Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Teknik pemeriksaan
Menerangkan tujuan pemeriksaan kepada klien.
Klien diminta untuk tidur terlentang.
Pemeriksa menempatkan pena atau jari-jari pada posisi vertikal sejauh 50 cm dari
mata penderita dalam arah penglihatan sentral.
Tangan yang lain memegang kelopak mata atau dagu klien untuk fiksasi kepala.
Pemeriksa menggerakkan pena secara perlahan ke arah lateral, medial, atas,
bawah, dan ke arah yang miring yaitu atas-lateral, bawah-medial, atas-medial dan
bawah-lateral.
Perhatikan apakah mata klien dapat mengikuti gerakan itu dan tanyakan apakah
klien melihat ganda (diplopia).
Penilaian Nistagmus
Teknik pemeriksaan
Pada saat melakukan pemeriksaan gerakan bola
mata, klien diminta melirik terus ke satu arah (misalnya
ke kanan, ke kiri, ke atas dan bawah) selama jangka
waktu 5 atau 6 detik.
Jika ada nistagmus hal ini akan terlihat dalam jangka
waktu tersebut. Tetapi mata jangan terlalu jauh
dilirikkan, sebab hal demikian dapat menimbulkan
nistagmus pada orang yang normal (end position
nystagmus, nistagmus posisi ujung).
Bila pemeriksa mendapatkan adanya nistagmus,
maka harus diperiksa: Jenis gerakannya, bidang
gerakannya, frekuensinya, amplitudonya, arah
gerakannya, derajatnya, lamanya.
Reflek Kornea
Teknik pemeriksaan:
Menerangkan tujuan pemeriksaan kepada klien.
Klien diminta untuk melirik ke atas atau ke samping
menjauh dari pemeriksa supaya mata tidak
berkedip pada saat korneanya hendak disentuhkan
dengan kapas.
Perhatikan kedua bola mata
Kemudian dilakukan penggoresan pada daerah
kornea
Pemeriksaan funduskopi
Teknik pemeriksaan:
Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan
Persiapkan alat untuk pemeriksaan segmen posterior bola mata (direct ophthalmoscope).
Ruangan dibuat setengah gelap, penderita diminta melepas kacamata dan pupil dibuat
midriasis dengan tetes mata midriatil.
Sesuaikanlah lensa oftalmoskop dengan ukuran kaca mata penderita.
Mata kanan pemeriksa memeriksa mata kanan penderita, mata kiri pemeriksa memeriksa
mata kiri penderita.
Jika pemeriksaan menggunakan kaca mata, maka kaca mata harus dilepas supaya dapat
melihat retina dengan lebih baik.
Pemeriksaan funduskopi
Lampu oftalmoskop dinyalakan, lubang dipindahkan ke lubang
kecil. Pemeriksa harus memulai dengan dioptri lensa diatur pada
angka “0” jika ia tidak menggunakan kaca mata.
Mintalah penderita untuk melihat satu titik di belakang pemeriksa.
Arahkan ke pupil dari jarak 25-30 cm oftalmoskop untuk melihat
refleks fundus dengan posisi/cara pegang yang benar. Cahaya
harus menyinari pupil. Pantulan sinar berwarna merah, reflex
merah, dapat dilihat pada pupil.
Pemeriksaan harus memperhatikan setiap kekeruhan pada kornea
atau lensa.
Periksa secara seksama dengan perlahan maju mendekati
penderita kurang lebih 5 cm.
Sesuaikan fokus dengan mengatur ukuran lensa pada
oftalmoskop
Jika sudah terjadi kontak dengan retina pasien, maka akan terlihat
papil saraf optikus atau pembuluh darah, dengan memutar roda
diopter dengan jari telunjuk, pemeriksa akan bisa melihat struktur ini
dengan focus yang tajam.
Amati secara sistematis struktur retina dimulai dari papil N. optik, arteri
dan vena retina sentral, area makula, dan retina perifer.
Pemeriksaan dilakukan pada kedua mata
Catatlah hasil yang didapat dalam status penderita
Hasil funduskopi pada
beberapa penyakit
89. PENILAIAN KESIMETRISAN
WAJAH
Memperhatikan muka penderita : simetris atau tidak. Perhatikan
kerutan dahi, pejaman mata, sulcus nasolabialis dan sudut mulut.
Meminta penderita mengangkat alis dan mengerutkan dahi
Meminta penderita memejamkan mata dan pemeriksa mencoba
membuka mata penderita
Meminta penderita menyeringai atau menunjukkan gigi, mencucu,
atau bersiul dan menggembungkan pipi.
Interpretasi : kelumpuhan n.VII tipe UMN terjadi hanya pada daerah
mulut (m.orbicularis oris). Kelumpuhan tipe LMN, bila terjadi baik
pada mulut maupun mata (m. Orbicularis oculi) dan dahi
(m.frontalis).
90. PENILAIAN KEKUATAN OTOT
TEMPORAL DAN MASSETER
Meminta penderita merapatkan giginya sekuat mungkin.
Pemeriksa meraba m.masseter dan m.temporalis. perhatikan besar,
tonus, dan kontur otot.
Meminta penderita membuka mulut, dan perhatikan apakah ada
deviasi rahang bawah.
Interpretasi : bila ada paresis, maka rahang bawah akan berdeviasi
ke arah yang lumpuh. Apabila sulit ditentukan, maka bisa dilakukan
pemeriksaan alternatif lain.
Alternatif 1 : penderita diminta menggigit suatu benda misal tongue
spatel, lalu pemeriksa menarik tongue spatel tersebut. Kemudian
penderita diminta menggerakkan rahang bawahnya ke samping
kiri dan kanan (untuk menilai m.pteregoideus lateralis). Bila terdapat
paresis di kanan, maka rahang bawah tidak dapat digerakkan ke
samping kiri.
Alternatif 2 : penderita diminta untuk mempertahankan rahang
bawahnya ke samping. Pemeriksa memberi tekanan untuk
mengembalikan rahang bawah ke posisi tengah.
Untuk menentukan adanya lesi supranuklear, diperiksa refleks
rahang. Pemeriksa menenempatkan satu jari melintang di dagu
penderita, lalu diminta membukakan mulutnya sedikit. Kemudian
pemeriksa mengetok jari tersebut dengan palu refleks. Interpretasi :
pada orang normal didapatkan hanya sedikit saja gerakan,
kadang-kadang tidak ada. Bila gerakannya hebat (mulut menutup)
dikatakan refleks meninggi.
91. PENILAIAN SENSASI WAJAH
Interpretasi :
- Normal : tidak ada deviasi
- Kelainan : deviasi ke arah sakit
SISTEM MOTORIK
101. INSPEKSI POSTUR, HABITUS,
GERAKAN INVOLUNTEER
Inspeksi meliputi :
- Sikap : berdiri, duduk, berbaring, dan bergerak
- Bentuk apakah ada deformitas : eutrofi, hipertrofi, dan hipotrofi
- Apakah ada gerakan abnormal : tremor, khorea, atetose, distonia,
ballismus, spasme, tik, fasikulasi, dan miokloni.
102. PENILAIAN TONUS OTOT
Pemeriksaan :
- Pasien disuruh menggerakkan bagian ekstremitas atau badannya
dan pemeriksa menahan gerakan ini.
- Pemeriksa menggerakkan bagian ekstremitas atau badan pasien
dan ia disuruh menahan.
Penilaian :
5 : Kekuatan normal. Seluruh gerakan dapat dilakukan
berulang-ulang tanpa terlihat adanya kelelahan.
4 : Seluruh gerakan otot dapat dilakukan dengan benar dan
dapat melawan tahan ringan dan sedang dari pemeriksa
3 : Dapat mengadakan gerakan melawan gaya berat
2 : Di dapatkan gerakan tetapi gerakan ini tidak mampu
melawan gaya berat (gravitasi)
1 : Kontraksi minimal dapat terasa atau teraba pada otot
yang bersangkutan tanpa mengakibatkan gerakan
0 : Tidak ada kontraksi sama sekali. Paralisis total.
Pemeriksaan Fisik
Fungsi Koordinasi
1. Inspeksi Cara Berjalan (Gait)
Jelaskan kepada ibu pasien atau wali mengenai jenis dan prosedur
pemeriksaan yang dilakukan.
Menentukan umur anak/bayi sesuai tanggal lahir.
Ukur panjang/tinggi badan anak dengan menggunakan neonatal
stadiometer/ meteran sesuai usia pasien.
Petakan tinggi badan pasien pada kurva tinggi badan sesuai jenis
kelamin dan usia.
Ukur rasio tinggi badan menurut tinggi badan ideal sesuai usia.
Ukur berat badan pasien menggunakan timbangan/baby scale
sesuai usia pasien.
CARA MENGINTERPRETASIKAN KURVA PERTUMBUHAN WHO
Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median,
atau rata-rata
Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan
WHO garis ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik
temu yang berada jauh dari garis median menggambarkan masalah
pertumbuhan.
Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di
bawah -2.
Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan
WHO dapat menggunakan tabel berikut ini.
Analisis Hasil Pemeriksaan Berat
Badan berdasarkan BBI (berat
badan ideal)
a. > 120% : obesitas
b. 110 - 120% : gizi lebih
c. 90 – 110% : normal
d. 70 – 90% : gizi kurang
e. 70% : gizi buruk
Deteksi Kaku Kuduk
Palpasi
Dilakukan pada sepanjang garis sutura
dan fontanel pada saat bayi tenang
• Nilai ukuran lebarnya
• Nilai penonolannya atau
cekungannya
• Nilai apakah fontanel masih terbuka
atau sudah tertutup.
Test Patrick dan Kontra Patrick
Tulang-tulang calvaria
Tulang-tulang wajah
Bentuk dan ukuran dari sella tursica
Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial (TIK)
Pada anak-anak akan nampak pelebaran sutura, pembesaran ukuran calvaria,
penipisan calvaria.
Pada dewasa akan nampak peningkatan vascular markings pada calvaria,
pelebaran sella tursica, erosi sella tursica, cetakan gyrus otak yang prominen
(impressiones digitate), bergesernya kalsifikasi glandula pineal ke salah satu sisi.
Sinus paranasalis yang tervisualisasi.
Tanda-tanda osteomyelitis.
Tanda-tanda dislokasi.
Jaringan lunak di sekitarnya.
Interpretasi X-Ray Tulang Belakang
Orientasi
Tanyakan pada pasien tentang yang terjadi saat ini seperti
menanyakan tahun, musim, tanggal, atau hari.
Tanyakan pada pasien tentang tempat keberadaan saat ini seperti
negara, propinsi, kota, atau nama rumah sakit.
MMSE
Registrasi
Pasien diminta untuk menyebutkan tiga buah nama benda (jeruk,
uang, mawar), tiap benda satu detik, pasien diminta untuk mengulangi
ketiga nama benda tadi. Diberikan nilai 1 untuk tiap nama benda yang
benar. Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan
catat jumlah pengulangannya.
MMSE
Mengingat Kembali/Recall
Pasien diminta menyebutkan kembali tiga benda yang telah
disebutkan pada uji registrasi.
MMSE
Bahasa
Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan,
misalnya pemeriksa menunjukkan pensil, arloji, dll.
Pasien diminta mengulang rangkaian kata: “tanpa kalau dan
atau tetapi”
Pasien diminta melakukan perintah misalnya “ambil kertas ini
dengan tangan kanan, lipatlah menjadi dua dan letakkan di
lantai”
Pasien diminta membaca dan melakukan perintah seperti
“Angkatlah tangan kiri anda”
Pasien diminta menulis sebuah kalimat secara spontan.
Pasien diminta meniru gambar di bawah ini.
MMSE
Interpretasi:
Nilai: 24-30 : Normal
Nilai: 17-23 : Probable gangguan kognitif
Nilai: 0-16 : Definite gangguan kognitif
Keterampilan
Terapeutik
Cara Membalut dengan Mitella