Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MORFOLOGI
Morfologi Pinjal
Ukuran 1,5 - 5 mm
Badan laterally
compressed/dorso-lateral
Banyak bulu kaku mengarah
ke belakang,
tidak bersayap,
berwarna coklat muda sampai
tua, berkilat,
tipe mulut menusuk
mengisap,
berkaki panjang terutama kaki
belakangnya.
Tubuh seekor pinjal dewasa
terdiri atas kepala, toraks, dan
abdomen yang terlihat jelas
a. Kepala
Membulat atau bentuk trapesium, dengan dahi
menyempit, sehingga memudahkan bergerak di antara
kulit berambut
b. Antena
Organ penciuman terletak do sepanjang antena. Saat
pinjal tidak aktif antena diletakan pada alur antena
(fosa)
c. Mata
Tidak berfungsi baik. Beberapa jenis tidak mempunyai
mata, terutama pada pinjal yang hidup di tubuh inang
yang aktif malam hari atau mempunyai kebiasaan
hidup dalam tanah
d. Toraks
Toraks terbagi menjadi serangkaian segmen yang
saling tumpang tindih
e. Alat mulut
Tipe mulut penusuk penghisap. Alat penusuknya adalah
lasinia.
f. Tubuh pinjal
Tubuh pinjal berbentuk pipih vertikal, sehingga lincah
berjalan melewati bulu atau kulit berambut
g. Kaki
Ketiga pasang kaki pinjal telah beradaptasi dengan baik
untuk melompat, sehingga pinjal dapat melompat
setinggi 15 – 20 cm dan sejauh 76 cm.
Garis pleural
Mesotoraks
Tarsus Tibia Bulu postmedian Bulu panjang apikal
• Kepala memanjang ke depan
daripada melebar keatas.
• Kepala terbagi ; frons, dan occiput
• Ventral kepaladinamakan gena.
– Bulu gena, coklat kehitaman
seperti sisir, disebut ctenidium.
– Ctenidium yang terletak pada sisi
gena disebut gena ctenidia atau
sisir gena.
• Terdapat mata sederhana di depan
antena.
• Terdapat satu bulu kaku yang
dikenal sebagai bulu okular (ocular
bristle).
• Sepasang antena pada kepala
tersusun atas tiga segmen yang
berbentuk seperti tongkat dan
terletak pada suatu alur yang dikenal
sebagai alur antena atau fosa.
Gambar kepala pinjal
Mata/oceli Prosternum
Baris bulu mata
trokanter kecil,
lempeng femur lonjong, Penis
Lempeng Clasper
penis
tibia menyempit dan melebar kearah
distal,
tarsus berjumlah 5, dan pada ujung
tarsus paling akhir terdapat kuku
lengkung Spermateka
aedeagus.
Pada pinjal betina terdapat
spermateka yang berkhitin atau
“seminal receptakel”, yang terletak
kira-kira di tengah segmen ke 7,
Pinjal
Apterygota Pterygota
Protura
Diplura Exopterygota Endopterygota
Thysanura •Ephemeroptera •Coleoptera
Collembola •Odonata •Mecoptera
•Orthoptera •Trichoptera
•Isoptera •Lepidoptera
•Plecoptera •Diptera
•Dermaptera •Siphonaptera
•Embioptera •Hymenoptera
•Mallophaga
•Anoplura
•Thysanoptera
•Hemiptera
•Homoptera
•Neuroptera
b.Klasifikasi
• Ordo Siphonaptera
– 16 familia
– 200 genus
– 1.800 jenis
2 – 12 hari telur
menetas menjadi larva
berbetuk seperti ulat,
Lama hidup pinjal tanpa kaki atau mata
adalah 2 bulan tetapi rahangnya kuat
(mandibula), pemakan
bahan organik
Tahap larva
berganti kulit 2 kali
Kepompong terbuka
dan muncul pinjal
dewasa. Proses ini
dipengaruhi oleh
keberadaan inang Larva memintal seresah yang ada di
sarang inang menjadi kepompong selama
7 hari
Kondisi lingkungan
2. Parasit
a. Tungau, famili Tyroglyphidae, Uropoda
b. Kutu, Mallophaga
c. Serangga Bairamalia fuscipes, Hymenoptera
d. Bakteri Yersinia pestis.
Predator
a. Semut, Hymenoptera
b. Kumbang kecil, Hemiptera.
Leptospirosis
Kupu, Lepidoptera
Caplak,
Haemophysalis,
Hyaloma,
Kutu, Anoplura Dermacentor,
Ornithodoros,
Rhipicephalus
Kalajenking
(Acarina)
Pinjal Pes
Murine typhus
Tikus di dalam sarang
Tungau (Acarina)
Kelabang, Myriapoda
(Acarina) Demam semak