Вы находитесь на странице: 1из 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN ALZHEIMER

Oleh :
KELOMPOK 2
POKOK BAHASAN

KONSEP TEORI ALZHEIMER ASKEP ALZHEIMER


1. Definisi 1. Pengkajian
2. Etiologi 2. Diagnosa
3. Epidemiologi 3. Intervensi
4. Manifestasi Klinis 4. Implementasi
5. Patofisiologi 5. Evaluasi
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Pentalaksanaan
8. Komplikasi
KONSEP DASAR PENYAKIT ALZHEIMER

Definisi Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit kronik, progresif,
dan merupakan gangguan degeneratif otak dan
diketahui mempengaruhi memori, kognitif dan
kemampuan untuk merawat diri (Smeltzer & Bare,
2015).

Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa
alternatif penyebab penyakit alzheimer yang telah
dihipotesa adalah faktor genetik, infeksi, lingkungan,
imunologis, trauma, dan faktor neurotransmitter
Epidemiologi
Di Amerika, sekitar 4 juta orang menderita penyakit ini. Angka
prevalansi berhubungan erat dengan usia. Insiden kasus alzheimer
meningkat pesat sehingga menjadi epidemi di Amerika dengan
insiden alzheimer sebanyak 187: 100.000 per tahun dan penderita
alzheimer 123: 100.000 per tahun.

Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer & Bare (2015), tanda dan gejala yang muncul pada
penyakit ini diantaranya yaitu: lupa kejadian yang baru dialami,
kesulitan melakukan pekerjaan sehari-hari, kesulitan dalam berbahasa,
disorientasi waktu dan tempat, tidak mampu membuat keputusan,
kesulitan berpikir abstrak, salah menaruh barang-barang, perubahan
suasana perasaan dan perilaku, perubahan kepribadian, kehilangan
inisiatif
Patofisiologi
Perubahan morfologis terdiri dari 2 ciri khas lesi yang pada akhirnya
berkembang menjadi degenarasi soma dan atau akson dan atau dendrit. Satu
tanda lesi pada AD adalah kekusutan neurofibrilaris yaitu struktur intraselular
yang berisi serat kusut dan sebagian besar terdiri dari protein “tau”.
Dalam SSP, protein tau sebagian besar sebagai penghambat
pembentuk structural yang terikat dan menstabilkan mikrotubulus dan
merupakan komponen penting dari sitokleton sel neuron. Pada neuron AD
terjadi fosforilasi abnormal dari protein tau, secara kimia menyebabkan
perubahan pada tau sehingga tidak dapat terikat pada mikrotubulus secara
bersama-sama. Tau yang abnormal terpuntir masuk ke filament heliks ganda
yang sekelilingnya masing-masing terluka. Dengan kolapsnya system
transport internal, hubungan interseluler adalah yang pertama kali tidak
berfungsi dan akhirnya diikuti kematian sel. Pembentukan neuron yang kusut
dan berkembangnya neuron yang rusak menyebabkan Alzheimer.
Pemeriksaan Penunjang
a. Neuropatologi
b. Pemeriksaan Neuropsikologik
c. CT Scan dan MRI
d. EEG
e. PET (Positron Emission Tomography
f. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)
g. Laboratorium Darah

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medikamentosa :
• Inhibitor kolinesterase
• Thiamin
• Nootropik
• Klonidin
• Haloperiodol
• Acetyl L-Carnitine (ALC)
Pentalaksanaan
Penatalaksanaan Non-Medikamentosa :
• Mendukung Fungsi Kognitif.
• Peningkatan Keamanan Fisik
• Mengurangi ansietas dan agitasi
• Meningkatkan Komunikasinya
• Meningkatkan kemandirian dalam Proses Perawatan diri
• Menyediakan Kebutuhan sosialisasi dan keintiman
• Meningktkan nutrisi yang adekuat
• Mendukung dan mendidik pemberi perawatan dalam keluarga.

1. INFEKSI
Komplikasi 2. MALNUTRISI
3. KEMATIAN
ASUHAN KEPERAWATAN ALZHEIMER

Pengkajian

Pengkajian Fokus
 Aktivitas istirahat
Gejala: Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan. Kram otot,
tonus otot menurun. Gangguan tidur/istirahat.
Tanda: Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
dengan aktivitas. Letargi/disorientasi, koma. Penurunan
kekuatan otot.

 Sirkulasi
Gejala: Riwayat penyakit vaskuler serebral/sistemik,
hipertensi, episode emboli (merupakan factor predisposisi).
Pengkajian fokus
o Integritas Ego
Gejala: Curiga terhadap situasi/orang khayalan, kesalahan persepsi
terhadap lingkungan, kesalahan identifikasi terhadap objek dan orang,
kehilangan multiple, perubahan citra tubuh dan harga diri yang
dirasakan.
Tanda: Menyembunyikan ketidakmampuan (banyak alasan tidak
mampu untuk melakukan kewajiban, mungkin juga tangan membuka
buku namun tanpa membacanya), gerakan berulang, menyembunyikan
barang, atau berjalan-jalan.

o Eliminasi
Gejala: Dorongan berkemih
Tanda: Inkontinensia urine/feaces, cenderung konstipasi/ imfaksi
dengan diare.
Pengkajian fokus
o Makanan/cairan
Gejala: Perubahan dalam pengecapan, nafsu makan menurun, kehilangan
berat badan, mengingkari terhadap rasa lapar/ kebutuhan untuk makan.
Tanda: Kehilangan kemampuan untuk mengunyah, menghindari/menolak
makan, dan tampak semakin kurus (tahap lanjut).

o Hiegine
Gejala: Perlu bantuan /tergantung orang lain
Tanda: tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan personal
yang kurang, kebiasaan pembersihan buruk, lupa untuk pergi kekamar
mandi, lupa langkah-langkah untuk buang air, tidak dapat menemukan
kamar mandi

o Kenyamanan
Gejala: Adanya riwayat trauma kepala yang serius, trauma kecelakaan (
jatuh, luka bakar dan sebagainya).
Tanda: Ekimosis, laserasi dan rasa bermusuhan/menyerang orang lain
Pengkajian fokus
o Neurosenseri
Gejala: Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutama perubahan kognitif,
dan atau gambaran yang kabur, keluhan hipokondria tentang kelelahan, diarea,
pusing, adanya keluhan dalam kemampuan kognitif, mengambil keputusan,
mengingat yang berlalu, dan adanya riwayat penyakit serebral
vaskuler/sistemik, emboli atau hipoksia yang berlangsung secara periodic serta
aktifitas kejang.
Tanda: Kerusakan komunikasi: afasia dan disfasia; kesulitan dalam
menemukan kata-kata yang benar, bertanya berulang-ulang atau bicaranya
tidak terdengar, kehilangan kemampuan untuk membaca dan menulis bertahap.

o Interaksi Sosial
Gejala: Merasa kehilangan kekuatan, faktor psikososial sebelumnya; pengaruh
personal dan individu yang muncul mengubah pola tingkah laku yang muncul.
Tanda: Kehilangan control social, perilaku tidak tepat.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Klien dengan penyakit Alzheimer umumnya mengalami penurunan kesadaran.
Adanya perubahan pada TTV, meliputi bradikardi, hipotensi, dan penurunan
frekuensi pernafasan.
 B1 (Breathing)
• Inspeksi: di dapatkan klien batuk, peningkatan produksi sputum, sesak nafas,
dan penggunaan otot bantu pernafasan.
• Palpasi : Traktil premitus seimbang kanan dan kiri
• Perkusi : adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
• Auskultasi : bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, stridor, ronkhi, pada
klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang menurun
yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.

 B2 (Blood)
Hipotensi postural : berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan juga
gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem persarafan otonom.
Pemeriksaan Fisik
B3 (Brain)
a. Inspeksi umum : didapatkan berbagai manifestasi akibat
perubahan tingkah laku.
b. Pengkajian Tingkat Kesadaran: Tingkat kesadaran klien
biasanya apatis dan juga bergantung pada perubahan status
kognitif klien.
c. Pengkajian fungsi serebral, terdiri atas :
• Status mental
• Pengkajian Saraf kranial
• Pengkajian sistem Motorik
• Pengkajian Refleks
• Pengkajian Sistem sensorik
Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan proses pikir berhubungan dengan degeneration neuron


iriversibel ditandai dengan tidak mampu mengintrepitasikan stimuli
dan menilai realitas dengan akurat, disorientasi, apatis, loss deep
memory, dan kesulitan dalam mengakomodasikan ide/ perintah.
2. Risiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi memori.
3. Sindrom defisit perawatan diri berhubungan dengan defisit kognitif
ditandai dengan klien tampak kotor dan bau, klien tidak mampu untuk
melakukan proses perawatan diri, klien tampak lemah, klien tampak
kurus, klien tampak pucat.
4. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan iskemia lobus
temporal atau frontal sekunder akibat penyakit Alzheimer ditandai
dengan afasia dan disfasia.
5. Hambatan interaksi social berhubungan dengan hambatan komunikasi
sekunder akibat penyakit mental kronis ditandai dengan afasia, rasa
bermusuhan / menyerang orang, kehilangan control social, dan
perilaku tidak tepat.
INTERVENSI ALZHEIMER.doc

Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan


oleh perawat terhadap pasien. Pada tahap implementasi ini
merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana intervensi
yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien.
Evaluasi Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan Evaluasi
Dx
1. Perubahan proses pikir berhubungan Proses pikir klien tidak bertambah buruk :
dengan degeneration neuron iriversibel.  Klien mampu menginterpretasikan
stimulus sedikit demi sedikit
 Klien mampu mengakomodasikan sedikit
demi sedikit suatu ide/perintah
 Klien mampu mengenali orang-orang
terdekatnya, seperti nama keluarganya.
 Klien mampu mengenali tempat-tempat
disekitarnya, seperti alamat rumah.
 Klien mampu mengenali waktu seperti
pagi, siang, dan malam.
2. Risiko cedera berhubungan dengan Tidak terjadi cedera.
kerusakan fungsi memori.
3. Sindrom defisit perawatan diri Sindrom defisit perawatan diri teratasi:
berhubungan dengan deficit kognitif.  Klien tampak bersih dan segar
 Klien tidak pucat.

4. Hambatan komunikasi verbal Tercapainya suatu teknik/metode komunikasi


berhubungan dengan iskemia lobus yang dapat dimengerti sesuai kebutuhan dan
temporal atau frontal sekunder akibat meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
penyakit Alzheimer.

5. Hambatan interaksi social Hambatan interaksi social teratasi:


berhubungan dengan hambatan  Klien mampu berinteraksi dengan orang
komunikasi sekunder akibat penyakit disekitarnya denan baik.
mental kronis.  Klien tidak memiliki rasa
bermusuhan/menyerang orang.
SEKIAN . . .
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться