Вы находитесь на странице: 1из 29

Resusitasi Jantung Paru

Oleh :
Dita Tifaniadi
2013730029

Pembimbing :
dr. M.F. Susanti Handayani, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK STASE ANESTESI


RSUD SAYANG CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
Pembahasan

• Cardiac arrest merupakan suatu keadaan


darurat medis dengan tidak ada atau
tidak adekuatnya kontraksi ventrikel kiri
jantung yang dengan seketika
menyebabkan kegagalan sirkulasi.
Gejala dan tanda
• hilangnya kesadaran
• napas dangkal dan cepat bahkan bisa
terjadi apnea (tidak bernafas)
• tekanan darah sangat rendah (hipotensi)
• tidak ada denyut nadi yang dapat terasa
pada arteri
• dan tidak ada denyut jantung.
RJP (Resusitasi jantung paru)
• adalah suatu tindakan pertolongan yang
dilakukan kepada korban yang mengalami
henti napas dan atau henti jantung.
• Keadaan ini bisa disebabkan karena :
– korban mengalami serangan jantung (heart attack)
– Tenggelam
– tersengat arus listrik
– Keracunan
– Kecelakaan
– dan lain-lain.
Tujuan RJP
1. Penanganan untuk mengembalikan
fungsi jantung paru seperti normal
2. Mempertahankan aliran O2 ke otak dan
perfusi kejaringan
Indikasi RJP
1. Keadaan henti napas (Respiratory Arrest), henti
nafas yang bukan disebabkan gangguan pada
jalan nafas dapat terjadi karena gangguan pada
sirkulasi (asistole, bradikardia, fibrilasi ventrikel)
2. Keadaan henti jantung (Cardiac Arrest) dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti:
a. Hipoksemia karena berbagai sebab
b. Gangguan elektrolit (hipokalemia, hiperkalemia,
hipomagnesia)
c. Gangguan irama jantung (aritmia)
d. Penekanan mekanik pada jantung (tamponade
jantung, tension pneumothoraks)
Kontra indikasi
1. Terminal illnes
2. Mati secara klinis > 5 menit
Komplikasi

1. pendarahan hebat
2. Fraktur tulang iga
3. Pneumo thorax

Namun, jika korban tidak segera diberi


RJP, korban juga akan meninggal dunia.
Alasan untuk perubahan sistem ABC
menjadi CAB

1. Henti jantung terjadi sebagian besar pada


dewasa
2. Pada langkah A-B-C yang terdahulu kompresi
dada seringkali tertunda karena proses
pembukaan jalan nafas (airway) untuk
memberikan ventilasi mulut ke mulut atau
mengambil alat pemisah atau alat pernafasan
lainnya.
3. Kurang dari 50% orang yang mengalami henti
jantung mendapatkan RJP dari orang
sekitarnya.
Penggunaan Sistem ABC Saat ini
1. Pada korban tenggelam atau henti nafas
maka petugas sebaiknya melakukan RJP
konvensional (A-B-C) sebanyak 5 siklus
(sekitar 2 menit) sebelum mengaktivasi
sistem respon darurat.
2. Pada bayi baru lahir, penyebab arrest
kebanyakan adalah pada sistem
pernafasan maka RJP sebaiknya
dilakukan dengan siklus A-B-C kecuali
terdapat penyebab jantung yang
Langkah – Langkah RJP Dewasa

1. Evaluasi Respon Korban


2. Mengaktifkan Emergency Medical
Services (EMS)
3. Memposisikan Korban
4. Evaluasi Nadi / Tanda – Tanda Sirkulasi
5. Menentukan Posisi Tangan Pada
Kompresi Dada
6. Kompresi Dada
7. Bantuan Napas Dari Mulut Ke Mulut
1. Evaluasi Respon Korban
 Periksa dan tentukan dengan cepat bagaimana respon korban.
Penolong harus menepuk atau mengguncang korban dengan hati –
hati pada bahunya dan bertanya dengan keras : “Halo!Halo!Apakah
anda baik – baik saja?”

 Hindari mengguncang korban dengan kasar karena dapat


menyebabkan cedera. Juga hindari pergerakan yang tidak perlu bila
ada cedera kepala dan leher.

 Jika korban tidak berespon, berarti korban tidak sadar. Korban tidak
sadar mungkin karena :
– Sumbatan jalan nafas karena makanan, sekret, atau lidah yang jatuh ke
belakang.
– Henti nafas
– Henti jantung,yang umumnya disebabkan serangan jantung
2. Mengaktifkan Emergency Medical
Services (EMS)
• Jika korban tidak berespon, panggil bantuan dan segera
hubungi ambulan 118.
• Penolong harus segera mengaktifkan EMS setelah dia
memastikan korban tidak sadar dan membutuhkan
pertolongan medis.
• Jika terdapat orang lain di sekitar penolong, minta dia untuk
melakukan panggilan. Saat menghubungi EMS sebutkan :
– Lokasi korban
– Nomor telepon yang bisa di hubungi
– Apa yang terjadi (misalnya serangan jantung / tidak sadar)
– Jumlah korban
– Dibutuhkan ambulan segera
– Tutup telepon setelah diinstruksikan oleh petugas.
3. Memposisikan Korban
• Korban harus dibaringkan di atas permukaan yang
keras dan datar agar RJP efektif. Perhatikan agar
kepala, leher dan tubuh tersangga, dan balikkan
secara simultan saat merubah posisi korban.
4. Evaluasi Nadi / Tanda –
Tanda Sirkulasi
• Pertahankan posisi head tilt, tentukan
letak jakun atau bagian tengah
tenggorokan korban dengan jari telunjuk
dan tengah.
• Geser jari anda ke cekungan di sisi leher
yang terdekat dengan anda (Lokasi nadi
karotis)
• Tekan dan raba dengan hati-hati nadi
karotis selama 10 detik, dan perhatikan
tanda-tanda sirkulasi (kesadaran, gerakan,
5. Menentukan Posisi Tangan Pada
Kompresi Dada
• Tehnik kompresi dada terdiri dari tekanan ritmis berseri pada
pertengahan bawah sternum (tulang dada). Cara menentukan
posisi tangan yang tepat untuk kompresi dada :
– Pertahankan posisi head tilt, telusuri batas bawah tulang iga dengan
jari tengah sampai ke ujung sternum.
– Letakkan jari telunjuk di sebelah jari tengah.
– Letakkan tumit telapak tangan di sebelah jari telunjuk.
6. Kompresi Dada
 Angkat jari telunjuk dan jari tengah
 Letakkan tumit tangan yang lain di atas tangan yang menempel di sternum.
 Kaitkan jari tangan yang di atas pada tangan yang menempel sternum, jari
tangan yang tidak menempel sternum tidak boleh menyentuh dinding
dada.
 Luruskan dan kunci kedua siku.
 Bahu penolong di atas dada korban.
 Gunakan berat badan anda untuk menekan dada sedalam 4-5 cm.
 Hitung kompresi:
– 1,2,3,4,5
– 1,2,3,4,10
– 1,2,3,4,15
– 1,2,3,4,20
– 1,2,3,4,25
– 1,2,3,4,30
• Lakukan kompresi dada 100x/menit
• Rasio kompresi dan ventilasi adalah 30 kompresi : 2 ventilasi.
• Lakukan 5 siklus atau kurang lebih 2 menit.
• Bila Automated External Defribilator/Defribilator tersedia,
evaluasi irama jantung yang ada. Selanjutnya kerjakan apa
yang di perintahkan AED.
Petujuk Kompresi Yang Benar

• Kerjakan :
– Pertahankan tangan menempel pada sternum selama
kompresi.
– Tumit telapak tangan dominan yang menempel pada dinding
dada.
– Bebaskan tekanan dada setelah setiap kompresi sehingga
darah dapat mengalir ke dada dan jantung
– Gunakan berat badan anda untuk melakukan kompresi dada.
– Tangan dominan nempel pada dinding dada.
– Jari tangan tidak boleh menempel dinding dada.
– Kecepatan kompresi 100x/menit
• Jangan Kerjakan :
• Jangan mengangkat tangan dari sternum
(tulang dada) untuk mempertahankan
posisi yang tepat.
• Jangan menghentak selama kompresi
karena dapat menimbulkan cedera.
• RJP Kualitas Tinggi/High Quality CPR :
– Kecepatan paling sedikit 100x/1’
– Kedalaman pijatan 2 inch (5 cm)
– Pengembangan dada (recoil) lengkap.
– Interupsi minimal.
– Ventilasi memadai (tidak berlebihan)
7. Bantuan Napas Dari Mulut
Ke Mulut
• Bila tidak ada pernafasan spontan,
lakukan bantuan napas dari mulut ke
mulut. Durasi tiap tiupan adalah 1 detik.
• Volume ventilasi antara 400-600ml.
• Catatan :
– Bila volume udara dihembuskan terlalu
besar, udara dapat masuk ke lambung dan
menyebabkan distensi lambung.
8. EVALUASI
• Evaluasi nadi, ‘tanda-tanda sirkulasi’ dan pernafasan
setiap 5 siklus RJP 30:2
• Jika nadi tidak teraba (bila nadi sulit di tentukan dan
tidak di dapatkan tanda-tanda sirkulasi, perlakukan
sebagai henti jantung), lanjutkan RJP 30:2
• Jika nadi teraba, periksa pernafasan.
• Jika tidak ada nafas, lakukan bantuan napas 8-
10x/menit (satu tiupan tiap 6-7 detik) dengan
hitungan satu ribu, dua ribu, tiga ribu, empat ribu,
lima ribu, enam ribu...tiup! Ulangi sampai 8-10x
tiupan/menit.
9. Pernapasan (Breathing)
• Dekatkan telinga dan pipi anda ke mulut
dan hidung korban untuk mengevaluasi
pernapasan (sampai 5-6 detik)
– Melihat pergerakan dada
– Mendengarkan suara napas
– Merasakan hembusan napas dengan pipi
Posisi Recovery Dewasa
• Posisi recovery dilakukan pada korban
tidak sadar dengan adanya nadi, napas,
dan ‘tanda-tanda sirkulasi’. Jalan napas
dapat tertutup oleh lidah, lendir,dan
muntahan pada korban tidak sadar yang
bebaring terlentang. Masalah-masalah ini
dapat di cegah bila dilakukan posisi
recovery pada korban tersebut, karena
cairan dapat mengalir keluar mulut
dengan mudah.
• Bila tidak di dapatkan tanda-tanda trauma,
tempatkan korban pada posisi recovery. Posisi
ini menjaga jalan napas tetap terbuka.
Kesimpulan

• Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat BLS)


adalah suatu tindakan penanganan yang dilakukan dengan
sesegera mungkin dan bertujuan untuk menghentikan
proses yang menuju kematian. Langkah BLS yaitu
Memeriksa respon pasien termasuk ada/tidaknya nafas
secara visual, Melakukan panggilan darurat, Circulation
(Kompresi dada dilakukan sebanyak satu siklus 30
kompresi, sekitar 18 detik), Airway (Head Tilt, Chin Lif),
Breathing ( memberikan ventilasi sebanyak 2 kali,
Kompresi jantung + nafas buatan (30 : 2)), Defribilasi
Terima Kasih

Вам также может понравиться