Вы находитесь на странице: 1из 52

Ns. Moh. Ubaidillah Faqih, M.Kep.

ANEMIA
ANEMIA Definisi Anemia:
 Sindroma klinis 
penurunan massa eritrosit
total dalam tubuh.
 Eritrosit dan atau massa
hemoglobin  ≠ oksigen
bagi jaringan tubuh
 < normal kadar Hb, hitung
eritrosit, dan hematokrit
Definisi
Suatu kondisi rendahnya kadar Hb
dibandingkan dengan kadar normal, yang
menunjukkan kurangnya jumlah sel darah
merah yang bersirkulasi. Akibatnya
jumlah oksigen yang diangkut ke jaringan
tubuh berkurang
Penurunan Hb dan Hct :
< batas bawah 95% interval referens
dari kelompok usia, jenis kelamin
dan lokasi geografis (ketinggian)

Hb12-14 g/dl ; (Hct 36-41%),

Hb7g/dl  symptom (+)


Akut: hipovolumia (pucat,
ggn penglihatan, syncope, tachycardia) ;
Kronis: tissue hypoxia (fatique, dyspnea,
Headache, angina)
Anemia
Company Logo www.themegallery.com
ANEMIA → symptoms / syndrome

 Hb ↓
 PCV (Packed cell volume) ↓ Hypoxia → Otak , Otot
 RBC (Red blood cell) ↓

Kompensasi :
• heart rate ↑→ tachycardia → flow rate ↑ → cardiomegaly
→ heart failure → †
• blood flow priority (pallor)
Klasifikasi Anemia
Berdasarkan patofisiologi:
I. Kegagalan produksi sel darah merah:
A. Gangguan sel induk hematopoesis
 Anemia Aplastik  STB berhenti produksi sel
darah baru
B. Gangguan sintesis DNA
 Anemia Megaloblastik  kelainan pembentukan
DNA sel darah merah
C. Gangguan sintesis Hemoglobin (Hb)
 Anemia Defisiensi Besi, Thalasemia [kelainan
darah karena faktor genetik  <hemoglobin]
D. Gangguan sintesis eritropoetin
 Anemia karena GGK
Lanjutan…..anemia berdasarkan patofisiologi
E. Gangguan karena mekanisme lain:
 Anemia karena penyakit kronis,
 anemia sideroblastik (pematangan sel
darah terganggu)
 Anemia karena infiltrasi sumsum tulang

II. Peningkatan destruksi sel darah merah:


 Anemia Hemolitik
III. Kehilangan darah (Blood Loss)
 Anemia karena perdarahan akut
Anemia berdasarkan morfologi
 Anemia sec. morfologi eritrosit, dilihat dari:
- ukuran dan warna di bawah mikroskop atau
- indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC [Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration])

- Kriteria Ukuran (size): Normositik, Mikrositik,


Makrositik
- Kriteria Warna (pucat): Normokromik,
Hipokromik
Cara Mengetahui Ukuran eritrosit:

* membandingkan dengan inti sel limfosit kecil (di


bawah mikroskop) :
→ ukuran sama = normositik
lebih kecil = mikrositik
lebih besar = makrositik

* Menghitung MCV (Mean Cell Volume)


MCV= PCV/Ery X 10 (fL)
(1 fL=10-12L= 1μm3)
N : dewasa = 80-100 fL , di bawah 1 thn = 76- 86 fL
MCV : normositik , mikrositik, makrositik

* Eritrosit dengan variasi ukuran yang abnormal


anisositosis
Bandingkan ukuran sel eritrosit dengan inti limfosit
Perhatikan Warna sel eritrosit :

- Bandingkan diameter central pallor (CP)


dengan diameter sel eritrosit tersebut .

- Normal, bentuk sel eritrosit adalah seperti cakram


bikonkaf (biconcave disk) →
pada hapusan darah tepi terlihat bulat, Ø 7-8 μ
dengan area central pallor di bagian tengah

CP≤ 1/3 Ø Eri = normokromik


CP> ½ Ø Eri = hipokromik
Bandingkan diameter CP dengan diameter sel eritrosit

Eritrosit dengan central palor (CP)


- Warna, dapat diketahui juga dari MCH (Mean Cell Hb)
MCH= Hb/RBC x 10 (pg[1012pg = 1 g)
Dewasa: MCH=27-32 pg, Anak-anak: MCH=23-31 pg
(1pg=10-12g=10-6μg)

MCH normal → normokromik


MCH < normal → hipokromik

- MCHC (Mean Cell Hb Concentration) :


MCHC=Hb/PCV x 100 (g/dL)
Normal: MCHC = 32-36 g/dL

17
Klasifikasi Anemia secara morfologi
1. Anemia Hipokromik-Mikrositik.

Anemia Normokromik-
2. Normositik

Anemia Makrositik
3.
Anemia Anemia Anemia makrositik
hipokromik- normokromik-
mikrositik normositik

1 2 3
Contoh: Contoh: A. Megaloblastik,
- Anemia pasca contoh:
- Anemia perdarahan akut - Anemia defisiensi
defisiensi Fe - Anemia aplastik Folat,
- Thalasemia - Anemia hemolitik - Anemia defisiensi
- Anemia akibat - Anemia akibat vitamin B12
penyakit kronik B. Nonmegaloblastik
Penyakit Kronik - Anemia pada GGK contoh:
- Anemia - Anemia pada - Anemia pd peny.
sideroblastik mielofibrosis Hati kronis
- dll - Anemia pd
hipotiroid, dll

MCV <80 fl; MCV 80 -95 fl


MCH 27-34 pg MCV > 95 fl
MCH <27 pg

1femtoliter = 1e-15L
Hipokromik-Mikrositik
Normokronik-normositik
Makrositik
 makrosit-oval
(Anemia megaloblastik ditandai oleh makrosit oval ini)
Klasifikasi menurut etiologi
 Kehilangan sel darah merah
Terjadi karena perdarahan yang disebabkan
oleh penyebab-penyebab utama (sal cerna,
uterus, hidung, luka)
Akut
Kronik
Klasifikasi menurut etiologi
 Penurunan produksi sel darah merah
Rendahnya produksi SDM karena defisiensi
faktor yang berperan dalam eritropoesis (as.
Folat, Vit B 12, zat fesi).
Juga pada depresi sumsum tulang (tumor,
pengobatan, toksin) atau ketidakadekuatan
stimulasi karena kurangnya eritropoetin
pada GGK
Klasifikasi menurut etiologi
 Peningkatan penghancuran sel
darah merah
Overaktif sistem retikular
endoplasmik/RES (rermasuk
hipersplenisme) atau karena
produksi SDM abnormal yang
dihancurkan oleh RES (spt. Anemia
sickle sel)
Ekstrinsik karena trauma, antibodi
dan agen infeksi/toksin
Anemia Defisiensi Besi
 Gangguan sintesis Heme
 2/3 zat besi dlm tubuh berbentuk Heme
pada hemoglobin, 1/3 dalam bentuk
feritin dan hemosiderin dalam sumsum
tulang, limpa, hepar, dan makrofage
 Etiologi: intake tidak adekuat,
malabsorpsi, kehilangan darah dan
hemolisis
Thalasemia
 Kelainan genetik autosomal resesif
mengakibatkan produksi hemoglobin
normal tidak adekuat
 Terjadi gangguan sintesis Hb karena
diikuti gangguan protein globulin
 Heterozigot: thalasemia minor,
Homozigot: thalasemia mayor
Anemia Megaloblastik
 Defisiensi Cobalamin (Vit B 12)
Sel parietal pada mukosa gaster tidak
memproduksi faktor instrinsik sehingga tidak
terjadi penyerapan Vit B 12 (faktor ekstrinsik)
 Defisiensi As Folat
As folat diperlukan untuk sintesis DNA dalam
pembuatan dan maturasi sel darah merah
Anemia Aplastik
 Penyakit dimana terjadi penurunan
semua tipe sel darah (RBC, WBC,
platelet) dan hiposelular sumsum tulang
 Etiologi: Kongenital (sindrom Fanconi),
Didapat (agen kimia, toksin, obat,
idiopatik, kehamilan, radiasi, infeksi virus
dan bakteri)
Pendekatan diagnostik Anemia:

 Anamnesis:
onset /bleeding tendency / routine medicinal /
occupation / hobby / travel history / family /
diet / GI symptoms / menstruation cycle /
history of previous pregnancy-delivery / alcohol
consumption, etc

 Pemeriksaan fisik :
conjunctiva & lips (pallor) / mouth (cheilosis) /
tongue (glossitis) / gum / nails (koilonychia) ,
hair (signa de bandera, alopecia) , jaundice ,
petechiae , liver & spleen , lymphenodes ,rectal
/ vaginal toucher , feet (ulcer, arthritis)
Temuan Laboratorium

 Perdarahan Saluran Cerna, menorrhagia,


epistaksis, trauma
 Retikulosit ↑
 Hb/Ht normal pada awal pendarahan,
kemudian ↓
 MCV normal pada awal, segera ↓ setelah
pendarahan
 Kadar Ferritin dan zat Besi ↓
Temuan Laboratorium
 Hipoploliferasi
Defisiensi Besi Retikulosit ↓, Ferritin ↓,
Saturasi Besi ↓, MCV ↓,
TIBC ↑
Defisiensi Vit B 12 Kadar Vit B 12 ↓
(megaloblastik) MCV ↑, As. Folat ↓
Penurunan produksi Eritropoetin ↓, MCV dan
eritropoetin (Disfungsi MCHC normal, kreatinin ↑,
renal) Zat besi ↓, TIBC ↓
Kanker, Inflamasi MCV dan MCHC normal
Eritropoetin Normal/ ↓
Ferritin ↑, saturasi besi ↑
Temuan Laboratorium
 Hemolitik
Ggn eritropoesis (anemia MCV ↓,
sickle sel, thalasemia, SDM berfragmen
hemoglobinopati lain) Retikulosit ↑
Hipersplenisme (hemolisis) MCV ↑

Anemia karena obat Bervariasi tergantung


obat
Anemia Autoimun Spherosit ↑

Anemia karena katub SDM berfragmen/


buatan pecah
Penatalaksanaan Medis

Tujuan
 Menghilangkan/mengontrol faktor
penyebab
 Menghilangkan manifestasi klinis
 Mencegah komplikasi
Penatalaksanaan Medis
 Terapi Oksigen
Kompensasi berkurangnya pengangkut oksigen
dan membantu mengurangi kerja jantung

 Transfusi Darah
Terutama pada kehilangan darah akut (Hb <
6gr/dl) atau yang tidak respon terhadap
pengobatan lain.
Pemberian jangka panjang berisiko tinggi
kelebihan zat besi (kardiomiopati,
perikarditis, aritmia, GJK, insufisiensi tiroid,
malfungsi pankreas dan endokrin, fibrosis
hepar, perubahan warna kulit)
Penatalaksanaan Medis
 Agen penghancur zat besi
Defroksamin dapat mencegah kelebihan zat
besi
 Eritropoetin
Injeksi subkutan untuk mengobat penyakit
kronik anemia. Sumsum tulang harus mampu
memproduksi SDM dan harus tersedia
nutrien
 Zat besi dan vit B 12
 Diet tinggi zat besi
Pada penyakit defisiensi nutrisi atau kehilangan
darah, nutrisi dapat meningkatkan produksi
SDM
Pengkajian
Gejala Umum
 Keletihan, fatigue, kelemahan umum
 Kulit dan membran mukosa (sklera, mukosa oral)
pucat
 Joundice pada megaloblastik dan hemolitik
 Lidah merah dan ada lesi pada defisiensi besi
 Ulserasi mulut (angular cheilosis) pada
megaloblastik dan defisiensi besi
 Kuku cekung, bergerigi dan memutih pada
defisiensi besi
Pengkajian
 Riwayat penggunaan obat yang
mempengaruhi sumsum tulang dan
metabolisme asam folat
 Riwayat penggunaan alkohol (jumlah dan
lamanya)
 Riwayat keluarga
 Aktifitas atletik
 Nutrisi:
 Defisiensi esensial: Zat besi, asam folat, Vit B 12
 Sosial ekonomi rendah
 Vegetarian ketat tanpa suplemen Vit B 12
Pengkajian
Pola kesehatan fungsional
 Persepsi kesehatan, manajemen
kesehatan
 Nutrisi, metabolik
 Eliminasi
 Aktifitas, latihan
 Kognitif, persepsi
 Seksualitas, reproduksi
Pemeriksaan Fisik
Status kardiologi
 Kadar Hb yang rendah memacu jantung
untuk memompa lebih cepat dan kuat
 Gejala: Takikardi, palpitasi, dispnea, pusing,
orthopnea
 Tanda: kardiomegali, hepatomegali, Edema
perifer
Pemeriksaan Fisik
Sistem pencernaan
 Keluhan: Mual/muntah, melena, diare, anoreksia,
glossitis
 Pemeriksaan Feses: ditemukan darah
 Kaji periode dan jumlah menstruasi pada wanita
 Kaji penggunaan suplemen zat besi pada
kehamilan
Sistem neurologi
 Parestesia, ataksia, koordinasi buruk, bingung
Masalah Keperawatan

 Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan


komponen seluler pengangkut O2, gangguan
pengikatan oksigen oleh hemoglobin
 Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan O2
 Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
gangguan pencernaan atau ketidakmampuan
mencerna/menyerap nutrisi yang penting dalam
pembentukan SDM normal
Masalah keperawatan
 Resiko tinggi gangguan integritas kulit
b.d perubahan sirkulasi dan neurologi,
gangguan mobilisasi, defisiensi nutrisi
 Konstipasi / diare b.d penurunan
masukan, perubahan proses pencernaan,
efek samping obat
 Resiko tinggi infeksi b.d
ketidakadekuatan pertahanan seluler dan
ketidakadekuatan pertahanan primer
Pendarahan Sal. Cerna, Defisiensi Besi, Vit B 12, Depresi Sumsum tulang, Overaktif RES,
uterus, hidung, Luka As. Folat eritropoetin ↓ Prod SDM
Abnormal

Kehilangan SDM Penghancuran


Prod SDM ↓ SDM ↑

Penurunan
jumlah eritrosit

Penurunan Kadar Hb

Kompensasi
Jantung Kompensasi Efek GI Hipoksia Serat
Paru saraf

Pe↑ Frekwensi Pe↑ Penebalan Pe ↑ frek Gangguan Parestesia, mati


Kontraktilitas dinding nafas Penyerapan rasa, ataksia, Ggn
ventrikel nutrisi koordinasi, bingung
Takikardi Palpitasi
Dyspnea

Kardiomegali Konstipasi,
Diare
Prioritas Keperawatan

 Meningkatkan perfusi jaringan


 Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
 Mencagah komplikasi
 Memberikan informasi mengenai proses
penyakit, prognosis dan pengobatan
Tujuan Perawatan

 ADL terpenuhi secara mandiri atau


dibantu
 Komplikasi dapat dicegah/dikurangi
 Proses penyakit, prognosis dan
pengobatan dipahami
Diagnosa Keperawatan 1:
gangguan perfusi jaringan

 B.d penurunan komponen seluler yang


penting untuk pengangkutan oksigen dan
nutrisi ke sel
Gangguan perfusi jaringan perifer

Intervensi:
 Perawatan sirkulasi
 Pengaturan hemodinamik
 Manajemen cairan dan elektrolit
 Manajemen sensasi perifer
 Monitoring tanda vital
 Terapi oksigen
Tugas Individu

 Buatlah rencana keperawatan lengkap (3


dx kep) pada pasien dengan Anemia
meliputi
 Diagnosa Keperawatan, etiologi dan gejala
 Kriteria Hasil
 Intervensi dan aktivitas

Dengan merujuk pada NANDA, NOC dan


NIC
Terimakasih

Вам также может понравиться