakit pembuluh darah perifer, yang biasanya disebabkan oleh
aterosklerosis.
 Angiogram  Untuk aliran darah pandangan yang lebih baik melalui jantung, otak, lengan atau kaki,
disuntikkan cairan khusus ke dalam arteri sebelum X-ray. Pewarna menguraikan tempat sempit dan
penyumbatan pada gambar X - ray.
 Tes pencitraan  Computerized tomography (CT) scan atau magnetic resonance angiogram (MRA) untuk
mempelajari arteri. Tes ini sering dapat menunjukkan pengerasan dan penyempitan arteri besar, serta
aneurisma dan deposit kalsium di dinding arteri.
KOMPLIKASI
 Penyakit arteri koroner
 Sumbatan terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke jantung sehingga dapat mengembangkan penyakit arteri koroner,
yang dapat menyebabkan nyeri dada ( angina ) atau serangan jantung
 Karotis penyakit arteri
 Sumbatan terjadi pada arteri yang mengalirkan darah ke otak sehingga dapat mengembangkan penyakit arteri karotis
pada otak, yang dapat menyebabkan TIA atau stroke
 Penyakit arteri perifer
 Aterosklerosis mempersempit arteri di lengan atau kaki, sehingga terjadi ganggua sirkulasi di lengan dan kaki disebut
penyakit arteri perifer.
 Kurang sensitif terhadap panas dan dingin, meningkatkan risiko luka bakar atau radang dan dapat menyebabkan kematian
jaringan (gangren)
 Aneurisma
 Aterosklerosis juga dapat menyebabkan aneurisma
 Aneurisma adalah tonjolan pada dinding arteri.
 Nyeri dan berdenyut di daerah aneurisma merupakan gejala umum.
 Jika aneurisma ruptur dapat terjadi perdarahan internal yang dapat mengancam jiwa.
PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa Medikamentosa


 Menurunkan kadar kolesterol darah  Statin (untuk mengobati kolesterol berlebih)
 Menurunkan tekanan darah  Antiplatelet (ex: aspirin)
 Berhenti merokok  Antikoagulan (ex: heparin / warfarin)
 Menjaga berat badan  Obat antihipertensi (ex: Beta blocker, ACE inhibitor,
CCB)
 Berolah raga secara teratur.
 Tidak mengkonsumsi alkohol Tindakan Medis
 Mencegah stress
 Angioplasti balon  meratakan plak dan
 Makan makanan yang rendah kolesterol: sayur,
meningkatkan aliran darah yang melalui endapan
tempe, tahu, ikan, dll
lemak
 Mengelola penyakit-penyakit seperti hipertensi  Enarterektomi  suatu pembedahan untuk
atau DM dengan baik dan benar mengangkat endapan.

Вам также может понравиться