Вы находитесь на странице: 1из 82

Stimulasi

Tumbuh
Kembang Balita

Ariani
Divisi Tumbuh Kembang & Pediatri Sosial
Stimulasi adalah:

Suatu kegiatan merangsang


kemampuan dasar Balita dan Anak
Prasekolah
Dilakukan oleh lingkungan (ibu, bapak,
pengasuh anak & anggota keluarga
lain)
Mengoptimalkan tumbuh kembangnya
Stimulasi untuk merangsang
4 aspek kemampuan dasar:
Kemampuan Gerak Kasar
Kemampuan Gerak Halus
Kemampuan berbicara dan bahasa
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian
Prinsip Stimulasi Perkembangan:

Dilandasi rasa cinta dan kasih sayang


Orang-orang terdekat dipakai sebagai model
Dilakukan dengan cara bermain, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan hukuman
Dilakukan setiap hari, secara bertahap dan
berkelanjutan yang mencakup 4 aspek
kemampuan dasar
Prinsip Stimulasi……...

Dilakukan sesuai dengan kelompok


umur anak
Gunakan alat bantu yang sederhana,
aman dan mudah didapat
Beri kesempatan yang sama pada anak
perempuan dan laki-laki
Selalu beri pujian, bila perlu beri hadiah
atas keberhasilannya
Pengelompokan umur untuk stimulasi:

• Umur 0-3 bulan • Umur 15-18 bulan


• Umur 3-6 bulan • Umur 18-24 bulan
• Umur 6-9 bulan • Umur 2-3 tahun
• Umur 9-12 bulan • Umur 3-4 tahun
• Umur 12-15 • Umur 4-5 tahun
bulan
• Umur 5-6 tahun
Contoh stimulasi pada kelompok
umur 3-6 bulan:
Kemampuan gerak kasar
• Usahakan bayi menegakkan kepalanya
dan angkat melalui bawah ketiaknya agar
Ia dapat melihat apa yang terjadi di
sekitarnya
• Coba balikkan bayi anda dari posisi
telungkup ke telentang dan sebaliknya
Kemampuan gerak halus
Letakkan mainan yang berayun-ayun atau
bergerak pada tempat tidur bayi anda
Coba agar bayi anda mengikuti gerakan wajah
anda atau benda-benda berwarna dengan
matanya
Ajak bayi anda untuk merasakan berbagai
bentuk permukaan
Ajak bayi anda mencari potongan biskuit
sebesar kacang tanah yang diletakkan di meja
di hadapannya
Kemampuan berbicara dan bahasa

Berbicara sering-sering kepada bayi anda,


ketika anda memakaikan pakaian,
memberinya makan dan memandikannya
Tirukan ocehannya dan teruskan melatih
bayi mendengar berbagai suara
Kemampuan bersosialisasi dan
kemandirian
Tenangkan dan bujuk ketika bayi rewel
Senyum dan bicara sesering mungkin kepada
bayi anda
Buai dan tunjukkan rasa sayang, sesekali
nyanyikan dalam ayunan sampai tertidur
Sangga punggung dan kepalanya dalam posisi
tegak, sehingga ia dapat melihat apa yang
terjadi di sekitarnya
Deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang
Adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan penyimpangan tumbuh
kembang secara dini agar lebih mudah
diintervensi

Bila penyimpangan terlambat dideteksi,


maka lebih sulit diintervensi dan akan
berpengaruh pada tumbuh kembang
anak
Umur Jenis deteksi yang harus dilakukan
BB/TB LK KPSP TKM TDL TDD KMME
0 bln V V V
3 bln V V V V V
6 bln V V V V V
9 bln V V V V V
12 bln V V V V
15 bln V V V
18 bln V V V V
21 bln V V V
2 th V V V V V
2 ½ th V V V V
3 th V V V V V V V
3 ½ th V V V V V V
4 th V V V V V V V
4 ½ th V V V V V V
5 th V V V V V V V
5 ½ th V V V V V V
6 th V V V V V V V
Pelaksana dan Alat yang digunakan

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang digunakan

1. Keluarga dan Orang tua KMS, timbangan


masyarakat Kader Kesehatan dacin
Petugas PADU, BKB,
TPA dan guru TK

2. Puskesmas Dokter, bidan, Tabel BB/TB, tabel


perawat, ahli gizi dan PLKA, timbangan,
petugas lainnya alat ukur tinggi badan
dan pita pengukur
lingkar kepala
Kartu Menuju Sehat (KMS)

• Tujuan :
 Menentukan ada/tidaknya BGM
 Mengetahui BB naik atau tidak naik

Jadual :
 Setiap bulan
Cara menggunakan timbangan
gantung (dacin)

 Gantungkan dacin pada balok rumah


tiang penggantung atau cabang pohon
yang kuat.
 Gantungkan sarung, celana penimbang
atau keranjang pada dacin
 Atur posisi dacin hingga batang
timbangan mendatar
 Atur posisi dacin hingga batang
timbangan mendatar
 Lihat angka pada batang
timbangan, yang menunjukkan
berat alat (celana timbang atau
keranjang)
 Kader 1/ orang tua meletakkan
anak ke dalam celana
timbang/keranjang
 Kader 2 menggeser bandul sampai
batang timbangan mendatar
 Baca angka di batang timbangan,
yang menunjukkan berat total
(berat anak + berat celana
timbang/keranjang
 BB anak = Berat total-berat alat
• Interpretasi :
Bila BB di bawah garis merah
(BGM) atau tidak naik, artinya :
anak mempunyai gangguan
pertumbuhan

• Intervensi :
• Rujuk ke Puskesmas
Tabel BB/TB

• Tujuan :
Menentukan status gizi anak

• Jadual :
Setiap kali kunjungan ke puskesmas
A. Menggunakan Tabel BB/TB
berdasarkan NCHS
Pengukuran Berat Badan, dengan
timbangan bayi dan timbangan injak

B. Pengukuran Panjang atau Tinggi


Badan dengan posisi berbaring
atau posisi berdiri
Pengukuran panjang / tinggi badan
• Interpretasi :
Gizi Baik : -2 SD - +2 SD
Gizi Kurang : <-2 SD - (-3 SD)
Gizi Buruk : < - 3 SD
Gizi Lebih : >+ 2 SD

• Intervensi :
 MTBS
 Buku Pedoman Tatalaksana Gizi Buruk
Pengukuran Lingkaran Kepala Anak
(PLKA)
Tujuan :
Mengetahui lingkaran Kepala Anak
dalam batas normal atau di luar
batas normal

Jadual :
Bayi (0-1 tahun) : Tiap 3 bulan
Anak (1-6 tahun) : Tiap 6 bulan
Cara Interpretasi :
Di dalam “jalur hijau” : LKA Normal
Di luar “jalur hijau” : LKA Tidak
Normal (makrosefal dan mikrosefal)

Intervensi :
Bila Tidak Normal segera rujuk ke
Rumah Sakit
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan

Harus dilakukan dengan teratur,


supaya penyimpangan diketahui dini
Dan intervensi cepat dilakukan
sehingga tidak mengganggu
perkembangan selanjutnya.
Dilakukan di tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar
Buku KIA
• Tujuan :
Mengetahui dini adanya penyimpangan
perkembangan anak di level keluarga
• Jadual :
Bayi 0 - 1 bulan : Dua kali
1 bulan - 1 tahun : Tiap 3 bulan
1 - 5 tahun : Tiap 6 bulan
Cara menggunakan Buku KIA untuk Deteksi
Dini Perkembangan Balita
Umur Kemampuan perkembangan
0-1 bulan Menatap ke ibu, mengeluarkan suara, tersenyum, dll

1-3 bulan Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa,


mengamati tangannya, dll
3-6 bulan Meniru bunyi, meraih benda, tengkurap sendiri, dll

6-9 bulan Duduk sendiri,mengucapkan ma..ma..ma, da..da….da…,


pegang biskuit, dll
9-12 bulan Bermain CI LUK BA, menjimpit benda kecil, berdiri dan berjalan
berpegangan, dll
1-2 tahun Menunjukkan dan menyebut nama bagian tubuh, naik tangga,
corat-coret, dll
2-3 tahun Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan, bicara domengerti,
makan sendiri, memeluk dan mencium orang yang terdekat, dll
3-5 tahun Melompat-lompat,menggambar, cerita, pakai pakaian, dll
Interpretasi :
Anak tidak mampu melakukan
kemampuan tersebut sesuai dengan
kelompok umur, mungkin mengalami
gangguan perkembangan.

Intervensi :
Dirujuk ke Petugas Kesehatan/
Puskesmas
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
KPSP adalah daftar 9-10 pertanyaan singkat pada
orang-tua, kemampuan yang telah dicapai oleh
anak yang berumur 0-5 tahun, untuk mengetahui
perkembangan anak sesuai atau menyimpang.
Alat :
1. Lembar KPSP
2. Kertas, pensil, bola karet atau plastik seukuran
bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5
cm sebanyak 6 buah, benda-benda kecil seperti
kismis/potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm
Tujuan :
Mengetahui dini adanya penyimpangan
perkembangan anak di tingkat petugas
Jadual :
Mulai umur 3 bulan,tiap 3 bulan (3 bl – 2
th); setiap 6 bulan (2-6 tahun)
Cara menggunakan :
Anak dibawa dan tentukan umur anak
(tanggal, bulan, tahun). Kelebihan 16 hari
dibulatkan menjadi 1 bulan.
Jenis pertanyaan :
° Cukup dijawab oleh ibu/pengasuh
° Perintah untuk melaksanakan tugas sesuai tertulis
pada KPSP

 Orang tua tidak ragu-ragu atau takut menjawab


 Tanyakan daftar pertanyaan tersebut secara
berurutan satu persatu
 Catat jawaban orang tua dan hasil pengamatan,
dengan jawaban “Ya”/”Tidak”
 Teliti bahwa semua pertanyaan telah dijawab
Interpretasi KPSP :
 Jawaban “Ya”, bila orang tua menjawab : anak
bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang.
 “tidak”, bila jawaban anak belum pernah / tidak
pernah / ibu tidak tahu
 Hitung jumlah jawaban “Ya”
 Bila “Ya” berjumlah 9-10, berarti perkembangan
anak sesuai tahap perkembangannya (S)
 Bila “Ya” berjumlah 7-8, berarti meragukan (M)
 Bila “Ya” sama atau kurang dari 6, kemungkinan
ada penyimpangan (P)  rinci jawaban “tidak”
pada aspek perkembangan mana
Intervensi :
Hasil catatan (S), lakukan :
 Beri pujian pada ibu
 Teruskan pola asuh
 Lakukan stimulasi sesuai tahap
perkembangan berikutnya
 Ikutkan anak di Posyandu, BKB, PADU
Hasil catatan (M), lakukan :
 Beri dukungan ibu
 Ajarkan ibu cara menstimulasi sesuai kelompok
umur
 Cari penyebab kemungkinan penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangan
 Ulangi setelah 2 minggu kemudian dengan daftar
KPSP yang sesuai dengan umur anak
 Jika hasil KPSP ulangan “Ya” tetap 7 atau 8,
maka kemungkinan ada penyimpangan (P)
Hasil catatan(P) :
Segera rujuk ke Rumah Sakit
dengan menulis jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan
 Catat jawaban orang tua dan hasil
pengamatan anak ketika
melaksanakan tugas KPSP, dengan
jawaban “Ya”/”Tidak”
 Setelah orang tua menjawab,
lanjutkan pertanyaan berikutnya
 Teliti kembali seluruh pertanyaan
Deteksi Dini Gangguan Penglihatan

• Dilakukan oleh Tenaga Kesehatan, secara


teratur agar dapat menemukan gangguan
penglihatan secara dini.
• Dilakukan pada kelompok 3-6 tahun.
• Tujuan :
1. Menilai ketajaman daya lihat
2. Menemukan kelainan mata sejak dini,
supaya dapat ditindaklanjuti
• Meliputi :
1. Test Kesehatan Mata (TKM)
2. Test Daya Lihat (TDL)
Tes Kesehatan Mata (TKM)
Tujuan :
• Mengetahui secara dini kesehatan mata
anak agar dapat segera ditindaklanjuti.
Jadual :
• Umur 3-12 bulan, tiap 3 bulan
• Umur 12 bulan-6 tahun, tiap 6 bulan
Alat :
1. Daftar pertanyaan
2. Kartu data tumbuh kembang anak
untuk pencatatan
Cara :
1. Menanyakan keluhan, perilaku dan
menemukan kelainan mata anak.
2. Mencatat kelainan yang ditemukan
pada kartu data tumbang anak
Interpretasi & Intervensi
Satu / lebih kelainan  curiga gangguan
kesehatan mata
Rujuk puskesmas, tindak lanjut sesuai
buku pedoman, rujuk RS
Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan :
• Deteksi dini kelainan daya lihat pada
anak prasekolah,agar segera
ditindaklanjuti untuk memperbaiki
daya lihat.
Jadual :
• Umur 3-6 tahun : Tiap 6 bulan.
Alat dan Sarana :
1. Ruangan
2. Dua buah kursi
3. Poster huruf E dan penunjuk
4. Guntingan huruf E
• Cara (peragakan)

• Interpretasi
Bila tdk dapat mencocokkan posisi E
s/d baris ketiga gangguan daya lihat

• Intervensi  rujuk
Test Daya Dengar (TDD)
• Tujuan :
Deteksi Dini gangguan pendengaran
• Jadual :
Umur 3 -12 bulan, tiap 3 bulan
Umur 1-6 tahun, tiap 6 bulan
• Alat :
1 Daftar pertanyaan
2 Gambar binatang (ayam,anjing,kucing), manusia
3 Mainan (boneka, kubus, sendok, cangkir, bola)
Cara :
1. Jelaskan kepada orang tua:
• Bahwa tujuan tes ini untuk mengetahui
secara dini apakah bayi/anaknya ada
gangguan pendengaran atau tidak.
• Tidak usah ragu-ragu atau takut
menjawab, karena tidak untuk
menyalahkan orang tua
2. Tanyakan tanggal lahir, hitung umur anak.
3. Pilih daftar pertanyaan yang sesuai dengan
umur anak.
2. Tes daya dengar pada anak umur
kurang dari 24 bulan:
Semua pertanyaan harus dijawab oleh
orangtua/pengasuh.
• Bacakan kepada orangtua/pengasuh
pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu.
• Tunggu jawaban dariorangtua/pengasuh.
• Jawaban “Ya” jika:
Menurut orangtua, anak dapat
melakukanya dalam satu bulan terakhir.
• Jawaban “Tidak” jika:
Menurut orangtua anak tidak pernah,
tidak tahu atau tak dapat melakukanya
dalam satu bulan terakhir.
Tes daya dengar pada anak berumur lebih
dari 24 bulan:
 Berupa perintah melalui orangtua/pengasuh untuk
dilakukan oleh anak.
 Amati kemampuan anak dalam melakukan
perintah orangtua/pengasuh.
 Jawaban Ya jika:
Anak dapat melakukan perintah orangtua /
pengasuh.
 Jawaban Tidak jika:
Anak tidak dapat/tidak mau melakukan perintah
orangtua/pengasuh.
Interpretasi :
1. Bila ada satu atau lebih jawaban “Tidak”,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
2. Catat dalam Kartu Data Tumbuh Kembang
Anak jumlah ketidakmampuan anak.
Intervensi :
• Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman
yang ada.
• Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
Deteksi Dini
Masalah Mental Emosional

Kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan dini adanya masalah mental
emosional agar lebih mudah diintervensi.
Bila terlambat diketahui, maka akan lebih
sulit diintervensi dan akan berpengaruh
pada tumbuhkembang anak.
• Alat :
1. Kuesioner deteksi dini masalah mental
emosional bagi anak 3 - 6 tahun.
2. Daftar tilik untuk deteksi dini autis
(Checklist for autism in toddlers/CHAT)
bagi anak umur 18 bulan s/ 3 tahun.
3. Kuasioner deteksi dini Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas
(GPPH) menggunakan Abreviated
Conner Rating Scale bagi anak umur 3
tahun ke atas.
Kuesioner Deteksi Dini Masalah
Kesehatan Mental Emosional
• Tujuan :
Mendeteksi dini masalah mental
emosional pada anak umur 3-6 tahun
• Jadual :
Tiap 6 bulan.
• Cara :
1.Tanyakan satu persatu dengan
lambat, jelas dan nyaring perilaku
yang tertulis pada daftar perilaku
anak kepada orangtua/pengasuh.
2.Catat jawaban “Ya”atau “Tidak”.
3.Hitung jumlah jawaban “Ya”.
• Interpretasi :
Orangtua/pengasuh menjawab > 1 “Ya”, maka
kemungkinan anak mengalami masalah mental
emosional.
• Intervensi :
1. Ditemukan 1atau lebih masalah mental emosional :
 Lakukan konseling pada orang tua
menggunakan Buku Pedoman Pola Asuh yang
mendukung perkembangan anak.
 Evaluasi setelah 3 bulan, bila tidak ada
perubahan rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki
fasilitas tumbuh kembang anak/kesehatan jiwa.
2. Ditemukan 2 atau lebih masalah mental
emosional, rujuk anak ke Rumah Sakit.

• Surat rujuk harus disertai informasi


mengenai jumlah dan masalah mental
emosional yang ditemukan.
• Kuesioner untuk Deteksi dini masalah
mental emosional
Daftar Tilik Deteksi Dini Autis (CHAT)
• Tujuan :
Deteksi dini autis pada umur 18-36 bulan.
• Waktu :
1. Bila ada keluhan dari orang tua/pengasuh
2. Ada kecurigaan dari petugas/masyarakat
karena adanya 1 (satu) atau lebih keadaan
di bawah ini :
1. Keterlambatan bicara.
2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial.
3. Perilaku yang berulang-ulang.
• Cara melakukan:
1. Ceklis CHAT ini ada 2 jenis:
• 9 pertanyaan untuk ibu/pengasuh
• 5 perintah bagi anak
2. Catat jawaban
3. Teliti kembali
• Interpretasi
 Risiko tinggi menderita Autis
 Risiko rendah menderita Autis
 Kemungkinan ggn perkembangan lain
 Normal
Intervensi
• Autis  rujuk ke RS yang memiliki
fasilitas kes. jiwa/tumbang
Deteksi dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

• Tujuan : deteksi dini GPPH anak umur 3


tahun ke atas oleh petugas kesehatan
• Waktu ada keluhan orangtua. Kecurigaan
tenaga kesehatan, kader, petugas PADU,
BKB, guru, dll
Cara melakukan, interpretasi & intervensi

• Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan


• Pertanyaan / pengamatan dilakukan secara berurutan,
satu persatu
• Keadaan yang ditanya/diamati ada di mana saja, kapan
saja
• Catat jawaban dan hasil pengamatan
• Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2 (sering); 3
(selalu)
• Teliti kembali semua jawaban
• Interpretasi :
 Nilai > 13 kemungkinan GPPH
• Intervensi :
 Rujuk RS
 Bila ragu, periksa ulang 1 bulan lagi
Bab V. Intervensi dini
Contoh penyimpangan perkembangan

• Usia 4 bulan belum dapat tengkurap dengan


kepala diangkat tegak
• Intervensi :
Tidurkan tengkurap, berikan benda warna cerah /
berbunyi  angkat kepala
Tidur tengkurap, tekan-tekan otot punggung dari arah
leher ke bawah  angkat kepala
Bila otot punggung & bahu lemah  tengkurapkan di
atas bantal, taruh mainan / ajak bicara
Cara gendong harus benar  anak dapat
menegakkan kepala, tangan & kaki bebas bergerak
(gendong di depan dada ibu)
Contoh penyimpangan perkembangan

• Usia 5 bulan tidak ada reaksi ke arah


sumber suara
• Intervensi:
Dudukkan anak, berikan benda yang dapat
berbunyi dari arah samping kiri / kanan
bergantian, ulangi.
Bila tidak ada reaksi  curiga gangguan
pendengaran  rujuk puskesmas
Contoh penyimpangan perkembangan

• Usia 18 bulan belum dapat mengucapkan


4-5 kata
• Intervensi :
Dalam percakapan sehari-hari gunakan kata-
kataberitahu nama-nama mainan, bagian
tubuh, benda di sekitar, suruh anak
mengulang berkali-kali
Usahakan selalu menatap muka anak bila
berbicara anak dapat melihat bibir dan
mata si pembicara
Evaluasi intervensi tumbuh kembang

• Intervensi selama 1 bulan  kontrol


• Berikan pujian pada ibu bila intervensi berhasil
• Bila belum berhasil  tanyakan bagaimana intervensi
dilaksanakan, lakukan pemeriksaan lebih teliti 
intervensi lagi 1 bulan  bila belum ada hasil  rujuk RS
• Perhatikan juga gizi anak
• Masalah gizi :
 Beri makan bergizi (4 sehat 5 sempurna)
 Porsi kecil tapi sering
 Beri makanan lebih sering setelah sembuh sakit
 ASI teruskan sampai usia 2 tahun
 Cari penyebab penyakit
Bab VI. RUJUKAN

Tingkat petugas kesehatan


Tingkat dokter puskesmas
Tingkat Rumah Sakit Kabupaten
Tingakt Rumah Sakit Propinsi
Tingkat petugas puskesmas
 Petugas kesehatan  deteksi sini
 Beri petunjuk / nasehat
 Keluarga intervensi selama 2 minggu
 Evaluasi ulang
Perbaikan  lanjutkan intervensi & BKB
Tidak ada perbaikan  intervensi kembali 2
minggu  rujuk puskesmas
Tingkat Dokter Puskesmas
 Lakukan pemeriksaan KPSP,KPAP, TDD,
TDL
 Intervensi 2 minggu
 Evaluasi ulang
Perbaikan  teruskan di rumah & BKB
Tidak ada perbaikan  rujuk RS
Kesimpulan
Perlu mengetahui tahapan perkembangan anak
Pantau pertumbuhan & perkembangan secara
berkala
Berikan stimulasi pada anak
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang dapat
dilakukan oleh orangtua, kader kesehatan, petugas
puskesmas & RS
Intervensi dini perlu diberikan, bila tidak berhasil
rujuk ke sarana kesehatan yang lebih lengkap
Penting pencatatan, pelaporan, monitoring &
evaluasi  KMS, buku KIA

Вам также может понравиться