Triyani 1405170 Tutud Dwi Lestarie 1405170139 Yunita 1405170 Yunita Sari Waruwu 1405170 Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI): Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Menurut FASB dalam SFAC No. 6 sebagai berikut: Equity or net asset is the residual interest in the assets of an entity that remains after deducting its liabilities. Dari segi riwayat dan sumbernya, ekuitas pemegang saham dibagi menjadi komponen penting, yaitu: Komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang tidak tepat dimasukan dalam komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai pos ekuiatas pemegang saham. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham yaitu: menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya Informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak lainnya. Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun ikhtisar laba- rugi, laba ditahan menunjukan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset tertentu.
Perbedaan antara dua bagian elemen ekuitas
pemegang sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana besar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukan perlindungan bagi 2.5.1 Pengertian Modal yuridis adalah jumlah rupiah "minimal" yang harus disetor oleh investor sehingga membentuk modal yuridis. Tujuan penyajian modal yuridis ini adalah untuk memberi informasi kepada para pemegang ekuitas lainnya tentang batas perlindungan investasinya.
2.5.2 Besarnya Modal Yuridis
Dalam hal saham bernilai nominal, modal yuridis dapat sama dengan jumlah yang dikenal dengan nama modal saham. Modal saham menunjukan jumlah rupiah perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal persaham. Jumlah ini merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham walaupun dalam transaksi pembelian saham jumlah rupiah yang disetor atau dibayar melebihi modal yuridis tersebut. Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektiv saham sehingga secara akuntansi penentuan nilai nominal saham sebenarnya tidak bermakna ekonomik. Dalam hal tertentu, nilai nominal saham lebih merupakan alat untuk pemerataan distribusi pemilikan daripada untuk menunjukan nilai saham itu sendiri. Karena tidak bermakna ekonomik, saham dapat diterbitkan tanpa nilai nominal. Ada dua alasan penerbitan saham tanpa nilai nominal yaitu:
Pasal 42 undang-undang no 1 tahun 1995 menetapkan bahwa
saham tanpa nilai nominal tidak dapat diterbitkan. Ketentuan ini sebenarnya dimaksudkan untuk menentukan modal yuridis. Nilai niminal merupakan jumlah rupiah minimal yang harus disetor investor sehingga membentuk modal yuridis. Jika modal saham terjual dengan harga diatas nominal, dapatkah selisihnya diperlakukan sebagai laba ditahan karen modal yuridis telah terpenuhi. Patton danLittleton (1970) menegaskan bahwa perseroan merupakan kesatuan usaha maupun kesatuan hukum. Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat transaksi modal. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah: Pemesanan saham obligasi terkonversi atau brhak tukar saham istimewa terkonversi atau brhak tukar dividen saham hak beli saham, opsi, dan warna saham treasuri 2.8.1 Penyesuaian Periode Lalu Penyesuaian ini adalah perlakuan terhadap suatu jumlah rupiah yang mempengaruhi operasi periode masa lalu. Bukan sebagai pengurang atau penambah perhitungan laba tahun sekarang. Tetapi sebagai penyesuai terhadap laba ditahan awal perioda sekarang. Perlakuan semacam ini dimaksudkan untuk menjadikan laba di tahan awal periode sekarang menunjukkan saldo yang semestinya seadainya jumlah rupiah tersebut telah diakui dalam periode yang lalu. 2.8.2 Koreksi Kesalahan System akuntansi biasanya sudah dengan cukup cermat sehingga kesalahan dalam pencatatan akan segera dapat dideteksi sehingga dapat segera dilakukan koreksi. Dalam hal tertentu, kesalahan tidak segera diketahui dan baru diketahui beberapa waktu atau bahkan beberapa periode setelah statemen keuangan disusun dan diterbitkan. 2.8.3 Perubahan akuntansi Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang mempunyai pengaruh terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan pelaporan keuangan yang disebut dengan perubahan akuntansi. 2.8.4 Kuasi reorganisasi kuasi reorganisasi adalah reorganisasi tanpa melalui reorganisasi secara hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun – akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit.