Вы находитесь на странице: 1из 40

PEDOMAN

PENYEDIAAN DAN PEMBERDAYAAN


TENAGA FUNGSIONAL
PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB)
DI INGKUNGKUNGAN PEMERINTAHAN
DAERAH

BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
LATAR BELAKANG

• U.U 52/ 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga
• P.P. 62 /2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional menyatakan bahwa BKKBN mempunyai
tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana
• NSPK di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan
keluarga berencana.
• Amanat UU 52/2009 adalah Pedoman Penyediaan dan
Pemberdayaan Tenaga Fungsional Penyuluh Keluarga
Berencana di Lingkungan Pemerintahan Daerah, hal ini telah
sesuai dengan pasal 38, yakni di BKKBN ditetapkan Jabatan
Fungsional sesuai dengan kebutuhan.
LATAR BELAKANG
• U.U 52/ 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga
• P.P. 62 /2010 tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional menyatakan bahwa
BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana
• NSPK di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana.
Amanat UU 52/2009 adalah Pedoman Penyediaan dan
Pemberdayaan Tenaga Fungsional Penyuluh Keluarga
Berencana di Lingkungan Pemerintahan Daerah, hal ini
telah sesuai dengan pasal 38, yakni di BKKBN
ditetapkan Jabatan Fungsional sesuai dengan
kebutuhan.
LATAR BELAKANG
• P.P No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
pada lampiran Peraturan Pemerintah tersebut pada Sub
Bidang Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil
Berkualitas pada huruf d. Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota diamanatkan Menetapkan formasi dan
Sosialisasi Jabatan Fungsional Penuyuluh Keluarga
Berencana
• Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang
Organisasi Pemerintah Daerah dimana program
keluarga berencana merupakan urusan wajib dan masuk
dalam rumpun Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana.
LATAR BELAKANG
A. KEBERHASILAN PROGRAM KB
NASIONAL DIPENGARUHI OLEH PERAN
STRATEGIS PLKB/PKB DAN IMP.

B. INDIKATOR KEBERHASILAN
PROGRAM KB NASIONAL SASARAN
RPJMN 2009 A.L :
* TFR 2,2 NAIK MENJADI 2,6.
* LPP 1,14 NAIK MENJADI 1,49 %.
DATA PETUGAS LAPANGAN KB

PPLKB PLKB/PKB
DESENTRALISASI
SEBELUM SESUDAH SEBELUM SESUDAH

NASIONAL 4.590 2.907 26.074 19.586


April 2005 65,3% 75,1%
JAN 2011 5.525 21.600
120% 82,8%

SUMBER : DATABASIS PLKB & IMP ONLINE 2010.


TUJUAN
Pedoman ini bertujuan untuk mengatur tata
cara pengusulan penyediaan dan
pemberdayaan jabatan fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana (PKB) di lingkungan
pemerintahan daerah kabupaten/kota,
sehingga tersedia tenaga yang kompeten
yang mempunyai latar belakang pendidikan
dan ketrampilan yang sesuai dengan formasi
yang tersedia.
RUANG LINGKUP
1. Sasaran
• Penyusunan kebutuhan rencana formasi Jabatan Fungsional
PKB
• Penetapan Kualifikasi Pendidikan dan Kompetensi PKB
• Pelaksanaan Pembinaan kemampuan Teknis Fungsional PKB
• Pelaksanaan Pembinaan Kinerja dan Prestasi P KB
• Pemantauan dan evaluasi pembinaan pengembangan PKB.

2. Jangkauan
• Pemerintah Daerah Propinsi
• Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
• BKKBN Propinsi
• SKPD Kabupaten/Kota
LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang No. 43 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 8 tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian.
2. Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.
5. Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
6. Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994, tentang Pengangkatan Dalam Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002, tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 98
tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.
9. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian PNS.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun 2003 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 97
Tahun 2000, tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil
11. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembangunan Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota.
12. Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
13. Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2004-2009.
14. Peraturan Presiden No. 62 tahun 2010, tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional.
LANDASAN HUKUM
15. Keputusan Presiden No. 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
Sipil.
16. Keputusan Presiden No. 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah
beberapa kali diubah, dan terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No 64 tahun 2005.
17. Keputusan Presiden No. 110 tahun 2001 teentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga
Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, dan terakhir diubah
dengan Peraturan Presiden No 12 tahun 2005.
18. Pedoman Umum Penyusunan Jabatan Fungsional, Kantor Meneteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara, 9 Juli 1988..
19. Keputusan Meneg PAN, Nomor Kep/120/M.PAN/9/2004, tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Keluarga Berencana Jabatan Fungsional PKB dan Angka Kreditnya..
20. Surat Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 11 tahun 2002 tanggal 17 Juni 2002
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 98 tahun 2000 tentang Pengadaan
PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2002.
21. Keputusan Kepala BKKBN No. 379/HK-010/F2/2004, tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional PKB.
22. Keputusan Kepala BKKBN No. 253/HK-010/B5/2004, tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengembangan Karir PKB.
23. Peraturan Kepala BKKBN No. 28/HK-010/B5/2007, tentang Visi, Misi dan Grand Strategi
BKKBN.
BAB II

POKOK-POKOK PELAKSANAAN

A. Perencanaan Kebutuhan Penyuluh Keluarga


Berencana (PKB)
B. Pemberdayaan Tenaga Fungsional Penyuluh KB
(PKB)
C. Pengembangan Tenaga Fungsional Penyuluh KB
(PKB)
BAB III

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Persiapan
• Dana
• Tenaga
• Sarana
• Prasarana
• Administrasi
A. Pelaksanaan

1. Perencanaan Kebutuhan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)

a. Ratio Kebutuhan mempertimbangkan aspek;

• Aspek demografi yaitu jumlah keluarga,


• Aspek wilayah teritori yaitu jumlah desa/kelurahan
• Aspek geografis yaitu daerah perkotaan, pedesaa, dan
pedesaan dengan geografi yang berat (Galcitas).

b. Penyusunan kebutuhan formasi Jabatan Fungsional Penyuluh KB

1) Daerah Perkotaan, pembagi adalah 1.500


cara menghitung adalah ; Jumlah KK saat ini, (diasumsikan 500.000 KK)
1.500
Jumlah Kebutuhan Formasi : 500.000 KK = 333 PKB
1.500
Jumlah Petugas Lapangan yang ada = 125 PKB
Kebutuhan Formasi = 208 PKB
2) Daerah Pedesaan, pembagi adalah 1.000
cara menghitung adalah ; Jumlah KK saat ini, (diasumsikan 285.000 KK)
1.000
Jumlah Kebutuhan Formasi : 285.000 KK = 285 PKB
1.000
Jumlah Petugas Lapangan yang ada = 165 PKB
Kebutuhan Formasi = 120 PKB

3) Daerah Pedesaan dengan kondisi geografis berat (Galcitas),


pembagi 500
cara menghitung adalah ; Jumlah KK saat ini, (diasumsikan 125.000 KK)
500
Jumlah Kebutuhan Formasi : 75.000 KK = 150 PKB
500
Jumlah Petugas Lapangan yang ada = 45 PKB
Kebutuhan Formasi = 105 PKB
c. Kualifiksi Pendidikan Calon Penyuluh KB

1). PKB Terampil


Izajah serendah-rendahnya SLTA atau yang sederajat.
Izajah Diploma II dan III dengan jurusan sebagai berikut :

Diploma Jurusan
No.
1. Kebidanan Kebidanan
2. Keperawatan Keperawatan
3. Ekonomi Semua jurusan
4. Ilmu Kesehatan Ilmu Kesehatan
5. Administrasi Administrasi Negara
6. Komunikasi Komunikasi
2). PKB Ahli

PROGRAM STUDI Jurusan


No.

a.Ekonomi Pembangunan
1. Ekonomi
b.Manajemen
2. Ilmu Pendidikan Pendidikan dan Bimbingan
3. Geografi Demografi
4. Psikologi Psikologi
a.Administrasi
b.Komunikasi
5. Sosial dan Politik c.Sosiologi
d.Sosial

a.Dakwah
6. Agama b.Tarbiyah
c.Theologi
7. Keperawatan Ilmu Keperawatan
8. Kebidanan Ilmu Kebidanan
9. Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat
10. Geografi Demografi
a.Hukum Perdata
11. Hukum
b.Hukum Tata Negara
12. Komputer Semua jurusan
2. Pelaksanaan Pengadaan.

a. Pe n g e r a h a n
b. Team Pengadaan bertugas melaksanakan ;

1. Pengumuman seluas-luasnya melalui mass media yang


paling efektif dengan menyebutkan syarat-syarat sebagai
berikut :

a) Persyaratan Umum untuk menjadi Penyuluh KB

• Pendidikan: berijasah D3 sederajat, S1 atau yang


sederajat
• U m u r: 21- 35 tahun.
2. Pelaksanaan Pengadaan.

b) Persyaratan Khusus untuk menjadi Penyuluh KB

1) Berasal dari daerah dimana nantinya ia bekerja.


2) Penentuan penerimaan calon PKB diprioritaskan bagi mereka
yang telah menunjukkan pengabdian baik sebagai tenaga
honorer, kontrak PLKB/PKB dengan persyaratan sebagai
berikut :
• Pengabdian sebagai tenaga honorer/kontrak PLKB/PKB minimal 2
tahun terhitung mulai bekerja tahun 2006.
• Diterbitkan SK/Kontrak Kerja oleh Pemerintahan Kabupaten/Kota
atau pejabat yang ditunjuk.
• Gaji/honor dibiayai berturut-turut selama masa kerja ybs dan
tercantum dalam RKA-KL Propinsi dan sumber dana APBD.
• Dibuktikan dengan absensi selama bertugas.
• Untuk pembayaran honor/gaji dibuktikan dengan diterbitkannya
Surat Perintah Membayar (SPM) dari KPKN.
c. Penyaringan.
d. Penentuan Calon Peserta yang Lulus.
e. Penempatan Dini dan Latihan Calon Penyuluh KB

3. Pengendalian.
4. Pembinaan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)
a. Kedudukan
b. Peran
c. Fungsi
d. Tugas
e. Uraian Tugas
f. Penggerakkan Program
g. Penilaian Prestasi Kerja
5. Pengembangan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)

a. Aspek Kemampuan dan Kompetensi

1) Sikap Prilaku
2) Wawasan Program
3) Manajerial
4) Motivasi Kerja
5. Pengembangan Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)

b. Standart Kompetensi

1) Kompetensi Dasar
• Integritas
• Kreatif dan Inovatif
• Ketrampilan Berkomunikasi
• Orientasi Pelayanan
• Pengambilan Keputusan
• Mengembangkan hubungan kerja strategis
• Ketrampilan memimpin kelompok
• Ketrampilan Perencanaan
• Ketrampilan Analisis
b. Standart Kompetensi

2) Pengetahuan Program

• Organisasi dan Tatalaksana


• Program Kependudukan dan KB
• Program Pembangunan sector lain
• KIE dan Penggerakkan Masyarakat
• Pendataan, Pelaporan dan Evaluasi
c. Model/Kritaria dan Kompetensi PKB

1) Integritas

LEVEL INDIKATOR PRILAKU


1 Memahami nilai kejujuran, keadilan, kedisiplinan, dan bertanggung
(K) jawab, namun tidak selalu mampu untuk menerapkannya.
2 Menerapkan nilai kejujuran, keadilan, kedisiplinan, dan
(C) bertanggung jawab dalam tindakan sehari-hari.
3 Memiliki komitmen untuk bersikap dan jujur dalam berhubungan
(CB) dengan orang lain dan dalam semua urusan pekerjaan.
4 Mempertahankan standar yang tinggi untuk dirinya sendiri dan
(B) melakukan apa yang benar walaupun ada konsekwensi terhadap
dirinya.
5 Bertindak sebagai orang yang memprakarsai dalam mendorong
(SB) lingkungan untuk bertindak secara adil dan memenuhi standar
etika.
c. Model/Kritaria dan Kompetensi PKB

2) Kreatif Inovatif

LEVEL INDIKATOR PRILAKU


1 Menggunakan cara-cara yang biasa dilakukan dimasa lalu atau
(K) hanya berdasarkan pengalaman.
2 Mencoba mengembangkan cara-cara baru untuk menangani
(C) persoalan atau masalah bisnis dengan mempertanyakan
bagaimana hal tersebut dikerjakan dimasa lalu.
3 Memandang masalah-masalah taktis dalam unit kerja dan
(CB) mengambil inisiatif untuk mengembangkan cara-cara baru dalam
pengelolaan unit kerjanya.
4 Memberi solusi atas masalah dalam perspektif yang luas
(B) dilingkungan kerja, tidak terbatas semata-mata didalam unit
kerjanya dan menekankan solusi yang menuju tujuan strategis.
5 Mencetuskan gagasan/solusi baru yang berhasil
(SB) diimplementasikan.
c. Model/Kritaria dan Kompetensi PKB

3) Ketrampilan Berkomunikasi
LEVEL INDIKATOR PRILAKU
1 Gugup dalam berkomunikasi, kurang mampu berkomunikasi dengan baik. Kata-kata yang dipakai kurang
(K) beraturan, tidak memperhatikan intonasi suara dengan baik dan tidak berani menatap lawan bicaranya.
Jawaban-jawaban tidak sesuai dengan yang ditanyakan oleh lawan bicaranya atau tidak sesuai dengan
konteks pembicaraan. Jarang berbicara atau diam bila ditanya, lebih banyak berpikir saja dan sulit
mengucpkan apa yang dipikirkannya.
2 Mampu menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya dengan kalimat yang sederhana, tidak bertele-tele,
(C) singkat, cukup jelas dan padat serta mampu berbahasa dengan baik dan benar. Menunjukkan perhatian
terhadap proses komunikasi dua arah. Menjawab dengan singkat dan dalam bahasa yang sederhana
pertanyaan yang diajukan pihak lain/lawan bicaranya.
3 Memperhatikan lawan bicaranya, mampu berkomunikassi dengan lancer dan terstruktur. Mempertahankan
(CB) perhatian pendengar melalui penggunaan tehnik-tehnik seperti analogi, ilustrasi, basaha tubuh dan
penekanan suara secara memadai. Menjamin agar arus komunikasi berjalan lancer dan konsisten.
4 Mampu berkomunikasi dengan baik sehingga apa yang disampaikan dapat dengan mudah diterima lawan
(B) bicanya. Mencari masukan dari lawan bicaranya, memeriksa pemahaman, menyajikan pesan dengan
berbagai cara untuk meningkatkan pemahaman pendengar. Mampu berkomunikasi secara efektif untuk
membahas suatu permasalahan yang cukup rumit/kompleks.
5 Mampu berkomunikasi secara persuasif secara konsisten sehingga apa yang dikatakannya dapat dengan
(SB) mudah diterima dan dipahami oleh lawan bicaranya. Dengan mudah menangkap inti dan pertanyaan yang
diajukan kepadanya dari pihak lain dan menginprestasikan pesan serta memberikan respon yang sesuai
konteks pembicaraan. Secara aktif memulai pembicaraan dan mengajak pihak lain berkomunikasi dengan
sikap yang menyenangkan. Menggunakan kosa kata yang berbeda dan perbendaharaan kata yang dimiliki
sangat banyak. Selalu meyakinkan lawan bicanya dengan memberikan argumentasi-argumentasi yang logis
dan akurat serta selalu disertai dengan data/ informai lain sebagai pendukung.
c. Model/Kritaria dan Kompetensi PKB

4) Orientasi Pelayanan

LEVEL INDIKATOR PRILAKU


1 Melakukan usaha untuk membantu orang lain hanya saat dimintai pertolongan. Hanya memberikan
(K) pelayanan yang minim dan belum mampu melakukan probing terhadap kebutuhan dari stakeholder.
2 Membantu tanpa diminta. Mencari informasi mengenai kebutuhan pokok stakeholderembantu tanpa
(C) diminta. Mencari informasi mengenai kebutuhan pokok stakeholder dan menyelaraskan pelayanan sesuai
kebutuhan. Sudah menawarkan bantuan kepada stakeholder tanpa diminta serta melakukan proses dan
menyelaraskan pelayanan sesuai kebutuhan. Sudah menawarkan bantuan kepada stakeholder tanpa
diminta serta melakukan proses tindak lanjut. Mengantisipasi kebutuhan stakeholder dengan membuat
perencanaan tindakan. Ada usaha untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi stakeholder sampai
dengan tuntas.
3 Membantu memberikan pelayanan diluar dugaan stakehode. Mampu memberikan opini yang obyektif atas
(CB) inisiatif sendiri. Memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien kepada stakeholder. Memotivasi
orang lain disekitar agar bersikap memperhatikan dan melayani orang lain secara baik/memuaskan
kepada setiap orang yang berada di lingkungan tanpa pamrih.
4 Bertindak selayaknya seorang penasehat yang dapat dipercaya. Memberikan opini yang obyektif dan
(B) mampu terlibat dalam proses pengambilan keputusan dari stakeholder. Berinisiatif mencitakan iklim
pelayanan didalam unit kerjanya dan sudah terwujud dalam bentuk konkrit.
5 Bertindak layaknya sebagai perpanjangan tangan stakeholder secara luas. Epati terhadap kebutuhan
(SB) stakeholder secara menyeluruh. Mampu menganalisasi dan mengantisipasi kebutuhan dan tingkat
kepuasaan stakeholder. Memberikan pengaruh yang kuat untuk memperoleh dukungan berbagai pihak
dalam rangka membudayakan nilai-nilai pelayanan di level organisasi-organisasi mulai dari perencanaan
sampai dengan memuaskan stakeholder secara umum (masyarakat). Mampu mengukur secara umum
tingkat kepuasan stakeholder.
c. Model/Kritaria dan Kompetensi PKB

5) Pengambilan Keputusan

LEVEL INDIKATOR PRILAKU


1 Cenderung masih membutuhkan dukungan dan pengarahan dari orang lain dalam
(K) mengambil keputusan atas permasalahan yang dihadapi. Kurang berani mengambil
resiko tertentu, walaupun masih dalam batas wewenangnya.
2 Mampu mengambil keputusan secara mandiri untuk masalah yang terkait langsung
(C) dengan tugas dan tanggung jawab sehari-hari serta pengalaman masa lalu. Masih
membutuhkan dan tergantung pada aturan dan prosedur serta batasan wewenang
yang jelas/rinci untuk bisa mengambil suatu keputusan.
3 Memikliki kemampuan/wawasan yang memadai sehingga dapat mengambil keputusan
(CB) secara mandiri atas persoalan yang dihadapi yang tidak terkait langsung dengan
pekerjaan rutin sehari-hari, dalam batas wewenang masing-masing.
4 Mampu mengambil keputusan/tindakan pada waktu yang tepat secara mandiri dan
(B) mampu mengantisipasi dampak dari keputusan yang diambilnya untuk unit kerja.
5 Mampu mengambil keputusan/tindakan untuk masalah-masalah yang bersifat strategis
(SB) dan memiliki dampak yang lebih luas terhadap unit kerja dan organisasi secara umum.
c. Model/Kritaria dan Kompetensi PKB

6) Mengembangkan Hubungan Kerja Strategis

LEVEL INDIKATOR PRILAKU


1 Menjadi bagian dari suatu kelompok namun pasif. Mampu berperan serta mendukung keputusan
(K) kelompok. Tidak menentang keputusan kelompok dan mau melakukan tugas yang dibagikan sebagai
anggota tim, namun kurang aktif atau agak pasif. Bersikap menunggu tugas untuk dilakukan sebagai
bagian dari kelompok sudah mengarah pada penyelesaian tugas tim secara umum.
2 Mampu berperan secara cukup aktif dengan memberikan ide dan usaha untuk melakukan tugas-tugas
(C) secara bersemangat demi menyelesaikan tugas kelompok. Memberikan penjelasan yang positif tentang
orang lain/anggota kelompok dalam hal kemampuan, peran yang diharapkan, proses kerja yang akan
dilakukan. Membicarakan dengan anggota tim secara positif dan menunjukkan rasa hormat pada orang
lain, termasuk dengan cara memberikan pejelasan pada orang lain dan meyakinkan orang lain.
3 Memninta masukan dengan sungguh-sungguh, menghargai masukan dari orang lain, mau belajar dan
(CB) merubah sikap/tindakan diri sendiri sesuai dengan masukan orang lain. Memotivasi orang lain atau
anggota kelompok yang lain untuk berperan serta membantu memecahkan masalah kelompok dan
mengambil keputusan bersama (mendorong kerjasama kelompok)
4 Memberikan dorongan pada orang lain, di depan semua anggota kelompok mengatakan hal yang
(B) baik/positif dari setiap anggota kelompok yang memang sudah bekerja secara baik sehingga membuat
orang lain merasa dihargai dan termotivasi. Berperan sebagai penengah saat terjadi konflik antar
anggota kelompok dengan mengacu pada keutuhan kerjasama kelompok agar tujuan kelompok efektif
tercapai.
5 Mencitakan suasana kondusif ditengah-tengah kelompok kerja agar tercipta kerjasama yang efektif
(SB) diseluruh anggota kelompok. Memberikan kesempatan kepada semua anggota kelompok untuk
berperan serta dalam memberikan pendapat atau membantu penyelesaian tugas kelompok.
c. Model/Kritaria dan Kompetensi PKB
7) Ketrampilan Memumpin Kelompok

LEVEL INDIKATOR PRILAKU


1 Mengekspresikan harapan positif pada orang lain. Melontarkan komentar positif terhadap
(K) kemampuan orang lain walaupun dalam situasi yang sulit. Yakin bahwa orang lain mau dan
mampu belajar. Menyerahkan sepenuhnya pengembangan diri dari orang lain atau bawahan
kepada yang bersangkutan.
2 Memberikan instruksi/pengarahan yang detail dan alas an yang masukm akal mengenai cara-
(C) cara kerja yang tepat dan paling efisien. Bersedia mendemonstrasikan cara-cara penyelesaian
tugas dengan menyediakan alat, sumber daya, informasi dll. Dan memberikan bantuan-bantuan
yang berguna demi pengembangan orang lain dengan mengajukn pertanyaan, memberikan tes
untuk memastikan apakah mereka memahami pengarahan atau penjelasan yang diberikan.
3 Memberikan umpan balik yang positif dan negative dalam rangka mengembangkan orang lain
(CB) kearah yang lebih positif, serta memberikan dukungan dan ketenangan kepada orang lain.
Memberikan umpan balik negative kepada orang lain yang tidak bersifat pribadi dan
mengekspresikan harapan positif dimasa depan. Mengusulkan aspek perbaikan untuk orang lain,
menyederhanakan tugas sulit kedalam kumpulan aktivitas-aktivitas yang saling berkaitan dan
mampu memberikan coaching/training jangka pendek.
4 Mampu memberikan caching & counceling jangka menengah dan jangka panjang sehingga
(B) bawahan dapat menyelesaikan jawaban atas hambatan program kerjanya dan mampu menyusun
program training jangka panjang untuk orang lain.
5 Mampu mempersiapkan orang lain untuk mengambil alih tugas dan pekerjaan sepenuhnya dalam
(SB) waktu yang ditentukan dan mampu mendeteksi bawahan-bawahan secara akurat yang perlu
dipromosikan dalam organisasi-organisasi disertai dengan perlakukan/pelatihan.
c. Model/Kritaria dan Kompetensi PKB
8) Perencanaan, Pengorganisasian

LEVEL INDIKATOR PRILAKU


1 Tidak pernah menetapkan tujuan/sasaran pribadi hanya bekerja berdasarkan
(K) prosedur kerja yang ditetapkan sesuai rutinitas kerja.
2 Menentukan tujuanyang hendak dicapai secara garis besar saja, terkadang
(C) mempunyai rencana kerja jangka pendek, belum dapat menetapkan prioritas
pelaksanaan tugas menurut kepentingan dan situasi dan kondisi yang ada.
3 Merencanakan dengan memecahkan suatu permasalahan menjadi beberapa
(CB) bagian masalah yang lebih kecil untuk bisa dikerjakan secara sistematis
menurut prioritas dalam jangka waktu pendek.
4 Menyusun langkah-langkah untuk pencapaian sasaran secara terinci, meliputi
(B) kualitas, kuantitas dan waktu yang tersedia serta sumber daya yang berikutnya.
Mengevaluasi beberapa alternative pencpaian sasaran untuk mengusulkan
prioritas secara tepat.
5 Mengembangkan beberapa alternative pencapaian sasaran berikut sumber
(SB) daya dan mampu menentukan alternative terbaik. Membuat perencanaan yang
dapat mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin timbul dan mengelola
serta mendistribusikan tugas-tugas secara tepat sesuai dengan analisa SWOT.
BAB IV

TATA KERJA

A. FORMASI PNS

1. Analisis Kebutuhan Pegawai

a. Jenis Pekerjaan
b. Sifat Pekerjaan
c. Analisis Beban Kerja dan Perkiraan Kapasitas Pegawai
dalam jangka waktu tertentu.
d. Prinsip Pelaksanaan Pekerjaan
e. Peralatan yang tersedia
A. FORMASI PNS

2. Penetapan Formasi

• Jumlah Pegawai Negeri Sipil (bezetting) yang ada.


• Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang naik pangkat.
• Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun,
atau meninggal dunia,
• Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil menurut jabatan
dan pendidikan/jurusannya.
3. Anaslisis Jabatan
• Uraian Jabatan/pekerjaan
• Kualifikasi atau Syarat-syarat jabatan
• Peta Jabatan

4. Kemampuan Keuangan Negara


B. PENGADAAN PNS

Pengadaan Pegawai Negeri Sipil hanya diperkenan-


kan dalam batas formasi yang telahditetapkan,
dengan memprioritaskan:

• Pegawai pelimpahan/penarikan dari Departemen/Lembaga


Pemerintahan Non Departemen/Pemerintah Daerah yang
kelebihan pegawai.
• Siswa/mahasiswa ikatan dinas, setelah lulus dari
pendidikannya.
• Tenaga kesehatan yang telah selesai melaksanakan masa
bakti sebagai pegawai tidak tetap.
• Tenaga lain yang sangat diperlukan
1. Persyaratan

• Warga Negara Indonesia;


• Pada saat diangkat sebagai CPNS, berusia sekurang-kurangnya 18
tahun dan setingi-tinginya 35 tahun
• Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap,
karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan;Dalam ketentuan ini,
tidak termasuk bagi mereka yang dijatuhi hukuman percobaan.
• Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS atau diberhentikan tidak
dengan hormat sebagai pegawai swasta;
• Tidak berkedudukan sebagai Calon/Pegawai Negeri;
• Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan yang
diperlukan; Berkelakuan baik;
• Sehat jasmani dan rohani;
• Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Republik Indonesia atau
negara lain yang ditentukan oleh pemerintah; dan
• Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan.
2. Pengumuman

• Jumlah dan jenis jabatan yang lowong


• Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan
• Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar
• Alamat dan tempat lamaran ditujukan
• Batas waktu pengajuan surat lamaran
• Waktu dan tempat seleksi;
• dan lain-lain yang dianggap perlu.
3. Pelamaran

• Fotokopi STTB/Ijazah yang disahkan pejabat yang


berwenang.
• Kartu tanda pencari kerja dari Departemen/ Dinas Tenaga
Kerja setempat
• Pas foto menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan.
4. Penyaringan

5. Pengumuman Pelamar yang diterima

• Foto copy ijazah/STTB yang telah disahkan oleh pejabat


yang berwenang
• Daftar riwayat hidup sesuai ketentuan yang belaku.
• Pasfoto ukuran 3x4 cm sesuai kebutuhan.
• Surat keterangan catatan kriminal/berkelakuan baik dari
Polri.
• Surat keterangan sehat rohani dan jasmani serta tidak
mengkonsumsi/menggunakan narkotika, psikotropika,
prekursor, dan zat adiktif lainnya dari dokter.
• Asli kartu pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja.
• Surat pernyataan
6. Pengangkatan CPNS
7. Golongan/Ruang
8. Penghasilan

• Masa kerja selama bertugas di instansi pemerintah dihitung


penuh untuk penetapan gaji pokok.
• Masa kerja sebagai pegawai tidak tetap (PTT).
• Masa kerja sebagai pegawai/karyawan dari perusahaan
swasta yang berbadan hukum, yang tiap-tiap kali tidak
kurang dari 1 tahun dan tidak terputus-putus,
diperhitungkan setengahnya sebagai masa kerja untuk
penetapan gaji pokok, dengan ketentuan sebanyak-banyak
8 (delapan) tahun.
9. Masa Percobaan
• Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan
sekurang- kurangnya bernilai baik,
•Telah memenuhi syarat kesehatan j asmani dan rohani
untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil,
•Telah lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan
10. Pemberhentian CPNS

• Mengajukan permohonan berhenti;


• Tidak memenuhi syarat kesehatan;
• Tidak lulus dari pendidikan dan pelatihan prajabatan;
• Tidak menunjukkan kecakapan dalam menjalankan
tugas;
• Menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik
yang dapat mengganggu lingkungan pekerjaan;
• Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang;
• Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik dan
telah mengajukan surat permohonan berhenti secara
tertulis kepada Pejabat Pembina Kepegawaian;
C. PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL

Penetapan Jabatan Fungsional Jabatan fungsional keahlian


dan jabatan fungsional keterampilan ditetapkan dengan kriteria
sebagai berikut:

• Mempunyai metodologi, teknik analisis, teknik dan prosedur


kerja yang didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan
dan/atau pelatihan teknis tertentu dengan sertifikasi,
• Memiliki etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi
profesi,
• Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan:
• Tingkat keahlian, bagi jabatan fungsional keahlian,
• Tingkat keterampilan, bagi jabatan fungsional keterampilan.
• Pelaksanaan tugas bersifat mandiri.
• Jabatan fungsional tersebut diperlukan dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi organisasi.

Вам также может понравиться