Вы находитесь на странице: 1из 38

Demam Tifoid

Oleh:
Dita Triyasa
Pembimbing:
dr. Azwar Aruf, Sp.A
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUP Dr.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang

 Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang ditandai


demam akut akibat infeksi Salmonella sp .

• Menurut RISKESDAS tahun 2007, demam tifoid banyak terjadi pada


anak usia 5 – 14 tahun.

• Prevalensi terjadinya demam tifoid di Sumatera adalah 0.35 – 1.88%.


(RISKESDAS, 2007).
IDENTIFIKASI KASUS
Anamnesis
• Keluhan Utama:
Demam

• Keluhan Tambahan:
Batuk, pilek
Riwayat Perjalanan Penyakit
• + 2 minggu SMRS : anak mulai demam tinggi, demam naik
turun, terutama malam hari. Demam turun tiap diberi
obat paracetamol. Batuk (+), pilek (-), mual (-), muntah (-).
Lalu anak dinawa berobat ke puskesmas tetapi ibu lupa nama
obatnya. Tidak ada perubahan.

• + 1 minggu SMRS : anak masih demam tinggi, terus


menerus, demam sepanjang hari, batuk(+), pilek(+),
mual(-), muntah(-), nyeri perut(-). Anak kembali dibawa ke
puskesmas dan kembali diberi obatnamun demam tidak turun.

• + 12 jam SMRS : anak muntah (+) frekuensi 4x/hari,


mual(-), muntah isi apa yang dimakan, BAK nyeri(-), BAB
terakhir 2 hari yll. Anak dibawa ke IGD RSMH
Riwayat Sebelum Masuk Rumah
Sakit
• Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Masa kehamilan :
Partus : Spontan pervaginam
Ditolong oleh : Dukun beranak
Tanggal : 21 Maret 2017
BBL : Ibu tidak tahu
PBL : Ibu tidak tahu
• Riwayat Makanan
ASI :
Susu Botol :
Bubur Nasi :
Nasi biasa :
Daging dan Sayur :
Riwayat Imunisasi
Imunisasi Dasar
Umur Umur Umur

BCG -

DPT 1 - DPT 2 - DPT 3 -

Hepatitis B 1 0 bulan Hepatitis B 2 - Hepatitis B 3 -

Hib 1 - Hib 2 - Hib 3 -

Polio 1 - Polio 2 - Polio 3 -

Campak - Polio 4 -
Riwayat Penyakit yang Pernah
diderita
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Tidak ada.

Riwayat pergi ke daerah endemis (-)


Riwayat jajan makanan (+)
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya
Setiap diberi obat dari Puskesmas Ibu lupa
Pemeriksaan Fisik Umum
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Vital Sign :
 Kesadaran : compos mentis
 Suhu : 38,60 C
 HR : 100 x/menit
 RR : 26 x/menit

• Status Antropometri :
 BB : 13 kg BB/U : < - 3 SD
 PB : 100 cm PB/U : < - 3 SD
BB/PB : - 2 SD < z score < 0 SD
 Kesan :
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi
Hb : 12,7 g/dl
Eritrosit : 5,44
Leukosit : 10,1
Hematokrit : 40
Trombosit : 347
RDW-CV : 13,90
LED : 62
Hitung jenis leukosit : 0/0/54/39/7
Malaria : Negatif
Imunoserologi petanda infeksi
IgM Salmonella Typhii : 4
CRP Kuantitatif : 15
Urinalis Leukosit esterase : negatif
Warna : kuning
Kejernihan : jernih Sedimen urin :
Berat jenis : 1,005 1. Epitel : positif
pH : 6,0 2. Leukosit : 8-10
Protein : Positif 3. Eritrosit : 0-2
Ascorbic acid : negatif 4. Silinder : negatif
Glukosa : negatif 5. Kristal : negatif
Keton : positif 6. Bakteri : positif
Darah : negatif 7. Mukus : negatif
Bilirubin : negatif 8. Jamur : negatif
Urobilinogen : 1
Nitrit : negatif
Status Neurologis
Fungsi Lengan Tungkai

Motorik Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Luas Luas Luas Luas


Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - - - -
R. Fisiologis (+) N (+) N (+) N (+) N
R.Patologis - - - -
GRM -

Fungsi
Sensorik
N. Craniales -
R. Primitif -
Pemeriksaan Penunjang

Hasil Rujukan Satuan

Elektrolit

Kalsium (Ca) : 9.6 8.4 – 10.8 mg/dL

Natrium (Na) : 148 135 – 155 mEq/L

Kalium (K) : 5.5 3.5 – 6 mEq/L

Klorida (Cl) : 104 96 - 106 mmol/L


Pemeriksaan Anjuran
 Pemeriksaan LCS
Daftar Masalah
 Demam lama
Diagnosis Banding

Diagnosis Kerja
Demam lama ec suspek demam tifoid
Tatalaksana Awal
Prognosis
 Qua ad vitam : dubia ad bonam
 Qua ad functionam : dubia ad bonam
 Qua ad sanationam : dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Penyakit sistemik akut yang ditandai demam akut akibat
infeksi Salmonella sp (lebih dari 500 sp)
Spesies yang sering dikenal di klinik adalah Salmonella typhi,
Salmonella paratyphi A, B, C
Morfologi
 Gram negatif
 Enterobacteriaceae
 Batang pendek
 Kebanyakan berflagella
 Tidak berspora
 Tidak berkapsul
Struktur antigen

Antigen somatik (O) atau dinding sel


- heat stable and alcohol resistant
- identifikasi serological
Antigen Surface ( envelope)
- Antigen surface dapat menutupi antigen O,
sehingga bakteri tidak teraglutinasi dengan antisera O
Antigen Flagellar (H)
- heat labile protein
Masa inkubasi dan penularan

 Sangat bergantung virulensi dari mikroorganisme


 Umumnya antara 1 – 14 hari, rata –rata 3-5 hari

 Oral – fekal
 Tidak ditularkan langsung dari orang ke orang
 Lalat mengandung bakteri selama 14 hari
 Kutu mengandung bakteri selama hidup mereka (sekitar 2 tahun)
 Daging kelinci yang dibekukan pada suhu – 15 0 C tetap infektif
selama 3 tahun
Patofisiologi
Kuman Salmonella typhi masuk tubuh manusia melalui
mulut
Manifestasi Klinis
 Demam tinggi lebih dari 7 hari, dengan sakit kepala kenaikan
temperatur mencapai 40-41ºC
 Sakit kepala
 Malaise
 Menggigil
 Bertahan 4-8 minggu (bila tidak diobati)
 Nyeri otot, anoreksia
 Mual, muntah
 Obstipasi, diare
 Perut tak enak
 Demam/bradikasi relatif
 Lidah kotor di tengah, tepi dan ujung merah, tremor
 Stupar, delirium, somnolen, koma/psikosis
 Epistaksis
Pemeriksaan Laboratorium
 Biasanya leukopenia
 Leukositosis pada kasus dengan komplikasi
 Kultur darah (+) pada minggu I, bila (-) kultur sumsum tulang
banyak (+)nya
 Kultur darah setelah 3 minggu 50%
 Kultur feces (+) 75% pada demam 3 minggu

 Demikian pula kultur urine (+) pada demam 3 minggu


 Widal titer > 1/640 dicurigai tifoid, tapi tergantung produk
pabriknya
 Khas kenaikan titer satu minggu berikutnya ↑ > (2-4x) 
mendukung diagnosis, baik O atau antibody
Diagnosis Banding
Dif. Diagnosis demamnya:
- Malaria
- Rickettsioses
- Brucellosis
- Leptospirosis
- TB milier
- Hepatitis
- Mononucleosis
- Cytomegalovirus
Pencegahan
 Penyuluhan untuk menghindari diri terhadap gigitan kutu, lalat
dan nyamuk
 Pakaian sarung tangan pada saat menguliti binatang terutama
kelinci.
 Masaklah daging kelinci liar atau binatang rodensia sebelum
dikonsumsi
 Berlakukan larangan pengapalan antar pulau terhadap hewan atau
daging hewan yang terinfeksi
 Pakailah mas ker, pelindung mata, sarung tangan dan jas
laboratorium saat bekerja dengan kultur
Pengobatan

 Streptomisin atau gentamisin diberikan selama 7 – 14 hari


 Kloramfenikol dan tetrasiklin bersifat bakteriostatik jika diberikan
kurang dari 14 hari
 Relaps sering terjadi dibandingkan pengobatan dengan
menggunakan streptomisin
Komplikasi
1. Kompiklasi intestinal 3. Komplikasi proses infeksi
- Perdarahan usus - Renjatan septic
- Perforasi usus - Koagulasi intra vaskuler
- ilcus paralitik 4. Relaps
2. Komplikasi Ekstaintestinal: 5. Karrier
- Hepatitis
- Miokarditis
- Endokarditis
- Bronchopneumonia
- Pleuritis
- Nefritis, dll
ANALISIS MASALAH
Riwayat Perjalanan Penyakit
 + 2 hari SMRS : anak mulai batuk-batuk, batuk tidak
dipengaruhi waktu ataupun cuaca, batuk panjang tidak
diakhiri suara whoop, tidak ada sesak nafas, demam (+) tidak
tinggi, masih mau minum, muntah (-), BAB cair (-)  belum
dibawa berobat
 + 7 jam SMRS : anak dibawa ke klinik karena sesak, saat di
klinik anak kejang sesisi tubuh kanan. Selama kejang anak
sadar, lama kejang + 5 menit. Di klinik anak tidak
ditatalaksana.Anak disarankan dibawa ke RSMH.
 + 5 jam SMRS : anak tampak sesak nafas, tidak dipengaruhi
posisi dan cuaca, tersedak susu disangkal, muntah (-), anak
tidak mau lagi minum susu  anak dibawa ke RSMH.
Penegakan Diagnosis
 Anamnesis :
Batuk, demam, sesak nafas, kejang
 Pemeriksaan fisik :
RR meningkat (>60x/menit), NCH (+), retraksi
(+) subcostal dan intercostal, ronkhi basah halus
nyaring
 Pemeriksaan Laboratorium:
Peningkatan leukosit dan CRP kuantitatif
 Rontgent thorax :
Kesan : terdapat gambaran pneumonia
Tatalaksana
Non Farmakologis :
 O2 nasal 2 L/menit
 Teruskan susu formula 8x50 cc

Farmakologis :
Anak usia > 2 bulan :
 Ampisilin IV 50-100 mg/kgbb/hari : 4x pemberian
 Bila tidak ada perbaikan dalam 3 hari, tambahkan
Kloramfenikol IV/PO 50-100 mg/kgbb/hari : 4x
pemberian
 Seftriakson IV 50-100 mg/kgbb/hari : 1-2x pemberian
Prognosis
 Qua ad vitam : dubia ad bonam
 Qua ad functionam : dubia ad bonam
 Qua ad sanationam : dubia ad bonam
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться