Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sistem
Catatan
Pengawasan
Akuntansi
Intern
Bukti
Bukti Fisik
Dokumenter
Menurut Arens dan Loebbecke (1992) terdapat
tujuh kategori macam-macam bukti audit,
yaitu :
1. Pemeriksaan Fisik
2. Konfirmasi
3. Dokumentasi
4. Observasi
5. Pertanyaan terhadap Klien
6. Ketepatan Mekanis
7. Prosedur Analitis
Sebagai seorang auditor harus bersikap
profesional dalam menilai kompetensi bukti
audit dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kemampuan pemberi bukti
2. Kepercayaan auditor terhadap bukti audit
perusahaan
3. Bukti audit yang diperoleh oleh auditor
4. Integritas manajemen
5. Kondisi keuangan klien
Compouter
Assisted Audit
Techniques Pengamatan
Inspeksi
Permintaan
Scanning
Keterangan
Prosedur
Audit
Penghitungan Konfirmasi
Pemeriksaan
Bukti Penelusuran
Pendukung
Pelaksanaan
Ulang
(reperforming)
Menurut standar auditing dokumentasi audit adalah catatan utama
tentang prosedur audit yang diterapkan, bukti yang diperoleh, dan
kesimpulan yang dihasilkan auditor dalam melaksanakan penugasan.
Tujuan dokumentasi audit adalah secara keseluruahan Untuk
membantu auditor dalm memberikan kepastian yang layak bahwa
audit yang memadai telah dilaksanakan sesuai dengan standar audit.
Secara sepesifik dokumentasi audit merupakan (messier, Glover, dan
prawitt):
1. Dasar bagi perencanaan audit berikutnya
2. Catatan mengenai bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian
3. Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
4. Dasar bagi penelaahan oleh supervison dan partner
Istilah dan definisi Contoh Prosedur Audit Jenis-jenis Bukti
Memeriksa (Studi yang Memeriksa sampel Dokumentasi
cukup terinci mengenai faktur penjualan untuk
dokumenatau catatan menetapkan apakah
untuk menetapkan barang atau jasa yang
bukti- bukti khusus diterima cukup wajar
mengenai dokumen dan contoh dari jenis
tersebut yang biasa digunakan
dalam bidang usaha
klien
Menurut(pemeriksaan Mengurut( buku harian) prosedur analisis
yang tidak begitu terinci jurnal penjualan, sambal
atas dokumen atau mencari transaksi-
catatan untuk transaksi besar dantidak
memutuskan apakah ada umum
sesuatu yang tidak
umum yang mewajibkan
diadakannya
penyelidikan lebih
Pengertian Materialitas
Materialitas meerupakan pertimbangan utama dalam menentukan
laporan audit yang tepat untuk diterbitkan. Financial Accounting
Standar Board (FASB) mendefinisikan materialitas yaitu besarnya
nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat
dari keadaan yang melingkupinya dapat mengakibatkan perubahan
atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang peletakkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut, Karena adanya
penghilangan atau salah saji tersebut.
Pentingnya konsep materialitas
Dari definisi materialitas diatas mengharuskan auditor
mempertimbangkan yaitu: 1). Keadaan yang berkaitan dengan entitas
dan 2). Kebutuhan informasi pihak yang meletakkan kepercayaan
atas laparan keuangan audit.
Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa jumlah-jumlah
yang disajikan dalam laporan keuangan beserta
pengungkapannya telah dicatat, diringkas, digolongkan dan
dikomilasi.
Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa iya telah
mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar
memadai untuk memberikan penddapat atas laporan keuangan
auditan.
Auditor dapat memberikan keyakinan dalam bentuk pendapat
atau memberikan informasi dalam hal terdapat pengecualian
bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara
wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan
ketidak beresan.
SAS 107 (AU 312) mengharuskan auditor memutuskan jumlah salah
saji gabungan dalam laporan keuangan, yang akan mereka anggap
material pada awal audit ketika sedang mengembangkan strategi
audit secara keseluruhan. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam
melakukan pertimbangan awal tentang materialitas pada setiap
tingkat dijelaskan berikut ini :