Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SPASIAL
AGATHON AZIS PARENZA 111.160.100
IVAN SADEWA 111.130.
PENDAHULUAN
• Objek memiliki properties geometric (seperti jalan, sungai, batas-batas pulau,
dll) yang disebut sebagai objek spasial, dalam SIG objek-objek tersebut harus
bereferensi geografis. Karena itu, objek-objek ini harus direpresentasikan
dengan menggunakan koordinat-koordinat bumi, dan bukan sistem
koordinat local atau sembarang.
BENTUK BUMI
• Bentuk bumi yang telah dianut oleh manusia telah berevolusi dari abad keabad, antara lain: (a). Tiram atau
cakram yang terapung di permukaan laut, menurut bangsa Babilon pada 2500 tahun SM
• (b). Lempeng dasar, bangsa Yunani kuno pada 500 SM
• (c). Kotak persegi panjang, geograf Yunani kuno pada 400 SM
• (d). Piringan lingkaran atau cakram (bangsa Romawi)
• (e). Bola - bangsa Yunani kuno: Phytagoras (495 SM), aristotheles membuktikannya (340 SM), Archimides
(250 SM), dan Erastosthenes (250 SM)
• (f). Buah jeruk asam (J. Cassini 1683-1718)
• g). Buah jeruk manis – Huygens (1629-1695), dan Issac Newton (1643 – 1727) (h). Ellips putas- French
academy of science (1666)
• Salah satu tugas geodesi geometris adalah menentukan koordinat titik-titik, jarak,
dan arah di permukaan bumi untuk keperluan praktis maupun ilmiah. Untuk itu
diperlukan adanya bidang hitungan. Permukaan bumi merupakan permukaan sangat
tidak teratur. Oleh karena itu, permukaan ini tidak dapat digunakan sebagai bidang
hitungan geodesi.
• Ellipsoid referensi biasanya didefinisikan oleh nilai-nilai jari-jari equator (a) dan
pegepengan (f) elips putarnya. Sedangkan parameter seperti setengah sumbu pendek
b), eksentrisitas (e), dan lainnya dihitung dengan menggunakan ke dua nilai
parameter pertama diatas. Tiap Negara memiliki pandangan berbeda ttg
parameterparameter ini. Indonesia pada 1860 menggunakan ellips Bessel 1841
dengan a=6,377,397; dan 1/f = 299.15. tetapi sejak 1971 menggunakan Ellips GRS-
67 dengan a=6,378,160; 1/f=298.247.
•
b
Xo, Yo, Zo
Catatan:
sumbu Z : mengarah ke kutub utara CTP (Convensional terrestrial pole) sebagaimana telah didefinisikan
oleh BIH (Bureau International de L’Heure)
Sumbu X: merupakan garis berpotongan antara bidang meridian referensi WGS 84 dengan bidang
ekuator CTP (convensional Terrestrial System).
Sumbu Y: sumbu X yang diputar 90o ke arah timur di bidang equator CTP
6.3.5. Datum Horizontal
Ellipsoid referensi yang paling sering digunakan sebagai bidang untuk penentuan posisi horizontal (lintang dan
bujur), yang datumnya dikenal sebagai datum horizontal. Koordinat posisi horizontal ini beserta tingginya di
atas permukaan ellipsoid dapat dikonversikan ke sistem koordinat kartesian 3D yang mengacu pada sumbu-
sumbu ellipsoid ybs.
Untuk mempresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman, sering digunakan datum yang berbeda. Pada
peta laut umumnya dgunakan suatu bidang permukaan air rendah (chart datum) sebagai bidang referensi,
sehingga nilai-nilai kedalaman yang direpresentasikan oleh peta laut ini mengacu pada pasut rendah (low tide).
SISTEM REFERENSI GEODESI
Agar hasil pengamatan di bidang geodesi dapat saling dibandingkan, dikaitkan, digunakan, atau mendukung
hasil-hasil pengamatan di bidang atau disiplin ilmu lainnya (astronomi, geofisika), maka dibuatlah suatu sistem
referensi geodesi (Geidetic Reference System— GRS)
6.5. SISTEM PROYEKSI DATA
Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniature) dari unsure-unsur fisik (alamiah) dai sebagian
atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan skala tertentu. Tetapi permukaan bumi
melengkung dan tidak memungkinkan menbentangkannya hinggamenjadi bidang datar, tanpa mengalami
perubahan. Pembuatan peta akan lebih sederhana jika pemetaannya dilakukan di daerah yang sempit.
SISTEM KOORDINAT
Y Y
P(d, θ)
d
P(x,y)
X X
Z P(x,y,z)
r Y
φ