Вы находитесь на странице: 1из 24

Hipermetropia ODS Pada

Laki-laki Usia 17 Tahun


Skenario 3

Laki-laki berusia 17 tahun datang ke poli umum dengan keluhan


penglihatan jarak dekat makin lama makin kabur dan perlu
memicingkan mata agar dapat melihat dengan jelas atau
memajukan badan

RM Hipotesis

Laki-laki usia 17 tahun Laki-laki usia 17 tahun


mengeluh penglihatan dekat menderita kelainan refraksi
kabur. Hipermetropi.
Penatalaksanaan Prognosis Anamnesis,
dan Pemerikasaan fisik
pencegahan dan pemeriksaan
penunjang

Etiologi
DD RM epidemologi

patofisiologi
Komplikasi
Manifestasi
klinik
Anamnesis
 Pasien seorang laki-laki
 Usia 17 tahun
 Pasien mengeluhkan bahwa penglihatan jarak dekatnya makin lama makin buram
PF

 Visus okuli dekstra : 6/40 dipinhole menjadi 6/10, dan dengan koreksi +3.50 : 6/6
 Visus okuli sinistra : 6/40 dipinhole menjadi 6/10, dan dengan koreksi +1.50 : 6/6
 Segmen anterior : palpebral dan bulu mata ODS dalam batas normal
 Kornea : Jernih
 Lensa ODS : Jernih
 Tonometri ODS : 17 mmHg
 Funduskopi : dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik&Penunjang
Pemeriksaan dapat dilakukan :
1  Visus penglihatan jarak jauh 3
( Snelen chart ) jarak 6
meter dengan 20/20
 Kemudian di Pinhole untuk
mengetahui beberapa baris
kebawah yang bisa dibaca
oleh penderita
( lakukan pada kedua mata
kanan dan kiri )
 Dapat lakukan pemeriksaan 4
segmen anterior ( melihat
2 palpebra , kongjungtiva , iris
, COA, pupil , lensa )
 Pemriksan segmen posterior :
Funduskopi
 Tonometri ( Tekanan Bola
mata )
Normal = 10-21mhg
Tes refraksi dan retinoskopi, Prosedur yang dilakukan meliputi :

Autorefraction

Subjective refraction

Static retinoscopy
WD & DD

Hipermetropia ODS Miopia ODS Astigmatisma ODS


Bayangan yang masuk Bayangan yang masuk Bayangan yang masuk
melalui media refraksi melalui media refraksi melalui media refraksi
dibiaskan di belakang dibiaskan di depan dibiaskan lebih dari satu
Patofisiologi retina. retina. titik di retina.

Penglihatan dekat dan Buram jika melihat jauh, Penglihatan buram,


jauh kabur, sakit kepala, sakit kepal disertai menengok untuk lebih
silau, dan kadang rasa juling, dan celah jelas, dan membaca lebih
Gejala klinis juling atau diplopia. kelopak mata sempit. dekat.
Klasifikasi Hipermetropia

 Hipermetropia sederhana
 Hipermetropia patologik
A. Hipermetropia index: akibat sklerosis korteks yang didapat
B. Hipermetropia posisional : akibat subluksasi posterior lensa
C. Afakia kongenital atau pun didapat
D. Hipermetropia konsekutif : akibat koreksi miopia yang
berlebihan secara bedah
 Hipermetropia fungsional: diakibatkan oleh paralisis akomodasi.
Hal ini dapat ditemukan pada pasien dengan paralisis nervus III
dan oftalmoflegia internal.
Klasifikasi

Berdasarkan derajat kelainan refraksi


 Hipermetropia rendah (< + 2 D)
 Hipermetropia sedang (+ 2.25 D hingga + 5 D)
 Hipermtropia tinggi (> + 5 D)
Klasifikasi bdsrkan akomodasi

 Hipermetropia total
 Hipermetropia laten, tinggi pada anak-anak
 Hipermetropia manifes
1. Hipermetropia fakultatif, merupakan bagian yang dapat dikoreksi dengan
usaha akomodasi pasien
2. Hipermetropia absolut, merupakan sisa hipermetropia manifes yang tidak
dapat dikoreksi dengan usaha akomodasi pasien
MIOPI
Keluhan : Penglihatan jauh
Panjang bola mata kabur, sakit kepala . Sering
terlalu panjang atau disertai dengan mata juling,
kekuatan pembiasaan dan celah kelopak mata yang
media refraksi terlalu sempit. Orang miopia akan
kuat . Sehingga titik sering memicingkan mata
focus terletak di untuk medptkan efek
depan retina. pinholle

Astigmatism

GEJALA :
• Penglihatan buram
• Menengok untuk lebih BENTUK ASTIGMAT :
jelas / memiringkan • Astigmat reguler
kepala • Astigmat iregular
• Membaca lebih dekat
JENIS KELAINAN REFRAKSI

HIPERMETROPI

Epidemiologi
•Sekitar 20 % orang
ETIOLOGI : antara usia 20 -30 tahun
1. Sumbu utama bola mata Gejala: memiliki kelainan bias
yang terlalu pendek • Penurunan Visus melebih +1D.
2. Daya pembiasan bola • Asthenopia •lebih umum dijumpai
mata yang terlalu lemah • 3 dioptri / lebih atau pada
3. Kelengkungan kornea
dan lensa tidak adekuat
pada usia tua ps •Ketika lahir, rata-rata
4. Perubahan posisi lensa mengeluh penglihatan anak memiliki
5. afakia kabur hipermetropia +2D.
• Sakit kepala frontal
•Populasi Afro-Karibia
• Eyestrain
• Sensitive thd cahaya lebih banyak daripada
• Spasme akomodasi asia timur
Patofisiologi
Terapi

 Kacamata
 Lensa Kontak
 Laser-Assisted In Situ Keratomileusis (LASIK)
Resep Kacamata

 Trial and Error


 Best Corrected Visual Acuity (BCVA): D/+ 1st Th/+Co/
 Miopia : Sferis minus terkecil
 Hipermetropi : Sferis positif terbesar
 Astigmatisme : Lensa Silindris atau Sferosilindris
 Presbiopi : Lensa Bifokal
 Hubungan lensa adisi dengan umur (tidak pasti): 40-45 S+1.00 D
45-50 S+1.50 D
50-55 S+2.00 D
55-60 S+2.50 D
>60 S+3.00 D
Pencegahan
 Membaca di ruangan yang cukup terang.
 Jangan membaca sambil tiduran
 Aturlah jarak baca yang tepat (> 30 cm).
 Berolahraga agar otot-otot mata menjadi kuat.
 Makan makanan yang bermanfaat bagi mata, seperti vitamin A,
beta karotin, dan sebagainya.
 Istirahatkan mata setiap 30-60 menit setelahmenonton TV,
komputer atau setelah membaca.
Komplikasi

 Rekuren styes, blepharitis , kalazion


 Strabismus konvergen akomodasi
 Ambliopia
 Glaukoma sudut tertutup

Prognosis
Prognosis tergantung onset kelainan, waktu pemberian
peengobatan, pengobatan yang diberikan dan penyakit
penyerta.
Kesimpulan

Hipermetropia terjadi jika kekuatan yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan
kekuatan pembiasan kornea dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak di
belakang retina. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan panjang sumbu bola
mata (hipermetropia aksial), lebih datarnya kurvatura kornea lensa atau keduanya
(hipermetropia kurvatur), penurunan index refraksi lensa ((hipermetropia index),
letak lensa kristalina yang lebih posterior (hipermetropia index) atau pun akibat
tidak adanya lensa.
Terima
Kasih

Вам также может понравиться