Вы находитесь на странице: 1из 165

Manusia adalah

1. Mahluk Individu  memiliki akal,


pikiran, perasaan dan kehendak

2. Mahluk Sosial  memiliki budi pekerti,


tata krama dan etika
 Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri
 Perkataan etika itu identik dengan perkataan moral, karena
moral menyangkut akhlak manusia. Misalnya, perbuatan
seseorang dikatakan melanggar nilai-nilai moral dapat diartikan
pula bahwa perbuatan tersebut melanggar nilai-nilai dan
norma-norma etis yang berlaku di masyarakat.

5
Pengertian Etika
 Berasal dari Yunani -> “ethos” artinya karakter,
watak kesusilaan atau adat.

 Menurut Martin (1993), ““the discipline which can


act as the performance index or reference for our control
system”

 Menurut para ahli, maka etika tidak lain adalah


aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya, SERTA menegaskan
mana yang benar dan mana yang buruk.
Pengertian Etika (1)
 Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia
 Etika adalah studi ttg kehendak manusia, yaitu
kehendak yg berhubungan dg keputusan yg benar dan
yg salah dalam tindak perbuatannya. Fagothey (1953)
Pengertian Etika (2)
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada 3
pengertian tentang etika, yaitu:
 Ilmu tentang apa yg baik dan yg buruk, ttg hak dan kewajiban
sosial.
 Kumpulan azas atau nilai yg berkenaan dg akhlak.
 Nilai mengenai benar dan salah yg dianut masyarakat
• Pengertian lain dari Etika dirumuskan oleh
Sumaryono (1995), yakni:
Etika adalah studi ttg kebenaran dan ketidak benaran
berdasarkan kodrat manusia yg diwujudkan melalui kehendak
manusia dlm perbuatannya.
Pendapat para ahli
 Drs O.P. SIMORANGKIR: Etika atau etik sebagai
pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan
nilai yang baik.

 Drs. SIDI GAJALBA (dalam sistematika filsafat) : Etika


adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia
dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.

 Drs. H. BURHANUDIN SALAM: Etika adalah cabang


filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Ki Hajar Dewantara
“etika merupakan ilmu yang mempelajari soal kebaikan
(dan keburukan) di dalam hidup manusia semaunya,
teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa
yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan
sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan
perbuatan”
Etika Menurut Ajaran Agama
 etika teologis ialah yang menjadi ukuran baik dan
buruknya perbuatan manusia, didasarkan atas ajaran
Tuhan. Segala perbuatan yang diperintahkan Tuhan
itulah yang baik dan segala perbuatan yang dilarang
oleh Tuhan itulah perbuatan yang buruk
 Istilah etika dalam ajaran Islam tidak sama dengan apa
yang diartikan oleh para ilmuan barat. Bila etika barat
sifatnya ”antroposentrik” (berkisar sekitar manusia),
maka etika islam bersipat ”teosentrik” (berkisar sekitar
Tuhan). Dalam etika Islam suatu perbuatan selalu
dihubungkan dengan amal saleh atau dosa dengan
pahala atau siksa, dengan surga atau neraka
Butir-butir etika Islam yang dapat
diidentifkasikan:
 Tuhan merupakan sumber hukum dan sumber moral. Kedua hal
tersebut disampaikan berupa wahyu melalui para Nabi dan para Rasul,
dikodifikasikan ke dalam kitab-kitab suci Allah.
 Sesuatu perbuatan adalah baik apabila sesuai dengan perintah Allah,
serta didasari atas niat baik.
 Kebaikan adalah keindahan ahklak, sedangkan tanda-tanda dosa
adalah perasaan tidak enak, serta merasa tidak senang apabila
perbuatanya diketahui orang banyak.
 Prikemanusiaan hendaknya berlaku bagi siapa saja, dimana saja, kapan
saja, bahkan dalam perang .
 Anak wajib berbakti kepada orang tuanya
 “akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
Kedudukan seseorang yang beradab dan
berakhlak
 "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan
(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan."
—QS.Ali-Imran: 134
 "Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang
terbaik akhlaknya“ HR Al-Bukhari dalam Shahihnya:Adab/39, 7/82.
 "Kaum Mukminin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya (di antara mereka)...HR Abu Dawud (4682), At-
Tirmidzi (1162)
 "Pergaulilah manusia dengan akhlak yang mulia"HR. At-Tirmidzi
(1987) dan Ahmad (4/153, 158, 236)
 "Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya (di Hari Kiamat)
dibanding Akhlak mulia“ ... HR. Abu Dawud, Ibnu Majah
 "Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling
dekat tempatnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling mulia
akhlaknya’.... HR. Tirmidzi, shahih
FUNGSI ETIKA

Menurut Bertens, (1994)


1. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-
norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang/suatu
kelompok masyarakat dalam mengatur perilakunya.
2. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral, yang
dimaksud disini adalah kode etik;
3. Etika mempunyai arti lagi: ilmu tentang yang baik atau
yang buruk. Etika disini sama artinya dengan filsafat moral.
Einstein menyatakan
 Science without philosophy is blind, and
philosophy without science is empty.

16
Tujuan Etika
Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian
perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap
manusia dalam ruang dan waktu tertentu/sesuai
dengan norma-norma yang berlaku
 Pengertian baik:
 Segala perbuatan yang terpuji.

 Pengertian buruk:
 Segala perbuatan yang tercela.
3 Alasan perlu etika
 Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistis, dan
dihadapkan dengan sekian banyak pandangan moral yang
seringkali bertentangan.

 Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa


tanding. Transformasi ekonomi, intelektual dan budaya, yang
menantang budaya tradisional. Dalam situasi ini, etika membantu
agar kita tidak kehilangan orientasi.

 Banyaknya tawaran ideologi sebagai penyelamat. Etika membantu


kita agar sanggup menghadapi ideologi-ideologi itu dengan kritis
dan obyektif dan membentuk penilaian sendiri agar tidak mudah
terpancing.
Tujuan Mempelajari ETIKA
 Untuk menyamakan persepsi tentang penilaian
perbuatan baik dan perbuatan buruk bagi setiap
manusia dalam ruang dan waktu tertentu
Domain ETIKA dalam Ranah Ilmu
Pengetahuan
ILMU PENGETAHUAN

FILSAFAT

ETIKA
Jenis Etika (1)
1. Etika Deskriptif
 Etika yang berbicara tentang suatu fakta
Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi
dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.

 Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa


yang diharapkan manusia mengenai sesuatu yang bernilai
 Misalnya: adat istiadat, kebiasaan, hal yang dianggap baik/buruk,
tindakan yang boleh/tidak boleh dilakukan
Jenis Etika (2)
2. Etika Normatif
• Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada
manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku
• Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah
laku manusia dalam kehidupan sehari-hari
• Misalnya: (individu) kejujuran, kedisiplinan, loyalitas; (masyarakat) etika
bisnis, etika komunikasi, dll
Perbedaan Kedua Jenis Etika
• Etika deskriptif:
 Memberikan gambaran dan membahas fakta yang berkembang di
masyrakat, dengan tanpa memberikan interpretasi secara tajam dan
lugas

• Etika normatif:
 Melakukan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan
kerangka tindakan yang akan diputuskan
• Macam-macam norma:

• Norma Sopan satun, yang menyangkut tata cara hidup dalam pergaulan
sehari-hari.
• Norma Hukum, yang memiliki keberlakuan lebih tegas karena diatur oleh
suatu hukum dengan jaminan hukuman bagi pelanggar.
• Norma Moral, yang sering digunakan sebagai tolak ukur masyarakat untuk
menentukan baik buruknya seorang sebagai manusia, misalnya:
menampilkan diri sebagai manusia dalam profesi yang dijalani.
Struktur Etika
Macam Etika
 Etika Umum dapat dianalogikan dengan
ilmu pengetahuan yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori

 Etika Khusus merupakan penerapan


prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus
Etika Khusus
Etika individual, yaitu menyangkut
kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri

Etika sosial, yaitu berbicara mengenai


kewajiban, sikap dan perilaku manusia sebagai
anggota masyarakat

Keduanya tidak dapat dipisahkan


ETIKA SOSIAL MELIPUTI BANYAK BIDANG
ANTARA LAIN :
 Sikap terhadap sesama
 Etika keluarga
 Etika profesi
 Etika politik
 Etika lingkungan
 Etika idiologi

Dari sistematika di atas, kita dapat


melihat bahwa ETIKA PROFESI
merupakan bidang etika khusus atau
terapan yang merupakan produk dari
etika sosial. 14
PENILAIAN ETIKA
 Titik berat penilaian etika sebagai suatu
ilmu, adalah pada perbuatan baik atau
jahat, susila atau tidak susila.
 Perbuatan atau kelakuan seseorang yang
telah menjadi sifat baginya atau telah
mendarah daging, itulah yang disebut
akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya
dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam
bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi
suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya
adalah dari dalam jiwa; dari semasih berupa
angan-angan, cita-cita, niat hati, sampai ia
lahir keluar berupa perbuatan nyata.
15
Penilaian Etika
1. Menurut Burhanudin Salam, perbuatan dinilai pada 3
tingkatan: 1)
berupa rencana dalam hati
(niat), 2) perbuatan nyata (pekerti), 3)
akibat atau hasil perbuatan tersebut
(baik & buruk).
Etika vs Moral (1)
 Moral berasal dari bahasa latin “mos” artinya adat istiadat

 Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi


pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya dalam bermasyarakat

 Sebagai contoh: “Kepala Proyek Pengembangan TI di


perusahaan ini tidak bermoral…..”  melangar norma-norma
etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasi
Etika vs Moral (2)
 Menurut Frans Magnis Suseno (1987), “moral adalah
nilai-nilai yang mengandung peraturan, perintah dan lain
sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu
budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan
baik”.
 Kesimpulan:
Etika = Moral adalah pegangan tingkah laku
didalam bermasyarakat

Etika Perbedaan moral dan etika:


Moral
- Moral menekankan pada cara menekankan
sesuatu.
- Etika menekankan pada mengapa melakukan
sesuatu harus dengan cara tersebut.
Etika-moral
Etika vs Filsafat
 Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berfungsi
sebagai interpretasi tentang hidup manusia
 Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral
Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang
tindakan manusia
 Kesimpulan:
Suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan
buruk manusia, berdasarkan kehendak dalam
mengambil keputusan yang mendasari hubungan
antar sesama manusia
Faktor-Faktor Tindakan Melanggar
Etika

 Kebutuhan Individu
 Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan
tidak etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi
dalam kehidupan.
 Tidak ada pedoman
 Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu
bagaimana melakukan sesuatu.
 Perilaku dan kebiasaan Individu
 Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan
faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.
Nilai & Norma

1. Nilai  ukuran untuk menentukan baik buruk atau


benar salah yang terkait dengan proses
(instrumental) atau hasil (terminal)

2. Norma  aturan yang diberlakukan untuk


mengatur tingkah laku seseorang dalam
kehidupannya
NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN

PENGERTIAN NORMA
“Norma adalah kaidah atau ketentuan yang mengatur
kehidupan dan hubungan antar manusia dalam arti luas”

“Norma adalah suatu kaidah yang digunakan sebagai standar


atau ukuran tentang perbuatan manusia, mana yang benar/salah,
serta mana yang baik/buruk”
Pentingnya Norma dalam
Masyarakat
 Menciptakan ketertiban dalam
masyarakat

 Mencegah benturan kepentingan di


masyarakat

 Memberi petunjuk bagi setiap individu


dalam menjalani kehidupan
Jika Norma
 Tidak akan tertib
Tidak Ada
 Akan terjadi pertengkaran
 Akan ada benturan  Akan berantakan

 Akan terjadi kekacauan  Tidak akan aman


 Akan terjadi perbuatan
 Tidak akan tenteram
sewenang-wenang
 Tidak akan hidup tenang
 Tidak ada perdamaian
 Akan terjadi permusuhan  Tidak ada kehidupan yang
 Akan terjadi keributan rukun
 Tidak ada kesopanan
Jenis-jenis norma (1)
Norma Agama:
”Pedoman hidup yang diterima sebagai perintah,
larangan dan ajaran yang berasal dari Tuhan Yang
Maha Esa”
Contoh: menjalankan ibadah sesuai keyakinan, membantu
fakir miskin dan anak yatim/piatu, dan lain-lain
Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya mendapat
hukuman/siksa dari Tuhan YME di akhirat nanti
Jenis-jenis norma (2)
Norma Kesusilaan:
”Pedoman pergaulan hidup yang
bersumber dari hati nurani manusia
tentang baik buruknya suatu
perbuatan”
Contoh: berlaku adil, jujur, menghormati sesama,
menjaga nama baik/kesucian/harga diri
Akbita pelanggaran: penyesalan, mendapat celaan,
diasingkan/diusir dari lingkungan masyarakat
Jenis-jenis norma (3)

Norma Kesopanan:
”Peraturan hidup/tingkah laku yang terkait
dengan pergaulan sesama manusia”
Contoh: menghormati yang lebih tua, berpakaian yang baik,
tidak meludah atau buang air sembarangan, dan lain-lainnya
Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya mendapat celaan atau
bahkan dijauhi/tidak disukai oleh masyarakat sekitar
Jenis-jenis norma (4)

Norma Hukum:
”Peratutan hidup yang dibuat oleh penguasa
negara” Norma hukum sifatnya memaksa dan
mempunyai sanksi-sanksi yang tegas
Contoh Pidana: Merampas nyawa orang lain, dipidana penjara paling lama 15 tahun (KUHP
Bab XIX pasal 338)
Contoh Perdata: Perbuatan melanggar hukum yang merugikan orang lain harus mengganti
kerugian (KUH Perdata Bab III pasal 1365)
ADAT ISTIADAT
 Adat adalah aturan dan perbuatan yang lazim dituruti atau
dilakukan sejak dahulu kala (Kamus umum bahasa Indonesia)

 Timbulnya adat berawal dari usaha sekelompok masyarakat


yang menginginkan terciptanya ketertiban di lingkungannya
 Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun
temurun dari generasi ke generasi sebagai warisan, sehingga
kuat hubungan/kaitannya dengan pola perilaku masyarakat.
Kebiasaan & Peraturan

 Dalam konteks kemasyarakatan, pengertian kebiasaan hampir


sama dengan pengertian adat
 Bedanya, kebiasaan dipergunakan untuk perorangan, sedangkan
adat dipergunakan untuk sekelompok orang
 Sedangkan yang dimaksud dengan peraturan adalah petunjuk,
kaidah, dan ketentuan yang dibuat untuk mengatur manusia
sebagai anggota masyarakat
PERBEDAAN NORMA-NORMA DALAM
MASYARAKAT
Norma Norma
Uraian Norma Agama Norma Hukum
Kesusilaan Kesopanan
Penyempurnaan manusia jangan Ketertiban masyarakat jangan
Tujuan
sampai manusia menjadi jahat sampai ada korban kejahatan

Isi Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir

Asal Usul Dari Tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yang memaksa

Dari masyarakat
Dari masyarakat
Sanksi Dari Tuhan Diri sendiri secara tak
secara resmi
resmi
Membebani
Membebani Membebani Membebani
Daya Kerja kewajiban dan
kewajiban kewajiban kewajiban
memberi hak
PENGERTIAN PROFESI

– Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan


sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian
– Istilah profesi adalah suatu hal yang
berkaitan dengan jenis pekerjaan (occupation)
yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan
keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum
tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai
Profesi (Wikipedia Indonesia)
Adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus
Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik,
serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut
Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran,
keuangan, militer, dan teknik
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut
profesional
Orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan
masyarakat dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki
DEFINISI PROFESI
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan
kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian
tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya
pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi,
hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan
ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan
lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan
diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Ciri-ciri Profesi
1. Adanya pengetahuan/keahlian khusus
2. Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi
3. Mangabdi pada kepentingan masyarakat
4. Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu
profesi
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota
dari suatu organisasi profesi
Mekanisme Profesi

1. Suatu profesi biasanya mensyaratkan pelatihan


ekstensif sebelum memasukinya;
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual
dan ketrampilan yang signifikan;
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa
yang penting kepada masyarakat.
Nilai Tambah Profesi
1. Adanya proses lisensi atau sertifikasi;
2. Adanya organisasi;
3. Adanya otonomi dalam pekerjaannya.
PENGERTIAN ETIKA PROFESI
 Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan
tentang pembahasan Etika, sebagai berikut:

Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika


dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah
perbuatan atau tindakan manusia.
 Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata
cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In
herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan
buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
TUJUAN PEMBELAJARAN ETIKA PROFESI KETEKNIKAN
 Ada delapan poin penting dalam tujuan pembelajaran etika profesi
keteknikan. Berikut ini merupakan tujuan tersebut:
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.
Tujuan pembelajaran etika profesi keteknikan dalam proses
pembelajaran agar meminimalisir pelanggaran-pelanggaran kode etik dan
sebagai pendidikan terhadap moral-moral yang sedang berkembang agar
tidak jatuh ke jalan yang tidak seharusnya.
Prinsip Etika Profesi
1. Kejujuran
2. Tanggung jawab
3. Keadilan
4. Otonomi
FUNGSI ETIKA PROFESI
 Fungsi etika profesi antara lain adalah :
Menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada para profesional,
lembaga, organisasi, industri, negara dan masyarakat umum.
 Membantu para profesional dalam menentukan apa yang harus mereka
perbuat dalam mengahadapi dilema pekerjaan mereka. Menjaga reputasi atau
nama baik.
 Untuk menjaga kelakuan dan integritas para tenaga profesi.

 Pencerminan dan pengharapan dari komunitasnya, yang menjamin


pelaksanaan kode etik tersebut dalam pelayanannya.

 Mencerminkan pengharapan moral-moral dari komunitas.


Peranan Etika dalam Profesi
1. Kelompok profesi diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk
mengatur kehidupan bersama
2. Salah satu golongan masyarakat yang memiliki nilai-nilai sebagai
landasan dalam pergaulannya, baik dengan masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu
masyarakat profesional
3. Sorotan masyarakat semakin tajam manakala perilaku-perilaku
sebagian para anggota profesi tidak didasarkan pada nilai-nilai
pergaulan yang telah disepakati bersama
Rambu-rambu Profesi
1. Melibatkan kegiatan intelektual
2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
3. Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar
latihan
4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Mementingkan layanan di atas kepentingan pribadi
7. Mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik
PENGERTIAN PROFESIonal
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi
atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu
dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi

Profesional adalah orang yang sangat kompeten


atau memiliki kompetensi – kompetensi tertentu
yang mendasari kinerjanya
Tiga Watak Kerja
profesional
1. Beritikad untuk mewujudkan kebajikan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti  tidak
mementingkan imbalan/upah

2. Dilandasi kemahiran teknis berkualitas tinggi yang


dicapai melalui pendidikan/pelatihan khusus

3. Diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral 


tunduk pada kode etik yang dikembangkan dan
disepakati bersama dalam organisasi profesi
Kaitan Profesi dan Profesional
Profesi: Profesional:
1. Mengandalkan suatu
keterampilan atau keahlian
khusus
 1. Orang yang tahu akan
keahlian dan keterampilannya
2. Meluangkan seluruh


2. Dilaksanakan sebagai suatu waktunya untuk pekerjaan
pekerjaan atau kegiatan utama atau kegiatannya itu
(purna waktu)
3. Hidup dari pekerjaannya
3. Dilaksanakan sebagai sumber
utama nafkah hidup  tersebut
4. Ada rasa bangga dan percaya


4. Dilaksanakan dengan diri akan pekerjaan yang
keterlibatan pribadi yang dilakukannya
mendalam
PENGERTIAN PROFESIonalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitrakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat, berbekalkan
keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan (profesi)
dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan
kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan/masalah (Wignjosoebroto,
1999)

Profesionalisme Merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan


atau suatu rangkaian kualitas yang manandai atau melukiskan
coraknya suatu “Profesi”.
PROFESIONALISME
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya
kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang
tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan --serta ikrar untuk menerima
panggilan tersebut-- dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan
pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah
gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).
TIGA WATAK KERJA PROFESIONALISME
1. kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil;

2. kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang
berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan
yang panjang, ekslusif dan berat;

3. kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral
harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik
yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi
profesi.
Beberapa ciri Profesinalisme
1. Mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga
kita dituntut untuk selalu meningkatkan mutu
2. Menuntut kesungguhan dan ketelitian yang hanya dapat
diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan
3. Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah putus asa dan puas sampai hasil tercapai
4. Menuntut integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan
kenikmatan hidup yang tidak halal
5. Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.
6 Karakteristik Profesional

Ethical
(etis)

Altruistic Responsible
(mementingkan orang lain) (bertanggung jawab)

Theoretical Committed Intellectual


(teoritis) (memiliki komitmen) (serdik/pandai)
Ethical
 Selalu jujur pada orang lain dan dalam berbagai
situasi
 Mengedepankan perilaku yang luhur dan adil
 Mengdepankan kebenaran dari pada
kebohongan
 Senantiasa menjaga rahasia pekerjaan
 Berorientasi pada logika dan nurani dalam
memutuskan
 Dan lain-lain
Altruistic
 Tidak mementingkan diri sendiri
 Mencurahkan perhatian pada kepentingan orang
lain
 Menunjukkan rasa hormat (respect) pada orang
lain
 Membangun pemikiran dan sikap positip kepada
orang lain
 Senantiasa siap membantu/ menolong orang
yang membutuhkan
 Dan lain-lain
Responsible
 Menepati janji dalam berbagai hal/kegiatan
 Bekerja dengan loyalitas dan akuntabilitas tinggi
 Berpikir sebelum bereaksi, berbicara berdasar
data/fakta
 Hati-hati dalam mengambil keputusan
 Mengambil alih kesalahan bawahan (tidak mencari kambing hitam)
 Senantiasa melakukan evaluasi atas kinerjanya
 Dan lain-lain
Theoretical
 Berpikir kritis dan dinamis
 Berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi
 Menunjukkan apresiasi pada kegiatan riset dan
pengembangan teori
 Mempresentasikan dasar teori (acuan) dari ide dan
aksi/realisasi
 Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
 Dan lain-lain
Committed
 Selalu siap menjalankan tugas/kewajiban
 Patuh pada peraturan dan perundangan yang berlaku dan
telah disepakati bersama
 Menjadi anggota dan berpastisipasi dalam organisasi
profesi
 Senantiasa meningkatkan keahlian dan kemampuan diri
dalam pekerjaan
 Menjaga harkat martabat
dan nama baik keprofesian
di masyarakat
Intellectual
 Membaca karya ilmiah
• Mengikuti perkembangan
iptek yang terkait
• Menambah wawasan
keprofesian secara umum dan
khusus

 Berinteraksi dengan kolega


untuk bertukar informasi dan
perspektif baru  Pengembangan diri secara
• Partisipasi dalam konferensi konsisten
• Mengikuti pelatihan secara • Meningkatkan performansi
periodik diri sendiri
(Meszaros & Braun, 1980)
Tahapan Pengembangan Profesional
Pre-Professional

Applier

Analyst

Integrator
Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

Meningkatkan keahlian yang meliputi:


 Pengetahuan (knowledge): teoritis, informasi yang
dievaluasi dan diorganisir pikiran manusia
sedemikian sehingga dapat lebih bermanfaat
 Ketrampilan (skill): aplikatif, kemahiran melakukan
suatu prosedur/kegiatan
 Kemampuan (ability): analisis dan diagnosis
penyelesaian suatu masalah
 Sikap (attitude): perilaku dalam menerima/menolak
suatu elemen kerja (teliti, tepat waktu, terjadwal, dsb)
Sertifikasi
 Cara untuk melakukan standar sebuah profesi
 Pengakuan dari suatu organisasi profesi independen
 Alasan pentingnya sertifikasi
 Untuk menuju level yang diharapkan/diinginkan
 Untuk memenuhi capaian standar kinerja tertentu
 Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
pengguna
Jenis Sertifikasi
1. Sertifikasi berorientasi produk
• Microsoft, Corel
• Oracle, CISCO, Novell
• Siemens, Toshiba, dan lain-lainnya

2. Sertifikasi berorientasi profesi


• Sertifikasi Guru/Dosen, IATKI, dan lain-lain
• CompTIA (Computing Technology Industry Association), misal: network
support, Computer Technical

• Sun Microsystems, misal: Java programmer


Pengertian KODE ETIK (1)

 Kode, yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang


berupa tulisan, gambar,atau benda yang disepakati
untuk maksud-maksud tertentu

 Kode etik, yaitu norma atau azas yang diterima


oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan
tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
tempat kerja
Pengertian KODE ETIK (2)
 Kode etik, yaitu sistem norma, nilai dan aturan
tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar
dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik,
bagi profesional

 Kode etik, menyatakan tindakan apa yang


benar atau salah, serta perbuatan apa yang harus
dilakukan atau harus dihindari
KODE ETIK
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para
pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat
merusak etika profesi.

Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :

▪Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia
lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
KODE ETIK
 Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat
atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi
dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga
dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan
kerja (kalanggan sosial).
 Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti
tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Tujuan KODE ETIK
• Agar profesional memberikan layanan sebaik-baiknya
kepada masyarakat pengguna

• Agar masyarakat pengguna terlindungi dari tindakan


yang tidak profesional
Prinsip Dasar KODE ETIK

– Prinsip integritas
Harus menjunjung nilai tanggung jawab dan integritas tinggi
– Prinsip obyektivitas
Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya
– Prinsip kerahasiaan
Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesi dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tanpa persetujuan
– Prinsip perilaku profesional
Harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskriditkan profesi
yang diembannya
Ruang gerak kode etik Profesi

Menurut Harris [1995]:


Ruang gerak seorang profesional diatur melalui
etika profesi yang distandarkan dalam bentuk
kode etik profesi
Kode etik profesi (K.E.P)

 Aturan atau ketentuan tertulis yang disepakati di dalam


menjalankan suatu profesi
 Umumnya dikeluarkan oleh asosiasi atau organisasi
tertentu (profesi, politik, sosial, dll)
 Contoh di Indonesia: IAI, IDI, PII, IPKIN (Ikatan profesi komputer
Indonesia), IATKI (Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia), dll

 Contoh di Mancanegara : ACM (Association for Computing


Machinery), ICCP (Institute for Certification of Computer Programming,
DPMA (Data Processing Management Association), ITAA (Information
Technology Association of America), dll
SIFAT KODE ETIK PROFESIONAL
Sifat dan orientasi kode etik hendaknya:
1. Singkat;
2. Sederhana;
3. Jelas dan Konsisten;
4. Masuk Akal;
5. Dapat Diterima;
6. Praktis dan Dapat Dilaksanakan;
7. Komprehensif dan Lengkap, dan
8. Positif dalam Formulasinya.
ORIENTASI KODE ETIK
Orientasi Kode Etik hendaknya ditujukan kepada:

1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Menurut UU No. 43/1999
(POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)

 Profesi adalah suatu moral community


(masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-
nilai bersama

 Kode etik profesi adalah pedoman sikap,


tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan
tugas dan dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Kode Etik
Profesi
1. Menjunjung tinggi martabat profesi
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Meningkatkan mutu profesi
5. Meningkatkan mutu organisasi profesi
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri
CIRI-CIRI Kode Etik Profesi
1. Singkat
2. Sederhana
3. Jelas & konsisten
4. Masuk akal
5. Dapat diterima
6. Realistis
7. Komprehensif/lengkap
8. Positif dalam formulasinya
Fungsi Kode Etik Profesi

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang


prinsip profesionalitas yang digariskan
• Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui
suatu hal yang boleh dia lakukan dan yangtidak boleh dilakukan.

2. Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi


yang bersangkutan
• Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada
masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi


tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi
• Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi
atau perusahaan.
KODE ETIK KETEKNIKAN
Kode etik Insinyur (keteknikan) menurut ABET, adalah:
Kriteria keteknikan 2000 pertama dipublikasi dalam bentuk draft pada
tahun 1995, dan secara formal di kembangkan oleh ABET pada tahun
1997. Awal musim semi 2001 semua insinyur diwajibkan terakreditasi dengan
Kriteria Keteknikan 2000.

Menurut ABET Insinyur menegakkan dan memajukan integritas:


▪ Menggunakan pengetahuan dan keterampilan/keahlian untuk peningkatan
kesejahtraan manusia dan lingkungan hidup.
▪ Bersikap jujur, tidak memihak dan melayani kesetiaan pada masyarakat
antara lain pengusaha dan klien mereka.
▪ Berjuang untuk meningkatkan kompetensi serta menjaga nama baik dari
teknik profsesi.
▪ Mendukung masyarakat professional dan teknik dari disiplin mereka.
Karakteristik K.E.P

 Bukan algoritma sederhana yang dapat


menghasilkan keputusan etis atau tidak etis
 Terkadang bagian-bagian dari kode etik dapat
terasa saling bertentangan dengan kode etik lain
 Menggunakan keputusan yang etis untuk
bertindak sesuai dengan semangat kode etik
profesi
 Menggariskan dengan jelas prinsip-prinsip
mendasar yang butuh pemikiran, bukan
kepatuhan membuta
Pemilik Kode Etik
Profesi

Umumnya adalah organisasi kemasyarakatan atau


organisasi profesi yang bersifat nasional, misalnya: Ikatan
Profesi Komputer Indonesia (IPKIN), Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Ikatan
Akuntansi Indonesi (IAI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur
Indonesia (PII), Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia
(PWI), dll.
Orientasi Kode Etik Profesi

1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Kendala Penyusunan K.E.P

• Bagaimana kode tersebut akan digunakan


• Seberapa detail tingkat rinciannya
• Siapa yang menjadi sasaran kode etik
• Kode etik diperuntukkan bagi kepentingan
siapa
Alasan K.E.P Diabaikan

 Pengaruh sifat kekeluargaan


 Pengaruh jabatan
 Pengaruh materialisme
Pelanggaran kode etik Profesi

1. Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang seharusnya


dijunjung tinggi oleh profesi itu
– Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan
jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan
uang yang berkelebihan
– Menyalahgunakan kekuasaan merupakan perbuatan yang
sering dianggap melanggar kode etik profesi

2. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa


profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian
serta yang kurang dapat dipertanggung-jawabkan
menurut standar maupun kriteria profesional
Pelanggaran kode etik Profesi

Nasional Kamis, 27 Jan 2011 09:02 WIB


Dua Lagi Masih Diproses - Empat Dokter di Medan Langgar Kode Etik

MedanBisnis – Medan. Majelis Kode Etik Kedokteran Ikatan


Dokter Indonesia ((MKEK- IDI) Kota Medan telah menyidang 6
dokter berdasarkan pengaduan masyarakat. Dari 6 orang
tersebut, 4 di antaranya terbukti melakukan pelanggaran kode
etik, sedangkan 2 lagi masih dalam proses penyindangan lebih
lanjut.
Demikian dikatakan Sekretaris MKEK- IDI Medan, dr Ery Suhaymi
SH kepada wartawan, Rabu (26/1), di Medan. Ia menjelaskan,
kasus yang mereka sidangkan itu merupakan pengaduan dari
para pasien yang mereka terima untuk 2010.
SANKSI PELANGGARAN K.E.P

Sanksi moral & Sanksi dikeluarkan dari organisasi


• Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan
dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang
dibentuk khusus untuk itu

• Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku


yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti:
– Kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik
– Ketentuan itu merupakan akibat logis dari “self regulation” yang terwujud
dalam kode etik
Kompetensi (1)
• Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan {UU No. 13 /
2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1}

• Pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat


mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan,
dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan
standar atau persyaratan yang ditetapkan oleh
tempat kerja {Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia}
Kompetensi (2)
• Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung
jawab yang dimiliki sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksnakan
tugas di bidang pekerjaan tertentu {Surat Kep Mendiknas
No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi}

• Pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan


dan sikap yang memungkinkan untuk dilaksana-
kannya suatu kegiatan profesional secara efektif
{Association K.U. Leuven}
Kata Kunci
• Knowledge (Ilmu Pengetahuan)

• Skill (Keahlian, Keterampilan)

• Attitude (Sikap)
Knowledge
 Akumulasi pengetahuan yang telah
disistematisasikan dan diorganisasikan untuk
mencapai kebenaran umum dan dapat
dijadikan pegangan dasar untuk bertindak

 Pengetahuan yang diperlukan untuk


melaksanakan tugas yang diberikan
Skill
 Keahlian, kemahiran, kemampuan, serta
keteramplian dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan, teknik, metode, dan prinsip

 Diperoleh melalui pendidikan, pelatihan,


observasi, dan praktek lapangan/magang
Attitude
 Senantiasa ada dalam diri
 Tindakan tertentu yang dipilih diantara
sejumlah tindakan yang bisa dilakukan
 Sikap/tingkah laku yang tepat – di mana
saja, kapan saja dan dengan siapa saja

 Lebih banyak diperoleh melalui proses


belajar dan kedewasaan
 Dapat diperkuat atau diperlemah, serta
dikembangkan atau ditumbangkan
KOMPETENSI
(menurut Spencer)
Komponen Kompetensi

Kinerja
Perilaku P
Tampak Pengetahuan S
Ketrampilan
B MK
Sikap
K P
Tersembunyi Niat
N
Karakter
Lingkungan
Motivasi
Bakat
Model Gunung Es dan Lingkaran Terpusat Kompetensi
(Sumber: Joko Siswanto)
Kedudukan
Kompetensi
Performance Environment

Knowledge Skills &


COMPETENCE Abilities

Individual
Experience
Characteristics Education

Tools
5 ELEMEN
KOMPETENSI INDIVIDU

Ketrampilan
Pengetahuan
Konsep Diri
Sifat
Motif
Hasil penelitian Spencer, selama kurun waktu 20
tahun, terhadap perilaku 760 orang dari berbagai
jenis pekerjaan dan jabatan pada 286 perusahaan
di 20 negara (termasuk Indonesia), ditemukan
adanya 20 jenis kompetensi dasar yang
mempengaruhi kinerja seseorang
Klasifikasi Kompetensi
• Kompetensi Umum (Soft/ Generic Competence)
– 20 Kompetensi Umum Model Spencer (1993)
– 8 Jenis Kecerdasan Thomas Amstrong (1993)
– Intelligent Quotient - IQ (25%) + Emotional Quotient - EQ (75%)
Daniel Goleman (1995)
• Kompetensi Bidang (Hard Competence)
– Pendidikan/pelatihan
– Ketrampilan/keahlian
– Kewenangan Profesi
20 Kompetensi Spencer
1. Achievement orientation 11. Directiveness
2. Concern for order 12. Teamwork & cooperation
3. Initiative 13. Team leadership
4. Information seeking
14. Analytical thinking
15. Conceptual thinking
5. Interpersonal understanding
16. Self control
6. Customer service orientation
17. Self confidence
7. Impact & influence
18. Flexibility
8. Organizational awareness 19. Organizational commitment
9. Relationship building 20. Technical/Professional/
10. Developing others Managerial expertise
8 Kecerdasan Armstrong
1. Linguistic intelligence
2. Visual-spatial intelligence
3. Logical mathematics intelligence
4. Musical intelligence
5. Bodily intelligence
6. Interpersonal intelligence
7. Intrapersonal intelligence
8. Natural intelligence
Jenis Kompetensi &
Profesi
 Karya Penyanyi, Artis
 Pengetahuan Konsultan, Juru Taksir
 Ketrampilan Pilot, Tukang Las
 Perilaku Kasir, Operator Telepon
 Sikap Marketing
 Motif Sales
 Bakat Tester aroma/rasa
Kompetensi Kepribadian
1. Berakhlak mulia
2. Arif bijaksana
3. Jujur
4. Berwibawa
5. Stabil
6. Mantap
7. Dewasa
8. Menjadi teladan bagi peserta didik dan
masyarakat
9. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri
10. Mengembangkan diri secara mandiri dan
berkelanjutan
Kompetensi Sosial
1. Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan
informasi secara fungsional
3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan
satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
dengan mengindahkan norma serta sistem nilai
yang berlaku
5. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati
dan semangat kebersamaan
Kompetensi Profesional

Kemampuan guru dalam pengetahuan isi


(content knowledge)  penguasaan:
1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai
standar isi program satuan pendidikan, mata
pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu
2. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan,
teknologi, atau seni yang relevan, yang secara
konseptual menaungi atau koheren dengan program
satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok
mata pelajaran yang diampu
Kompetensi Lulusan (PT)

Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
standar nasional yang telah disepakati
{UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas penjelasan Pasal 35 (1)}
Kompetensi Lulusan PT (1)
• Knowledge and Technical Skill
• Personal Vision, Mission, Values
• Communication Skill : Berkomunikasi secara efektif,
termasuk perhatian untuk mendengar
• Interpersonal Skill : Mudah dalam berkomunikasi
• Analitical Ability
• Relation Building
• Kemampuan Kerjasama
• Kemampuan Organisasi
• Inisiatif dan Kreatifitas : Pemikiran yang
menghasilkan ide-ide baru dan berharga
Kompetensi Lulusan PT (2)
• Entrepreunership (Kewirausahaan)
• Integritas: Kepatuhan pada kode etik dan perilaku
terpuji
• Adaptability
• Flexibility
• Self Control
• Self Development
• Persistent (Gigih, Ulet)
• Menghargai Waktu
• Kemampuan/kemauan mencari informasi
• Competency Based vs Strength Based
KOMPETENSI MANAJERIAL
PT. Semen Gresik Tbk

Kompetensi Inti: Kompetensi


- Semangat berprestasi Pendukung:
- Orientasi pada pelayanan - Inisiatif
pelanggan
- Kepemimpinan
- Kerjasama kelompok
- Berpikir sistematis &
- Pengendalian diri strategis
- Percaya diri - Kemampuan bisnis
- Semangat belajar
- Kesadaran organisasi
Sumber Utama: Charles B. Fleddermann
Engineer (Insinyur)
…..Memiliki pengetahuan, kemampuan,
kreativitas dan keberanian untuk membuat
perubahan yang lebih baik bagi kehidupan dan
kesejahteraan umat manusia – baik skala kecil maupun
skala besar.
Profesi Enjiniring
Enjiniring adalah:

“Profesi yang menerapkan ilmu pengetahuan & teknologi berbasis


matematika dan ilmu pengetahuan alam, yang diperoleh dari pendidikan,
pengalaman dan pelatihan/ praktek, untuk memanfaatkan dan
mengembangkan sumber-sumber yang ada demi kesejahteraan manusia”

Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET)


Etika Enjiniring
Enjiniring adalah sebuah profesi, seperti halnya
hukum, kedokteran, farmasi dan lain-lainnya

Profesional biasanya memiliki pendidikan tinggi

Masyarakat pengguna sering kali kurang


pengetahuan tentang apa yang dikerjakan engineer

Engineer memiliki kewajiban dan tanggungjawab


etika, yang merupakan bagian dari etika enjiniring
Enjiniring Sebagai Profesi
Menjunjung tinggi kejujuran, ketekunan dan
kepatuhan

Mengedepankan keadilan dan kebijaksanaan

Mengutamakan kepentingan masyarakat

Dengan sadar mempromosikan pengetahuan, ide


profesional dan pelayanan publik

Memiliki status hukum

Bekerja dengan standar operasional yang jelas

Mentaati kode etik yang berlaku


Prinsip Etika Enjiniring
Melindungi keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat
Tidak menerima hadiah atau Melaksanakan tugas
suap yang akan mempengaruhi sesuai dengan
keputusan enjiniring kompetensinya

Menjaga pelestarian Berlaku benar, obyektif


lingkungan dan menjaga rahasia
pekerjaan

T erus belajar meningkatkan Bekerja keras, jujur dan


kemampuan/ keahlian bertanggungjaw ab
Contoh Kasus

Contoh kasus berikut diharapkan


dapat memberikan gambaran akan
pentingnya pengetahuan tentang
Etika Enjiniring
Kasus
• 7 tahunFord
peluncuran Pinto (1978)
 50 tuntutan hukum terkait tubrukan dari
belakang

• Tangki bensin pecah, meledak dan terbakar  luka dan meninggal

• Pengabaian norma yang cukup parah

• Tuntutan Hukum & Kriminal

• Pengabaian keselamatan penumpang

• Para insinyur & manajer Ford terancam hukuman penjara


Kasus Ford Pinto (1978)
• Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya cacat pada tangki tersebut

• Di Persidangan terbukti: para insinyur sudah mengingatkan bahaya


desainnya

• “Manajemen” mengabaikan, karena ingin segera menjual ke pasaran


dengan harga kompetitif

• Anggota manajemen ada insinyurnya

• Dilema para Insinyur: “Keselamatan & Penghematan”


Kasus Ford Pinto (1978)
FORD ingin menghemat biaya produksi
beberapa dolar, akhirnya harus mengeluarkan
JUTAAN dolar untuk membayar TUNTUTAN
pemakai + publisitas BURUK + kepercayaan
masyarakat TURUN (Maunya UNTUNG jadinya
BUNTUNG)

FORD dianggap tidak mendesain mobil yang


aman
Kasus Lain
Jumat, 18/02/2011 16:51 WIB/detikoto

Ini Dia Penyebab Honda Jazz, Freed dan City Ditarik

Produsen mobil Honda menarik kembali 3 mobil andalannya yakni Jazz,


Freed, dan City, sejumlah 40.000an unit. Penyebab ketiga mobil populer
ini harus masuk bengkel Honda, karena masalah mesin

Komponen Lost Motion Spring, yang berfungsi menekan rocker


arm (lengan penggerak) pada putaran mesin rendah, setelah
kurun waktu tertentu dapat melengkung dan patah sehingga
menimbulkan bunyi mesin yang tidak normal
Kasus Lain
JUM'AT, 25 FEBRUARI 2011 | 10:44 WIB | TEMPO

Toyota Motor Corp Kembali Tarik Dua Jutaan


Produknya
Ditengarai, pedal gas produknya bermasalah karena tersangkut karpet
lantai sehingga menyebabkan mobil bisa melesat tak terkendali.
Mobil yang ditarik terdiri dari 761 ribu Toyota RAV4 model 2006 –
2010, Toyota 4Runner model 2003 – 2009 sebanyak 603 ribu, Lexus
LX570 model 2008 – 2011 sebanyak 17 ribu unit. Selain itu, Toyota
juga menarik 372 ribu unit Toyota Highlander dan Highlander HV
yang terdiri dari RX330, RX350, dan RX400H.
Masalah Etika Enjiniring
Keselamatan
masyarakat

Konflik Gratifikasi/
kepentingan penyuapan

Kejujuran dalam
riset/pengkajian Kecurangan

Perlindungan
Keadilan lingkungan
Masalah (calon) Engineers
CUKUP mendapatkan ilmu
yang terkait dengan: dasar
enjiniring, metode penyelesaian
masalah, serta desain dan
perancangan

KURANG mendapatkan
ilmu yang terkait dengan:
praktek bisnis, keselamatan
dan kesehatan kerja, serta
etika profesi
Dasar Perilaku Engineers (menghindari
konfik)

ETIKET (Etiquette)
 Penghormatan kepada masyarakat pengguna

HUKUM (Law)
 Jelas aturan dan sangsinya

MORAL (Morals)
 Perilaku yang diterima secara umum berdasar
agama/budaya

ETIKA (Ethics)
 Gambaran dari keseluruhan yang ada di atas
Etiket (Etiquette)
 Adab perilaku dan sopan santun saat
berinteraksi dengan sesama, dalam konteks
sosial kemasyarakatan
 Tata cara makan, dress codes, pengaturan
posisi duduk, ladies first, dan lain-lainnya
 Pelanggaran etiket tidak menyebabkan masuk
penjara, tetapi dapat me”lukai”
profesionalisme
Hukum (Laws)
 Suatu sistem aturan dan hukuman yang
terdefinisi dengan jelas untuk memelihara
keamanan dan keteraturan dalam masyarakat
 Dibuat/disusun oleh penguasa, masyarakat atau
adat
 Pelanggaran akan mendapat hukuman sampai ke
penjara
 Semua manusia sama kedudukannya dalam
hukum dan berhak memperoleh perlakuan
hukum yang sama sebagaimana diatur dalam
konstitusi
Moral (Morals)
 Norma individu yang terkait dengan perilaku
salah atau benar, serta baik atau buruk
berdasarkan latar belakang kehidupan,
keyakinan agama serta pengaruh lingkungan

 Budaya atau agama: judi, sabung ayam, minum


alkohol, mabuk, merokok, dan lain-lain

 Kontraversi terkait isu moral, misalnya: perawatan


kesehatan adalah hak setiap orang, atau aborsi demi menyelamatkan
sang ibu
Etika (Ethics)
 Suatu kode atau sistem norma yang
mendefinisikan perilaku moral pada kelompok
masyarakat tertentu
 Etika adalah studi terkait moralitas dalam segala
tindakan atau tingkah laku manusia
 Etika profesi memberi arah bagi dilakukannya
tindakan/kegiatan profesional
 Kebanyakan masyarakat profesi memiliki kode
etik
Teori Moral
ETIKA
berbasis
Konsep MORAL

Etika Kewajiban
Utilitarianisme Etika Moralitas
dan Etika Hak

Fr-p.44
Utilitarianisme
Etika Kewajiban & Etika Hak
Suatu tindakan dianggap BAIK, jika
menghormati hak-hak individu

Kewajiban kita melindungi hak-hak orang lain.


Hak dasar kita harus juga dilindungi orang lain.

Kelemahannya, tidak begitu


memperhitungkan kepentingan orang banyak

Ilustrasi: pembangunan bendungan untuk PLTA (jika salah satu


pemilik tanah menolak melepaskannya, sudah cukup untuk menghentikan proyek)
Etika Moralitas
Suatu tindakan dianggap
Merupakan penerapan
BAIK, hanya jika
karakter pribadi pada diri
mendukung perilaku yang
sendiri maupun orang lain
baik (bermoral)

Cenderung kurang kongkrit


Banyak kasus 
dan agak sulit digambarkan
dipermukaan tampak
pada entitas di luar manusia
bermoral, tapi sebenarnya
tidak (apa contohnya?) (perusahaan atau pemerintahan
misalnya)
Teori mana yang digunakan?
 Pada setiap masalah, kita bisa memanfaatkan
keempat teori tersebut untuk melihat solusinya
 Kita tentukan pilihannya sesuai dengan situasi
faktual yang berkembang
 (I) dengan teori yang berbeda, didapatkan
hasil/solusi yang sama, atau (II) teorinya
berbeda, hasil/solusinya-pun berbeda
 Ilustrasi: Kasus kebocoran BHOPAL, atau penggusuran
pemukiman dekat ril KA
Introduksi (1)
Fr-p.59

• Pada awal 1990 muncul laporan studi tinggal di dekat SUTT


meningkatkan risiko terkena kanker, khususnya anak-anak

• Penyebabnya  medan EM lemah berfrekuensi rendah di sekitar SUTT

• Banyak insinyur melakukan penelitian untuk memastikan kebenarannya

• Para insinyur di perusahaan listrik terus berusaha merancang produk


yang dapat mengurangi radiasi medan EM tersebut
Introduksi (2)
• Hampir semua rancangan/rekayasa insinyur terkait dengan risiko
“kesehatan dan keselamatan”

• Meski seringkali tingkat bahayanya itu sendiri belum diketahui

• Apakah suatu proses atau produksi tertentu etis untuk dikerjakan?

• Alat apa yang harus digunakan agar yang dikerjakan benar secara etis?
Isu-isu Dalam Masalah Etika
Isu Detil Contoh Penyelesaian
1. Isu Faktual Melibatkan apa yang Dalam kasus gratifikasi: Melalui penelitian atau
benar-benar diketahui macam dan nilai hadiah penyelidikan untuk
tentang sebuah kasus mungkin menjadi fakta yang mengungkap
diketahui umum kebenaran
2. Isu Konseptual Berhubungan dengan Yang tidak diketahui adalah Melalui kesepakatan
“arti” atau bisa tidaknya apakah hadiah tersebut atas arti, istilah dan
suatu ide diterima dimaksudkan untuk konsep. Meski kadang
mempengaruhi sebuah kesepakatan tidak
keputusan atau sekedar tercapai
tanda persahabatan
3. Isu Moral Menentukan prinsip Setelah dapat dipastikan Melalui kesepakatan
moral mana yang apakah itu hadiah atau suap, atas prinsip-prinsip
dapat/sesuai diterapkan secara moral sudah jelas moral yang relevan
dalam situasi “tersebut” tindakan yang harus diambil dan bagaimana harus
diterapkan
Membuat Diagram Garis (1)
Sangat berguna untuk situasi di mana prinsip-prinsip
moral yang dapat diterapkan kita ketahui dengan jelas,
tetapi cukup banyak “wilayah abu-abu” yang dapat
menjadi “celah”
Digambar sebuah garis yang salah satu ujungnya
ditempati “paradigam positif” dan ujung lainnya “paradigma
negatif”
Paradigma Positif: sesuatu hal yang tidak diragukan lagi dapat diterima
secara moral

Paradigma Negatif: sesuatu hal yang tidak diragukan lagi TIDAK dapat
diterima secara moral
Membuat Diagram Garis (2)
MASALAH: Sebuah perusahaan terpaksa harus membuang sedikit limbah
beracunnya ke sebuah Danau, yang selama ini menjadi persediaan air
minum warga. Batas ambang untuk limbah ini  10 ppm. Jika limbah jadi
dibuang, konsentrat danau menjadi 5 ppm. Diharapkan tidak terjadi masalah
kesehatan dan warga tidak dapat mendeteksinya di air minum mereka.

Paradigma Positif: Persediaan air untuk warga harus bersih dan aman
Paradigma Negatif: Tingkat limbah beracun yang dibuang ke Danau
Membuat Diagram Garis (3)

Paradigma Negatif (PN) Paradigma Positif (PP)

Tingkat limbah beracun Persediaan air untuk


yang dibuang ke Danau warga harus bersih
dan aman
Contoh beberapa hipotesa/kemungkinan kejadian: (makin banyak makin baik)
1. Limbah jadi dibuang ke Danau. Pada tingkat 5 ppm limbah tidak berbahaya,
tetapi rasa airnya agak berubah
2. Limbah itu dapat diuraikan dengan peralatan baru yang dibeli perusahaan
3. Limbah dapat dipisahkan dengan peralatan baru yang dibeli pembayar pajak
4. Kadang, orang yang terekspose limbah akan merasa sakit selama 1 jam
5. Pada tingkat 5 ppm, beberapa orang akan menderita sakit cukup hebat selama
satu minggu, tetapi dalam jangka panjang tidak membahayakan
6. Peralatan dapat dipasang di Pabrik untuk mengurangi tingkat limbah jadi 1 ppm

Paradigma Negatif (PN) Paradigma Positif (PP)

5 4 3 1 6 2
Versi Akhir DIAGRAM GARIS:
• Hipotesa/kemungkinan kejadian yang dibuat, semakin banyak semakin baik
• Makin banyak jumlah hipotesa, makin memudahkan dilakukannya penyelidikan
lebih lanjut, sebelum keputusan final diambil (sebisa mungkin mendekati PP)
• Penempatan garis-garis hipotesa akan sangat dipengaruhi oleh subyektifitas
• Sekarang kita coba tempatkan titik “P” sebagai titik permasalahan kita yang akan
kita cari solusinya. Penentuan titik “P” juga kadang subyektif
• Penentuan keputusan final seringkali juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti:
politis, sosial, budaya, dan lain-lainnya

Paradigma Negatif (PN) Paradigma Positif (PP)

5 4 3 1 P 6 2
Membuat Diagram Alur (1)
• Disebut juga flow chart dan sangat dikenal oleh mahasiswa teknik

• Berguna untuk menganalisis kasus yang memiliki tahapan kejadian

• Memberi visualisasi tentang sebuah situasi dengan konsekuensinya

• Menyelesaikan masalah etika, mulai yang sederhana – rumit

• Harus diupayakan se-obyektif mungkin dalam melakukan analisis

• KUNCI sukses: kreatif dalam menentukan skenario dan hasil secara


obyektif, meski keputusannya “tidak”
Contoh
Diagram
Alur
Kasus Bhopal
Pendahuluan

Tugas utama insinyur: melindungi


keselamatan dan kesejahteraan umum

Insinyur mempunyai tanggungjawab kepada


masyrakat untuk menghasilkan produk
yang aman

Keselamatan harus menjadi bagian integral


dari semua desain enjiniring
Keselamatan dan Risiko

Keselamatan:
Risiko:
Kebebasan
Kemungkinan
dari
mendapatkan
kerusakan,
bahaya atau
cedera dan
kerugian
risiko
Mendefinisikan masalah

Menghasillkan beberapa alternatif solusi

Menganalisis setiap solusi

Desain
Menguji “keandalan” setiap solusi
Keselamatan
dalam
Memilih solusi yang terbaik
Desain
Enjiniring
Mengimplementasikan solusi yang dipilih

Mengevaluasi hasil implementasi


Ragam Risiko
1. Risiko yang disadari VS yang tidak disadari (property
di dekat pabrik kimia)

2. Konsekuensi jangka pendek VS jangka panjang


(cacat sementara vs permanen)

3. Probabilitas yang telah diperkirakan (1:sejuta vs 50:50)

4. Dampak yang dapat diputar balik

5. Tingkat batasan risiko (lakalantas atau radiasi nuklir tk rendah)

6. Risiko tertunda VS Risiko seketika (risiko kena jantung vs


terjun payung)
Jenis Kecelakaan K. SISTEMIS:
karakteristik
K. PROSEDURAL: penerap-an
akibat dari tindakan yang teknologi yang
tidak mematuhi prosedur sangat canggih dan
baku yang telah organisasi yang
ditetapkan rumit

1 2 3

K. TEKNIS: disebabkan
oleh kerusakan/kegagalan
dalam desain (material,
peralatan, dan lainnya)
Wajib BACA !!

Codes of Ethics of Professional Engineering Societies:

• The Institute of Electrical and Electronics Engineers Societies (IEEE)


• National Society of Professional Engineers (NSPE) – Codes of Ethics for Engineers
• American Society of Mechanical Engineers (ASME)
• American Society of Civil Engineers (ASCE)
• American Institute of Chemical Engineers (AICHE)

Вам также может понравиться