Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Definisi Epidemiologi
• penyakit neoplasma ganas primer hepar • kanker kelima terbanyak di dunia, yaitu
tersering, terdiri dari sel menyerupai 5,4% dari semua jenis kanker. Penyebab
hepatosit dengan derajat diferensiasi kematian ketiga tertinggi akibat kanker
bervariasi. • laki-laki>perempuan, perbandingan 2-4 : 1
• Sebagian besar hepatoma muncul dengan • Angka kejadian tertinggi ditemukan di
latar belakang hepatitis kronis atau sirosis Asia dan Afrika dengan kelompok
populasi berusia 20-40 tahun
Etiologi
• penyakit hepar kronis (infeksi hepatitis
B virus (HBV) dan hepatitis C virus
(HCV))
• non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD)
• aflatoksin
• penyakit hepar alkoholik
Kecepatan
Chronic perubahan
injury sel hepatosit Mutasi
hepar meningkat Fibrosis hepatosit
Penurunan BB
• Keluhan pasien sesuai
gambaran klinis
Anamnesis • Riw hep B/hep
C/sirosis
• Demam
• Pem laboratorium
Pem
• Radiologi
Penunjang • Biopsi
TATALAKSANA
Non-Bedah Bedah
• infeksi akut pada parenkim paru, sesuai gejala infeksi akut, diikuti dengan
adanya gambaran infiltrat pada foto toraks, auskultasi sesuai pneumonia
• pada pasien yang tidak pernah dirawat atau tidak berada di fasilitas
Definisi kesehatan >14 hari sebelum timbul gejala
Diagnosis pasti CAP ditegakkan jika pada foto toraks terdapat infiltrat
baru atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah
ini
• Batuk-batuk bertambah
• Perubahan karakteristik dahak / purulen
• Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam
• Pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas
bronkial dan ronki
• Leukosit >10.000 atau <4500
Penilaian
Derajat
Keparahan
CAP
(skor PORT)
KRITERIA RAWAT INAP BDSRKAN SKOR PORT
Bila skor PORT kurang < 70 maka penderita tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu
dari kriteria, yaitu frekuensi napas > 30/menit, Pa02/FiO2 kurang dari 250 mmHg, foto toraks
paru menunjukkan kelainan bilateral, foto toraks paru melibatkan > 2 lobus, tekanan sistolik <
90 mmHg, tekanan diastolik < 60 mmHg
Definisi Epidemiologi
• suatu keadaan patologis yang menggambarkan • 20 penyebab kematian terbanyak di dunia, mencakup
stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung 1,3% dari seluruh kematian di dunia dan 5 besar
progresif, ditandai dengan distorsi dari arsitektur penyebab kematian di Indonesia
hepar dan pembentukan nodulus regeneratif
• perkembangan histologis dari nodul-nodul
degeneratif yang dikelilingi oleh jaringan-jaringan
berserat sebagai respon dari kerusakan hati kronik
Etiologi
• penyakit hepar kronis (infeksi hepatitis B virus (HBV) dan
hepatitis C virus (HCV))
• alcoholic fatty liver disease (AFLD)
• diabetes mellitus
• Obesitas
• penyakit hepar alkoholik
• obstruksi bilier, sirosis bilier primer, sirosis bilier sekunder
• sindroma Budd-Chiari, penyakit venooklusif, dan sirosis
kardiak
Gambaran Klinis
atropitestis, spider
kulit berwarna
navy, splenomegali,
kuning, rasa lelah, perdarahan varises,
caput medusae,
lemah, nafsu makan asites, peritonitis
palmar eritema, white
menurun, mual, bakterial spontan,
nails, ginekomasti,
penurunan berat atau ensefalopati
hilangnya rambut
badan, nyeri perut hepatik
pubis dan ketiak pada
dan mudah berdarah
wanita, asterixis
Pem.Fisik
-ikterus atau jaundice, spider
navy, dan asites atau edema pada
saat inspeksi. Pada palpasi, hati
teraba lebih keras dan
berbentuk ireguler daripada hati
yang normal serta didapatkan
hepatomegali dan / atau
splenomegal
Pem.Penunjang
Anamnesis -USG
-Sesuai gambaran klinis -CT
-MRI
Diagnosis
PROGNOSIS
EFUSI PLEURA
Definisi Epidemiologi
• penumpukan cairan dalam rongga (kavum) • Estimasi prevalensi efusi pleura adalah 320
pleura yang melebihi batas normal. Dalam kasus per 100.000 orang di negara-negara
keadaan normal terdapat 10-20 cc cairan industri
• beberapa jenis cairan yang bisa berkumpul • kejadian sama antara kedua jenis kelamin
di dalam rongga pleura antara lain darah,
pus
Etiologi
• ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan tekanan onkotik
• gagal jantung kongestif,. pneumonia, keganasan, atau emboli
paru
• Perubahan permeabilitas membran pleura
• Peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan pembuluh
darah
• Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang
(tuberkulosis, pneumonia, virus, bronkiektasis, abses amuba
subfrenik yang menembus ke rongga pleura
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
• Pneumonia akan menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri
dada pleuritis, sementara efusi malignan dapat
mengakibatkan dispnea dan batuk.
• Ukuran efusi akan menentukan keparahan gejala.
• Pada kebanyakan penderita umumnya asimptomatis atau
memberikan gejala demam, ringan ,dan berat badan yang
menurun seperti pada efusi yang lain
Pem.Fisik
-a.Dinding dada lebih cembung dan
gerakan tertinggal
b.Vokal fremitus menurun
c.Perkusi dull sampal flat
d.Bunyi pernafasan menruun
sampai menghilang Pem.Penunjang
1.Rontgen dada
anamnesis 2.USG Dada
3.CT Scan Dada
-sesak napas
4.Torakosentesis
-rasa berat dada 5.Biopsi Pleura
-Batuk 6.Analisa cairan pleura
a.Sitologi dan.Bakteriologi
7.Bronkoskopi
Diagnosis
PENATALAKSANAAN
• Efusi pleura harus segera mendapatkan tindakan pengobatan karena cairan pleura
akan menekan organ-organ vital dalam rongga dada
Imunologi-Serologi
HbsAg (rapid test) reaktif
PEMERIKSAAN RONTGEN THORAKS
PEMERIKSAAN USG THORAKS
• Pasien ini ditemukan adanya gejala mual tanpa disertai muntah dan
adanya pembengkakan pada perut kanan atas sejak 1 minggu SMRS
• Temuan fisik pada HCC yang sering ditemukan adalah
hepatomegali dengan atau tanpa ‘bruit’ hepatik,
splenomegali, asites, ikterus, demam dan atrofi otot.
• Pada HCC, sesak napas dapat dirasakan akibat besarnya tumor yang
menekan diafragma, atau karena sudah dapat manifestasi di paru.
• Selain itu, sesak nafas yang dirasakan oleh pasien bisa dikarenakan
adanya efusi pleura dextra yang didukung oleh pemeriksaan fisik dada
dan rotgen toraks pasien.
• Efusi pleura dapat terjadi pada pasien dengan sirosis hati. Kebanyakan
efusi pleura timbul bersamaan dengan asites pada SH.
• Pada anamnesis pasien juga ditemukan adanya riwayat hipertensi
tidak kontrol berobat dan pada pemeriksaan didapatkan TD 150/80
mmHg. Sehingga pasien di diagnosis dengan hipertensi derajat 1
sesuai dengan JNC 7.