Вы находитесь на странице: 1из 20

ANALISIS FARMASI

Dosen : M. Reza Gozaly, M.Si, Apt.


TITRASI NITRIMETRI
DISUSUN OLEH :
1. RIZKY WINDYASTUTI (16334047)
2. ISNAINI AFRILIA (16334058)
3. SRIANA (16334066)
4. YASINTA DWIANITAMI (16334091)
PENGERTIAN
TITRASI NITRIMETRI

Nitrimetri adalah cara


penetapan kadar suatu zat dengan
larutan nitrit (Harmita,2016).
Metode titrasi nitrimetri
didasarkan pada reaksi diazotasi
yakni reaksi antara amina aromatik
primer dengan asam nitrit dalam
suasana asam membentuk garam
diazonium.
TITRASI NITRIMETRI

Prinsip :

 Pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatik primer


dan senyawa yang dapat diubah menjadi amin aromatik primer
(amin aromatik sekunder dan gugus nitro aromatik)
 Pembentukan senyawa nitrosamin dan amin alifatik sekunder
 Pembentukan senyawa azidadari gugus hidrazida
 Pembentukan senyawa azidadari gugus hidrazida dan
pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi karena sulitnya nitrasi
dengan menggunakan asam nitrit dalam suasana asam.
HAL – HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM NITRIMETRI

◇ SUHU ◇ KEASAMAN ◇ KECEPATAN REAKSI


Reaksi tidak stabil dalam suhu • Reaksi diazotasi
kamar sehingga pada saat Titrasi ini berlangsung berlangsung lambat sekali
melakukan titrasi suhu antara pada pH + 2, hal ini sehingga agar reaksi
5- 150C, titrasi tidak dapat dibutuhkan untuk: berjalan sempurna titrasi
dilakukan dalam suhu tinggi harus dilakukan secara
karena: • Mengubah perlahan-lahan dan dengan
NaNO2 menjadi HNO2- pengocokan yang kuat.
• HNO2 yang terbentuk akan
menguap pada suhu tinggi. • Reaksi dapat dipercepat
• Garam diazonium yang dengan penambahan
terbentuk mudah bromida dan dilakukan
terdegradasi membentuk pada suhu 150C
senyawa fenol dan nitrogen.
MENENTUKAN TITIK AKHIR
TITRASI NITRIMETRI

◇ INDIKATOR DALAM
 Metilen blue sebagai pengkontras
 Indikasi dalam adalah indikator yang warna sehingga pada titik akhir titrasi
digunakan dengan cara memasukkan akan terjadi perubahan dari ungu
indikator tersebut kedalam larutan menjadi biru sampai hijau tergantung
yang akan dititrasi, contohnya : senyawa yang dititrasi.
tropeolin OO dan metilen blue.
 Tropoelin OO merupakan indikator  Kelebihan : cara kerja cepat dan praktis
asam-basa yang berwarna merah serta dapat dilakukan pada suhu kamar.
dalam suasana asam dan berwarna
 Kekurangan : penggunaan terbatas untuk
kuning bila dioksidasi oleh adanya
beberapa zat saja, dikarenakan untuk
kelebihan asam nitrit.
beberapa zat perubahan warnanya tidak
jelas.
MENENTUKAN TITIK AKHIR
TITRASI NITRIMETRI
◇ INDIKATOR LUAR
 Titik akhir titrasi tercapai apabila pada
 Indikasi luar adalah indicator yang penggoresan larutan yang dititrasi
dipakai tidak memasukkan kedalam pada pasta kanji – iodida akan
larutan yang akan dititrasi, tetapi terbentuk warna biru
hanya dengan menggoreskan larutan
yang akan diperiksa pada indikator ini
pada saat titik akhir hampir dicapai.  Kelebihan : untuk beberapa zat lebih
Contohnya : pasta kanji iodide. tepat dipakai karena perubahan warna
yang jelas
 Ketika larutan digoreskan pada pasta
atau kertas, adanya kelebihan asam  Kekurangan : cara kerja tidak praktis
nitrit akan mengoksidasi iodide karena terlalu sering menotol
menjadi iodium. menyebabkan adanya kemungkinan zat
terbuang dan titrasi harus dilakukan
 Dengan adanya kanji atau amilum
dibawah suhu 15 derajat celcius
akan menghasilkan warna biru segera
TITRASI NITRIMETRI

Alat dan bahan :

Alat : Bahan :
o Buret o Aqua dest
o Klem buret dan statif o Sampel
o Labu takar o Asam sulfanilat
o Gelas ukur standar
o Beaker glass o NaNO3 0,1 M
o Erlenmeyer o HCl 2 N
o Pipet volume o Serbuk KBr
o Pipet o Indikator tropeolin 00
o Botol semprot o Indikator metilen blue
o Stirer o Indikator pasta kanji
o Tempat es iodida
o Ubin keramik
Pembuatan pasta kanji iodide :
Cara kerja pembakuan NaNo2 dengan asam
sulfanilat adalah sebagai berikut :

◇ Timbang seksama ± 50mg asam sulfanilat,


◇ Larutkan 750 mg KI P dalam 5 ml air.
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100
◇ Larutkan 2 g ZnCl2 P dalam 10 ml air. ml.
◇ Campurkan kedua larutkan, tambahkan 100 ◇ Tambahkan 1-2 tetes ammonia 25%, kocok
ml air, panaskan hingga mendidih. sampai larut.
◇ Tambahkan suspensi 5 g pati P dalam 35 ml ◇ Tambahkan 20 ml air.
air sambil aduk.
◇ Tambahkan 5 ml HCl P.
◇ Didihkan selama 2 menit, dinginkan.
◇ Tambahkan ±0,5 g serbuk KBr.
◇ Masukkan 5 tetes treopilin 000,1% dan 3
tetes metilen blue 0,1%.
◇ Titrasi dengan NaNO2 0,1 M sambil diaduk
kuat sampai terjadi perubahan warna dari
ungu ke biru (dengan indikator dalam) dan
terjadi goresan warna biru pada pasta kanji
iodida yang terulang lagi setelah digoreskan
1 menit kemudian (dengan indikator luar).
TITRASI NITRIMETRI

PEMBAKUAN NaNO 2 DENGAN ASAM SULFANILAT :

NaNO2 yang digunakan sebagai titran baku primer, perlu dilakukan pembakuan
terhadap NaNO2 terlebih dahulu. Sebagai baku primer untuk pembakuan NaNO2
digunakan asam sulfanilat. Asam sulfanilat ditimbang seksama sekitar 50 mg, lalu
dilarutkan dalam ammonia 25 % karena asam sulfanilat sukar larut dalam air. Ammonia
disini hanya digunakan sebagai pelarut sehingga jangan terlalu banyak karena akan
mempengaruhi pH . Setelah seluruh asam sulfanilat larut, larutan kemudian diasamkan
dengan HCl 25% sampai pH 2 karena asam nitrit terbentuk pada suasan asam. Kemudian
tambahkan KBr yang pada titrasi nitrimetri diperlukan sebagai katalisator dan
stabilisator.
TITRASI NITRIMETRI
REAKSI YANG TERJADI :
* Indikator Luar
Contohnya : pasta kanji iodide. menghasilkan warna biru.
* Indikator Dalam
Contohnya : tropeolin OO dan metilen blue. perubahan dari ungu menjadi biru
sampai hijau
* Baku Primer: asam sulfanilat
* Titik Akhir :

NaNO2 + HCl HNO2 + NaCl

H2O + HCl H2O+ + Cl-

HNO2 + H3O + Br- N=O + 2H2O

Br
TITRASI NITRIMETRI
Setelah Kbr ditambahkan, tambahkan indikator dalam yang berupa
campuran tropeolin 00 dan metilen blue dengan perbanadingan 5:3. Digunakan
campuran indikator karena perubahan warna tropeolin 00 dari warna merah
menjadi kuning dan warna kuning tidak jelas sehingga untuk ,memperjelas titik
akhir diperlukan metilen blue agar pada titik akhir terflihat warna biru.
Jadi, dengan mencampur kedua indikator ini akan terjadi perubahan
warna dari violet menjadi biru.
Reaksi dari indikator :
PENETAPAN KADAR SAMPLE
AMIN PRIMER

 Timbang 250 mg sampel, masukkan kedalam Erlenmeyer 100 ml,


tambahkan 50 ml air dan 5 ml HCL P.
 Dinginkan hingga suhu 15oC, tambahkan 5 tetes tropeolin 00 0,1%
dan 3 tetes metilen blue 0,1%
 Titrasi larutan pada suhu ruang dengan NaNO2 0,1 M sambil
diaduk kuat sampai terjadi perubahan warna dari ungu ke biru
(dengan indikator dalam) dan terjadi goresan warna biru pada
pasta kanji iodida yang terulang lagi setelah digoreskan 1 menit
kemudian (dengan indikator luar).
CONTOH SENYAWA
YANG DAPAT DI TITRASI DENGAN CARA
“TITRASI NITRIMETRI”

ASETAMINOFEN SULFANILAMIDA
KLORAMFENIKOL
(PARACETAMOL)
ASETAMINOFEN
(PARASETAMOL)
PENETAPAN KADAR

Acta Pharmaceutical vol. IV no.3-4, Sep-Des 1973


Sejumlah kurang lebih 500 mg zat yang ditimbang saksama dimasukkan
dalam labu titrasi 300 ml, tambahkan HCL (1:2) 20 ml dan refluks selama 30 menit,
kemudian dinginkan. Tambahkan KBr 5 g, tropeolin 00 5 tetes, dan metilen biru 3
tetes. Titrasi dengan larutan NaNO2 0,1 N hingga terjadi perubahan warna dari ungu
ke biru.
Reaksi penetapan kadar parasetamol secara nitrimetri:
SULFANILAMIDA

PENETAPAN KADAR

FI III hlm. 587-588


Lakukan penetapan menurut cara nitrimetri dengan menggunakan larutan
yang dibuat sebagai berikut. Timbang saksama 500 mg, larutkan dalam campuran 10 ml
asam klorida(p) dan 75 ml air, dinginkan.
1 ml natrium nitrit 0,1 M setara dengan 17,22 mg C6H8N2O2S

Reaksi penetapan kadar sulfonilamida secara nitrimetri:


KLORAMFENIKOL

PENETAPAN KADAR

FI III hlm. 143


Timbang saksama 500 mg, tambahkan 20 ml HCl P, kemudian 5 g debu
seng sedikit demi sedikit. Tambahkan 15 ml HCl P, biarkan selama 1 jam. Saring
melalui kapas, cuci 3x, tiap kali dengan 5 ml air. Dinginkan hingga suhu 15oC,
tambahkan kurang lebih 30 g S. Titrasi perlahan-lahan dengan natrium nitrit 0,I N
hingga 1 tetes larutan segera menghasilkan warna biru pada kertas kanji iodida P.
Titrasi dianggap selesai hingga titik akhir dapat ditunjukkan lagi setelah larutan
dibiarkan selama 5 menit.
1 ml NaNO2 0,1 M setara dengan 32,31 mg C11H12Cl2N2O5
Pembahasan Jurnal
Judul : Analisis Kuantitatif Bahan Baku Paracetamol Dengan Metode
Nitrimetri

Teori :
 Nitrimetri merupakan titrasi yang digunakan pada senyawa
yang memiliki gugus amin aromatic primer atau senyawa lain
yang bisa dihidrolisis menjadi amin aromatic sekunder.

 Penentuan kadar paracetamol dengan menggunakan metode


nitrimetri ini adalah dengan menghidrolisis amin aromatic
sekunder pada paracetamol dengan menggunakan senyawa
asam seperti HCl, kemudian dititrasi dengan NaNO2 sebagai
pentiternya.
 Paracetamol tidak memiliki gugus amin aromatic primer, melainkan
memiliki gugus amin aromatic sekunder. Namun, paracetamol
dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam + pemanasan untuk
mengubah gugus amin aromatic sekunder menjadi amin aromatic
primer sehingga titrasi nitrimetri ini dapat diterapkan

 Proses titrasi nitrimetri ini harus dilakukan pada suhu rendah (8-
15˚C). hal ini disebabkan karena inti dari titrasi nitrimetri ini adalah
untuk pembentukkan garam diazonium.

 Reaksi yang terjadi adalah reaksi antara senyawa yang memiliki


gugus amin aromatic primer dengan asam nitrit membentuk garam
diazonium.
Thanks!
Any questions?

Вам также может понравиться