Вы находитесь на странице: 1из 17

PEMBELAJARAN BERBASIS

KEARIFAN LOKAL

ZULVI RIDHOTUL RIZKIYAH


(150210103086)
Seiring majunya perkembangan IPTEK dan globalisasi,
menyebabkan menurunnya karakter budaya
yang ada di dalam negeri. Banyaknya generasi penerus
bangsa yang lebih mengikuti budaya-budaya
barat mulai dari gaya berbahasa, bergaul, fashion, gaya
hidup, dan dunia hiburan menyebabkan tradisi kebudayaan
yang ada di suatu daerah hilang. Maka dari itu perlu
adanya suatu tatanan baru menuju karakter dan
identitas bangsa itu sendiri, salah satunya melalui
pendidikan yang berbasis KEARIFAN LOKAL.
 Pengertian kearifan Lokal dilihat
dari kamus Inggris Indonesia, terdiri
dari 2 kata yaitu kearifan
(wisdom) dan lokal (local).
Local berarti setempat dan wisdom
sama dengan kebijaksanaan.
 Dengan kata lain maka local
wisdom dapat dipahami sebagai
gagasan-gagasan, nilai-nilai,
pandangan-pandangan
setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik, yang tertanam
dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya
 Budaya lokal adalah
keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan segala hasil
karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia
dengan cara belajar.
 Menurut Budhisantoso (2011: 3),
pendidikan berfungsi untuk
melestarikan nilai-nilai
budaya yang positif, di sisi lain
pendidikan juga berfungsi dalam
upaya menciptakan
perubahan ke arah
kehidupan yang lebih
inovatif
Pembelajaran berbasis budaya lokal merupakan
penciptaan lingkungan belajar dan
perancangan pengalaman belajar yang
mengintegrasikan budaya lokal sebagai
bagian dari proses pembelajaran.
Pembelajaran berbasis budaya lokal, budaya
diintegrasikan sebagai alat bagi proses belajar untuk
memotivasi siswa dalam mengaplikasikan
pengetahuan.
Menurut (Suprayekti, 2009) menjelaskan bahwa
pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan
menjadi TIGA MACAM, yaitu :
1. belajar tentang budaya
2. belajar dengan budaya
3. belajar melalui budaya.
1) cerita rakyat (folklor)
2) ritual keagamaan
3) kepercayaan lokal
4) berbagai pantangan
dan anjuran yang
terwujud sebagai
sistem.
 Sejarah
Awalnya disampaikan oleh John Naisbit(1990),
yang kemudian dikembangkan oleh pakar
sosial.
1991, TEK direkomendasikan oleh UNESCO dan
diakui untuk pembangunan budaya.
Di Indonesia, adanya desentralisasi
pendidikan (kurikulum) menunjang adanya
pembelajaran berbasis kearifan lokal.
 Potensi
manusiawi
 Potensi agama
 Potensi budaya
 Potensi alam
1. Membangun manusia berpendidikan
berdasarkan pengakuan manusia sejak dalam
kandungan
2. Pendidikan harus berbasis kebenaran dan
keluhuran budi
3. Pendidikan harus mengembangkan ranah moral,
spiritual bukan sekedar koginitif dan
psikomotorik.
4. Sinergitas budaya, pendidikan dan pariwisata
dikembangkan dalam pendidikan karakter.
- mengidentifikasi keadaan dan potensi daerah,
- menentukan fungsi dan tujuan
- menentukan kriteria bahan kajian
- menyusun kurikulum.
Agar kompetensi dasar dan nilai kearifan lokal dapat
dikembangkan melalui pembelajaran sains berbasis
budaya lokal, maka peran guru dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pikiran-
pikirannya,
2. Menyajikan kepada siswa contoh-contoh keganjilan (discrepant
events) yang sebenarnya hal biasa menurut konsep-konsep sains;
3. Berperan untuk mengidentifikasi batas budaya yang akan
dilewatkan serta menuntun siswa melintasi batas budaya, sehingga
membuat masuk akal bila terjadi konflik budaya yang muncul;
4. Mendorong siswa untuk aktif bertanya, memberi komentar, dan
memecahkan masalah; serta
5. Memotivasi siswa agar menyadari akan pengaruh positif dan negatif
sains Barat dan teknologi bagi kehidupan dalam dunianya
Pembersihan alat-alat upacara yang terbuat dari perak yang
berwarna hitam dengan bahan asem atau buah krerek.
Melakukan percobaan sederhana tentang Nilai kontrol
asam, basa, dan garam dari dengan
1
bahan-bahan yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari

Pelestarian berbagai tumbuhan dan binatang langka di Bali


dengan konsep duwe betara, seperti penyu hijau dengan tapak
dara di punggungnya, kokokan di Bedulu, kera di
Mengidentifikasi pentingnya Pulaki/Sangeh, kelelawar di Goa Lawah, ular poleng di pura
2 keanekaragaman makhluk hidup dalam Uluwatu, pohon beringin, pule, kepah, ketapang kembar, dll.
pelestarian ekosistem Nilai pelestarian satwa dan alam lingkungannya (kontrol)
dan spiritualitas.

Tahapan perkembangan manusia Bali dari proses dalam


kandungan (garbadana), dua belas hari, bulan pitung dina,
Mendeskripsikan tahapan perkembangan oton, menek kelih, metatah, pawiwahan, dan ngaben.
3
manusia Nilai holistik, kontrol, dan spiritualitas
Pendidikan berfungsi memberdayakan potensi
manusia untuk mewariskan, mengembangkan serta
membangun kebudayaan dan peradaban masa depan.

Hakikat Sains
membutuhkan
kearifan lokal untuk
mewujudkan pembelajaran
kontekstual
Beberapa masalah pendidikan terkini
a. Rendahnya mutu pendidikan
b. Rusaknya lingkungan
c. Nilai-nilai kearifan lokal diabaikan dalam
berbagai pembelajaran
d. Rendahnya pembelajaran yang bersifat
kontekstual
1. memberdayakan potensi manusia
2. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat
3. suatu usaha dalam pengembangan dan mendidik karakter seseorang,
dalam hal kejiwaan, akhlak dan budi pekerti sehingga menjadi lebih baik.
4. menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan
proses sains
5. menghadirkan pengalaman langsung (kontekstual) dalam
pembelajaran biologi berlandaskan potensi lokal dan karakter.
6. meningkatkan kreativitas dan karakter peserta didik
7. mengidentifikasi, memperhatikan, mengelompokkan, dan
mengumpulkan informasi terhadap semua potensi keunggulan daerah
pada setiap aspek potensi (SDA, SDM, Geografi, Sejarah, dan Budaya)
8. merupakan bagian dari inovasi pembelajaran

Вам также может понравиться