Вы находитесь на странице: 1из 14

A N A L I S I S Z AT

G I Z I V I T. B
D A N V I T. C

OLEH:
S H A N I A T R I J U I TA ( 1 6 1 1 2 2 1 0 1 2 )
PRINSIP VITAMIN
• Vitamin B
Vitamin B adalah salah satu vitamin larut air. Sehingga sifat umum vitamin
B yaitu :
1. Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
2. Tidak memiliki provitamin
3. Terdapat di semua jaringan
4. Sebagai prekusor enzim-enzim
5. Diserap dengan proses difusi biasa
6. Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
7. Diekskresi melalui urin
8. Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan
LANJ…
Vitamin B terdiri dari 8 jenis vitamin yang memainkan peran penting dalam metabolism
sel.

8 jenis Vitamin B
1. Vitamin B1 (Tiamin)
2. Vitamin B2 (Ribovlafin)
3. Vitamin B3 (Niasin, termasuk asam nikotinat dan nikotinamida)
4. Vitamin B5 (Asam Pantotena)
5. Vitamin B6 ( Piridoksin)
6. Vitamin B7 (Biotin),
7. Vitamin B9 (Asam Folat)
8. Vitamin B12 (Kobalamin)
LANJ…
• Vitamin C

Vitamin adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam
askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal
berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain :
 Sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam
 Tidak stabil pada pH netral, pH>7.
Stabil pada pH < 7
METODE ANALISA DAN PROSEDUR
• Vitamin B
 Ujia Kualitatif dan Kuantitatif Vit. B1

1. Uji kualitatif
Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan sedikit serbuk (sampel) ke dalam
tabung reaksi. Kemudian tambahkan 3 tetes NaOH 30%, 3 tetes K3Fe(CN)6 0,6%
dan 1 mL isobutanol. Kemudian dikocok hingga bercampur rata. Kemudian
perhatikan larutan campuran tersebut di bawah lampu ultraviolet. Apabila hasil
campuran tersebut menjadi berwarna biru maka uji positif pada sampel.
LANJ…
2. Uji Kuantitatif
• Metode Kalorimetri
Dasar metode ini adalah reaksi antara tiamin dengan 6-aminotimol yang telah didiazotasi. Hasil peruraian tiamin tidak
menghasilkan warna dengan pereaksi ini.
Prosedur Kerja :
Pereaksi 6-aminotimol dibuat dengan melarutkan 50 mg 6-aminotimol dalam 50 mL asam klorida 0,35% dan
mengencerkannya dengan air secukupnya hingga 200 mL. Prosedur penetapan kadar tiamin murni dengan pereaksi
6-aminotimol:
a. Sejumlah 5,0 pereaksi 6-aminotimol didinginkan dengan es, ditambah 2,0 mL natrium nitrit 0,1%
b. lalu dicampur dan didiamkan selama 1 menit.
c. Larutan selanjutnya ditambah 5,0 mL natrium hidroksida 20% dan diencerkan dengan air secukupnya sampai
20,9 mL.
d. Sejumlah 1,0 pereaksi ini ditambah 1,0 larutan sampel.
e. Setelah 5 menit larutan diencerkan dengan air untuk mendapatkan absorbansi yang sesuai. Digunakan larutan
blanko.
f. Jika larutan sampel telah berwarna atau keruh, dilakukan penetapan seperti diatas kemudian warna yang
terjadi disari dengan campuran pelarut yang terdiri atas 90 mL toluen yang telah didestilasi ulang (redestilasi)
dan 10 mL n-butanol.
g. Lapisan pelarut organik dipisahkan dan ditambah ± 1 gram natrium sulfat anhidrat untuk mengeringkan pelarut
lalu diukur absorbansinya
LANJ…
• Metode Alkalimetri
Adanya hidroklorida pada tiamin hidroklorida dapat dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N
menggunakan indikator brom timol biru.
Prosedur :
a. Lebih kurang 500 mg tiamin hidroklorida yang ditimbang seksama, dilarutkan dalam 75 mL air
bebas CO2
b. lalu dititrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator brom timol biru

Tiap mL NaOH 0,1 N setara dengan 33,70 gram tiamin hidroklorida. Tiap mL NaOH 0,1 N setara
dengan 33,70 gram tiamin hidroklorida. Berat ekivalen (BE) tiamin hidroklorida pada penetapan
secara alkalimetri adalah sama dengan berat molekulnya (BM). Hali ini disebabkan karena tiap 1
mol tiamin hidroklorida bereaksi dengan 1 mol NaOH.
LANJ…
 Uji Kualitatif dan Kuantitatif Vit B2

1. Uji Kuantitatif B2
Riboflavin sangat mudah rusak oleh cahaya dan sinar ultraviolet, akan tetapi tahan terhadap panas,
oksidator, dan asam. Kelarutan Riboflavin dalam air bervariasi dari 1 bagian riboflavin dalam 3000
bagian air sampai 1 bagian riboflavin dalam 15.000 bagian air.
Variasi ini disebabkan oleh variasi bentuk kristalnya. Berdasarkan pada sifat-sifat di atas pada
waktu penetapan kadar, riboflavin harus terhindar cahaya. Penyinaran dengan sinar ultraviolet atau
cahaya tampak terhadap larutan riboflavin dalam basa menghasilkan lumiflavin sedangkan larutan
riboflavin dalam suasana netral atau asam menghasilkan lumikrom yang berfluorsensi biru.
LANJ…
2. Uji kualitativ vit B2

• Metode spektrofluorometri

Cara penetapan langsung dapat digunakan terhadap campuran yang bebas dari senyawa
berwarna yang mengganggu atau senyawa pengganggu lain yang mengandung riboflavin lebih
besar dari 0,1 %. Cara penetapan langsung dapat digunakan terhadap campuran yang tidak
mengandung senyawa berfluorosensi atau senyawa berwarna yang larut dalam air atau dalam
asam encer. Pengukuran harus dilakukan secepat mungkin karena riboflavin terurai oleh sinar
ultraviolet.
LANJ…
• Metode spektrometri
Larutan riboflavin dalam pH 4,0 menunjukkan absorbs maksimum (λ maks) pada 444 nm.
Cara ini digunakan untuk menetapkan kemurnian riboflavin atau untuk penetapan riboflavin
dilakukan dengan cara terlindung dari cahaya.
Prosedur :
1. Sekitar 100 mg riboflavin yang ditimbang seksama dilarutkan dengan pemanasan dalam
campuran 2 mL asam asetat glacial dan 150 mL air.
2. Larutan selanjutnya diencerkan dengan air, didinginkan, ditambah air secukupnya hingga 1000
mL. pada 10,0 mL larutan ditambah 3,5 mL natrium asetat 0,1 M kemudian ditambah air
secukupnya hingga 100 mL.
3. Kadarnya dihitung dengan menggunakan riboflavin baku sebagai pembanding.
LANJ…
• Vitamin C
1. Analisa kualitatif
a. Titrasi Asam Basa
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi
sebanyak 2 mL, kemudian ditambahkan 2 tetes NaOH 10% dan 2 mL larutan FeSO4 5%.
Kemudian dicampurkan hingga rata kemudian mengamati perubahan yang terjadi. Uji positif timbul
warna kuning.

b. Menggunakan pereaksi benedict


Ekstrak buah jambu biji merah dan filtrat dimasukkan dimasukkan kedalam tabung reaksi
menggunakan pipet sebanyak 5 tetes. Kemudian ditambah 15 tetes pereaksi benedict dan
dipanaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. Adanya perubahan warna hijau
kekuningan menandakan adanya vitamin C pada sampel.
LANJ…
2. Analisa Kuantitatif

• Metode iodimetry
Dasar dari metode ini adalah sifat mereduksi asam askorbat. Metode iodometri (titrasi
langsung dengan larutan baku 0,1 N) dapat digunakan terhadap asam askorbat murni atau
larutannya. Prosedur penetapan kadar vitamin C secara iodometri: Sekitar 400 mg asam askorbat
yang ditimbang seksama dilarutkan dalam campuran yang terdiri atas 100 mL air bebas oksigen
dan 25 mL asam sulfat encer. Larutan dititrasi dengan iodium 0,1 N menggunakan indikator kanji
sampai terbentuk warna biru.

• Metode spektrofotometri
Asam askorbat dalam larutan air netral menunjukkan absorbansi maksimum pada 264
nm. Panjang gelombang maksimum ini akan bergeser oleh adanya asam mineral. Asam askorbat
dalam asam sulfat 0,01 N memiliki panjang gelombang maksimal 245 nm..
JURNAL ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN
Pada jurnal yang berjudul ANALYSIS OF ASCORBIC ACID IN RED DRAGON FRUIT
(Hylocereuspolyrhizus) WITH IODIMETR mendapatkan hasil bahwa buah naga yang diberi
perlakukan pengemasan mengalami peningkatan Vit C hal ini terjadi karena buah naga mengalami
proses pematangan yang optimal, dimana buah mengalami perubahan – perubahan dalam
susunannya baik warna, tekstur dan rasa. Sedangkan buah naga yang diberi perlakuan tanpa
pengemasan mengalami penurunan Vit C hal ini terjadi karena adanya oksidasi Vit C oleh O2
sehingga kadar Vit C menjdi turun.

Dari jurnal tersebut dapat diketahui bahwa Vit C tidak stabil terhadap O2 ( Pada keadaan
terbuka).
• https://www.scribd.com/doc/244253453/MAKALAH-ANALISIS-KUALITATIF-DAN-
KUANTITATIF-VITAMIN-B-C-K-docx
• https://chiethalve.wordpress.com/2013/01/19/makalah-dasar-dasar-gizi-vitamin-dan-larut-air/
• Abdul,Rohim. 2016. Analisis Kandungan Asam Askorbat Dalam Buah Naga Merah
(Hylocereuspolyrhizus) Dengan Iodimetri . Jurnal Kimia Mulawarman,, Volume 14 Nomor 1.

Вам также может понравиться