Вы находитесь на странице: 1из 46

BENDUNGAN ASI

DAN MASTITIS
Kelompok 6 :
Nilam herliandani
Titi aisyah kholik
Rifa rif’atia anhar
Sheila rizki amelia
Novia fatmawati P
BENDUNGAN ASI
 PENGERTIAN
Pembendungan asi menurut prithchar (1999)
adalah pembendungan air susu karena
penyempitan ductus lakteferi atau oleh kelenjar
kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau
karena kelainan pada putting
susu(bukuobstretiwiliams).
LANJUTAN…

Bendungan air susu dapat terjadi pada hari kedua


atau ketiga ketika payudara telah memproduksi air
susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air
susu yang tidak lancer, karena bayi tidak cukup
seringmenyusu, produksi meningkat, terlambat
menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding)
kurang baik dan dapat pula karena adanya
pembatasan waktu menyusui(sarwono, 2009)
Epidemiologi
 Penelitian terjadinya bendungan ASI di Indonesia
terbanyak adalah pada ibu – ibu pekerja
,sebanyak 16% dari ibu yang menyusui (DEPKES
RI,2006). adanya kesibukan keluarga dan
pekerjaan menurunkan tingkat perawatan dan
perhatian ibu dalam melaukan perawatan
payudara sehingga akan cenderung mengakibatkan
terjadinya peningkatan angka kejadian bendungan
ASI .
Etiologi

 Pengosongan mamae tidak sempurna


 Faktor hisapan bayi yang tidak aktif

 Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar.


Tanda dan gejala

1. Payudara keras dan panas pada perabaan


2. Suhu badan naik
3.Putting susu bisa mendatar dan dalam hal ini
dapat menyukarkan bayi untuk menyusu.
4.Kadang-kadang pengeluaran air susu
terhalang
 Gejala bendungan air susu adalah terjadinya
pembengkakan payudara bilateral dan
secara palpasi teraba keras, kadang kadang
terasa nyeri serta sering kali disertai
peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak
terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam.
(Sarwono, 2009)
Penatalaksanaan

 Bila ibu menyusui:  Bila ibu tidak menyusui:


1. Susukan sesering mungkin. 1. Sangga payudara.
2. Kedua payudara di susukan. 2. Kompres dingin pada payudara
3. Kompres hangat payudara untuk mengurangi
sebelum disusukan. pembengkakan dan rasa sakit.
4. Bantu dengan memijat payudara 3. Bila diperlukan berikan
untuk permulaan menyusui. paracetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam.
5. Sangga payudara.
4. Jangan dipijat atau memakai
6. Kompres dingin pada payudara kompres hangat pada
untuk permulaan menyusui. payudara.
7. Bila diperlukan berikan
paracetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam.
8. Lakukan evaluasi setelah 3 hari
untuk mengevaluasi hasilnya.
Asuhan kebidanan
1.keputusan medik
• Susukan sesering mungkin.
• Kedua payudara di susukan.
• Kompres hangat payudara sebelum disusukan.
Bila ibu • Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan
menyusui.
menyusui •

Sangga payudara.
Kompres dingin pada payudara untuk permulaan
menyusui.
• Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per
oral setiap 4 jam.
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi
hasilnya.

Bila ibu • Sangga payudara.


• Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi

tidak pembengkakan dan rasa sakit.


• Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4
jam.
menyusui • Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.
Kegawatdaruratan

 apabila tidak ditangani segera atau dengan


pengobatan yang kurang memadai dapat
menyebabkan infeksi payudara atau mastitis, yang
selanjutnya jika tidak ditangani juga dapat
mengakibatkan abses payudara yaitu pengeluaran
nanah dari payudaranya.Sebagai bidan
diharuskan memberikan penanganan segera untuk
mengurangi rasa sakit dan mengantisipasi masalah
yang lebih berat dan tidak diharapkan.
Prognosa

 Bendungan payudara merupakan permulaan dari


infeksi mamae yaitu mastitis. Bakteri yang
menyebabkan infeksi mamae adalah stafilokokus
aureus yang masuk melalui puting susu. Infeksi
menimbulkan demam, nyeri local pada mamae,
terjadi pemadatan pada mamae, dan terjadi
perubahan kulit mamae.
Dasar hukum
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.28 Tahun
2017 BAB III Penyelenggaraan Keprofesian
Bagian ke-2 Kewenangan Pasal 19.
(1)Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18huruf a diberikan pada masa
sebelumhamil, masa hamil, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
 (2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan:
- konseling pada masa sebelum hamil;
- antenatal pada kehamilan normal;
- persalinan normal;
- ibu nifas normal;
- ibu menyusui; dan
- konseling pada masa antara dua kehamilan
(3) Dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bidan berwenang
melakukan :
 Episiotomi;  Fasilitasi atau bimbingan inisiasi
 Pertolongan persalinan normal; meyusui dini dan promosi air susu
 Penjahitan luka jalan lahir ibu eksklusif;
tingkat 1 dan 2;  Pemberian uterotonika pada
 Penanganan kegawat daruratan, manajemen aktif kala 3 dan post
dilanjutkan dengan perujukan; partum;
 Pemberian tablet tambah darah  Penyuluhan dan konseling;
pada ibu hamil;  Bimbingan pada kelompok ibu
 Pemberian vitamin A dosis tinggi hamil; dan
pada ibu nifas;  Pemberian surat keterangan
kehamilan dan kelahiran
Berdasarkan Wewenang bidan
menurut Kepmenkes: 369/SK/III/2007
mengenai keyakinan tentang
kolaborasi.
 Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan
perempuan sebagai partner dengan pemahaman
holistic terhadap perempuan, sebagai salah satu
kesatuan fisik, psikis emosional, social budaya,
spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan
memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
(Menkes RI, 2007).
Analisis kasus

 Datang seorang ibu ke BPM mengaku telah


melahirkan bayinya 2 minggu yang lalu.Ibu tersebut
mengeluh sakit pada kedua payudaranya bengkak,
nyeri ketika ditekan dan merasa badannya
panas.Ibu mengatakan dengan payudaranya yang
bengkak dia takut untuk tetap menyusui bayinya,
ibu belum bisa menyusui bayinya dengan benar,
bayi masih belum bisa menyusui dengan baik.
Data Subjektif

Biodata

 Nama : Ny “W”  Nama : Tn. “D”


 Umur : 20 Tahun  Umur : 25 Tahun
 Agama : Islam  Agama : Islam
 Suku/Bangsa Jawa/Indonesi  Suku/Bangsa:Jawa/Indonesia
a  Pendidikan : SMA
 Pendidikan : SMA  Pekerjaa : Wiraswasta
 Pekerjaa : IRT  Alamat : jl.
 Alamat : jl. Kertabumi Kertabumi no.74 Karawang
no.74 Karawang
 Keluhan
Ibu mengatakan sakit pada kedua payudaranya
bengkak, nyeri ketika ditekan dan merasa
badannya panas.Dengan payudaranya yang
bengkak dia takut untuk tetap menyusui bayinya,
ibu belum bisa menyusui bayinya dengan benar,
bayi masih belum bisa menyusui dengan baik.
Data Objektif Assesment
 KU: kurang baik kesadaran: compos  Diagnosa: Ibu P1 A0post partum hari
mentis ke 2 dengan bendungan ASI.
 TTV: TD: 120/80 mmHg  Masalah potensial: Mastitis/infeksi
suhu: 38°C nadi: paudara.
80x/menit respirasi: 20X/menit  Antisipasi masalah potensial:
 Payudara: bengkak, nyeri tekan. Anjurkan ibu untuk selalu
 Abdomen: TFU tidak teraba
memberikan ASI pada bayinya.
 Masalah: Bengkak dan nyeri tekan
 Genetalia: Lochea alba ± 5cc bau
khas dan konsistensi cair, tidak ada pada payudara, ibu takut menyusui
luka jahitan perineum, bayinya, posisi menyusui bayinya
belum benar.
 Kandung kemih: kosong
 Kebutuhan: Kurangi bengkak dan
 Ekstremitas bawah: tidak ada tanda nyeri pada payudara, ajarkan ibu
homan. cara menyusui yang benar.
 Reflexpatella (+)/(+).
penatalaksanaan
 Beritahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam
keadaan kurang baik yaitu dengan suhu 38°C, dan
pada pemeriksaan fisik terdapat kelainan pada
payudara yaitu kemerahan dan nyeri jika ditekan. =>
Ibu terlihat cemas.
 Beri penjelasan pada ibu tentang masalah ini, memberi
penjelasan pada ibu tentang masalah ini bahwa terjadi
bendungan ASI pada kedua payudara dan ini sangat
berbahaya bagi ibu karena jika tidak dikeluarkan
akan terjadi infeksi, ibu mengerti apa yang sudah
dijelaskan. => Ibu terlihat khawatir dan cemas.
 Lakukan penanganan pada ibu dengan bendungan ASI, yaitu dengan cara:
 Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara.
 Keluarkan ASI sebelum menyusui agar bayi mudah menghisap dan
menangkap putting susu.
 Lakukan pengurutan pada payudara dimulai dari putting sampai ke korpus
mamae untuk mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening
dalam payudara.
 Sstelah bayi kenyang, keluarkan sisa ASI.
 Kompres hangat agar payudara menjadi lebih lembek.
 Ibu harus rileks.
 Pijat leher dan punggung belakang,
 Sangga payudara.
 Berikan paracetamol 500mg peroral 3x1 hari
 Beritahu ibu jangan takut menyusui bayinya, karena
dengan adanya bendungan harus tetap disusukan
pada bayinya. => Ibu mengerti dan melakukannya.
 Ajarkan ibu posisi menyusui yang benar, yaitu waktu
menyusui bayinya ibu duduk dengan tegak, gendong
bayi dengan perut bayi menghadap perut ibu, tubuh
bayi di alasi bantal dan perlak, putting susu ibu masuk
ke mulut bayi sampai seluruh areola mamae menutupi
mulut bayi, perhatikan apakah bayi sudah menelan ASI
dengan baik. =>ibu sudah pintar menyusui bayinya.
 Lakukan evaluasi setelah 3 hari, apakah hasilnya
membaik atau tidak.=> hasilnya membaik.
Infeksi
payudara
Pengertian
Mastitis
Mastitis adalah proses peradangan pada
payudara. Mastitis umumnya disebabkan karena
infeksi pada jaringan payudara atau disebabkan
karena adanya proses penyumbatan padasaluran
air susu ibu. Mastitis banyak yang terjadi pada ibu
yang sedang menyusui namun dapat terjadi juga
pada wanita yang masih gadis.
Abses Payudara
Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah,
biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika
bakteri menyusp kedalam jaringan yang seahat,
maka akan terjadi infeksi. Sebagiaan sel mati dan
hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan
dan sel-sel yang terinfeksi kedalam rongga tersebut
dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan
mati
Epidemiologi
mastitis
Abses paudara

 Mastitis terjadi pada  Terjadinyai nfeksi pada


semua populasi, dengan wanita yang tidak
atau tanpa kebiasaan menyusui jarangt erjadi.
menyusui. Insiden ini Terbentuknya abses
sangat bervariasi, dari
sedikit sampai 33% sebagai komplikasi
wanita menyusui, tetapi mastitis postpartum
biasanya di bawah terjadi kurang dari 10%
10%. dari semua kasus
Etiologi

Mastitis Abses payudara

 Dua penyebab utama  Infeksi payudara biasanya


mastitis adalah statis ASI disebabkan oleh bakteri yang
banyak ditemukan pada kulit
dan infeksi statis ASI yang normal (Staphylococcus
biasanya merupakan aureus)Bakteri sering kali
penyebab primer, yang berasal dari mulut bayi dan
masuk kedalam saluran air
dapat disertai atau susu melalui sobekan atau
berkembang menuju retakan di kulit(biasanya
infeksi. Dan organisme pada putting susu)
penyebab infeksi adalah
Staphylococcus Aureus.
Tanda dan gejala

Mastitis
 Pembesaran payudara hanya pada satu sisi

 Nyeri dan bengkak pada payudara yang terkena


infeksi
 Demam, mual dan muntah. Semua gejala infeksi
payudara hampir disertai dengan demam, adapun
gejala mual dan muntah tidak selalu muncul.
 Keluar cairan dari puting payudara, dapat berupa
bening hingga pus (nanah).
 Bengkak, nyeri, terasa panas dan kemerahan pada
payudara yang terkena infeksi
 Pembesaran jaringan limfe ketiak jika infeksi telah menyebar keluar dari
payudara.
 Rasa panas dingin disertai kenaikan suhu
 Demam, sakit-sakit seperti flu, serta payudara terasa panas dan lembek.
 Penderita merasa lesu
 Tidak ada nafsu makan
 Mamma membesar/ bengkak dan nyeri
 Mamma merah
 Nyeri perabaan
 Kadang terjadi abses
 Nanah yang menyebar ke bagian tubuh lain dapat menyebabkan
meriang/demam tinggi dan menggigil, keringat banyak, turunnya daya
tahan tubuh, bahkan hingga menurunnya kesadaran
Abses payudara
dapat merasakan nyeri pada kelenjar payudara.
Kulit luar dapat normal jika inflamasi terjadi di
dalam atau dapat terlihat merah, panas dan
bengkak jika lokasinya di permukaan
payudara.Saat pembentukan abses, gejala akan
bertambah jelas Saat itu, gejala dapat berupa
abses kulit menjadi panas, terluka, dan merah
bengkak. Selain itu biasanya muncul pula gejala
infeksi berupa demam, menggigil, mual dan muntah.
Penatalaksanaan
Mastitis Abses payudara

 Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6  Diperlukan anestesi umum (ketamin).


jam selama 10 hari. Bila diberikan  Insisi radial dari tengah dekat pinggir areola, ke
sebelum terbentuk abses biasanya pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
keluhannya akan berkurang.  Pecahkan kantung pus dengan tissue forceps
atau jari tangan.
 Sangga payudara.
 Pasang tampon dan drain. Kemudian angkat
 Kompres dingin. setelah 24 jam.
 Bila diperlukan berikan paracetamol  Berkan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama
500 mg per oral setiap 4 jam. 10 hari.
 Sangga payudara.
 Ibu harus didorong menyusui bayinya
Kompres dingin.
walau ada pus. 

 Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg


 Ikuti perkembangan 3 hari setelah per oral setiap 4 jam.
pemberian pengobatan.  Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada
pus.
 Lakukan follow up setelah pemberian
pengobatan selama 3 hari.
Asuhan kebidanan
1.keputusan medik
Mastitis Abses Payudara

1. Berikan kloksasilin 500 mg 1. Diperlukan anestesi umum (ketamin).


setiap 6 jam selama 10 hari. 2. Insisi radial dari tengah dekat pinggir areola,
Bila diberikan sebelum ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
terbentuk abses biasanya 3. Pecahkan kantung pus dengan tissue forceps
keluhannya akan berkurang. atau jari tangan.
Pasang tampon dan drain. Kemudian angkat
2. Sangga payudara. 4.
setelah 24 jam.
3. Kompres dingin. 5. Berkan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama
4. Bila diperlukan berikan 10 hari.
paracetamol 500 mg per oral 6. Sangga payudara.
setiap 4 jam. 7. Kompres dingin.
5. Ibu harus didorong menyusui 8. Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg
per oral setiap 4 jam.
bayinya walau ada pus.
9. Ibu harus didorong menyusui bayinya walau
6. Ikuti perkembangan 3 hari ada pus.
setelah pemberian 10. Lakukan follow up setelah pemberian
pengobatan pengobatan selama 3 hari.
Kegawatdaruratan

 Bendungan payudara merupakan hal yang sangat


mengkhawatirkan bagi ibu nifas yang menyusui dan
tidak menyusui, karena terbendungnya ASI
mengakibatkan rasa sakit yang berlebih.Sehingga
apabila tidak ditangani segera atau dengan
pengobatan yang kurang memadai dapat
menyebabkan infeksi payudara atau mastitis, yang
selanjutnya jika tidak ditangani juga dapat
mengakibatkan abses payudara yaitu pengeluaran
nanah dari payudaranya.
Prognosa

 infeksi payudara juga dapat menyebabkan abses


di mana pengobatan yang tertunda atau
perawatan yang tidak memadai terutama pada
mastitis sangat berkaitan dengan susu statis yang
dapat berkembang menyebabkan pembentukan
abses di dalam jaringan payudara. Abses sendiri
merupakan pengeluaran nanah dari payudara
Dasar hukum

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.28 Tahun


2017 BAB III Penyelenggaraan Keprofesian
Bagian ke-2 Kewenangan Pasal 19
(1)Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18huruf a diberikan pada masa
sebelumhamil, masa hamil, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
Berdasarkan Wewenang bidan menurut Kepmenkes:
369/SK/III/2007 mengenai keyakinan tentang
kolaborasi.
Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan
perempuan sebagai partner dengan pemahaman
holistic terhadap perempuan, sebagai salah satu
kesatuan fisik, psikis emosional, social budaya,
spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan
memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
(Menkes RI, 2007).
Analisis kasus

 Datang seorang ibu mengatakan sudah melahirkan


anaknya 7 hari yang lalu, dia mengakatakan
merasa nyeri dikedua payudaranya terasa tegang
dan kemerahan yang disertai demam dan
menggigil.
Subjektif

 Nama : Ny  Nama : Tn.


“N” “A”
 Umur : 23 Tahun  Umur : 24 Tahun
 Agama : Islam  Agama : Islam
 Suku/Bangsa :Jawa/Indo  Suku/Bangsa :Jawa/Indo
nesia nesia
 Pendidikan : SMA  Pendidikan : S1
 Pekerjaa :  Pekerjaa : PNS
Wiraswasta  Alamat : jl.
 Alamat : jl. Pramuka 3, Muara Enim
Pramuka 3, Muara Enim
Keluhan
Ibu mengatakan merasa nyeri dikedua
payudaranya terasa tegang dan kemerahan yang
disertai demam dan menggigil.
Objektif  Abdomen: TFU sudah
tidak teraba
 Genetalia: Lochea
KU: kurang baik serosa ± 50cc bau khas
Kesadaran: compos dan konsistensi cair dan
mentis ada gumpalan, tidak
ada luka jahitan
TTV: TD: 110/70 mmHg perineum,
Nadi:
 Kandung kemih: kosong
70/menit Respirasi:
20X/menit Suhu: 39°C  Ekstremitas bawah:
tidak ada tanda homan.
Payudara: memerah, puting  Reflex patella (+)/(+).
susu ada luka/lesi keluar

cairan nanah, areola
hyperpigmentasi, bengkak
dan teraba cairan di
bawah kulit
Assesment

Diagnosa: Ny.N P2A0 post partum 7 hari dalam


keadaan mastitis/infeksi payudara.
Masalah potensial: Abses payudara.
Antisipasi masalah potensial: memasang infus dan
segera melakukan rujukan.
Penatalaksanaan

 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam keadaan


kurang baik yaitu dengan suhu 39°C, dan pada pemeriksaan fisik
terdapat kelainan pada payudara yaitu payudara memerah, puting
susu ada luka/lesi keluar cairan nanah, areola hyperpigmentasi,
bengkak dan teraba cairan di bawah kulit. => Ibu terlihat cemas
dan khawatir.
 Pasang infus Ringer Laktat, yaitu untuk kestabilan tubuh ibu juga
mempermudah pemberian antibiotika secara intravena. =>Infus
telah dipasangkan.
 Berikan antibiotic dan analgetik peroral ataupun melalui intra vena
sesuai konsultasi dengan dokter. => Antibiotik dan analgetik telah
diberikan.
 Bersihkan luka, membersihkan luka yang bernanah dan balut luka
dengan kasa steril dan larutan NaCl. =>luka telah dibersihkan dan
ibu sedikit merasa nyaman.
 Buat informed choice, jelaskan kepada ibu bahwa ibu mengalami
mastitis pada payudaranya sehingga harus segera dilakukan
rujukan dan bidan pun memberikan pilihan tempat rujukan mana
saja yang dapat dipilih oleh keluarga. => Pihak keluarga memilih
dirujuk ke RSUD.
 Buat informed concent, sebagai tanda persetujuan sebagai tanda
kesepakatan bahwa ibu harus segera di rujuk.. => Salah satu
anggota pasien telah menandatangani surat persetujuan tersebut.
 Persiapan rujukan, dengan mengutamakan prinsip BAKSOKU, bidan
selalu mendampingi pasien selama rujukan berlangsung, membawa
alat yang dibutuhkan seperti spigmomanometer, kasa dsb,
kendaraan telah siap sebagai alat transportasi rujukan, tak lupa
membawa surat rujukan yantelah disetujui oleh kedua belah pihak,
obat-obatan seperti cairan infus, antibiotic dan analgetik, keluarga
sebagai motivator pasien agar tidak
 merasa sendiri, dan uang yang diperlukan untuk
kebutuhan administrasi RS. => Persiapan rujukan
sudah lengkap.
 Penanganan di RS, penyerahan surat rujukan,
semua keperluan administrative telah dilakukan.
=>ditangani oleh pihak RS.
1. Ghea
2. mengapa mastitis bisa terjadi juga pada gadis ?

2. Diksi
Pada salah satu penatalaksanaan di bendungan asi,
sangga payudara dengan apa dan berapa lama

3. Rossa
Bagaimana penatalaksanaan yang baik pergantian
payudara pada pemberian asi? Dan kosongnya
seperti apa?

Вам также может понравиться