Вы находитесь на странице: 1из 14

Definisi

Goiter adalah
pembesaran pada
kelenjar tiroid.
Pembesaran ini dapat
terjadi pada kelenjar
yang normal
(eutirodisme), pasien
yang kekurangan
hormon tiroid
(hipotiroidisme) atau
kelebihan produksi
hormon
(hipetiroidisme). Bila
secara klinik tidak ada
tanda-tanda khas,
Etiologi goiter non toksik
antara lain adalah defisiensi
yodium atau gangguan kimia
intra tiroid oleh berbagai faktor.
Aktivitas utama kelenjar tiroid
adalah untuk berkonsentrasi
yodium dari darah untuk
membuat hormon tiroid.
Patofisiologi
Akibat defisiensi yodium atau gangguan
kimia intra tiroid kapasitas kelenjar tiroid
untuk mensekresi tiroksin terganggu,
mengakibatkan peningkatan kadar TSH
dan hiperplasia dan hipertropi folikel-
folikel tiroid, sehingga terjadi pembesaran
tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid pada
pasien goiter non toksik sering bersifat
eksaserbasi dan remisi disertai
hiperevolusi dan involusi pada bagian-
bagian kelenjar tiroid.
Manisfestasi Klinis
Pada penyakit goiter nontoksik tyroid
membesar dengan lambat. Awalnya
kelenjar ini membesar secara difus
dan permukaan licin. Jika struma
cukup besar, akan menekan area
trakea yang dapat mengakibatkan
gangguan pada respirasi dan juga
esofhagus tertekan sehingga terjadi
gangguan menelan.
1. Terhambatnya jalan napas
2. Aritmia
3. Badai tiroid (suatu aktifitas yang
sangat berlebihan dari kelenjar tirod
yang terjadi secara tiba-tiba)
Yang akan mengakibatkan:
• Demam
• Kelemahan
• Perubahan kesadaran
• Kegelisahan
Pemeriksaan Penunjang
1. Pada palpasi teraba batas
yang jelas, bernodul satu
atau lebih, konsistensinya
kenyal.
2. Human thyrologlobulin
(untuk keganasan thyroid)
3. Pemeriksaan
laboratorium.
 Konservatif
Obat Anti-Tiroid. Obat ini
menghambat produksi
hormon tiroid.
 Surgical
- Radioaktif iodine : Tindakan
ini adalah untuk
memusnahkan kelenjar tiroid
yang hiperaktif.
Manajemen Asuhan
Keperawatan Goiter nontoksik
• Pengkajian
Identitas klien, riwayat
kesehatan/perawatan, pemeriksaan fisik,
pola fungsi kesehatan, sosial-spritual.
• Diagnosa
1. Napas tidak efektif berhubungan
dengan adanya pembesaran jaringan
pada leher, penekanan trakea.
2. Perubahan pola nutrisi berhubungan
dengan adanya penekanan daerah
esofagus, penurunan nafsu makan.
Intervensi
Diangnosa 1
• Pantau frekuensi pernapasan ,
kedalaman, dan kerja pernapasan
• Auskultasi suara nafas, catat adanya
perubahan suara patologis
• Waspadakan klien agar leher tidak
tertekuk/posisikan semi ekstensi atau
eksensi pada saat beristirahat.
Intervensi
Diagnosa 2
• Kaji adanya kesulitan menelan, selera
makan, kelemahan umum dan munculnya
mual dan muntah.
• Pantau masukan makanan setiap hari dan
timbang berat bada setiap hari serta
laporkan adnaya penurunan.
• Dorong klien untuk makan dan
meningkatkan jumlah makan dan juga beri
makanan lunak, dengan menggunakan
makanan tinggi kalori yang mudah
Intervensi
Diagnosa 3
• Kaji tingkat perubahan
rentang harga diri rendah
• Pastikan tujuan tindakan yang
kita lakukan adalah realistis
• Sampaikan hal-hal yang
positif secara mutlak untuk
klien, tingkatkan pemahaman
tentang penerimaan anda
pada pasien sebagai seorang
• Implementasi
Implementasi adalah tahap
pelaksanaan terhadap rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan
untuk perawat bersama klien.
• Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan
membandingkan antara hasil

Вам также может понравиться