Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2. Jika ya, apakah rasa nyeri itu berlangsung lebih dari 3 bulan?
4. Jika ya, sejak kapan Anda mengalami rasa nyeri seperti itu?
* Intensitas nyeri [Ringan (tidak mengganggu pekerjaan, tidur, nafsu makan / mengganggu pekerjaan
saja); moderat(mengganggu tidur / nafsu makan); parah (mengganggu pekerjaan dan tidur dan nafsu
makan)]
Tabel 5. Karakteristik nyeri kronis, dinilai pada skala numerik 0 hingga 10 di BPI
Tabel 8. Usia dan Tingkat Keparahan Ketergantungan Alkohol yang diukur dengan
SADQ-C *: Uji ANOVA satu arah
* Tingkat keparahan ketergantungan Alkohol Ringan = Skor SADQ-c di bawah 16; Sedang
= Skor SADQ-c 16 -30; Severe = SADQ-c Skor 31 atau lebih tinggi
Diskusi
• Dalam penelitian ini, prevalensi dari nyeri kronis
sepanjang hidup dilaporkan sebesar 19% (123)
subyek sementara 18,3% (118) subjek
melaporkan adanya nyeri kronis saat ini.
• Ini sulit untuk mengukur tingkat dasar dari nyeri
yang terjadi bersamaan dan penggunaan alkohol
karena perbedaan kualitas metodologis [26].
• Namun demikian, prevalensi dalam penelitian ini
18,3% lebih dari perkiraan prevalensi populasi
nyeri kronis sebesar 10% ditemukan dalam
tinjauan survei berbasis populasi [27].
• Pria yang lebih tua lebih mungkin mengalami nyeri kronis,
dan telah ditetapkan bahwa penuaan meningkatkan
prevalensi nyeri kronis [28].
• Lebih dari separuh subjek (53,8%),mengalami nyeri parah
(mengganggu kerja dan tidur / nafsu makan) yang
sebanding dengan temuan pada penelitian sebelumnya [28,
29].
• Demikian pula, lebih dari separuh subjek memiliki tingkat
ketergantungan alkohol yang parah/berat, yang mungkin
disebabkan atau berakibat pada nyeri kronis.
• Temuan serupa telah dilaporkan di mana hingga 25%
pasien yang mencari pengobatan untuk nyeri merupakan
peminum berat [20,30]
• Mempertimbangkan lama durasi, tingkat keparahan
dan pola nyeri harian dan gangguan berat khususnya
pada gangguan tidur dan pekerjaan, itu meningkatkan
kemungkinan untuk menggunakan alkohol untuk rasa
nyeri pada subjek dengan sindrom ketergantungan
alkohol jika subjek memiliki riwayat mengonnsumsi
alkohol untuk mengurangi rasa nyeri.
• Hal ini didukung oleh temuan dalam penelitian ini di
mana 76,9% ditemukan penurunan rasa nyeri dengan
penggunaan alkohol dan 73,6% subyek melaporkan
penggunaan alkohol untuk mengelola rasa nyeri yang
mirip dengan penelitian sebelumnya [28].
Kesimpulan
• Nyeri kronis umumnya terjadi pada pasien
dengan sindrom ketergantungan alkohol dan
perlu perhatian oleh dokter .
• Penelitian ini adalah penelitian awal dan tidak
termasuk kontrol untuk survei. Namun penelitian
prospektif pada subjek dengan nyeri kronis dan
sindrom ketergantungan alkohol dapat memberi
informasi pada efek dari masing-masing kondisi
ini dalam perjalanan dan hasil dari morbiditas