Вы находитесь на странице: 1из 19

INFEKSI SALURAN KEMIH

Leni Puspita Sari


Infeksi Saluran Kemih (ISK)

“ Tumbuh dan berkembang biaknya


Mikroorganisme (terutama bakteri
pada sesuatu tempat didalam saluran
kemih (ginjal, ureter atau vesika
urinaria) dalam jumlah bermakna “
PENDAHULUAN

• ISK → Salah satu penyakit infeksi >>>


praktek umum
• 25-35% semua perempuan dewasa pernah
mengalami ISK
Uncomplicated • Jarang menyebabkan IGK
type

Complicated • >>> IGK


type
TERMINOLOGI
• ISK → (+) mikroorganisme Faktor penyebab negatif
(MO) dalam urin palsu pada pasien ISK
• Bakteriuria bermakna • Pasien telah mendapat
(significancant becteriuria): terapi antimikroba
pertumbuhan MO murni
>100000 colony forming unit • Terapi diuretika
(cfu/ml) pada biakan urin, • Minum banyak
dapat disertai atau tanpa
disertai presentasi klinik • Waktu pengambilan
• Pada beberapa keadaan sampel tidak tepat
dapat dijumpai presentasi • Peranan bakteriofag
klinik ISK tanpa bakteriuria
bermakna

Piuria bermakna : neutrofil > 10 perlapang pandang


Terminologi
• ISK simpleks: ISK sederhana tanpa ditemukan kelainan
anatomis/fungsional saluran kemih
• ISK kompleks: ISK dengan kelainan anatomis yang
menyebabkan obstruksi mekanik / gangguan
fungsional sal kemih menyebabkan stasis/ refluks urin.
Misal: batu, sumbatan muara ureter, buli2 neurogenik,
refluk vesiko ureter, parut ginjal
ISK BAWAH
Perempuan Laki-laki
• Sistitis : inf.kandung • Sistitis, prostatitis,
kemih + bakteriuria epididimidis, urethritis
bermakna
• Sindrom uretra akut
(SUA) : (presentasi klinis
sistitis tanpa ditemukan
MO – steril)
ISK ATAS
Pielonefritis akut (PNA) Pielonefritis kronik (PNK)
• proses inflamasi akut • akibat lanjut dari infeksi
parenkhim ginjal yg bakteri berkepanjangan
disebabkan oleh infeksi atau infeksi sejak masa
bakteri kecil, obstruksi saluran
kemih dan refluk vesiko
ureter dg atau tanpa
bakteriuria kronik. Pada
PNK terbentuk jaringan
ikat parenkim ginjal, shg
terjadi GGK
Epidemiologi

• ISK tergantung banyak faktor: usia, gender, prevalensi


bakteriuria, dan faktor predisposisi yg menyababkan
perubahan struktur sal kemih dan ginjal
• Perempuan lebih cenderung mengalami ISK. ISK
berulang pada laki-laki terjadi bila ada faktor predisposisi
Mikroorganisme saluran kemih

• Escherichia coli, paling sering


• Proteus spp, klebsiella spp, staphyllococcus,
pseudomonas (paska kateterisasi)
Patogenesis dan Patofisiologi ISK

1. Patogenisitas bakteri: flora saluran cerna (E. Coli)


mempunyai kemampuan utk melekat pada permukaan
mukosa sal kemih (mempunyai fimbriae)
2. Faktor tuan rumah: kelainan struktur anatomi sal kemih
(dilatasi sal kemih, refluk vesiko ureter). Status
imunologi pasien
Patofisiologi
• pada individu normal urin selalu dalam keadaan steril
(karena jumlah dan frekuensi kencing).
• Urethra distal merupakan tempat kolonisasi
mikroorganisme nonpatogenic.
• Hampir semua ISK disebabkan invasi MO asending dari
urethra ke dalam kandung kemih.
• Pada beberapa pasien MO dapat mencapai ginjal
(karena adanya refluk vesikourether). Hematogen
(jarang)
Presentasi Klinik
• PNA
panas tinggi (39.5-40.5C, menggigil, sakit pinggang, sering
didahului gejala ISK bawah.
• ISK bawah (sistitis): sakit supra pubik, polakisuria, noktoria,
disuria, dan stranguria
• Sindroma urether akut: presentasi klinis sulit dibedakan dg
sistitis, sering ditemukan pada perempuan usia 20-50 th
• ISK rekuren:
 Re infeksi: episode infeksi > 6 minggu dengan MO
berlainan.
 Relaps infection: setiap kali infeksi dengan MO yg sama,
ini disebabkan terapi yg tdk adekuat
Komplikasi ISK
• ISK sederhana:
sistitis non obstruksi dan bukan wanita hamil, merupakan
penyakit ringan (self limited desease) tdk menyebabkan
akibat lanjut yg lama
• ISK tipe berkomplikasi:
 ISK selama kehamilan: pyelonephritis, bayi prematur,
anemia, hipertensi, bayi retardasi mental,
petumbuhan bayi lambat, cerebral palsy, fetal death
 ISK pada DM: ISK lebih sering pada DM.
Komplikasi : pyelonephritis, penurunan LFG, sepsis.
Pemeriksaan penunjang

• Analisa urin
 pemeriksaan urin segar tanpa putar, kultur urin, dan
jumlah kuman /ml urin (merupakan protokol standar)
• USG
• Radiografi
 BNO (foto polos abdomen), pielografi, micturing
cystogram
• Isotop scaning
Manajemen ISK
ISK bawah
• intake cairan yg banyak, antibiotik yg adekuat, simtomatik
bila perlu.
• Hampir 80 % pasien akan memberikan respon setelah 48
jam dengan antibiotika tunggal (mis ampisilin 3 gram,
trimetoprim 200mg).
• Bila infeksi menetap diteruskan sampai 5 – 10 hari.
• Pada reinfeksi berulang
 disertai faktor predisposisi : perlu dikoreksi faktor
resikonya.
 Tanpa faktor resiko : asupan cairan banyak
 Cuci setelah bersenggama. : antimikroba tunggal
(trimetoprim 200mg) Infeksi kuman anaerob diberikan
quinolon.
ISK ATAS

• Pyelonephritis akut: perlu rawat inap untuk memelihara


hidrasi dan terapi.
• Antibiotika parenteral diberikan paling sedikit 48-72 jam.
• Antibiotika sebagai terapi awal (sebelum kuman
diketahui):
 fluorokuinolon,
 aminoglikosid dengan atau tanpa ampisilin,
 cepalosporin dengan atau tanpa aminoglikosida
PENCEGAHAN

• Uji saring bakteriuria asimtomatik harus rutin dilakukan


pada kelompok pasien:
• perempuan hamil, pasien DM terutama perempuan,
paska transplantasi ginjal (laki dan perempuan),
kateterisasi (laki dan perempuan)

Вам также может понравиться