Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dan Elektrolit
Diabetes Insipidus dan SIADH
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Dipengaruhi oleh:
– Hormon arginin-vasopressin
– Atrial natriuretic-peptides
– Sistem Renin-Angiotensin-Alsosteron
– Katekolamin
– Mekanisme haus
Mekanisme haus
• Dipicu oleh :
– peningkatan osmolalitas plasma (2-3%) dan
– penurunan volume darah atau tekanan darah (4-8%).
• Osmolalitas plasma
– Merupakan pemicu utama sekresi AVP
– Perubahan 1-2% dapat memacu sekresi; kenaikan 1mOsm/kg
meningkatkan sekresi AVP 0,4 sd 0,8 pg/mL
• Volume cairan tubuh
• Nausea (mual)
• Stress emosional / nyeri
• Obat-obatan: morfin, barbiturat, dll
• Hormon yang menghambat sekresi AVP
• Lain-lain: pembedahan & anestesi tertentu, tekanan (+)
dari ventilator
AVP dalam plasma
• Diabetes insipidus
• Syndrome of Inappropriate Anti
Diuretic Hormone (SIADH)
Diabetes Insipidus
• Tipe nefrogenik
– Sensitivitas renal terhadap kerja AVP hilang atau berkurang
• Klinis:
– Volume urine >75 mL/kg/hari atau > 4mL/kg/jam
– Urine yang encer: osmolalitas urin < 300mOsm/kg
H2O dan BJ urine < 1,010
• Diagnosis:
– Water deprivation test (uji haus)
– Uji pitresin
– Uji larutan salin hipertonik
– Pemeriksaan kadar AVP plasma
Uji Haus
• Hasil:
– DI sentral: osmolalitas urine > 450 mOsm/kg H2O atau meningkat >
200% dibanding basal
– DI nefrogenik: < 200 mOsm/kg H2O
– Osmolalitas serum rendah + urin hipoosmoler = polidipsi
psikogenik.
• Respon normal:
– Osmolalitas urin > 450 mOsm/kg
– Rasio osmolalitas urin/serum > 1,5
– Rasio osmolalitas urin/serum meningkat lebih >1,0 dibanding data
awal.
Tatalaksana Diabetes Insipidus
• Fase pseudo-remisi
– Gejala mereda hingga remisi, berlangsung 1 – 21 hari karena
neuron masih mengeluarkan sisa-sisa AVP
• Fase permanen
– Semua neuron rusak: DI permanen
– Jika hanya sebagian: DI parsial
– Jika hanya sedikit: dapat sembuh total.
• Obat-obatan:
– Prostaglandin inhibitor: mengurangi hantaran solut
ke tubulus distalis ginjal sehingga mengurangi
volume urin dan meningkatkan osmolalitas urin.
Indometasin 1,5 sd 2,5 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
– Thiazide: 2-3 mg/kg/hari dibagi 2 dosis.
– Amiloride: 0,2 sd 0,3 mg/kg/hari dosis tunggal
atau 2x/hari.
Diabetes Insipidus Nefrogenik
• Etiologi:
– X linked : 90%, gangguan pada gen AVPR2 (kromosom Xp28)
menyebabakan reseptor V2 hormon AVP terganggu.
– Autosomal resesif: kelainan pada gen aquaporin (AQP2) pada
kromosom 12q13
– Autosomal dominan : pada 1% kasus NDI kongenital.
• Lab klasik:
– Hiponatremia
– Hipervolemia: hipoosmolalitas
– Kadar Na urine & osmolalitas urine tinggi yang tidak sesuai
• Penyebab:
– Produksi & pelepasan ADH >> sekunder karena gangguan
SSP
– Gangguan pernafasan (infeksi & lesi)
– Ectopic ADH sekresi (tumor ganas sel oat paru)
SIADH : klasifikasi
• Tipe A
– Terbanyak, terjadi disosiasi antara osmolalitas serum dengan
sekresi AVP.
• Tipe B
– Pada 1/3 kasus. Basal AVP normal tapi stimulasi sekresi terjadi
pada osmolalitas plasma yang rendah (270mOsm/kg H2O)
• Tipe C
– Pada 20% kasus, terjadi “reset osmotat”
• Tipe D
– Ketidakmampuan untuk mengencerkan urin walaupun tidak ada
AVP. Ada mutasi pada reseptor aquaretic AVP.
SIADH: klasifikasi