100%(2)100% нашли этот документ полезным (2 голоса)
3K просмотров28 страниц
Sistem kesehatan merupakan sistem yang kompleks dengan berbagai komponen yang saling berinteraksi. Berfikir sistemik dapat membantu memahami hubungan antarkomponen dan mengatasi masalah secara holistik, bukan hanya fokus pada bagian tertentu. Pendekatan ini penting untuk meningkatkan kinerja sistem kesehatan dan mencapai tujuan kesehatan masyarakat.
Sistem kesehatan merupakan sistem yang kompleks dengan berbagai komponen yang saling berinteraksi. Berfikir sistemik dapat membantu memahami hubungan antarkomponen dan mengatasi masalah secara holistik, bukan hanya fokus pada bagian tertentu. Pendekatan ini penting untuk meningkatkan kinerja sistem kesehatan dan mencapai tujuan kesehatan masyarakat.
Sistem kesehatan merupakan sistem yang kompleks dengan berbagai komponen yang saling berinteraksi. Berfikir sistemik dapat membantu memahami hubungan antarkomponen dan mengatasi masalah secara holistik, bukan hanya fokus pada bagian tertentu. Pendekatan ini penting untuk meningkatkan kinerja sistem kesehatan dan mencapai tujuan kesehatan masyarakat.
1411212052 Definisi Sistem Sistem berasal dari bahasa latin systēma dan bahasa Yunani sustēma yaitu suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materiatau energi. Secara sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Sistem juga merupakan kesatuan bagian- bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Definisi Berfikir Sistem Berpikir sistemik (systemic thinking) didefinisikan sebagai hal yang lebih kearah proses memahami dan berpikir bagaimana agar kita memandang suatu sistem dalam perspektif yang lebih luas, melihat keseluruhan pola berbagai macam komponen di dalam sistem tadi saling mempengaruhi satu sama lain dalam suatu kesatuan. Contohnya di dalam suatu organisasi, bagaimana kita memahami suatu sistem yang terdiri dari orang – orang, struktur dan proses dapat saling bekerja sama agar membuat organisasi tersebut dapat bekerja dengan baik atau tidak baik. Dengan berpikir sistemik, kita akan diarahkan untuk melihat suatu permasalahan sebagai bagian dari suatu sistem secara luas, bukan sebagai suatu bagian spesifik yang terpisah. Dengan demikian, akan lebih mudah dalam mengidentifikasi isu – isu yang ada di suatu sistem / organisasi kemudian berusaha berpikir lebih luas dan jangka panjang tentang bagaimana mengatasi permasalahan tersebut. Komponen Sistem Objek: berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut. Atribut: menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya. Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya. Lingkungan, tempat di mana sistem berada. Karakteristik Sistem Sistem bersifat hierarchical – tersusun dari subsistem-subsistem yang merupakan sistem tersendiri Pada hirarki yang lebih tinggi muncul sifat baru (emergent properties) yang berbeda dengan sifatsifat pada tingkat yang lebih rendah Sifat baru muncuk akibat interaksi subsistemsubsistem (interaction of the sub-systems) yang bersatu untuk mencapai tujuan tertentu Sangat penting untuk melakukan pendekatan holistik dalam berpikir sistemik Konsep Sistem a. Tujuan Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), baik hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi motivasi yang akan mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda. b. Masukan Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi. Input berupa komponen – komponen yang membentuk suau kesatuan yang akan diproses ini, diklasifikasikan berdasar kegunaannya dalam sistem tersebut, yaitu : · Komponen esensial Merupakan komponen yang penting dan harus ada dalam menjalankan fungsi dan mencapai tujuan dari sistem tersebut. · Komponen aksesoris Merupakan komponen yang boleh ada, namun tidak vital dalam fungsi suatu sistem menjalankan tugasnya. Suatu komponen sistem, dapat digolongkan menjadi esensial dan aksesoris tergantung tujuan dari sistem itu sendiri. Sebuah komponen dapat saja menjadi esensial bagi suatu sistem, namun di sistem lain bisa saja menjadi tidak esensial. Seperti halnya antara sistem sepeda motor dan sistem pembelajaran, di lihat dari tujuannya kedua sistem tersebut memiliki tujuan yang berbeda, maka komponen misalnya “sumber bahan ajar” yang merupakan komponen esensial di sistem pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang, menjadi tidak esensial pada sistem sepeda motor yang tujuannya sebagai alat transportasi. Tidak hanya di antara sistem yang berbeda, dalam sistem yang sama pun, bila tujuannya berbeda, maka komponen yang tadinya esensial dapat juga menjadi aksesoris, misalnya pada sistem telepon genggam, bila tujuannya sebagai alat komunikasi dan penghubung antar pengguna, maka komponen pemutar musik menjadi tidak esensial bila dibandingakan dengan sistem telepon genggam yang pembuatan dan pemasarannya ditujukan sebagai alat penghibur dengan spesifikasi edisi musik. Begitulah contoh sederhananya. c. Proses Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien. d. Keluaran Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem Kesehatan, keluaran bisa berupa kesembuhan pasien atau malah perburukan kondisi pasien. e. Batas Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, rumah sakit memiliki aturan – aturan yang mengatur jalannya fungsi sistem di rumah sakit tersebut. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan memilih program – program prefentif dan mengeliminasi program yang kurang di butuhkan saat itu, rumah sakit dapat menghindar dari adanya keterbatasan biaya. f. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. g. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap fungsi suatu sistem, dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan fungsional sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem. Organisasi merupakan complex adaptive systems Interaksi dan umpan balik yang complex dalam organisasi menimbulkan perilaku yang tidak segaris lurus (non linear) Sistem bersifat adaptive artinya mempertahankan struktur esensial saja, selebihnya menyesuaikan dengan lingkungan Dinamakan system karena keseluruhan lebih dari jumlah bagian-bagiannya (emergent properties) Perilaku yang tidak segaris lurus dan respons adaptive menimbulkan kesulitan untuk memprediksi sistem CARA BERFIKIR SISTEM Bukan menguraikan masalah kompleks menjadi lebih sederhana Tetapi melihat dari jarak yang lebih jauh sehingga keterkaitan yang kompleks di antara subsistem tetap terlihat Menggunakan diagram Peran Berfikir Sistemik dalam Bidang Kesehatan Adanya tanggung jawab besar dalam memajukan kesehatan masyarakat, membuat pemerintah menjadi konsen pada sistem kesehatan. Berbagi upaya telah dilakukan namun dari tahun ke tahun tingkat kesehatan masyarakat masih belum dapat ditingkatkan secara bermakna, sehingga terjadi ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem kesehatan yang ada. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi ini ialah mencoba merubah cara pandang, perumusan dan analisa masalah di dalam sistem kesehatan tersebut. Sebab, permaslahan yang ada saat ini telah membuat sistem kesehatan yang ada seharusnya memandang lebih holistik yang tidak hanya berfokus pada analisa satu bagian sistem, tapi lebih ke arah bagaimana menyatukan seluruh komponen subsistem tersebut dan saling menghubungkannya satu sama lain. Hal ini sangatlah penting, sebab dengan hanya menganalisa dan melakukan perbaikan pada satu sector saja, dapat mengakibatkan gangguan terhadap keseimbangan keseluruhan sistem yang sudah dibangun sejak awal san menyebabkan bagian sistem yang lain menjadi menolak bahkan melakukan tindakan yang melawan terhadap aksi perbaikan tersebut. Oleh karena itulah saat ini pendekatan masalah yang paling memungkinkan terhadap situasi tersebut ialah melalui Systems Thinking, dimana kita memandang satu masalah sebagai suatu bagian dari keseluruhan sistem, yang keseluruhan komponen sistem tersebut juga harus ditinjau lagi, guna perbaikan ke depannya. Penerapan Systemic thinking pada sistem kesehatan nasional ditujukan untuk membantu tercapainya tujuan dari sistem kesehatan nasional itu sendiri. Karena sistem kesehatan adalah suatu sistem yang kompleks dan luas sehingga harus disusun secara sistematik agar dapat tercipta suatu cara pandang yang dapat mencakup semua aspek yang berhubungan dengan terciptanya kesehatan di Indonesia. Dengan menerapkan kerangka konsep dari pemikiran yang sistemik, akan membantu pelaksanaan sistem dan meminimalisir kemungkinan kegagalan sistem. Pemikiran secara sistemik akan memberikan wawasan yang luas sehingga dalam perencanaan dan pelaksanaannya dapat lebih mencakup seluruh aspek sehingga tidak ada yang terlewatkan dan lebih sistematis dan terkonsep dengan baik. Dengan penerapan pemikiran sistemik yang baik dalam sistem kesehatan nasional akan memudahkan komponen - komponen dalam sistem kesehatan baik yang esensial maupun yang non-esensial dalam menyatukan visi dan misi. MANFAAT BERPIKIR SISTEM Memberi pemahaman atas keterkaitan elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja organisasi Menjadi bahasa bersama untuk dialog tentang struktur dan proses sistem Memetakan dan simulasi apa yang dipahami bersama HUKUM BERPIKIR SISTEM Masalah sekarang bersumber dari penyelesaian masalah yang lalu: orde lama, orde baru, orde reformasi Semakin keras mendorong sistem, semakin keras sistem mendorong balik Perilaku membaik sebelum akhirnya memburuk. Solusi simtomatik pada akhirnya gagal. Jalan keluar yang paling mudah pada umumnya menuju ke tempat semula. Solusi yang umum dilakukan sering gagal mengatasi masalah fundamental. Solusi sering berdampak lebih buruk dari masalahnya masalahnya. Solusi yang tidak sistemik menimbulkan kebutuhan solusi-solusi lain. Sebab-akibat tidak selalu terkait langsung dalam waktu dan tempat Perubahan kecil menghasilkan dampak besar – tetapi pemecahan dengan daya ungkit terbesar sering tersembunyi Anda dapat mengambil kue dan memakannya, tetapi tidak sekaligus. Daya ungkit membutuhkan tahap demi tahap. Membelah seekor gajah tidak menghasilkan dua gajah. Bukan komponen yang terurai, tetapi interaksi di antaranya (mungkin tidak terlihat) yang lebih penting. Tidak ada orang luar yang harus disalahkan. Saya dan penyebab sistem masalah saya berada dalam satu sistem. Kuncinya ada pada INTERAKSI. Referensi www.kmpk.ugm.ac.id http://healthforindonesia.blogspot.co.id/20 10/11/berpikir-sistem-solusi- penyelesaian.html Pertanyaan Apakah berfikir sistem mempunyai kelemahan? Skill apa saja yang harus dimiliki jika ingin berfikir sistem?