Вы находитесь на странице: 1из 56

RISK

KOMNAS PP-KIPI
COMMUNICATION
Bagaimana cara komunikasi
dengan media dan orang tua
dan jejaring lainnya

KAMPANYE MR 2017
Hoax,fakta,KIPI,halal
1
Pedoman
(Al Quran) Surat An Nisa ayat 9
‫َلَ ْي ِه ْم ًَ ْليَتَُُّوا‬ ِ ً‫ش الَّ ِذيْنَ لَ ْوت ََر ُك ْوا ِم ْن خ َْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّة‬
َ ‫ضعَفاًًفا خَفاًُوا‬ َ ‫َو ْليَ ْخ‬
.‫س ِد ْيدًا‬َ ً‫هللا َو ْل َيُُولُ ْوا قَ ْوال‬
َ (Walyakhsa allatheena law tarakoo min
khalfihim thurrriyatnan di Aaafan khafoo Aaalayhim
falyattaqoo Allaha walyaqooloo qawlan sadeedan)

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang


seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar” (QS An Nisa: 9)
Definisi
Menurut Perjanjian Anak
Internasional Menurut Hukum Nasional
• UN Convention on the Rights • Anak adalah seseorang yang
of The Child: belum berusia 18 tahun,
– “…A child means every termasuk anak yang masih
human being below the age dalam kandungan. (UU
of eighteen years unless No.23/2002 Pasal 1 Ayat 1)
under the law applicable to • “Setiap anak berhak atas
the child, majority is attained
earlier.” kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta
• The African Charter on the berhak atas perlindungan dari
Rights and Welfare of the kekerasan dan diskriminasi.”
Child (ACRWC) (UUD 45 Pasal 28B Ayat 2)
– “....a child means every
human being below the age
of 18 years.”
Kampanye MR
• Agustus – September 2017
• Anak usia 9 bulan - < 15 tahun
• Walau imunisasi dasar dan lanjutan sudah lengkap
• Disuntikkan di lengan kiri atas
• Kontra indikasi:
– Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan radioterapi
– Wanita hamil
– Leukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya
– Kelainan fungsi ginjal berat
– Decompensatio cordis
– Setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah
– Riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn)
• Tunda :
– Sedang demam
– Sedang batuk pilek
– Sedang diare
• Vaksin buatan Biofarma Bandung  AMAN dan TERJAMIN kualitasnya
• Berbagai berita di media dan masyarakat
terkait KAMPANYE VAKSIN MR 2017 di
lapangan, terutama kasus yang mendapat
perhatian media dan dapat menimbulkan
keresahan masyarakat
• Apabila tidak segera diatasi akan berdampak
negatif terhadap program imunisasi Latar
KAMPANYE MR AGUSTUS 2017
• Khususnya berita-berita yang terkait dengan:
Belakang
– Unsur kehalalan vaksin
– KIPI, DARI DANA ZIONIS, DAN HOAX
Ahad , 20 August 2017, 14:13 WIB

Vaksin MR Belum Halal, MUI: Segera Ajukan Sertikasi


Halal
Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
ROL/Abdul Kodir

Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Internasional, KH Muhyiddin Junaidi
mengatakan bahwa secara konsisten MUI tetap mendorong agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengajukan
sertifikasi halal untuk vaksin measles rubella (MR). Karena, menurut dia, hal ini untuk menghindarkan anak-anak dari hal yang
berbau najis.

"Jangan sampai kita mengasih obat untuk anak cucu kita dengan hal yang berbau dengan najis. Harus dengan yang halal,"
ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (20/8).

Kiai Muhyiddin menuturkan, MUI berharap agar Kemenkes khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk
segera mengajukan ke MUI agar menghalalkan vaksin. Pasalnya, menurut dia, dalam ajaran Islam memang diperintahkan
untuk berobat dengan yang halal kecuali dalam keadaan darurat.
Selasa , 22 Agustus 2017, 19:34 WIB

LPPOM MUI akan Bertemu Kemenkes Soal


Sertifikasi Vaksin MR
Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham Tirta
ROL/Havid Al Vizki

Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia Lukmanul Hakim
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik (LPPOM)
MUI, Lukmanul Hakim mengatakan, dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan pertemuan dengan Menteri
Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek untuk membahas sertifikasi halal vaksin measles rubella (MR).

Ia menuturkan, minggu lalu sebenarnya Kementerian Kesehatan sudah akan datang ke Kantor MUI, tapi ditunda.
Menurut dia, pihaknya belum mengetahui kapan Menteri Nila akan datang lagi ke MUI. "Katanya Menteri
kesehatan mau datang, tapi mungkin karena sibuk dengan urusan haji barangkali belum ada jadwal ulang lagi.
Tapi yang jelas akan melakukan pertemuan. Sudah diatur pertemuan itu," ujarnya saat
dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (22/8).
Ahad , 20 August 2017, 16:53 WIB

Kemenkes Diminta Lakukan Sertifikasi Halal


Vaksin Rubella
Rep: Muhyiddin/ Red: Qommarria Rostanti
ANTAR FOTO

Petugas Puskesmas Sindangbarang Bogor memberikan imunisasi campak Rubella kepada siswa di SD Insan Kamil, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/8).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch (IHW), Ikhsan Abdullah, mengatakan,
Kementerian Kesehatan sudah seharusnya melakukan sertifikasi halal untuk vaksin Measles Rubella (MR) sebelum
diberikan kepada masyarakat. Menurut dia, pemerintah juga harus memastikan bahwa produk-produk yang beredar
di wilayah Indonesia wajib bersertifikasi halal.

"Menkes seharusnya melakukan sertifikasi halal terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk vaksinasi," ujarnya
kepada Republika.co.idlewat keterangan tertulisnya, Ahad (20/8).

Dia menyebut, Kemenkes seharusnya memprioritaskan penanganan gizi buruk bagi anak Indonesia. Namun, jika ada
penolakan dari kelompok masyarakat dikarenakan belum dilakukannya sertifikasi halal, tentu menjadi tanggungjawab
Kemenkes juga untuk melakukan sertifikasi. "Vaksinasi sebagai sebuah kegiatan untuk pencegahan penyakit itu
boleh, syaratnya harus dengan vaksin yang halal," ujarnya.

Ikhsan mengatakan, hal itu sudah diamanatkan dalam Undang-undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) dalam Pasal
4 bahwa produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. Hal ini
bertujuan agar memberikan keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat
dalam mengonsumsi dan menggunakan produk sehingga semua produk vaksin yang beredar wajib bersertifikat
halal.

"Pemerintah wajib segera mengimplementasikan keharusan sertifikasi halal seluruh vaksin yang digunakan termasuk
vaksin MR yang akan digunakan, serta meminta produsen untuk segera melakukan sertifikasi halal terhadap produk
vaksin," kata Ikhsan.
Selasa , 22 August 2017, 12:39 WIB

Kemenkes Proses Sertifikasi Halal Vaksin MR


Rep: Muhyiddin/ Red: Andri Saubani
Antara/Fahrul Jayadiputra
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian kesehatan (Kemenkes) menegaskan untuk memproses pengajuan
sertifikasi halal vaksin measles rubella (MR) kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, menurut dia, sertifikasi halal
terhadap vaksin itu tentu membutuhkan waktu yang cukup lama.
Kepala Biro Humas Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Oscar Primadi mengatakan, bahwa dalam memberikan vaksin
Rubella terhadap anak-anak sementara ini pihaknya masih berpegang pada Fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2016 yang
membolehkan imunisasi. Untuk pengajuan sertifikasi halal, menurut dia, Kemenkes masih melakukan proses.
"Soal bagaimana sertifikasi tentunya tidak mudah. Kita harus berproses, harus melakukan kajian-kajian. Tentunya apapun
bentuknya kita hargai lah pendapat termasuk usulan," ujarnya saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (22/8).
Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek sempat berencana mendatangi Kantor MUI untuk
membahas terkait sertifikasi halal vaksin Rubella, namun tidak terlaksana. Menurut Oscar, hal itu merupakan bagian
proses untuk melakukan sertifikasi halal. "Itu bagian dari proses yang sedang kita jalankan. Nanti kita lihat hasil akhirnya
ya," ucapnya.
Kendati banyak mendapat protes dari masyarakat terkait belum tersertifikasinya vaksin Rubella, Oscar menegaskan,
bahwa Kemenkes tidak akan menghentikan program imunisasi yang menggunakan vaksin Rubella.
Seperti diketahui, Kemenkes akan melakukan vaksinasi MR mulai fase pertama di bulan Agustus dan September 2017
untuk seluruh provinsi di Pulau Jawa; sekitar 36.776.100 atau 55 persen dari populasi Indonesia usia 9 bulan sampai
dengan 15 tahun.
"Programnya tetap jalan. Tidak ada kita intinya untuk ceritanya menghentikan karena ini program nasional 36 juta. Dan
sekarang sudah berjalan bagus lah artinya dalam konteks on the track hampir cakupan 50 persen ke atas sampai hari
ini," ucapnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan mendengar usulan-usulan dari masyarakat ataupun dari MUI untuk menjalankan
program tersebut, termasuk soal sertifikasi halal vaksin MR. "Ya kita dengar, tentunya kan gak mudah. Itu perlu proses.
Yang pasti ini tidak ada ceritanya untuk dihentikan, tetap jalan. Ini tetap harus disukseskan untuk melindungi anak-anak
bangsa," kata Oscar.
Selasa , 22 August 2017, 17:15 WIB

Vaksin MR Ikhtiar Terbaik Cegah Campak-


Rubella
Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Antara/Fahrul Jayadiputra

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Measles Rubella (MR) yang akan disuntikkan kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/8).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter Spesialis Anak Dr Arifianto SpA mengatakan pemberian vaksin Measles
Rubella (MR) atau vaksin campak-rubella memiliki urgensi untuk dilakukan karena campak termasuk satu dari 10
penyebab kematian pada anak di dunia. Vaksin MR merupakan salah satu ikhtiar terbaik untuk mencegah
penyakit itu.
Dia mengatakan perlu melakukan pencegahan untuk mengurangi angka kematian pada anak karena campak
karena obat untuk virus campak sendiri belum ada yang efektif. Upaya pencegahan itu sebelum menjadi sakit.
"Vaksin ini adalah salah satu upaya pencegahan terbaik untuk penyakit campak," kata dokter Apin, sapaan
akrabnya, saat dihubungi, Selasa (22/8).
Karena itu, dokter Apin pun mengimbau agar masyarakat mengikuti program imunisasi masal vaksin campak dan
rubella ini. Dia menambahkan imunisasi MR ini bisa mencegah anak terjangkit penyakit campak dan rubella. Pada
gilirannya, dia menuturkan, dapat mengurangi angka kematian dan kesakitan akibat penyakit campak dan angka
kecacatan pada bayi baru lahir akibat rubella.
Apalagi, menurut dokter Apin, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa tentang imunisasi pada
tahun lalu. Fatwa itu menyatakan imunisasi pada dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk
mewujudkan kekebalan tubuh (imunitas)) dan mencegah terjadinya suatu penyakir tertentu.
Tak hanya menerbitkan Fatwa, MUI juga memberi pernyataan dalam surat rekomendasi yang dikeluarkannya
pada 31 Juli 2017. Dalam surat tersebut MUI menyatakan bahwa MUI mendukung program Kemenkes RI tentang
kampanye dan pengenalan Imunisasi Measles dan Rubella (MR) tahun 2017 dan 2018.
Selasa , 22 August 2017, 21:00 WIB

IDAI: Tidak Ada Unsur Haram dalam Vaksin


MR

Petugas kesehatan memberikan vaksin Measles Rubella (MR) kepada siswa saat Kampanye Imunisasi Campak dan MR di SMPN 9, Bandung, Jawa Barat, Selasa
(1/8).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekjen Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah menegaskan
Vaksin MR tidak memiliki unsur haramnya, dan tidak ada zat dari babi. Karena itu, dia menantang pihak yang
menuding bahwa Vaksin MR itu haram untuk membuktikannya.
Kalau tidak bisa membuktikan bahwa Vaksin MR haram, Piprim menyarankan, lebih baik tidak berbicara karena
hanya membuat gaduh dan membingungkan masyarakat. "Sekarang saya tantang siapa yang ngomong vaksin
MR itu haram, coba Anda tunjukkan unsur mana yang haram. Jangan asal menebar fitnah," kata dia saat
dihubungi, Selasa (22/8).
Piprim sangat menyayangkan terjadinya polemik program imunisasi khusus campak dan rubella atau measles-
rubella (MR). Piprim juga mengeluhkan adanya pemahaman keliru yang mengartikan bahwa vaksin yang tidak
bersertifikat halal berarti haram.
Piprim menerangkan kaidah Ushul Fiqih menyebutkan bahwa semua benda pada dasarnya hukumnya mubah
atau halal sampai ada bukti bahwa dia haram. Dengan demikian, dalam Islam yang dituntut itu adalah
pembuktian haram. Kalau tidak ada bukti bahwa dia haram, hukumnya kembali ke hukum asalnya yaitu halal.
Antisipasi
Antisipasi menghadapi kasus Terkait Berita di media cetak,elektronik,sosial dan
masyarakat dan jejaring lainnya terkait KAMPANYE VAKSIN MR 2017 di lapangan
perlu dilakukan :

Hindari membuat pernyataan yang terlalu dini/prematur (jangan terburu-buru)


tentang informasi vaksin sebelum investigasi lengkap.segera lakukan pengumpulan
data, investigasi,pelaporan dan bedah kasus oleh Komda KIPI dengan
Mengundang Komnas KIPI dan Kemkes
Contoh:
• Surat MUI ttg Fatwa MUI No 04 tahun 2016
• Surat Rekomendasi MUI No U-13/MUI/KF/VII/2017 tentang Kampanye dan Introduksi
Immunisasi MR Measles dan Rubella tahun 2017 dan 2018 tgl 31 juli 2017
• Press realase Kemkes dan BPOM ,mui,kemnag,kemdagri, KPAI, KOMNAS KIPI
terkait Vaksinasi ,Penolakan oleh Beberapa sekolah di Kab/Kota 10 dari 200
sekolah,Kehalalan Vaksin dan Kasus KIPI
• Informasi harus tetap disampaikan, bahwa investigasi belum lengkap dan penyebab
yang pasti belum diketahui (menunggu hasil uji dari PPOMN-BPOM)
Surat
Edaran
MUI
Mengenai “Halal”nya Vaksin MR
• Surat Edaran MUI Tahun 2016
• Surat Edaran MUI Juli 2017
• Saat ini sertifikat halal MUI untuk vaksin
MR sedang dalam proses 
Membutuhkan waktu dan uji berjalan
Investigasi KIPI Program MR
• Merupakan kasus yang harus segera ditangani dan dikelola oleh TIM
Kabupaten/kota dan Provinsi yang dibentuk khusus dengan SK
Bupati,Walikota dan Gubernur, melibatkan semua stake holder
• Sekecil apapun KIPI dan masalah lainnya terkait MR harus dilakukan
segera oleh Komda KIPI setempat baik sosialisasi KIPI sebelum program
dan lakukan segera investigasi bila terjadi KIPI
• Pemeriksaan untuk content dari vaksin menunggu hasil pemeriksaan oleh
PPOMN – BPOM dengan MUI surat dari Kemkes ke Bio farma sudah
disampaikan dan Bio Farma segera menyampaikan ke MUI badan
sertifikasi halal (waktu lama dan memakan waktu diperkirakan tiga buan,
sedang dicari prosedur yang lebih pendek
• Hasil pemerikaan kehalalan perlu ditindak lanjuti oleh program imunisasi
MR
IMUNISASI YANG DIDAPAT
KRONOLOGIS SINGKAT YANG DIAGNOSA
NO PUSKESMAS NO PELAKS TEMPAT DIALAMI PENDERITA AKHIR
KET
JENIS TANGGAL
BATCH ANA PELAYANAN
Tanggal 2/8/17 Siswi disuntik, beberapa
menit kemudian pingsan lalu dilakukan
penangana oleh tim Puskesmas. ± 1-2
menit kemudian siswi sadar dan sehat
seperti semula. Pulang sekolah siswi
muntah2 kemudian jam 5 sore dibawa
ke klinik Bhakti Asih oleh ortu dan
012N61 ditangan olehdr. Hasan dgn doagnosa
MR Obs Febris. diberikan therapi : Pct,
1/ SDN
1 Ciledug (Measless
Nov.18/
Dokter Domperidon dan Ranitidin tetapi belum
Sudimara 5 pernah diminum karena siswi tersebut
Meninggal
Rubella)
VVM A tidak mengalami keluhan. Kamis 3/8/17
siswi tersebut sekolah dan aktivitas
seperti biasa. jumat 4/8/17 siswi
sekolah naik sepedah dan aktivitas
seperti biasa, pulang sekolah siswi
tersebut meninggal dunia. sempat
dibawa ke RS Bhakti Asih dan
dinyatakan DOA
Beberapa hari pasca suntik, siswa
MR 012N61 SDN siswa mengalami ruam2 merah seperti
bentol di siku, tumit, paha dan perut.
2 Karang Tengah (Measless 1/Nov.1 Perawat Karang Kemudian dibawa ke RS Bhakti Asih Urtikaria Sembuh
Rubella) 8/VVM A Tengah 12 dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium

MR 012N61 Beberapa hari pasca imunisasi, siswa


SMP timbul kemerahan di seluruh tubuh.
3 Ciledug (Measless 1/Nov.1 Dokter
Fatahillah Kemudian dilakukan penanganan oleh
Herves Zooster Sembuh
Rubella) 8/VVM A dokter Puskesmas Ciledug

CONTOH LAPORAN KIPI YANG MASUK KE


PROVINSI BANTEN
Kemenkes Dapat 8 Laporan Usai Vaksin MR
Selasa, 15 Agustus 2017 | 14:27 WIB

VIVA.co.id – Kementerian Kesehatan telah menggulirkan program vaksinasi MR, atau Measles (campak) dan
Rubella pada anak-anak sekolah di Pulau Jawa.
Ini dilakukan untuk mengeliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella, serta kecacatan bawaan
akibat rubella, atau Congenital Rubella Syndrom pada tahun 2020.
Dari kegiatan vaksinasi yang dilakukan secara dua tahap, yakni bulan Agustus-September di Pulau Jawa, tercatat
sudah ada 13.475.438 juta anak di Pulau Jawa yang telah mendapatkan imunisasi vaksin campak tersebut.
Dari seluruh daerah di Pulau Jawa, pada bulan ini tercatat ada delapan laporan terkait imunisasi vaksin MR yang
masuk ke Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
"Ada delapan laporan yang masuk pascavaksin MR ini di Banten ada tiga, di Jawa Tengah ada satu, di Jakarta ada
dua, dan Jawa Barat ada dua," ungkap Ketua Komite Nasional KIPI, Dr.dr. Indra Irawan, Sp.Ak saat ditemui di
Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2017.
Dari delapan kejadian tersebut, dijelaskannya, berdasarkan assessment yang dilakukan pihak Kementerian
Kesehatan, belum ditemukan adanya co-insidential.
Salah satu temuan dari delapan laporan kepada KIPI ditemukan salah satu anak mengalami kejang yang diduga
akibat dari vaksin MR tersebut. Namun, kenyataannya kejang tersebut terjadi, karena anak yang divaksin sedang
tidak dalam keadaan sehat.
"Kalau anak dalam keadaan sehat dia vaksin, tidak ada kontraindikasi. Kalau kontraindikasi ada riwayat anafilatik
(alergi) shock, baru kontraindikasi," paparnya.
Indra juga menjelaskan, setelah dicari tahu, anak tersebut ternyata sempat mengonsumsi obat anti epilepsi setelah
vaksin. Padahal, diagnosisnya, diminum sebelum vaksin sehingga mengalami kejang.
"Steven Johnson (epilepsi) terjadi, karena minum obat anti epilepsi dimakan setelah divaksinasi dianogsisnya
sebelum vaksin jadi kejang. Kemudian, di sekolah ada vaksin MR, dia vaksin tapi juga minum obat kejang alergi
Steven Kohnson. Kami diagnosis, Steven Johnson di Indonesia laporan masuk di Jawa Barat atau Jakarta,"
paparnya.
Indra pun menjelaskan, sebagian besar anak bisa saja mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi seperti
demam, nyeri ringan, dan ruam. Dan, hal ini dinilai masih wajar dan normal. (asp)
Dinkes Kabupaten Bogor Bantah Ghina Meninggal karena Imunisasi
Rubella, tapi karena..
Bogor Nurjanah
POJOKJABAR.com, BOGOR – Bogor diguncang
dengan kabar meninggalnya seorang anak bernama
Ghina Nazifha Yasmin. Pasalnya, Ghina dikabarkan
meinggal lantaran vaksinasi imunisasi rubella.
Hal tersebut dibantah oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Bogor. Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian
Penyakit, Agus Fauzi mengatakan korban meninggal
lantaran adanya infeksi otak (encefalomyelitis).

Bukan hanya itu, ia mengatakan ditemukan juga adanya infeksi paru berupa bronchopneumoni DD/TB
paru.
“Dari hasil audit yang dilakukan tim Pokja KIPI Kabupaten Bogor, Komda KIPI Jabar dan Komnas KIPI
disimpulkan sementara bahwa tidak ada kaitannya antaran vaksinasi MR dengan kematian Ghina,”
katanya kepada Pojokjabar Rabu (23/8/2017).
Ia juga menambahkan, hasil pemeriksaan RSSM, laboratorium, rotgen, MRI, dan cek cairan otak
menunjukkan adanya infeksi otak. Selain itu, dari hasil laboratorium darah juga ditemukan kadar
leukosit yang tinggi.
“Hasil lab memunjukkan adanya cairan otak yang keruh. Artinya tanda infeksi didukung hasil MRI.
Makanya tim dokter spesialis menyimpulkan ini karena infeksi otak,” pungkasnya.
Ini Yang Terjadi Pada Siswi SD yang Meninggal Usai Imunisasi
Rubella, Cairan di Otaknya Keruh
Rabu, 23 Agustus 2017 21:15

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, "Setelah mendapatkan kabar


CIBINONG - Dinas Kesehatan kami langsung melakukan
(Dinkes) Kabupaten Bogor pengecekan dan berkordinasi
membantah jika Gina Naziba dengan pihak rumah sakit yang
Yasmin (11) meninggal akibat menangani korban," ujarnya
divaksin campak rubela. kepada TribunnewsBogor.com,
Menurut Kabid Pencegahan Rabu (23/8/2017).
pengendalian penyakit (P2P) Dari hasil audit yang dilakukan
pada Dinkes Kabupaten Bogor, oleh tim Dinas Kesehatan
dr Agus Fauzi menuturkan, Kabupaten Bogor bersama
pihaknya sudah melakukan Pokja KIPI, sambungnya,
langkah penanganan sesuai korban diketahui meninggal
Standar Operasional Prosedur karena ada infeksi otak.
(SOP) terhadap kasus anak yang
meninggal tersebut.
RAPAT
KOMDA DAN KOMNAS
KIPI
BEDAH KASUS
Selasa 15 Agustus 2017, 13:33 WIB
RS Kariadi: Kondisi Niken yang Lumpuh Pasca-Imunisasi MR Membaik
Semarang - Pihak medis menyatakan kondisi Niken Angelia, siswi SMP yang lumpuh pascaimunisasi
Measles Rubela (MR) kini mulai membaik. Namun pihak keluarga menandatangani pernyataan untuk
enggan diwawancara media.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi Semarang, dr Darwito, mengatakan diduga pasien
mengalami Parese atau lemahnya gerak badan saat pertama masuk di RSUP dr Kariadi Semarang
hari Sabtu (12/8) lalu dan dirawat di Bangsal Anak.
BUAT
"Kelainan anggota gerak bawah. Parese, bukan lumpuh," kata Darwito, Selasa (15/8/2017).
Niken, lanjut Darwito, kondisinya mulai membaik. Salah satu indikasi membaik yaitu nilai kekuatan
JUMPA
tungkai yang semakin bagus. Masih menurut keterangan, kakinya sudah mulai bisa digerakkan.
PRESS
"Kondisi mulai membaik. Mungkin saat datang kesini kekuatan tungkai 3, sekarang 4," tandas
Darwito.
"Bisa dikatakan ketika datang, kedua tungkainya belum bisa melawan gravitasi. Ini sudah alami
perbaikan," imbuh konsultan spesialis anak, dr Wistiani.
Sayangnya kondisi baik tersebut tidak bisa dilihat langsung karena ibunda Niken, Yuli Suryaningsih,
menandatangani pernyataan yang intinya enggan diwawancara dan dipublikasi.
"Sebenarnya ibunya nulis keberatan dipublikasi. Berdasar ini kami tidak mengizinkan," imbuh
Pelaksana Humas RSUP dr Kariadi, Parna.
Diberitakan sebelumnya, Niken yang semula terlihat sehat mengeluh pusing dan lemas setelah
mendapatkan imunisasi MR hari Rabu (2/8) lalu. Sakit mulai dari pinggang sampai kaki dirasakan
Niken hingga akhirnya dirawat di RSI NU Demak kemudian ditujuk ke RSUD Sunan Kalijaga hingga
akhirnya ke RSUP dr Kariadi Semarang.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) MR
Reaksi Onset interval Frekuensi kejadian Persentase reaksi
(per jumlah dosis)

Nyeri ringan di lokasi suntikan ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)

Demam ringan dan adenofati lokal ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)

Demam > 39.4 C 7-12 hari 1 per 20 (5%)

Ruam atau rash 6-12 hari ~1 per 50 (~2%)

Kejang demam 7-10 hari 1 per 3,000 (~0.033%)

Trombositopeni Purpura 15-35 hari 1 per 30,000 (~0.0033%)

Reaksi anafilaksis 0-2 jam ~1 per 100,000 (~0.0001%)

Atralgia pada anak 7-21 hari ~1 per 33 0-3%


Senyum Lebar Niken, Siswi SMP yang Lumpuh Usai Imunisasi

Liputan6.com, Semarang - Niken Angelia, siswi sekolah menengah pertama (SMP) yang
lumpuhusai divaksin MR (measles rubela atau campak dan rubela) masih harus tiduran di Bangsal Anak
kamar nomor 9 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dokter Kariyadi, Kota Semarang, Jawa Tengah
(Jateng).
Ditemani Yuli Suryanisih, sang ibu, remaja yang tidak masuk sekolah di salah satu SMP di Kabupaten
Demak, Jateng, sejak 3 Agustus lalu terbaring dengan seluruh badannya tertutup dengan selimut fasilitas
rumah sakit.
Kondisi kesehatan Niken terungkap saat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membesuk bocah yang viral
di media sosial atau medsos karena mengalami kelumpuhan usai imunisasi vaksin MR.

Saat ditanya Gubernur Ganjar apakah kakinya sudah bisa digerakkan, Niken yang lebih banyak
tersenyum merespons dengan menggerakkan kaki.
10 PESAN PENTING TENTANG
IMUNINSASI DARI IDAI
1. Semua negara di dunia sampai sekarang melakukan imunisasi
rutin bayi dan anaknya, karena adanya bukti yang tidak
terbantahkan bahwa imunisasi mencegah: wabah, sakit berat,
cacat, dan kematian.
2. Kajian ilmiah oleh berbagai profesi di lembaga
nasional/internasional dapat dipercaya oleh karena berbasis bukti
dan dengan data yang valid berbeda dengan pendapat pribadi
seseorang.
3. Isu-isu mengenai bahwa vaksin itu berbahaya yang beredar sejak
tahun 2003, bersumber dari berita tahun 1950-1960an yang dikutip
dari beberapa buku dari luar negeri. Teknologi vaksin tahun 1950-
1960an sangat berbeda dengan vaksin generasi sekarang.
10 PESAN PENTING TENTANG
IMUNINSASI DARI IDAI
4. Nama dan komentar yang dikutip dari buku tersebut ketika
ditelusuri lebih lanjut ternyata hanya pendapat pribadi, tidak
disertai metodologi dan rincian hasil penelitian, jabatan atau
profesinya tidak sesuai dengan kutipan, kutipan tidak lengkap atau
tidak sesuai dengan berita aslinya, dan sebagian sumber aselinya
tidak dapat ditemukan.
5. Akibat penyebaran isu yang tidak benar tersebut maka banyak
anak Indonesia tidak diimunisasi sehingga tahun 2005-2006
terjadi wabah polio di beberapa propinsi, tahun 2007-2013 terjadi
wabah difteria di Indonesia dan tahun 2010-2014 terjadi 1.008 kali
wabah campak dan menyerang 83.391 bayi dan anak Indonesia.
Akibatnya 352 anak Indonesia lumpuh, cacat, menjadi beban
keluarga seumur hidup, 2.869 anak dirawat karena difteri di RS
dan 131 anak meninggal dunia dan makin banyak anak yang sakit
berat atau meninggal akibat campak.
10 PESAN PENTING TENTANG
IMUNINSASI DARI IDAI
6. Di Indonesia dan beberapa negara lain, penyakit rubella semakin
menjadi masalah. Sejak tahun 2010-2015 di Indonesia
berdasarkan pemeriksaan laboratorium terbukti 6.309 anak
terserang rubella, 77 % berumur kurang dari 15 tahun. Virus
rubella dapat menyerang janin di dalam kandungan ibu, sehingga
pada tahun 2015-2016 ada 556 bayi cacat dengan kelainan
jantung (79,5%), buta karena katarak (67,6%), keterbelakangan
mental (50%), otak tidak berkembang (48,6%), tuli (31,3%), dan
radang otak (9,5%).
7. Berdasarkan kajian oleh WHO yang kemudian diikuti dengan
adanya Kampanye Global MR, maka berbagai profesi kesehatan
bersama Kementerian Kesehatan mengkaji: bahaya penyakit,
kemungkinan menyebar ke/dari negara lain, manfaat vaksin,
ketersediaan vaksin, anggaran dll. Maka diputuskan imunisasi
rutin perlu ditambah dengan imunisasi Rubella (R) yang digabung
dengan imunisasi campak (measles = M).
10 PESAN PENTING TENTANG
IMUNINSASI DARI IDAI
8. Majelis Ulama Indonesia pada tanggal 31 Juli 2017 telah
mengeluarkan rekomendasi No. U-13/MUI/KF/VII/2017 yang isinya
memberikan dukungan pelaksanaan program imunisasi termasuk
imunisasi Measles dan Rubella (MR).
9. Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang anggotanya terdiri dari
pakar profesi kesehatan dari berbagai negara di dunia mendukung
program imunisasi MR karena penyakit ini selain menjadi masalah
Indonesia juga masalah internasional.
10. Kami menghimbau untuk lanjutkan imunisasi rutin
ditambah imunisasi MR untuk mencegah wabah, sakit berat, cacat
dan kematian bayi dan anak kita. Sampai saat ini semua profesi di
lembaga penelitian resmi nasional dan internasional menyatakan
bahwa imunisasi terbukti aman dan bermanfaat mencegah wabah,
sakit berat, cacat dan kematian.
Maturasi Perjalanan Program Imunisasi

1 2 3 4 5
Pravaksinasi Cakupan Kepercayaan Kepercayaan Eradikasi
meningkat hilang pulih

Vaksinasi
Penyakit
berhenti
INCIDENCE

Cakupan Letupan penyakit


vaksinasi

KIPI
Eradikasi

MATURITY
Teknik penyuntikan dan penetesan vaksin

Intramuscular
Subcutaneous e.g. hepatitis A and B,
e.g. measles, mumps, DTP
rubella, varicella

Intradermal
BCG
Oral
e.g. polio
REAKSI YANG SERING, REAKSI RINGAN

Irritability, malaise &


Vaccine Local reaction Fever
(pain, swelling, redness) >38oC systemic symptoms

BCG 90-95% - -
Hib 5-15% 2-10% -
HepB Adults: 15%; Children: 5% - 1-6%
Measles/ ~10% 5-15% 5% rash
MMR
Polio - <1% <1%**
(OPV)
Tetanus ~10%* ~10% ~25%
DTP Up to 50% Up to 50% Up to 55%
(pertussis)
* Rate of local reactions likely to increase with booster doses, up to 50-85%
** Symptoms include diarrhoea, headache, and/or muscle pains
REAKSI BERAT, REAKSI YANG JARANG
Vaccine Reaction Onset Rate per million
interval doses
BCG Suppurative lymphadenitis 2-6 months 100-1000
BCG osteitis 1-12 months 1-700
Disseminated BCG 1-12 months 2

Hib Nil known

Hep B Anaphylaxis 0-1 hour 1-2


Guillain Barré syndrome 1-6 weeks 5
Measles Febrile seizures 5-12 days 333
/MMR Thrombocytopaenia 15-35 days 33
Anaphylaxis 0-1 hour 1-50

OPV Vaccine-associated paralytic 4-30 days 0.76-1.3 (1st dose)


poliomyelitis (VAPP) 0.17 (subsequent
doses)
Risk is higher for first dose, 0.15 (contacts)
adults, and immunocompromised
REAKSI BERAT, REAKSI YANG JARANG (2)

Vaccine Reaction Onset Rate per


interval million
doses
Tetanus Brachial neuritis 2-28 days 5-10
Anaphylaxis 0-1 hour 1-6
Sterile abscess 1-6 weeks 6-10
Tetanus-diphtheria Nil extra to tetanus
reactions
Persistent (>3 hrs) 0-24 hours 1000-60 000
DTP inconsolable screaming
Seizures 0-3 days 570
Hypotonic, 0-24 hours 570
hyporesponsive episode
(HHE)
Anaphylaxis/shock 0-1 hour 20
Encephalopathy 0-3 days 0-1
Contoh Kasus KIPI
di Media Cetak

Bad news for us, good news for


media
Contoh Kasus KIPI di Media Cetak

Bad news for us, good news for media


Berita buruk bagi kita merupakan berita baik bagi sebagian
media. Bagaimana dengan usaha meluruskan berita yang
salah?
Contoh Counter Comment
Contoh Counter Comment

Seringkali porsinya sangat kecil!!


Contoh Counter Comment
Tips Q & A dengan Media / Orangtua

Sikap dalam menghadapi media:


(bila diwawancara)

• Sikap tubuh terbuka (postur tegak namun rileks,


tersenyum dan kontak mata dengan penanya)

• Tetap pada area kapabilitas dokter spesialis


anak, yaitu pengetahuan dasar mengenai
imunisasi, reaksi simpang, dampak apabila
cakupan rendah atau anak tidak mendapat
imunisasi , jadwal catch-up imunisasi.
Tips Q & A dengan Media / Orangtua
• Tetap pada pesan utama – jangan keluar dari
pesan utama yang disampaikan.
• Pastikan pesan utama pembicaraan
tersampaikan dan utarakan hal tersebut
terlebih dahulu.
• Ulangi pesan utama beberapa kali, yaitu di
awal pembicaraan, tengah dan akhir
• Pembicaraan sebagai kesimpulan, agar
berkesan.
• Pesan utama dalam hal ini - masyarakat tidak
perlu gelisah dan lanjutkan imunisasi sesuai
jadwal
Tips Q & A dengan Media / Orangtua

• Apabila ada pertanyaan yang sulit untuk


dijawab, sampaikan bahwa pertanyaan
tersebut akan disampaikan kepada institusi
yang berkompeten untuk menjawab.
• Miliki kontrol atas pembicaraan dan
ceritakan hal-hal yang diketahui dengan
pasti.
• Jika diperlukan menolak secara tegas dan
secepatnya jika memungkinkan.
Tips Q & A dengan Media / Orangtua

• Tanyakan maksud pertanyaan kepada


penanya jika tidak mengerti pertanyaan yang
diajukan.

• Beri jeda dan berikan waktu kepada penanya


untuk menulis informasi yang Anda berikan,
sebelum memulai poin pembicaraan
berikutnya.

• Hal ini mencegah adanya kesalahan.


Tips Q & A dengan Media / Orangtua
Yang sebaiknya di hindari:
• Berspekulasi. Hindari menceritakan hal-hal
yang kemungkinannya kecil untuk terjadi namun
sensasional dan berkesan bagi pendengar.
• Hal-hal sensasional sangat menarik perhatian
dan cenderung disebarluaskan.
• Contoh : kandungan gentamisin dalam vaksin
palsu dapat menimbulkan reaksi alergi,
kerusakan ginjal, anafilaksis sampai meninggal,
walaupun sangat jarang dan tergantung dari
kepekaan, dosis dan cara pemberian.
Tips Q & A dengan Media / Orangtua

• Bagian kalimat sampai meninggal dunia


karena terdengar sensasional, dapat
cepat menyebar sedangkan keterangan
sangat jarang, tergantung kepekaan,
dosis, dan lama pemberian tidak
diperdulikan .

• Berbicara mewakili pihak lain maupun


industri lainnya
Tips Q & A dengan Media / Orangtua
• Menggunakan istilah yang terlalu teknis dan
jargon. Istilah atau singkatan yang umum
digunakan di kalangan medis (KIPI, Vial,
Catchup, dan lain-lain) perlu dijelaskan saat
digunakan dalam pembicaraan.

• Mengatakan “off the record”. Dokter spesialis


anak yang menjadi narasumber pemberitaan
mengenai vaksin palsu tidak memenuhi kriteria
off the record, sehingga informasi yang
disampaikan tetap dapat muncul dalam
pemberitaan.
Tips Q & A dengan Media / Orangtua

• Menggunakan ungkapan “no comment”.


• Apabila tidak tahu jawaban sebuah
pertanyaan, sampaikan yang
sebenarnya sambil menawarkan follow
up apabila berkenan.
• Berasumsi orang tua atau rekan media
mengetahui subyek pembicaraan setara
dokter.
Tips Q & A dengan Media / Orangtua

• Tidak ada salahnya menanyakan


kembali sejauh mana mereka mengerti
penjelasan sejawat.

• Berasumsi bahwa orang tua atau rekan


media tidak akan menggali lebih jauh
setelah mendengarkan pejelasan
sejawat
TERIMA KASIH

HP ; 0811831838,
rsentika@yahoo.com
Cakupan MR PerTanggal 24
Agustus 2017

SASARAN DAERAH SASARAN PUSDATIN CAKUPAN KUMULATIF


No KAB/KOTA PRESENTASE CAKUPAN (%) LAPORAN YANG MASUK
JUMLAH JUMLAH CAKUPAN
DAERAH PUSDATIN
1 PANDEGLANG 345782 362611 238326 68,92 65,72 TGL 1 SAMPAI 24
2 LEBAK 360180 381447 215063 59,71 56,38 TGL 1 SAMPAI 24
3 TANGERANG 892570 955300 438560 49,13 45,91 TGL 1 SAMPAI 24
4 SERANG 390659 427884 187397 47,97 43,80 TGL 1 SAMPAI 24
5 KOTA TANGERANG 474078 503312 161369 34,04 32,06 TGL 1 SAMPAI 24
6 KOTA CILEGON 112095 112078 75806 67,63 67,64 TGL 1 SAMPAI 23
7 KOTA SERANG 176227 192763 108691 61,68 56,39 TGL 1 SAMPAI 24
8 KOTA TANGSEL 303404 386791 186183 61,36 48,14 TGL 1 SAMPAI 24
TOTAL 3054995 3322186 1611395 52,75 48,50
Laporan KIPI yang Masuk ke
Provinsi
IDENTITAS KASUS DIDUGA KIPI
IMUNISASI YANG DIDAPAT DIAGNO
TGL LHR/UMR KRONOLOGIS SINGKAT YANG DIALAMI
NO PUSKESMAS SA KET
NAMA ANAK ORTU ALAMAT PELAKSA TEMPAT PENDERITA
L P JENIS NO BATCH TANGGAL AKHIR
NA PALAYANAN
Tanggal 2/8/17 Siswi disuntik, beberapa menit
kemudian pingsan lalu dilakukan penangana oleh
tim Puskesmas. ± 1-2 menit kemudian siswi
sadar dan sehat seperti semula. Pulang sekolah
siswi muntah2 kemudian jam 5 sore dibawa ke
klinik Bhakti Asih oleh ortu dan ditangan olehdr.
Jl. H. Arim RT 03/11 Kel. MR 012N611/ Hasan dgn doagnosa Obs Febris. diberikan
Intan Mirza 20/02/201 M. SDN
1 Ciledug Paninggilan Utara - Kec. (Measless Nov.18/VVM Dokter ######## therapi : Pct, Domperidon dan Ranitidin tetapi Meningal
Azzahra 6 Zapalus Sudimara 5
Ciledug Rubella) A belum pernah diminum karena siswi tersebut
tidak mengalami keluhan. Kamis 3/8/17 siswi
tersebut sekolah dan aktivitas seperti biasa.
jumat 4/8/17 siswi sekolah naik sepedah dan
aktivitas seperti biasa, pulang sekolah siswi
tersebut meninggal dunia. sempat dibawa ke RS
Bhakti Asih dan dinyatakan DOA
Bulak Santri Jl. Sendang Beberapa haris pasca sunti, siswa siswa
Darwis / raya Perumahan Sitorus MR mengalami ruam2 merah seperti bentol di siku,
012N611/Nov SDN Karang
2 Karang Tengah Rizalul Azimi 7 th Dwi Fitri Blok C No. 1 Pedurenan (Measless Perawat ######## tumit, paha dan perut. Kemudian dibawa ke RS Urtikaria Sembuh
.18/VVM A Tengah 12
Sundari - Karang Tangah (SDN Rubella) Bhakti Asih dan dilakukan pemeriksaan
Karang Tengah 12) laboratorium
Jl. Winong No.89
MR Beberapa hari pasca imunisasi, siswa timbul
RT.03/04, Kel. Sudimara 012N611/Nov SMP Herves
3 Ciledug Muhamad Isromi 15/10/200 Sarkim (Measless Dokter ######## kemerahan di seluruh tubuh. Kemudian dilakukan Sembuh
Timur - Kec. Ciledug, .18/VVM A Fatahillah Zooster
1 (15 th) Rubella) penanganan oleh dokter Puskesmas Ciledug
Kota Tangerang
MR
Bella Mutiara Jl. Inpres IV RT. 06/03 012N611/Nov SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
4 Ciledug 10 Th Subarwa (Measless Dokter ######## Sembuh
Ramadhani No. 6 Larangan Utara .18/VVM A MULIA pusing dan pingsan
Rubella)
Alfian Jl. Sektor Raya No. 25 MR
Shera Marsya 012N611/Nov SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
5 Ciledug 8 th Nurahma RT. 01/07 Sudimara (Measless Dokter ######## Sembuh
Davina Putri .18/VVM A MULIA pusing
n Jaya - Ciledug Rubella)
Jl. Winong No. 100 RT. MR
M. Fahran Aryo M. Firman 012N611/Nov SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
6 Ciledug 8 th 03/05 Sudimara Jaya - (Measless Dokter ######## Sembuh
Arfino Syarif .18/VVM A MULIA pusing
Ciledug Rubella)
Alvy Jl. Sunan Gunung Jati MR
Meyshia Fristi 012N611/Nov SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
7 Ciledug 9 Th Frans RT. 01/08 - Paninggilan - (Measless Dokter ######## Sembuh
Angeline .18/VVM A MULIA pusing
Melado Ciledug Rubella)
David Jl. Peruri Blok G No. 4 RT. MR (Measless 012N611/Nov. SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
8 Ciledug Davista Maulida 8 th Dokter ######## Sembuh
Hariyanto 02/02 Rubella) 18/VVM A MULIA pusing

Wibie
Sabrina Chiara Puri Pesona - Sudimara MR (Measless 012N611/Nov. SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
9 Ciledug 8 th Chandra Dokter ######## Sembuh
Putri Chandra Timur RT. 04/08 Rubella) 18/VVM A MULIA pusing
Prasetyo

Khansa Triwandani Ibnu MR (Measless 012N611/Nov. SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
10 Ciledug 8 th Kreo RT. 03/01 - Larangan Dokter ######## Sembuh
Hanschel Bernart H Rubella) 18/VVM A MULIA pusing

Arindra Nursyifa Jl. H. Mean - Karang MR (Measless 012N611/Nov. SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
11 Ciledug 8 th Muh. Irfan Dokter ######## Sembuh
Hakim Tengah RT. 02/011 Rubella) 18/VVM A MULIA pusing

H. Gedad Sahid No. 74


Budi MR (Measless 012N611/Nov. SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
12 Ciledug Almira Syarif 10 th RT. 01/04 - Paninggilan Dokter ######## Sembuh
Haryanto Rubella) 18/VVM A MULIA pusing
Utara

Mulidya Septiawan Irwan Japos Blok H.5 No. 39 RT. MR (Measless 012N611/Nov. SD BUDI Beberapa jam pasca imunisasi, siswa merasa
13 Ciledug 10 th Dokter ######## Sembuh
Callista Siregar 01/15 Paninggilan Ciledug Rubella) 18/VVM A MULIA pusing

Nafid MR (Measless 012N611/Nov. Beberapa jam pasca imunisasi, siswa demam dan
14 Ciledug Zaskia Arin Az Zahra 11 thn Jl.Akasia Kp.Duren Saw it Dokter 04/08/2017 SDIT Izzudin Sembuh
Isnarow i Rubella) 18/VVM A merasa pusing

Jl. Lembang Baru I No.85


H.Suharto MR (Measless 012N611/Nov. Beberapa jam pasca imunisasi, siswa demam dan
15 Ciledug Selvi Yanti Putri 11 thn RT.04/10 Kel. Sudimara Barat - Dokter 04/08/2017 SDIT Izzudin Sembuh
Taw af Rubella) 18/VVM A merasa pusing
Kec. Ciledug, Kota Tangerang

Jl. Masjid Gg.H.Saini Rt.04/08


MR (Measless 012N611/Nov.
16 Ciledug Farand Altair Ghifari 5 th Robi Aspan No.74 Kel. Sudimara Timur - Dokter 09/08/2017 RA Nurul Iman Beberapa jam pasca imunisasi, siswa muntah Sembuh
Rubella) 18/VVM A
Kec. Ciledug, Kota Tangerang
IDENTITAS GEJALA YANG DIALAMI
JENIS BEN
No Batch / JENIS No Batch / TEMPAT DEM MER MUNT
KELA JENIS PEMBERI TANGGAL AM
GKA
AH AH
KONDISI
NO TANGGAL Exp Date VAKSI Exp Date PELAYANAN LAIN-LAIN
NAMA ANAK MIN UMUR NAMA ORTU ALAMAT VAKSIN 1 IMUNISASI IMUNISASI K TERAKHIR
LAHIR Vaksin 1 N2 Vaksin 2 IMUNISASI (SEBUTKAN)
L/P Jika ya di tandai 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Dwi P 11 Thn Kec. Carita MR 9 - - Bidan SD.Cinoyong I 01/08/2017 √ √ Sembuh

Kp.Taruju, Desa
2 Nopita Dewi P 27/10/2003 14 Thn Iyan Angsana, Kec. MR 9 - - Bidan Sekolah 01/08/2017 √ Diare Meninggal 12/8/2017
Angsana

Desa Psr.Lancar Gatal, Ruam


3 Putri P 13/05/2006 Suparna MR 9 - - Bidan Sekolah 01/08/2017
Kec.Sd.resmi merah, Pusing
Sembuh

Desa Campaka, Kec. Gatal, Ruam


4 Wiwi Sulastri P 06/06/2004 Encud
Sd Resmi
MR 9 - - Bidan Sekolah 01/08/2017 √ merah, Pusing
Sembuh
Bula bula berisi
cairan di
5 Fina P 8 Thm Kec. Carita MR 9 - - Perawat SD. Kawoyang I 02/08/2017 Sembuh
daerah wajah
dan perut

6 Alfia P 9 Thn Kec. Carita MR 9 - - Perawat SD. Bjr.Masin 2 08/08/2017 √ √ Sembuh


Kp. Cigendis, Desa
7 Akmal L 01/02/2009 Edi Sukamanah, MR 012N6111 - - Bidan Sekolah 08/08/2017 √ √ Diare, Kejang Sembuh
Kec.Menes

Kp. Bungbulang, Ds.


8 Al Rafli L M. Sanusi
Koranji, Kec. Pulosari
MR 012N6111 - - Bidan Sekolah 08/08/2017 √ Diare
Sembuh
Kp. Koranji,
9 Windi Widiawati P Yudi Ds.Koranji, MR 012N6111 - - Bidan Sekolah 08/08/2017 √ Diare
Kec.Pulosari Sembuh
Kp.Kadulisung,
10 Sanusi L 01/02/2009 Sani Ds.Koranji MR 012N6111 - - Perawat Sekolah 08/08/2017 √ √ Diare
Kec.Pulosari Sembuh
012M6147
Kp. Masjid, Desa
11 Rafa P 22/10/2012 Husmino MR / NOV. - - Bidan Sekolah 09/08/2017 √ Kejang Sembuh
Carita, Kec. Carita
2018
012M6147
12 Akmal L 11 Thn Kec. Carita MR / NOV. - - Bidan SD. Pejamben I 11/08/2017 √ √ Sembuh
2018
012M6147
13 Putri P 25/03/2013 Supriatna Kec. Carita MR / NOV. - - Perawat TK. Nur Amalia 11/08/2017 √ Gatal Sembuh
2018

Вам также может понравиться