Вы находитесь на странице: 1из 36

OSTEOSARKOMA

S H AV I R A 1 3 1 6 1 1 1 3 3 1 4 0
A3 2016
DEFINISI
Osteosarkoma disebut juga osteogenik sarkoma
adalah suatu neoplasma ganas yang berasal dari sel primitif
(poorly differentiated cells) di daerah metafise tulang
panjang pada anak-anak. Disebut osteogenik oleh karena
perkembangannya berasal dari seri osteoblastik sel
mesenkim primitif. Osteosarkoma merupakan neoplasma
primer dari tulang yang paling sering terjadi. Meskipun
tumor ini dahulu biasanya fatal, kemajuan dalam pengobatan
telah secara dramatis memperbaiki prognosis untuk
neoplasma ini.
Kasus osteosarkoma paling banyak terjadi pada
anak remaja dan mereka yang baru menginjak masa dewasa,
tetapi dapat juga menyerang pasien penyakit paget yang
berusia lebih dari 50 tahun. Dalam klasifikasi sederhana,
dapat dibagi menjadi bentuk primer dan bentuk sekunder.
Laki-laki lebih sering terkena daripada perempuan.
EPIDEMIOLOGI
Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang merupakan
salah satu keganasan tersering pada anak-anak dan usia dewasa muda.
Insidensi osteosarkoma memiliki sifat bimodal yaitu dengan usia
tersering pada anak- anak dan dewasa muda serta usia tua di atas 65
tahun serta lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita.
Predileksi tersering pada: daerah lutut yaitu distal femur,
proksimal tibia, proksimal humerus, osteosarkoma muncul terutama
pada daerah metafisis tulang panjang dengan rasio pertumbuhan yang
cepat meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada
semua tulang.
ETIOLOGI
Penyebab pasti dari osteosarkoma tidak diketahui, namun terdapat berbagai
faktor resiko untuk terjadinya osteosarkoma. Menurut Fuchs dan Pritchad (2002)
osteosarkoma dapat disebabkan oleh beberapa faktor:
• Senyawa kimia: Senyawa antrasiklin dan senyawa pengalkil, beryllium dan
methylcholanthrene merupakan senyawa yang dapat menyebabkan perubahan genetic
• Virus: Rous sarcoma virus yang mengandung gen V-Src yang merupakan proto-
onkogen, virus FBJ yang mengandung protoonkogen c-Fos yang menyebabkan kurang
responsif terhadap kemoterapi.
• Radiasi, dihubungkan dengan sarcoma sekunder pada orang yang pernah mendapatkan
radiasi untuk terapi kanker.
• Penyakit lain: Paget’s disease, osteomielitis kronis, osteochondroma, poliostotik
displasia fibrosis, eksostosis herediter multipel dll.
• Genetik: Sindroma Li-Fraumeni, Retinoblastoma, sindrom Werner, Rothmund-
Thomson, Bloom.
PATOFISIOLOGI
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor. Timbul
reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau penghancuran
tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.
Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang
yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
Kelainan congenital, genetic, gender / jenis kelamin, usia, rangsangan fisik berulang,
hormon, infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi) dapat menimbulkan tumbuh
atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat benign (jinak) atau bersifat malignant
(ganas).
Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada
umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat sekitarnya,
sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya mencengkeram alat tubuh yang
terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh
lain yang jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan
tumbuh kanker baru di tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh
lainnya dapat merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu.
MANIFESTASI
KLINIS
Manifestasi klinis osteosarkoma (Smeltzer, 2001: 2347) :
1. Nyeri atau pembengkakan ekstremitas yang terkena
2. Fraktur patologik
3. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan
yang terbatas
4. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
5. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat
badan menurun dan malaise
PEMERIKSA AN
PENUNJANG
1. Radiografi konvensional
Pasca kemoterapi, radiografi konvensional dapat digunakan untuk menilai pengurangan
ukuran massa, penambahan ossifikasi, dan pembentukan peripheral bony shell. Foto x-ray
thorax proyeksi AP/PA, untuk melihat adanya metastasis paru dengan ukuran yang cukup
besar
2. CT Scan
Ct-scan dapat berguna untuk memperlihatkan detil lesi pada tulang kompleks dan
mendeteksi matriks ossifikasi minimal. Selain itu dapat digunakan untuk mendeteksi
metastasis paru. Kegunaan lain dari CT scan adalah tuntunan biopsi tulang (CT guided bone
biopsy). CT scan thoraks berguna untuk mengidentifikasi adanya metastasis mikro pada paru
dan organ thoraks.
CONT’
3. MRI
MRI merupakan modalitas terpilih untuk evaluasi ekstensi lokal tumor dan membantu
menentukan manajemen bedah yang paling sesuai. MRI dapat menilai perluasan massa ke
intramedular (ekstensi longitudinal, keterlibatan epifisis, skip lesion), perluasan massa ke
jaringan lunak sekitarnya dan intraartikular, serta keterlibatan struktur neurovaskular.
4. Kedokteran nuklir
Bone scintigraphy digunakan untuk menunjukkan suatu skip metastasis atau suatu
osteosarkoma multisentrik dan penyakit sistemik
5. Biopsi
Pemeriksaan histopatologi dilakukan dengan menggunakan biopsi jarum halus (fine needle
aspiration biopsy-FNAB) atau dengan core biopsy bila hasil FNAB inkonklusif. FNAB
mempunyai ketepatan diagnosis antara 70-90%.
KL ASIFIK ASI
DAN STADIUM
Klasifikasi
Klasifikasi dari osteosarkoma merupakan hal yang kompleks, namun 75%
dari osteosarkoma masuk kedalam kategori “klasik” atau konvensional, yang
termasuk osteosarkoma osteoblastic, chondroblastic, dan fibroblastic. Sedangkan
sisanya sebesar 25% diklasifikasikan sebagai “varian” berdasarkan:
• karakteristik klinik seperti pada kasus osteosarkoma rahang, osteosarkoma
postradiasi, atau osteosarkoma paget;
• karakteristik morfologi, seperti pada osteosarkoma telangiectatic,
osteosarkoma small-cell, atau osteosarkoma epithelioid; dan
• lokasi, seperti pada osteosarkoma parosteal dan periosteal.
Stadium
Sistem Klasifikasi Stadium MSTS (Enneking)
• IA : derajat keganasan rendah, lokasi intrakompartemen, tanpa metastasis
• IB : derajat keganasan rendah, lokasi ekstrakompartemen, tanpa metastasis
• IIA : derajat keganasan tinggi, lokasi intrakompartemen, tanpa metastasis :
derajat keganasan tinggi, lokasi ekstrakompartemen,
• IIB : tanpa metastasis
• III : ditemukan adanya metastasis
P E N ATA L A K S A N A A N
1. Pembedahan
• Limb Salvage Surgery (LSS)
Limb salvage surgery (LSS) merupakan suatu prosedur pembedahan yang dilakukan untuk
menghilangkan tumor, pada ekstremitas dengan tujuan untuk menyelamatkan
ekstremitas. Prosedur LSS merupakan tindakan yang terdiri dari pengangkatan tumor
tulang atau sarkoma jaringan lunak secara en-bloc dan rekonstruksi defek tulang atau
sendi dengan megaprostesis (endoprostesis), biological reconstruction (massive bone
graft baik auto maupun allograft) atau kombinasi megaprostesis dan bone graft
• Amputasi
Amputasi pada osteosarkoma dilakukan bila persyaratan LSS tidak terpenuhi. Pada
osteosarkoma derajat keganasan tinggi yang tidak memungkinkan pemberian kemoterapi
neoadjuvan ( misalnya : adanya ulkus, peradarahan, tumor dengan ukuran yang sangat
besar) maka langsung dilakukan pembedahan terlebih dahulu, selanjutnya diikuti dengan
pemberian kemoterapi adjuvant
CONT’
2. Kemoterapi
3. Radioterapi
4. Tatalaksana Nyeri Tatalaksana nyeri dapat mengikuti tiga langkah stepladder
WHO:
• Nyeri ringan: analgetik sederhana seperti NSAID atau paracetamol
• Nyeri sedang: opioid lemah dan analgetik sederhana
• Nyeri berat: pioid kuat dan analgetik sederhana
Terapi nyeri adjuvan seperti kortikosteroid (deksamatason), antikonvulsan
(gabapentin) atau antidepresan (amitriptilin) juga dapat diberikan sebagai
tambahan. Nyeri breakthrough dapat ditangani dengan opioid kerja cepat
seperti morfin lepas cepat, morfin intravena atau fentanil intravena.
WOC
Hambatan
mobilitas fisik
ASUHAN
KEPERAWATAN
KASUS
An. N umur 10 tahun datang ke UGD RSUD dr Iskak Tulungagung pada
tanggal 12 Januari 2015 pukul 11.42, dengan keluhan muncul benjolan pada lutut
kiri dan merasa pusing serta lemas. Pasien mengeluh mual dan tidak nafsu makan.
Benjolan dirasakan sejak 7 bulan yang lalu. Awalnya benjolan hanya sebesar telur
puyuh. Lama kelamaan benjolan dirasa semakin membesar. Benjolan lutut kiri
terasa nyeri, nyeri dirasakan terus menerus, ketika nyeri pasien biasanya hanya
menggosok-gosok lutut dengan tangan. Sejak 2 bulan ini pasien mengeluh sudah
tidak bisa berjalan dan hanya menghabiskan waktu di tempat tidur. Sejak kecil
pasien belum pernah diimunisasi. Bulan desember 2014 pasien berobat ke RS di
Banjarmasin kemudian oleh dokter didiagnosis Obs Primary Bone Tumor ec Susp
Osteosarcoma proximal tibia fibula sinistra. Pasien tampak anemis. Dari hasil lab
dl didapatkan WBC: 10.26 (10^3/uL).
• Nama : An. N.H
• Umur : 10 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan PENGKAJIAN
• Nama Ayah :Tn. M.
Data Pasien
• Umur : 50 tahun
• Pekerjaan Ayah : Swasta
• Nama Ibu : Ny. P
• Umur : 37 Tahun
• Agama : Islam
• Bangsa / Suku : Indonesia / Jawa
• Alamat : Muara Joloi Seribu Riam Kalimantan Tengah
• No. Register : 710697
• Masuk IGD : 12 Januari 2015, pukul 11.42 WIB
• Keluhan Utama : Benjolan pada lutut kiri
• Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke UGD RSUD dr iskak
Tulungagung pada tanggal 12 Januari 2015 pukul 11.42, dengan keluhan muncul
benjolan pada lutut kiri dan merasa pusing serta lemas. Pasien mengeluh mual PENGKAJIAN
dan tidak nafsu makan. Benjolan dirasakan sejak 7 bulan yang lalu. Awalnya
benjolan hanya sebesar telur puyuh. Lama kelamaan benjolan dirasa semakin
membesar. Benjolan lutut kiri terasa nyeri, nyeri dirasakan terus menerus, ketika Riwayat Penyakit
nyeri pasien biasanya hanya menggosok2 lutut dengan tangan. Sejak 2 bulan ini
pasien mengeluh sudah tidak bisa berjalan dan hanya menghabiskan waktu di
tempat tidur.
• Riwayat Penyakit Dahulu : Sebelumnya pasien belum pernah sakit seperti ini.
Ibu pasien mengatakan sejak kecil pasien belum pernah diimunisasi karena
rumahnya di Kalimantan terletak di pedesaan dan jauh dari fasilitas kesehatan.
• Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini
• Riwayat Pengobatan : Sebelumnya sejak muncul benjolan pasien dibawa oleh
ibunya berobat ke dukun dan diberi ramuan yang dioleskan pada benjolan.
Namun keluhan dirasa tetap. Kemudian pada bulan desember 2014 pasien
berobat ke RS di banjarmasin kemudian oleh dokter didiagnosis Obs Primary
Bone Tumor ec Susp Osteosarcoma proximal tibia fibula sinistra. Kemudian
keluarga pasien meminta rujukan ke RSUD dr iskak Tulungagung karena ayah
pasien berasal dari Tulungagung.
• Berat Badan : 31 kg
• Tinggi badan : 137 cm
• Tanda Vital :
PENGKAJIAN
– N : 116 x/mnt
– TD : 90/50 mmHg Pemeriksaan Fisik
– RR : 20 x/mnt
– t : 36,5˚C
Pemeriksaan Generalis :
– Kepala : A/I/C/D +/-/-/-, pembesaran KGB colli (-)
– Thorax : simetris +/+, retraksi -/-, vesikuler, rh -/-, wh -/-, S1S2
tunggal, murmur (-), Gallop (-), pembesaran KGB axilla (-)
– Abdomen : supel, BU (+)
– Ekstremitas : akral hangat +/+ , odem -/-
– Genitalia : dalam batas normal, pembesaran KGB inguinal (-).
Status Lokalis:
– Pada Regio Cruris Sinistra terdapat massa berukuran
30x20x20cm teraba padat keras, fixed, vena
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Ds : Genetik, radiasi, Nyeri akut
• Pasien mengeluh bahan kimia, infeksi, PENGKAJIAN
nyeri pada bagian dll
kakinya Analisis Data
Do : Tumor
• Terdapat benjolan
pada lutut bagian Menginvasi jaringan
kiri pasien lunak

Petumbuhan tulang
yang abnormal

Adanya massa pada


tulang

Nyeri akut
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Ds : Genetik, radiasi, Ketidakseimbangan
• Pasien mengeluh bahan kimia, infeksi, nutrisi kurang dari PENGKAJIAN
mual dan tidak dll kebutuhan tubuh
nafsu makan
Do : Tumor
Analisis Data
• IMT=16,5 (berat
badan kurang) Menginvasi jaringan
lunak

Petumbuhan tulang
yang abnormal

Adanya massa pada


tulang

Menyerang jaringan
normal

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Data Etiologi Masalah
Keperawatan
Ds : Genetik, radiasi, Hambatan mobilitas
• Pasien mengeluh bahan kimia, infeksi, fisik PENGKAJIAN
sudah tidak bisa dll
berjalan dan Analisis Data
hanya Tumor
menghabiskan
waktu di tempat Menginvasi jaringan
tidur lunak
Do :
• Didapatkan Petumbuhan tulang
diagnose Obs yang abnormal
Primary Bone
Tumor ec Susp Adanya massa pada
Osteosarcoma tulang
proximal tibia
fibula sinistra Hambatan mobilitas
fisik
D I AG N O S A
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen K E P E R AWATA N
cidera biologis (Domain 12, Kelass 1,
00132)
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan
penurunan nafsu makan (Domain 2,
Kelas 1, 00002)
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan proses penyakit (Domain 4,
Kelas 2, 00085)
Kriteria Hasil NIC Rasional
Setelah dilakukan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
tindakan keperawatan (1400) (1400)
dalam waktu 3x24 jam • Kaji nyeri secara • Untuk mengetahui I N T E RV E N S I
nyeri akut dapat komprehensif tingkat nyeri pasien
teratasi, dengan kriteria • Berikan informasi • untuk mengetahui Diagnosa :
hasil: mengenai nyeri apakah terjadi
Nyeri akut berhubungan dengan
• Faktor-faktor • Kendalikan faktor pengurangan rasa
penyebab dan faktor lingkungan yang nyeri atau nyeri agen cidera biologis (Domain 12,
yang berkontribusi dapat yang dirasakan klien Kelass 1, 00132)
(184301) mempengaruhi bertambah.
Definisi :
• Tanda dan gejala respon pasien • Pemberian “health
nyeri (184302) terhadap education” dapat Pengalaman sensori dan emosional
• Strategi untuk ketidaknyamanan mengurangi tingkat tidak menyenangkan yang muncul
mengontrol nyeri • Kolaborasi dengan kecemasan dan akibat kerusakan jaringan aktual
(184303) dokter untuk membantu klien
atau potensial atau yang
pemberian analgetik dalam membentuk
digambarkan sebagai kerusakan,
mekanisme koping
terhadap rasa nyeri awitan yang tiba-tiba atau lambat
• Pemberian analgetik dari intensitas ringan hingga berat
dapat mengurangi dengan akhir yang dapat
rasa nyeri pasien diantisipasi atau diprediksi.
Kriteria Hasil NIC Rasional
Setelah dilakukan Manajemen Manajemen
tindakan keperawatan Gangguan Makan Gangguan Makan
dalam waktu 3x24 jam (1030) (1030)
I N T E RV E N S I
ketidakseimbangan • Tentukan
• Mencegah
nutrisi kurang dari pencapaian berat Diagnosa :
kebutuhan tubuh dapat badan harian sesuai Terjadinya
teratasi, dengan kriteria keinginan kelebihan berat Ketidakseimbangan nutrisi:
hasil: • Ajarkan dan dukung badan. kurang dari kebutuhan
• Status Nutrisi konsep nutrisi yang • Nutrisi klien
(1004) baik dengan klien dapat terpenuhi berhubungan dengan
• Asupan gizi (dan orang terdekat • Membantu penurunan nafsu makan
terpenuhi (100401) klien dengan tepat) memotivasi klien (Domain 2, Kelas 1, 00002)
• Asupan makan • Bangun harapan
untuk
meningkat (100402) terkit dengan Definisi :
• Berat badan perilaku yang baik, meningkatkan
seimbang (100405) intake/asupan nafsu makan
Asupan nutrisi tidak cukup
makanan/cairan dan • Mengetahui
jumlah aktivitas fisik kebutuhan kalori untuk memenuhi kebutuhan
• Monitor asupan klien terpenuhi metabolik.
kalori makanan atau tidak
harian
Kriteria Hasil NIC Rasional
Setelah dilakukan Terapi Aktivitas Terapi Aktivitas
tindakan keperawatan (4310) (4310)
dalam waktu 3x24 jam • Bantu klien • Untuk mengetahui I N T E RV E N S I
hambatan mobilitas fisik mengidentifikasi aktivitas yang
dapat teratasi, dengan aktivitas yang diinginkan klien Diagnosa :
kriteria hasil: diinginkan selama terapi
• Berpindah dari satu • Ciptakan lingkungan • Membantu klien Hambatan mobilitas fisik
permukaan ke yang aman untuk terhindar dari
permukaan yang lain dapat melakukan resiko jatuh saat berhubungan dengan proses
sambal berbaring pergerakan otot melakukan penyakit (Domain 4, Kelas 2,
(3) (021009) secara berkala pergerakan
• Berpindah dari • Berikan pujian • Pujian positif dapat 00085)
tempat tidur ke positif karena meningkatkan klien
kursi (3) (021001) kesediaannya untuk untuk meningkatkan Definisi :
terlibat dalam aktivitasnya
kelompok • Mengetahui respon Keterbatasan dalam gerakan
• Monitor respon klien terhadap
fisik atau satu atau lebih
emosi klien terapi aktivitas yang
terhadap aktivitas dijalani ekstremitas secara mandiri
dan terarah.
Diagnosa Evaluasi
Nyeri akut berhubungan dengan S : klien mengatakan nyeri dikaki
agen cidera biologis (Domain 12, bagian kiri sudah berkurang
Kelass 1, 00132) O : klien tampak baik, meskipun
nyeri masih ada EVALUASI
A : masalah nyeri akut teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang S : klien mengatakan masih
dari kebutuhan berhubungan mengalami mual dan tidak nafsu
dengan penurunan nafsu makan makan
(Domain 2, Kelas 1, 00002) O : klien tampak lemas, klien
menghabiskan makanannya
sebagian
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
Hambatan mobilitas fisik S : klien mengatakan bisa
berhubungan dengan proses menggerakkan kakinya sebagian
penyakit (Domain 4, Kelas 2, O : klien melakukan pergerakan
00085) A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
TERIMA K ASIH

Вам также может понравиться