Вы находитесь на странице: 1из 100

Clinical Science Session

Dermatomikosis & Lesi Eritro-Skuamosa

Gine Yunia Haefi 12100117002


Gina Drajat Utami 12100117094
Febi Ramdhani Rachman 12100117143

Preseptor : dr. Diana Wijayanti, Sp.KK

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
DERMATOMIKOSIS
Dermatomikosis adalah kelainan
kulit yang di akibatkan oleh
infeksi jamur.
Dermatomikosis
KLASIFIKASI

Dermatofitosis
DERMATOMIKOSIS

Mikosis Superfisial
Non –
Dermatofitosis
Mikosis Kutan

Mikosis Subkutan
DERMATOFITOSIS
DEFINISI
• Penyakit pada jaringan yang mengandung zat
tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut dan kuku, yang disebabkan
jamur golongan dermatofita.
SINONIM
• Tinea, ringworm, kurap, teigne, herpes
sirsinata
Mikosis Superfisialis
DERMATOFITOSIS

Trichophyton Microsporum Epidermophyton

Menginfeksi kulit, rambut, kuku


Faktor Risiko

1. Lingkungan yang lembab dan panas


2. Imunodefisiensi
3. Obesitas
4. Diabetes Melitus
Klasifikasi
Tinea Kapitis

Tinea Facialis

Tinea Barbae

Tinea Korporis

Tinea Kruris

Tinea Pedis

Tinea Manum

Tinea Unguium
TINEA KAPITIS
Tinea kapitis adalah dermatofitosis
pada kulit dan rambut kepala.
Tinea Kapitis
Etiologi
Trichophyton and Microsporum species, with exception of Trichophyton
concentricum.

Transmisi
Meningkat pada orang dengan higienitas yg kurang, kepadatan dan status ekonomi
rendah
Ditandai dengan :

Lesi
Kemerahan Alopesia Kerion
Bersisik
Manifestasi Klinis

Noninflammatory Type (Grey patch ringworm)

• Papul merah kecil  Papul melebar  bercak


yang menjadi pucat dan bersisik.
• Gatal, Rambut berwarna abu-abu
• Rambut mudah patah dan dicabut  alopesia
setempat.
• Dengan lampu wood : fluoresensi hijau
kekuningan
Manifestasi Klinis

Black Dot” Tinea Capitis

• Rambut patah, tepat pada muara folikel


• Tersisa ujung rambut yang penuh
dengan spora  berkembang menjadi
follicular pustul. Furuncle, kerion
(jarang).
• Ujung rambut yang hitam didalam
folikel memberi gambaran black dot.
Manifestasi Klinis

Inflammatory Type

• Peradangan hebat dari follicular


pustule  furunculosis/kerion.
• Kulit kepala gatal dan nyeri
• scarring alopecia,
• cervical lymphadenopathy.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Sinar wood
• Pembiakan skuama dalam media agar Sabouroud.
• Preparat langsung dari kerokan kulit dengan larutan
KOH 10%

DIAGNOSIS BANDING
• Alopesia areata.
• Dermatitis seboroika
• Psoriasis
• Trikotilomania
• Folikulitis
TATALAKSANA
UMUM – Topikal:
• Menjaga kebersihan diri • Mencuci kepala dan rambut dengan
• Menghindari factor predisposisi sampo disinfektan antimikotik :
• Pencegahan pemakaian bersama topi, larutan asam salisilat, asam benzoat,
pakaian, dan alat-alat rambut. dan sulfur presipitatum.
• Asam undenselinat
• Obat-obat derivat imidazol 1-2%
KHUSUS
dalam krim atau larutan dapat
– Sistemik: menyembuhkan.
• Ketokonazol 5-10 mg/kgBB; dewasa
200mg/hari selama 7-14 hari.
• Ketokonazol krim atau larutan 2%.
• Pada bentuk kerion:
– Kortikosteroid dapat ditambahkan
jangka pendek.
– Diberikan prednisone setiap pagi
selama 10-15 hari dengan dosis 0,5-
1mg/kgBB/hari. Kadang juga
diberikan antibiotika sistemik bila
disertai infeksi bakteri.
TINEA FACIALIS
Tinea fasialis adalah dermatofitosis
pada kulit wajah yang tidak
berambut.
TINEA FASIALIS

Faktor Predisposisi
berupa paparan hewan, glukokortikoid topikal kronik.

Manifestasi Klinis
• Gejala kulit paling sering asimtomatik. Kadang-kadang pruritus dan
fotosensitifitas.
• Pada pasien kulit hitam  hiperpigmentasi.
• Terjadi pada beberapa area di wajah, namun biasanya tidak
simetris.
TINEA FASIALIS

Tinea fasialis Tinea fasialis


Eritematosa, bersisik, Plak eritematosa dengan bentuk
krusta, asimetris geografis, sisik minimal

DIAGNOSIS BANDING
- Dermatitis seboroik - Lupus eritematosa
- Dermatitis kontak - Erupsi obat fototoksik
TINEA BARBAE
Tinea barbe adalah dermatofita
trikomikosis pada daerah jenggot
dan kumis.
Tinea Barbae
Etiologi
paling sering disebabkan oleh organisme zoofilik T.mentagrophytes dan
T.verrucosum.

Transmisi
Sebagian besar transmisinya melalui kontaminasi pencukur jenggot, yang
insidennya ditingkatkan dengan sanitasi.

Terdiri dari 3 bentuk :

Circinate
Superfisial
Inflamasi type
(Kerion) (sycosiform
(spreading
type)
type)
TINEA BARBAE
TIPE INFLAMASI TIPE SUPERFISIAL TIPE SIRSINATA

Tinea barbe, kerion Papula folikuler Papula kecil, vesikel,


Nodul merah disertai tersebar dan pustula dan bersisik
beberapa pustul sering dikelirukan
kekuningan. Permukaannya dengan folikulitis
bengkak. Rambut telah S.aureus
hilang pada nodul ini.
DIAGNOSIS BANDING TATA LAKSANA

• Griseofulvin microsize 1 gr/ hari, 2 - 3


• Folikulitis Bakterial minggu setelah perbaikan klinis
• Dermatitis Perioral • T. verrucosum, T. mentagrophytes & M.
• Folikulitis Kandida canis
• Pseudofolliculitis Barbae  2 - 4 minggu sembuh tanpa
pengobatan
• Dermatitis Akneiformis • Antijamur topikal, kompres hangat,
• Dermatitis Kontak pencukuran, & debridemen krusta
• Halogenoderma • Glukokortikoid sistemik  inflamasi
berat
• Herpes Simpleks.
TINEA CORPORIS
Tinea corporis adalah semua
dermatofitosis pada kulit glabrosa
kecuali telapak tangan, telapak
kaki, & lipat paha

Etiologi
T. mentagrophytes, T. rubrum, M. canis
, dan T. verrucosum

Transmisi
Ditularkan melalui manusia / hewan
terinfeksi , benda-benda, autoinokulasi
dari reservoir di kaki
Manifestasi Klinis
• annular/vesicular/ plak serpiginous dengan scale di
seluruh tepi eritematosa aktif.
• Pusat plak biasanya bersisik tetapi mungkin
menunjukkan central healing.
• Cincin vesikular konsentris eritematosa “tinea
imbricata”
• Infeksi T. rubrum  lesi konfluen polisiklik / bentuk
psoriasis plak
• Granuloma Majocchi melibatkan bagian yang lebih
dalam folikel rambut yang menimbulkan scale
follicular papul dan nodul yang menyatu dalam
bentuk annular.
DIAGNOSIS BANDING TATA LAKSANA
- Dermatitis kontak alergi • Lesi terbatas  topikal : alilamin,
imidazol, tolnaftat, butenafin,
- Dermatitis atopi siklopiroks (2x /hari,
2 - 4 minggu)
- Psoriasis
• Lesi luas & meradang  antijamur
- Dermatitis seboroik oral
• Penelitian pada dewasa :
- Pitiriasis rosea
– Flukonazol 150 mg/ minggu, 4 -
- Pitiriasis alba 6 minggu
– itrakonazol 100 mg/ hari, 15 hari
- Pitiriasis versikolor
• Rejimen untuk anak-anak :
– ultramicrosize griseofulvin 10 –
20 mg/kg/hari, 6 minggu
– itrakonazol 5 mg/kg/hari, 1
minggu
Etiologi
T. rubrum, T.
TINEA KRURIS mentagrophytes, E. floccosum 
epidemi
Transmisi
Dermatofitosis pada lipat paha, Kontak langsung / benda-
genital, daerah pubis, perineum, & benda, eksaserbasi dipengaruhi
kulit perianal oklusi, iklim lembab.
Manifestasi Klinis
• Papulovesikel eritematosa
multipel, tepi batas tegas & me,
pruritus, nyeri
• E. floccosum  central clearing,
terbatas di lipatan genitokruris &
paha atas bagian medial
• T. rubrum  lesi konfluen,
meluas ke pubis, perianal, bokong
& perut bawah, genitalia (-)
• Perubahan sekunder : likenifikasi,
maserasi, pustulasi, dermatitis
kontak
• Bersifat : asimetris / bilateral ,
multipel, tepi batas tegas
TATA LAKSANA
DIAGNOSIS BANDING • Antijamur topikal
• Oklusi & kelembaban  
• Antijamur oral  lesi yg refrakter, luas &
• Psoriasis lebih meradang
• Dermatitis seboroik Dewasa :
• flukonazol 150 mg/ minggu, 4 - 6 minggu
• Kandidiasis • itrakonazol 100 mg/ hari, 15 hari
• Eritrasma • terbinafin 250 mg/ hari, 2 minggu
• griseofulvin 500 mg/ hari, 2 - 6 minggu
• Liken simpleks kronikus
Anak-anak :
• Familial benign pemphigus • ultramicrosize griseofulvin 10 – 20
mg/kg/hari, 6 minggu
• Penyakit Darier-White. • itrakonazol
5 mg/kg/hari, 1 minggu
• terbinafin 3 – 6 mg/kg/hari, 2 minggu
TINEA PEDIS
Tinea pedis (Athlete’s foot)
adalah infeksi dermatofit pada
kaki, ditandai dengan eritema,
sisik, maserasi, dan atau bula.
Tinea Pedis
Etiologi
T. rubrum, T. mentagrophytes var. interdigitale, E. floccosum

Transmisi
- Faktor predisposisi: cuaca panas, lembab, penekanan alas kaki, keringat yang
berlebihan

- Seringkali memiliki riwayat tinea pedis sebelumnya, tinea unguium pada jari
kaki, dan akan meningkat pada iklim panas.

Terdiri dari 4 bentuk :

Interdigital
Inflamasi /
Moccasin Ulseratif
Bullosa
Tipe Interdigital
Ruang interdigital antara jari
kaki menunjukkan adanya
eritema dan sisik, kuku kaki
menebal, terkait onikomikosis
subungual

TIPE ULSERATIF
Perpanjang tinea pedis
interdigital ke kaki bagian dorsal
dan plantar. Biasanya terjadi
pada komplikasi infeksi bakteri.
Tipe Moccasin
Eritema plantar kaki dengan
keratoderma ringan yang dihubungkan
dengan onikomikosis subungual distal/
lateral, khas dari infeksi T.rubrum.

Hiperkeratosis dan sisik pada dorsal


kaki terjadi pada bagian kaki yang
ditutupi oleh sandal; terkait dengan
onikomikosis subungual distal/lateral,
khas pada infeksi T.rubrum
Tipe Inflamasi / Bullosa

Ruptur vesikel, bula, eritema, dan erosi


pada plantar jari kaki yang besar. Pada
beberapa kasus, onikomikosis dapat
terjadi pada infeksi T.mentagrophytes
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding Tipe Interdigital:
• Eritrasma, Impetigo, Keratolisis, Intertrigo Kandida, Infeksi
Pseudomonas Aeruginosa, Infeksi Celah Jari Kaki.

Diagnosis Banding Tipe Moccasin:


• Psoriasis Vulgaris, Dermatitis Eksematosa (Dishidrotik,
Atopik, Kontak Alergi), Bintik-bintik Keratolisis, Variasi
Keratoderma.

Diagnosis Banding Tipe Inflamasi/Bulosa:


• Impetigo Bulosa, Dermatitis Kontak Alergi, Eksim
Dihidrotik, Penyakit Bulosa.
TATALAKSANA
• Kelembaban   bedak, absorbent socks, sepatu terbuka
• Bedak antijamur : undecylenic acid & tolnaftat
• Tinea pedis interdigitalis ringan, bakteri (-)  topikal dg alilamin, azol, siklopiroks,
tolnaftat, undecenoic acid.
• Terbinafin topikal 1 minggu  efektivitasnya 66%,
Topikal lain  4 - 6 minggu.
• Terbinafin 250 mg/ hari, 2 minggu
• Itrakonazol untuk dewasa :
– 2 x 200 mg/ hari, 1 minggu
– 100 mg/ hari, 4 minggu
• Itrakonazol anak-anak:5 mg/kg/ hari, 2 minggu.
• Flukonazol : - 150 mg/ minggu 3 - 4 minggu
TINEA MANUS
Dermatofitosis kronis pada tangan,
sering unilateral, paling sering
terjadi di tangan yang dominan
dan biasanya berhubungan dengan
tinea pedis.
Tinea Manus
Etiologi
T. rubrum, T. mentagrophytes var. interdigitale, E. floccosum

Transmisi
Kontak langsung dg orang / hewan terinfeksi, tanah, autoinokulasi, berhubungan dengan
inea pedis, faktor risiko : pekerja kasar & inflamasi pd tangan

Terdiri dari 6 bentuk :

Tipe Dorsal
hiperkeratotik Crescentic Eksfoliatif Vesikuler Folikulopapuler erythemathous
 >> forms
Manifestasi Klinis
GEJALA
- Simtomatik
- Pruritus
- Nyeri jika terdapat infeksi sekunder atau pecah-pecah.

PEMERIKSAAN FISIK:
- Hyperkeratosis dan bersisik pada lipatan palmar
- Fisura pada palmar
- Erythema
Diagnosis Banding
• Bila KOH & kultur (-)
– psoriasis, soft corns, koinfeksi dengan bakteri, kandidiasis, & eritrasma

• Tipe Hiperkeratosis :
– Psoriasis
– Keratoderma herediter / didapat
– Dishidrosis
– Pitiriasis rubra pilaris
– Sindroma Reiter
– Dermatitis kontak

• Vesikobulosa atau vesikopustular


– Psoriasis pustulosa
– Pioderma bakteri
TATALAKSANA
• Bedak antijamur : undecylenic acid & tolnaftat
• Terbinafin topikal 1 minggu  efektivitasnya 66%,
Topikal lain  4 - 6 minggu.
• Terbinafin 250 mg/ hari, 2 minggu
• Itrakonazol untuk dewasa :
– 2 x 200 mg/ hari, 1 minggu
– 100 mg/ hari, 4 minggu
• Itrakonazol anak-anak:5 mg/kg/ hari, 2 minggu.
• Flukonazol : - 150 mg/ minggu 3 - 4 minggu
TINEA UNGUIUM
Tinea unguium adalah kelainan
kuku yang disebabkan oleh
jamur dermatofita.
Tinea Unguium
Etiologi
T. rubrum and T. interdigitale are responsible for approximately 90% of all cases.
T. tonsurans and E. floccosum are also well documented causative agents.

Terdiri dari 3 bentuk :

Subungual Leukonikia Subungual


Distalis Trikofita Proksimalis
Manifestasi Klinis
Subungual distalis:
Mulai dari tepi distal atau distolateral kuku, menjalar ke proksimal dan
di bawah kuku terbentuk sisa kuku yang rapuh. Bila proses berjalan
terus, maka permukaan kuku bagian distal akan hancur dan yang
terlihat hanya kuku rapuh yang menyerupai kapur.

Leukonikia trikofita
Keputihan di permukaan kuku yang dapat dikerok untuk dibuktikan
adanya elemen jamur. Kelainan ini dihubungkan dengan Trichophyton
mentagrophytes sebagai penyebabnya.

Subungual proksimalis
Mulai dari pangkal kuku proksimal terutama menyerang kuku dan
membentuk gambaran klinis khas, yaitu terlihat kuku di bagian distal
masih utuh, sedangkan bagian proksimal rusak.
DIAGNOSIS BANDING TATALAKSANA
• Psoriasis
• Eksema tangan
• Liken planus

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
- Pemeriksaan dengan KOH
- Biopsi kuku
- Kultur jamur
Pitiriasis Versikolor

Definisi
Infeksi kulit superfisialis kronik, disebabkan oleh ragi genus Malassezia,
umumnya tidak memberikan gejala subjektif, ditandai oleh area depigmentasi
atau diskolorasi berskuama halus, tersebar diskret atau konfluen, terutama
terdapat pada badan bagian atas.

Etiologi
Malassezia furfur

Epidemiologi
tidak terdapat perbedaan jenis kelamin.
Terutama daerah tropis. Lebih banyak pada remaja dan dewasa muda
Gejala Klinis
• Makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi, hiperpigmentasi,
dan kadang eritematosa, terdiri atas berbagai ukuran dan
berskuama halus (pitiriasiformis).
• Umumnya tidak disertai gejala subjektif, hanya berupa keluhan
kosmetik
• Pruritus tidak ada atau hanya pruritus ringan

Predileksi
Badan bagian atas, leher, perut, ekstremitas sisi proksimal.
Kadang pada wajah dan kulit kepala, dapat juga ditemukan pada
aksila, lipat paha, genitalia.
Patches of hypopigmentation
across the back caused by
tinea versicolor in a young
Latino man.
Pink scaly patches
caused by tinea
versicolor.
A. Lesi PV berupa patch berwarna pink pada dada
B. Lesi PV berupa macula hipopigmentasi
Tata Laksana

TOPIKAL Selenium sulfide 2,5% lotion, pada area terinfeksi 15-30 menit
Jika parah setiap hari selama 3-4 x/minggu
Ketoconazole 2% SS, 5 menit, selama tiga hari
Terbinafin 1% solution, 2x1, 7 hari

SISTEMIK
Untuk lesi luas atau jika sulit disembuhkan dapat digunakan terapi sistemik ketokonazol 200
mg/hari selama 10 hari.
Alternatif:
• Itrakonazol 200 mg/hari selama 7 hari atau 100 mg/hari selama 2 minggu
• Flukonazol 400 mg dosis tunggal6,13,14 (B,1) atau 300 mg/minggu selama 2-3 minggu.
Obat dihentikan bila pemeriksaan klinis, lampu Wood, dan pemeriksaan mikologis langsung
berturut-turut selang seminggu telah negatif.
Pada kasus kronik berulang terapi pemeliharaan dengan topikal tiap 1-2 minggu atau sistemik
ketokonazol 2x200 mg/hari sekali sebulan.
Edukasi
• Memberitahu pasien bahwa repigmentasi
memerlukan waktu yang lama bahkan sampai
setelah sembuh.
• Menjaga agar kulit tetap kering.
• Mengurangi aktivitas yang membuat keringat
berlebihan.
• Hindari penggunaan handuk atau pakaian
bersama dengan orang lain.
• Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan
menyerap keringat
KANDIDOSIS MUKOKUTAN
Kandidosis Mukokutan
DEFINISI
• Penyakit jamur yang dapat bersifat subakut
atau kronik disebabkan spesies Candida
albicans, dapat mengenai kulit, kuku, selaput
lendir, alat-alat dalam, dan dapat menjadi
penyakit sistemik

ETIOLOGI
Candida albicans  saprofit
I. Kandidosis Oral
1. Thrush
– Biasanya mengenai bayi, pasien
terinfeksi HIV & AIDS.
– Pseudomembran putih, coklat muda,
kelabu yang menutupi lidah, palatum
molle, pipi bagian dalam, dan
permukaan rongga mulut lainnya
– Lesi dapat terpisah dan tampak seperti
bercak susu pada rongga mulut
– Bila pseudomembran terlepas dari
dasarnya tampak daerah yang basah
dan merah
2. Perleche
– Lesi berupa fissura pada sudut
mulut
– Lesi mengalami maserasi, erosi,
basah, dan dasarnya
eritemotous
– Faktor predisposisi: defisiensi
riboflavin dan kelainan gigi
Tata Laksana
Suspensi nystatin 400.000-600.000 unit, 4x1, atau
Clotrimazole troches 10mg, 5x1
Recurrent, diberi golongan azole
II. Kandidosis Kutis
A. Lokalisata
1. Kandidosis Intertriginosa
– Lesi di daerah lipatan kulit ketiak,
genitokrural, intergluteal, lipat payudara,
interdigital dan umbilikus, serta lipatan kulit
dinding perut

– Lesi berupa bercak yang berbatas tegas,


bersisik, basah, dan eritematosa

– Lesi dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-


vesikel dan pustul-pustul kecil atau bulla
yang bila pecah meninggalkan daerah yang
erosif, dengan pinggir yang kasar dan
berkembang seperti lesi primer
2. Kandidosis Perianal
• Lesi berupa maserasi
seperti infeksi
dermatofit tipe basah
• Menimbulkan pruritus
ani
Tatalaksana Kandidiasis kutis

• Topikal
 Krim imidazol (mikonazol 2%, klotrimazol 1%)
selama 14-28 hari.
 Bedak nistatin atau mikonazol selanjutnya
dapat untuk pencegahan
• Sistemik
 Flukonazol 50 mg/hari atau 150 mg/minggu.
 Itrakonazol 100-200 mg/hari.6,9 (B,4)
b. Vulvovaginitis

Keluhan utama adalah gatal didaerah vulva. Pada


yang berat terdapat pula rasa panas, nyeri sesudah
miksi, dan dyspareunia.

Pemeriksaan : hyperemia labia minora, introitus


vagina, dan vagina terutama bagian 1/3 bagian
bawah. Sering pula terdapat kelainan khas ialah
bercak-bercak putih kekuningan.
Pada kelainan yang berat juga terdapat edema pada
labia minoraa dan ulkus-ulkus yang dangkal pada
labia minora dan sekitar introitus vagina.
Flour albus pada kandidosis vagina berwarna kekuningan. Tanda
yang khas ialah disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala susu
berwarna putih kekuningan.
Plaque putih pada dinding vagina dengan dasar eritem, menyebar
ke labia, perineum
Terapi Kandidiasis vulvovagina:

• Tanpa penyulit
Topikal
 Krim imidazol: mikonazol, klotrimazol, dan butoconazol,
selama 3-7 hari.
 Nistatin intravagina, 1 kali/hari, selama 10-14 hari. Aman
untuk wanita hamil.
Sistemik
– Flukonazol 150 mg dosis tunggal
• Infeksi berat akut
Flukonazol 150 mg diberikan setiap 72 jam dengan total 2
hingga 3 dosis.
• Untuk kandidiasis vulvovaginal rekuren (kambuh ≥4x/tahun )
Flukonazol topikal atau oral selama 10-14 hari dilanjutkan
dengan flukonazol 150 mg/minggu selama 6 bulan
c. Balanitis atau balanopostitis

– Faktor predisposisi: kontak seksual


dengan pasangan penderita
vulvaginitis
– Lesi berupa erosi, pustul dengan
dinding tipis, terdapat pada glan
penis dan sulkus koronarius glandis
• Treatment
Clotrimazole cream, atau
Single oral 150mg fluconazole
c. Diaper rash (Candidal
diaper dermatitis)

• Infeksi terjadi karena oklusi


kronik oleh popok yang
basah
• Lesi berawal dari area
perianal meluas ke
perineumdan lipat inguinal
berupa eritema cerah
e. Kandidosis granulomatosa

– Sering menyerang anak-anak


– Lesi berupa papul kemerahan tertutup
krusta tebal berwarna kuning kecoklatan
dan melekat erat pada dasarnya.krusta
dapat menimbul seperti tandung
sepanjang 2 cm
– Lokasi sering terdapat di wajah, kepala,
kuku, badan,tungkai
Edukasi
• Menjaga higiene tubuh.
• Menjaga agar kulit area infeksi tidak lembab.
• Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan menyerap
keringat.
• Hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian dengan
orang lain. Cuci handuk yang kemungkinan terkontaminasi.
• Gunakan sandal atau sepatu yang lebar dan keringkan jari kaki
setelah mandi.
Diagnosa Banding
• Kutis
– Eritrasma
– Dermatitis intertriginosa
– Dermatofitosis
• Kuku
– Tinea unguium
– Vulvovaginitis
– Trikomonas vaginalis
– Gonore akut
– Leukoplakia

• Kandidosis vulvovaginitis
– Trikomonas vaginalis
– Gonore akut
Prognosis
• Umumnya baik, bergantung pada berat ringannya
faktor predisposisi.
LESI ERITRO-SKUAMOSA
DERMATITIS SEBOROIK

DEFINISI
• Dermatitis seboroik (DS) adalah kelainan kulit
papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai
pada anak dan dewasa. Penyakit ini ditemukan
pada area kulit yang memiliki banyak kelenjar
sebasea seperti wajah, kulit kepala, telinga,
tubuh bagian atas dan fleksura (inguinal,
inframammae, dan aksila).
KRITERIA DIAGNOSTIK
• Pada bayi biasanya terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan. Sering disebut
cradle cap. Keluhan utama biasanya berupa sisik kekuningan yang berminyak
dan umumnya tidak gatal.
• Pada anak dan dewasa, biasanya yang menjadi keluhan utama adalah
kemerahan dan sisik di kulit kepala, lipatan nasolabial, alis mata, area post
aurikula, dahi dan dada. Lesi lebih jarang ditemukan di area umbilikus,
interskapula, perineum dan anogenital. Area kulit yang kemerahan biasanya
gatal. Pasien juga dapat mengeluhkan ketombe (Pitiriasis sika). Keluhan dapat
memburuk jika terdapat stressor atau cuaca dingin
• Pada bayi, dapat ditemukan skuama kekuningan atau putih yang
berminyak dan tidak gatal. Skuama biasanya terbatas pada batas kulit
kepala (skalp) dan dapat pula ditemukan di belakang telinga dan area
alis mata. Lesi lebih jarang ditemukan di lipatan fleksura, area popok dan
wajah
• Pada anak dan dewasa dapat bervarias
 Ketombe dengan skuama halus atau difus, tebal dan menempel
pada kulit kepala
 Lesi eksematoid berupa plak eritematosa superfisial dengan skuama
terutama di kulit kepala, wajah dan tubuh
 Di dada dapat pula menunjukkan lesi petaloid atau pitiriasiformis
 Apabila terdapat di kelopak mata, dapat disertai dengan blefaritis.
 Dapat meluas hingga menjadi eritroderma
PENATALAKSANAAN
Dewasa
• Pilihan pengobatan dapat berupa salah satu atau gabungan dari
terapi sebagai berikut (lihat bagan alur):
1. Daerah non-skalp
2. Daerah skalp

BAYI
1. Daerah non-skalp
2. Daerah skalp
Daerah non skalp (Dewasa)
RINGAN
• Antijamur topikal: krim ciclopirox 1%5-7 (B,1), krim ketokonazol
2%5,7 2 kali sehari selama 4 minggu.
• anti-inflammatory with antifungal properties/ AIAFp:
• krim piroctone olamine/alglycera/bisabolol 2 kali sehari
selama 4 minggu5,6,8
• Kortikosteroid topikal kelas I: krim atau salep hidrokortison 1% 2
kali sehari selama 4 minggu
• Inhibitor kalsineurin topikal: krim pimekrolimus 1%5-6,10-11
(A,1), salep takrolimus 0,1% 2 kali sehari selama 4 minggu
SEDANG/BERAT
• Kortikosteroid topikal kelas II: krim desonide 0,05%, salep aclometasone
0,05%5,6 2 kali sehari selama 4 minggu
• Antijamur sistemik
 Itrakonazol 200mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mghari selama 2
hari/bulan selama 11 bulan.
 Terbinafin 250mg/hari selama 4-6 minggu (regimen kontinu) atau
250mg/hari selama 12 hari/bulan untuk 3 bulan (regimen intermitten)
URUTAN PILIHAN TERAPI
Lini pertama
• Ketokonazol topikal
• Kortikosteroid topikal potensi ringan-sedang
• AIAFp topikal

Lini kedua
• Lithium succinate/lithium gluconate topikal
• Krim ciclopirox
• Inhibitor kalsineurin topikal
Lini ketiga
• Terbinafin oral
• Itrakonazol oral
• Gel metronidazol
• Krim non steroid
• Terbinafin topikal
• Benzoil peroksida
• Fototerapi
Daerah skalp
RINGAN
• Antijamur topikal: sampo ciclopirox 1-5%, ketokonazol sampo 1-2%, foaming
gel 2%, hydrogel 20 mg/gel 2-3 kali/minggu
• AIAFp: sampo piroctone olamine/bisabolol/glychirretic acid/lactoferrin 2-3
kali/minggu
• Keratolitik:
Sampo asam salisilat 3% 2-3 kali/minggu5-6, sampo tar 1-2% 1-2 kali/minggu
• Bahan lainnya:
Sampo selenium sulfida 2,5% 2-3 kali/minggu
Sampo zinc pyrithione 1-2% 2-3 kali/minggu

*AIAFp: non steroid anti-inflammatory agent with antifungal properties


Daerah skalp
• Kortikosteroid topikal kelas I: linimentum dan solusio
hidrokortison 1%, losion hidrokortison 0,1% 1 kali
sehari selama 4 minggu minggu

• Kortikosteroid topikal kelas II: salep aclometasone


0,05%5-6, krim desonide 0,05%5-6,10,13 (A,1) 1 kali
sehari selama 4 minggu
Daerah skalp
SEDANG/BERAT

• Kortikosteroid topikal kelas III: sampo fluocinolon acetonide


0,01% 2 kali seminggu, didiamkan selama 5 menit selama 2
minggu
• Kortikosteroid topikal kelas IV: sampo klobetasol propionat 0,05%
2 kali seminggu, didiamkan selama 5 menit selama 2 minggu
• Antijamur sistemik
Itrakonazol 200 mg/hari selama 1 minggu kemudian 200 mg/hari
selama 2 hari/bulan selama 11 bulan
Daerah skalp

• Terbinafin 250 mg/hari selama 4-6 minggu (regimen


kontinu) atau 250 mg/hari selama 12 hari/bulan
untuk 3 bulan (regimen intermiten)
• Flukonazol 50 mg/hari selama 2 minggu atau 200-300
mg/minggu selama 2-4 minggu
URUTAN PILIHAN TERAPI
Lini pertama
• Sampo ketokonazol5-7,19 (A,1)
• Sampo ciclopirox5-7,19 (B,1)
• Sampo zinc pyrithione5-6,23 (B,1)
Lini kedua
• Propylene glycol lotion5-6,26
• Kortikosteroid topikal potensi kuat-sangat kuat5-
6,25 (A,1)
• Salep tacrolimus5-6,10,12 (A,1)
• Mikonazol5-7,27 (B,1)
• Sampo selenium sulfida5-6,22
Daerah non skalp (Bayi)

• Antijamur topikal: krim ketokonazol


2% 1 kali sehari selama 7 hari
• Kortikosteroid topikal kelas I: krim
hidrokortison 1% 1 kali sehari selama
7 hari
Daerah scalp

• Antijamur topikal: sampo ketokonazol


2% 2 kali/minggu selama 4 minggu5-7
• Emolien: white petrolatum ointment
sebagai penggunaan sehari-hari
EDUKASI
1. Menghindari faktor pemicu/pencetus misalnya5:
 Penggunaan pendingin ruangan (air conditioner) atau udara
dengan kelembapan rendah di lingkungan kerja
 Hindari garukan yang dapat menyebabkan lesi iritasi
 Hindari bahan-bahan yang dapat menimbulkan iritasi
 Mengkonsumsi makanan rendah lemak
 Tetap menjaga higiene kulit
2. Mencari faktor-faktor predisposisi yang diduga sebagai
penyebab5
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perjalanan
penyakit (tujuan pengobatan, hasil pengobatan yang
diharapkan, lama terapi, cara penggunaan obat, dan efek
samping obat yang mungkin terjadi)
4. Edukasi mengenai pentingnya perawatan kulit dan
menghindari pengobatan diluar yang diresepkan
PITYRIASIS ROSEA

• DEFINISI
– Kelainan kulit akut
– Diawali dengan timbulnya makula/plak soliter (1 lesi)
berwarna merah muda dengan Skuama halus.
– Kemudian beberapa hari – minggu timbul lesi serupa
dengan ukuran lebih kecil dibadan dan ektrimitas
proksimal yang tersusun sesuai lipatan kulit.
PITYRIASIS ROSEA
PITYRIASIS ROSEA

• KRITERIA DIAGNOSIS
• Usia : 10 – 35 tahun (banyak dialami perempuan)
• Gejala subjektif biasanya tidak ditemukan, tetapi dapat disertai,
• Gatal ringan - sedang
• Demam yang tidak terlalu tinggi
• Lemas badan
• Diawali Lesinya primer (makula) yang diikuti lesi sekunder (makula
yang berukuran lebih kecil)
• timbul Lesi sekunder bervariasi antara 2 hari – 2 bulan setelah lesi
primer, kadang – kadang primer sekunder bersamaan.
• Dapat ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
PITYRIASIS ROSEA
• Distribusi :
– Primer : terletak dibagian badan yang tertutup baju, tetapi kadang ditemukan di
leher atau ekstrimitas proksimal (paha atas, atau lengan atas) dan lesi primer jarang
ditemukan di wajah, penis atau kulit kepala berambut. (regional)
– Sekunder : mengikuti langer lines sehingga pada punggung membentuk christmas –
tree pattern.
• Karakteristik lesi :
– Jumlah : soliter (akut), multiple (kronis)
– Dapat discrete (lesi terpisah jarak) atau confluence (dua atau lebih lesi menjadi
satu)
– Bentuk : lonjong atau bulat (primer dan sekunder)
– Ukuran :
• Lesi primer : umumnya berdiameter 2 – 4 cm
• Lesi sekunder : umumnya berdiameter lebih kecil dari lesi primer
– Batas : berbatas tegas
– Lesi primer memiliki karakteristik berupa makula sewarna kulit/merah
mudah/hiperpigmentasi pada bagian tengah lesi memililiki karakteristik skuama
halus, bagian dalam tepinya terdapat skuama yang lebih jelas membentuk skuama
kolaret (squama dipinggir)
PITYRIASIS ROSEA

Christmas – tree pattern


PITYRIASIS ROSEA
PENATALAKSANAAN
• Non medikamentosa : tidak ada
• Medikamentosa
- prinsip : penyakit dapat sembuh spontan, obat sesuai indikasi
1. Topikal : apabila gatal sangat menganggu
a) Larutan anti pruritus seperti calamine lotion.
b) Kortikosteroid topikal
2. Sistemik
a) Gatal : antihistamin  setirizin 1x10 mg per hari
b) Kortikosteroid sistemik
c) Eritromisin oral 4x250 mg/hari selama 14 hari.
d) Asiklovir 3x400 mg/hari di indikasikan sebagai terapi pada awal perjalanan
penyakit yang disertai flu like syndroms atau keterlibatan kulit yang luas.
e) Fototerapi : narrowband ultraviolet B (NB-UVB) dengan dosis tetap sebesar 250
mJ/cm 3 kali seminggu selama 4 minggu
PITYRIASIS ROSEA
• EDUKASI
• Kelainan kulit dapat sembuh sendiri
• Pengobatan bertujuan untuk mengurangi gejala

• PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam (tidak ada komplikasi serius)
• Quo ad functionam : ad bonam (lesi umumnya mengalami resolusi
spontan dalam waktu 4 – 10 minggu dan sebagian kecil bertaha hingga 3
bulan. Lesi hipopigemntasi dan hiperpigemntasi pasca inflamasi dapat
terjadi)
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam (dapat rekuren, tetapi jarang
terjadi)
TERIMA KASIH

100

Вам также может понравиться

  • Dermatomikosis
    Dermatomikosis
    Документ48 страниц
    Dermatomikosis
    Virgi.Parisa
    Оценок пока нет
  • Kuliah 2 - Mikosis Superfisialis
    Kuliah 2 - Mikosis Superfisialis
    Документ54 страницы
    Kuliah 2 - Mikosis Superfisialis
    Timothy Tobias
    Оценок пока нет
  • KULIT DERMATOMIKOSIS PPT 2010
    KULIT DERMATOMIKOSIS PPT 2010
    Документ147 страниц
    KULIT DERMATOMIKOSIS PPT 2010
    siti arhamnah
    Оценок пока нет
  • Infeksi Jamur: Pembimbing: Dr. Maria Dwikarya, SP - KK, FINSDV
    Infeksi Jamur: Pembimbing: Dr. Maria Dwikarya, SP - KK, FINSDV
    Документ67 страниц
    Infeksi Jamur: Pembimbing: Dr. Maria Dwikarya, SP - KK, FINSDV
    Riska
    Оценок пока нет
  • Infeksi Jamur
    Infeksi Jamur
    Документ45 страниц
    Infeksi Jamur
    auliaalfiani paramitha
    Оценок пока нет
  • Dermatofitosis Dan Materi Tambahan Refreshing
    Dermatofitosis Dan Materi Tambahan Refreshing
    Документ102 страницы
    Dermatofitosis Dan Materi Tambahan Refreshing
    Paramitha Zalda
    Оценок пока нет
  • Kuliah S1 Dermatomikosis 1
    Kuliah S1 Dermatomikosis 1
    Документ50 страниц
    Kuliah S1 Dermatomikosis 1
    Cecilia Casandra Uneputty
    Оценок пока нет
  • Dermatomikosis
    Dermatomikosis
    Документ31 страница
    Dermatomikosis
    Luqmanul Hakim
    Оценок пока нет
  • KULIT DERMATOMIKOSIS PPT 2010
    KULIT DERMATOMIKOSIS PPT 2010
    Документ147 страниц
    KULIT DERMATOMIKOSIS PPT 2010
    Plump Berries
    100% (6)
  • 7 - Dermatomikosis Handout
    7 - Dermatomikosis Handout
    Документ11 страниц
    7 - Dermatomikosis Handout
    Pinandhita
    Оценок пока нет
  • 4 Dermatomikosis
    4 Dermatomikosis
    Документ44 страницы
    4 Dermatomikosis
    monicayusilina
    Оценок пока нет
  • KP 3.4.3.2 - Infeksi Jamur Pada Kulit
    KP 3.4.3.2 - Infeksi Jamur Pada Kulit
    Документ48 страниц
    KP 3.4.3.2 - Infeksi Jamur Pada Kulit
    esterlina siahaan
    Оценок пока нет
  • Dermatofitosis
    Dermatofitosis
    Документ38 страниц
    Dermatofitosis
    Hayley Junior
    Оценок пока нет
  • Dermatofitosis 2
    Dermatofitosis 2
    Документ30 страниц
    Dermatofitosis 2
    Doqa
    Оценок пока нет
  • Penyakit Jamur UNIZAR
    Penyakit Jamur UNIZAR
    Документ123 страницы
    Penyakit Jamur UNIZAR
    Azam alausy
    Оценок пока нет
  • DMS-1 K8-9 Mikosis Superfisial
    DMS-1 K8-9 Mikosis Superfisial
    Документ55 страниц
    DMS-1 K8-9 Mikosis Superfisial
    Devina Kriskineya
    Оценок пока нет
  • Dermatofita Dan Nondermatofita
    Dermatofita Dan Nondermatofita
    Документ33 страницы
    Dermatofita Dan Nondermatofita
    Mila Revalina
    Оценок пока нет
  • DERMATOFITOSIS
    DERMATOFITOSIS
    Документ38 страниц
    DERMATOFITOSIS
    Bakingpancakes
    Оценок пока нет
  • Infeksi Jamur
    Infeksi Jamur
    Документ91 страница
    Infeksi Jamur
    Fitri Fauziah N
    Оценок пока нет
  • Infeksi Jamur
    Infeksi Jamur
    Документ94 страницы
    Infeksi Jamur
    Adilia Bi Maya
    Оценок пока нет
  • Infeksi Jamur
    Infeksi Jamur
    Документ52 страницы
    Infeksi Jamur
    GALUH
    Оценок пока нет
  • JAMUR
    JAMUR
    Документ123 страницы
    JAMUR
    Nurhidayah
    Оценок пока нет
  • Dermatomikosis
     Dermatomikosis
    Документ50 страниц
    Dermatomikosis
    ap kj
    Оценок пока нет
  • Dermatofitosis - Chelsea Vidia Sanjaya 20110310038
    Dermatofitosis - Chelsea Vidia Sanjaya 20110310038
    Документ88 страниц
    Dermatofitosis - Chelsea Vidia Sanjaya 20110310038
    Chelsea Vidia Sanjaya
    Оценок пока нет
  • DERMATOFITOSIS
    DERMATOFITOSIS
    Документ26 страниц
    DERMATOFITOSIS
    Rika Nurjanah
    Оценок пока нет
  • DERMATOMIKOSIS
    DERMATOMIKOSIS
    Документ64 страницы
    DERMATOMIKOSIS
    Alfina Aulia Rizki
    Оценок пока нет
  • Dermatomikosis Kuliah
    Dermatomikosis Kuliah
    Документ68 страниц
    Dermatomikosis Kuliah
    Ridha Nur M
    Оценок пока нет
  • Koas-Kulit-Ppt Infeksi Kulit Jamur
    Koas-Kulit-Ppt Infeksi Kulit Jamur
    Документ35 страниц
    Koas-Kulit-Ppt Infeksi Kulit Jamur
    clarisha intan
    100% (1)
  • DERMATOFITOSIS
    DERMATOFITOSIS
    Документ56 страниц
    DERMATOFITOSIS
    andi hardiant
    Оценок пока нет
  • DERMATOFITOSIS
    DERMATOFITOSIS
    Документ19 страниц
    DERMATOFITOSIS
    putri
    Оценок пока нет
  • Jauza-Infeksi Jamur
    Jauza-Infeksi Jamur
    Документ36 страниц
    Jauza-Infeksi Jamur
    Nada
    Оценок пока нет
  • Infeksi Jamur
    Infeksi Jamur
    Документ94 страницы
    Infeksi Jamur
    Hendra Supeno
    Оценок пока нет
  • Dermatomikosis LIsa
    Dermatomikosis LIsa
    Документ30 страниц
    Dermatomikosis LIsa
    Anonymous ghQTAw
    Оценок пока нет
  • Dermatomikosis Superfisialis Handout
    Dermatomikosis Superfisialis Handout
    Документ10 страниц
    Dermatomikosis Superfisialis Handout
    Sabrina Zah
    Оценок пока нет
  • DT Dermatofitosis Khansa
    DT Dermatofitosis Khansa
    Документ19 страниц
    DT Dermatofitosis Khansa
    Ariesta Khansa
    Оценок пока нет
  • DT Dermatofitosis Khansa
    DT Dermatofitosis Khansa
    Документ19 страниц
    DT Dermatofitosis Khansa
    Ariesta Khansa
    Оценок пока нет
  • Infeksi Jamur
    Infeksi Jamur
    Документ113 страниц
    Infeksi Jamur
    Aristu Prananda
    Оценок пока нет
  • MIKOLOGI
    MIKOLOGI
    Документ20 страниц
    MIKOLOGI
    mickeys_190185
    Оценок пока нет
  • Mikosis Non Dermatositosis
    Mikosis Non Dermatositosis
    Документ53 страницы
    Mikosis Non Dermatositosis
    Eltanin Vanriri
    Оценок пока нет
  • Dermatofitosis Dan Nondermatofitosis
    Dermatofitosis Dan Nondermatofitosis
    Документ33 страницы
    Dermatofitosis Dan Nondermatofitosis
    rizki febrian
    0% (1)
  • Tinea Korporis
    Tinea Korporis
    Документ11 страниц
    Tinea Korporis
    Mirsalina Sukma Prabowo
    Оценок пока нет
  • Tinea
    Tinea
    Документ60 страниц
    Tinea
    Nindy Husin
    Оценок пока нет
  • Tinea Cruris Ec Corporis
    Tinea Cruris Ec Corporis
    Документ42 страницы
    Tinea Cruris Ec Corporis
    sri mulyani
    Оценок пока нет
  • Penggolongan Penyakit Jamur-1
    Penggolongan Penyakit Jamur-1
    Документ38 страниц
    Penggolongan Penyakit Jamur-1
    triantika shafira
    Оценок пока нет
  • Paper Kulkel
    Paper Kulkel
    Документ67 страниц
    Paper Kulkel
    Andreas Siagian
    Оценок пока нет
  • Jamur
    Jamur
    Документ50 страниц
    Jamur
    Sonia Dwi Reina Tumanggor
    Оценок пока нет
  • 21 Dermatomikosis Kuliah LD
    21 Dermatomikosis Kuliah LD
    Документ176 страниц
    21 Dermatomikosis Kuliah LD
    Cheezz
    Оценок пока нет
  • Tugas Referat - Kelompok 3 - Infeksi Dermatofita
    Tugas Referat - Kelompok 3 - Infeksi Dermatofita
    Документ43 страницы
    Tugas Referat - Kelompok 3 - Infeksi Dermatofita
    Habib Laksmana
    Оценок пока нет
  • Dermatomikosis Superfisialis Word
     Dermatomikosis Superfisialis Word
    Документ11 страниц
    Dermatomikosis Superfisialis Word
    triaditha
    Оценок пока нет
  • DERMATOFITOSIS
    DERMATOFITOSIS
    Документ55 страниц
    DERMATOFITOSIS
    Maulana Iman Saputra
    Оценок пока нет
  • Tinea
    Tinea
    Документ99 страниц
    Tinea
    sakina
    Оценок пока нет
  • Dermatofitosis Redy Fix
    Dermatofitosis Redy Fix
    Документ51 страница
    Dermatofitosis Redy Fix
    Adrian Wirahamedi
    Оценок пока нет
  • DERMATOFITOSIS
    DERMATOFITOSIS
    Документ53 страницы
    DERMATOFITOSIS
    Nurul Husna Rashid
    Оценок пока нет
  • Dermatomikosis
    Dermatomikosis
    Документ56 страниц
    Dermatomikosis
    MuhammadRizalN
    Оценок пока нет
  • Dermatofitosis
    Dermatofitosis
    Документ38 страниц
    Dermatofitosis
    Tidak Ada Yang
    Оценок пока нет
  • Infeksi Jamur
    Infeksi Jamur
    Документ51 страница
    Infeksi Jamur
    Chika Marsya Regizta Cheremy
    100% (1)