Вы находитесь на странице: 1из 25

Hazardous Waste Grading

System
20% Weekly Task
25% Midterm
25% Final Exam
25% Presentation
Material Clarity
Delivery
PPT Structure
5% Class Activity
Hazardous Waste: The
Silent Killer
Aditya Prana Iswara M.Sc
Jurusan Teknik Lingkungan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Surabaya
Gambaran Umum Pengelolaan LB3
MENGAPA
LIMBAH B3
PERLU
DIKELOLA?
UUD 1945 (AMANDEMEN KE 4)

VISI PERLINDUNGAN
Sustainable DAN PENGELOLAAN Melindungi
Growth LINGKUNGAN Hak Asasi
with Equity Manusia

Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: “Perekonomian


nasional diselenggarakan berdasar atas Pasal 28 H ayat (1): “Setiap
demokrasi ekonomi dengan prinsip orang berhak hidup sejahtera
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, lahir dan batin, bertempat tinggal
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan mendapatkan lingkungan
kemandirian, serta dengan menjaga hidup yang baik dan sehat
keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional
MANDATES & STRATEGIC GOALS

UU 32/2009
TENTANG
UU 18/2008
PERLINDUNGAN
TENTANG
DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN SAMPAH
HIDUP

• Melindungi wilayah Indonesia dari • Semua limbah yang dihasilkan harus


degradasi lingkungan dan pencemaran dikelola
• Mengelola pemanfaatan sumber daya • Tujuan dari pengelolaan sampah
alam secara bijaksana adalah untuk meningkatkan
• Mencapai Pembangunan Berkelanjutan kesehatan masyarakat dan kualitas
• Pengelolaan dan perlindungan lingkungan juga memanfaatkan
lingkungan sebagai bagian dari hak asasi limbah sebagai sumber daya
manusia

Key Performance • Mengurangi beban pencemaran


• Mengurangi laju kerusakan lingkungan
Indicators • Meningkatkan kapasitas stakeholder
Hal-Hal Pokok yang Melatarbelakangi
Peraturan tentang Pengelolaan Limbah B3
Meningkatnya penggunaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) pada berbagai kegiatan, misal kegiatan
industri, pertambangan, kesehatan, rumah tangga
Meningkatnya upaya pengendalian pencemaran
udara dan air, yang akan menghasilkan
lumpur/sludge yang berbahaya dan beracun
Dampak penting atau pencemaran akibat
pembuangan limbah B3 terhadap lingkungan dan
manusia
The Chisso factory and its wastewater routes
KASUS-KASUS PENCEMARAN LIMBAH B3
Teluk Minamata (Jepang)

Pabrik pupuk kimia bernama Chisso Chemical


Corporation, penghasil limbah mengandung Hg berdiri
akhir tahun 1930, kasus keracunan pada nelayan
terdeteksi tahun 1953 – 1960.
Barcelona
They're collectively called
nitrous gases (nitrogen dioxide),
and they're characteristically of
a brown color.
Highly Toxic Gas
Instant Kill
Mercury Poisoning

Autism

http://www.momscleanairforce.org/how-mercury-poisoning-works/
KASUS-KASUS PENCEMARAN LIMBAH B3
Kasus Kabut Dioksin di Seveso (Italia)
Akhir 1960, industri farmasi Swiss,
Hoffman-La Roche memilih Seveso
sebagai lokasi pabriknya, guna
memproduksi 2,4,5-triklorofenol untuk
desinfektan, kosmetik, dan herbisida.
Pabrik ini menghasilkan asap yang
berbau.
Kecelakaan terjadi pada tanggal 10 Juli
1976, sekitar 1 kg dioksin terbuang ke
udara membentuk kabut melewati jarak
ribuan hektar.
http://mrsloch.wikispaces.com/Dioxin+and+Seveso,+Italy
KASUS-KASUS PENCEMARAN LIMBAH B3
Kasus Kepone di Hopewell (USA)
Perusahaan bernama Allied mensubkontrakan
pembuatan pestisida ke LSP (Kepone). Ternyata
secara ilegal Kepone membuang limbahnya ke
sungai James.
Di samping itu, banyak pekerja yang keracunan
pestisida, sehingga tahun 1975 ditutup
KASUS-KASUS PENCEMARAN LIMBAH B3
Kasus Penyebaran EDB di USA
Ethylene dibromide (EDB) menjadi masalah di USA
pada tahun 1983/1984, dengan ditemukannya
residu EDB di makanan yang terbuat dari gandum.
EDB merupakan pestisida yang bersifat
karsinogenik.
Data tahun 1982 mengungkapkan bahwa EDB telah
mencemari air tanah.
KASUS-KASUS PENCEMARAN LIMBAH B3
Kasus Site Stringfellow di California (USA)
Site Stringfellow di Glen Avon (California) telah digunakan
untuk menimbun limbah cair B3 dari tahun 1965-1972.
Selama itu sekitar 30 juta galon (113.550 m3) limbah cair
telah ditimbun.
Ternyata terjadi pencemaran air tanah akibat evaluasi
awal yang tidak akurat terhadap site.
Lahan ini berlokasi di atas akuifer Chino Basin yang
merupakan sumber air minum bagi sekitar 500.000
penduduk.
KASUS-KASUS PENCEMARAN LIMBAH B3
Kasus Love Canal di dekat Niagara Falls di USA
Love Canal merupakan saluran sepanjang 2 km yang digunakan
untuk membuang limbah pabrik kimia Hooker pada periode
tahun 1940 – 1950-an.
Setelah ditutup, di atasnya didirikan sekolah dan terdapat
permukiman.
Akhir tahun 1970, sering tercium bau zat kimia.
Setelah dianalisis ternyata tanah-tanah di lokasi telah tercemar
senyawa kimia yang beresiko tinggi terhadap kesehatan.
Around Us
Kasus Pencemaran B3
di Indonesia
Kasus Pencemaran di Indonesia

Pencemaran Hg
1. Di Pongkor, Jawa Barat, dilaporkan bahwa [Hg] di
sedimen sungai berkisar 0 – 2,688 ppm, di tanah 1
– 1300 ppm (Gunradi, 2001)
2. Di Sulawesi Utara (sungai Talawaan), air tanah
mengandung [Hg] di atas standar baku mutu dan
juga ditemukan di dalam siput dan ikan
(Hadi’atullah, dkk, 2001)
Kasus Pencemaran di Indonesia

Pencemaran laut
Penelitian Kunaefi dan Herto (2001)
Perairan di Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa beberapa konsentrasi
logam berat sudah melampaui standar. 6 jenis ikan yang biasa dikonsumsi
ternyata mengandung Cd, Cu, Pb, Zn, dan Hg dalam konsentrasi jauh lebih
besar dari yang diperbolehkan
Penelitian Djuangsih (2000) :
Kualitas pantai utara Tanggerang tidak lagi memenuhi persyaratan untuk
perikanan, biota laut, dan pariwisata, dengan telah melampaui batas
sebanyak 45 % - 91 %
Pantai Timur Kenjeran Surabaya

Pembuangan dari 60 lebih industri berpotensi mengandung


logam berat pencemar. Pantai Timur Surabaya telah
tercemar oleh logam berat. Seperti diberitakan Harian Pagi
Surya, 15 Juni 1999, penelitian yang dilakukan oleh
lembaga penelitian dari Jerman pada tahun 1998 terhadap
masyarakat Kenjeran menunjukkan bahwa Air Susu Ibu
(ASI) dari ibu menyusui telah mengandung kadmium (Cd)
sebanyak 36,1 ppm, sehingga dikhawatirkan akan
membahayakan kesehatan anak-anak masyarakat Kenjeran
karena dapat menyebabkan penurunan kecerdasan anak
dan kerusakan jaringan tubuh.
More
Penelitian Mahasiswa S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga tahun 1996 juga menunjukkan
bahwa sampel darah penduduk Kenjeran mengandung
tembaga (Cu) sebesar 2511,07 ppb dan merkuri (Hg)
sebanyak 2,48 ppb. Kandungan tembaga (Cu) dalam darah
warga telah melampaui nilai ambang batas yang
ditetapkan WHO yaitu sebesar 800-1200 ppb. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat Kenjeran telah
mengkonsumsi hewan laut di sekitar Pantai Timur
Surabaya yang telah terkontaminasi logam berat.
Limbah pertambangan :
Kasus Teluk Buyat
2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT
NMR ke perairan di teluk Buyat yang di mulai sejak Maret
1996. Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut,
terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter.
Nelayan setempat sangat memprotes buangan limbah
tersebut. Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan mendapati
puluhan bangkai ikan mati mengapung dan terdampar di
pantai. Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung
sampai Oktober 1996. Kasus ini terulang pada bulan Juli
1997.
Waktu dan Tanggal Jumlah ikan dengan nama jenis setempat
No
1. 29 Juli 1996 Puluhan ekor jenis kerapu, tato, kuli paser dan
nener
2. 16 Agustus 1996 Puluhan ekor jenis kakatua dan kuli paser
Kronologi Ikan Mati di Teluk Buyat
3. 17 Agustus 1996 Puluhan ekor jenis lumba-lumba
4. 3 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu dan kuli paser
5. 7 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu, tato dan kuli paser
6. 17 September 1996 Puluhan ekor jenis kerapu
7. 3 Juli 1997 100-an ekor dengan jenis berbeda: uhi, bobara,
wora, talahuro, tikus-tikus, bete bukokong,
8. 3 Agustus 1997Jam 08.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora, talahuro,
tikus-tikus, bete bukokong dan nener.
9. 6 Agustus 1997Jam 15.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora, talahuro,
tikus-tikus, bete bukokong dan nener.
10. 7 Agustus 1977Jam 09.00 Puluhan ekor jenis uhi, bobara, wora talahuro,
tikus-tikus, bete bukokokong dan nener
Kasus Pencemaran di Indonesia

Insektisida
Terjadinya pencemaran air sumur penduduk dan sayuran
oleh insektisida
Penelitian berbagai sayuran menunjukkan bahwa terdapat
residu berkisar antara 0,125 – 9,5 ppm, yang berarti telah
melampaui ADI = Acceptable Daily Intake (0,001 – 0,002
ppm) dan MRL = Maximum Residual Limit (0,045 – 0,13
mg/kg)
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться