Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dengan Asthma
NNN
Pengertian
Asthma: penyakit jalan napas reversible,
berulang yang dicirikan oleh reaksi jalan napas
yang meningkat terhadap berbagai rangsang
yang mengakibatkan penyempitan jalan
napas.
Status asthmatikus: eksaserbasi asthma akut
yang dicirikan oleh obstruksi jalan napas berat
yang tidak membaik setelah pemberian dosis
maksimal terapi konvensional setelah 24 jam.
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Debu serangga
Bulu binatang peliharaan
Tepung sari
Jamur
Asap
Polusi udara
Zat tambahan makanan (bisulfat)
Makanan
Udara dingin atau panas
Aspirin
Beta blocker
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Debu serangga
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Bulu binatang peliharaan
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Tepung sari
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Jamur
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Asap
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Polusi udara
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Zat tambahan makanan (bisulfat)
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Makanan
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Udara dingin atau
panas
Penyebab
2. Faktor intrinsik: bila serangan tidak
berkaitan langsung dengan agen tertentu
Infeksi saluran pernapasan
Stress
Latihan
Refluks esophagitis
Aspirasi
Penyebab
Latihan
Penyebab
Aspirasi
Patofisiologi
1. Proses dipicu oleh agen
ekstrinsik (seperti: inhalasi zat
allergen) atau agen intrinsik
(seperti: stress)
2. Agen ekstrinsik menyebabkan
pelepasan IgE; IgE merangsang
mast sel dalam submukosa
paru untuk melepaskan
histamine dan zat anaphilaksis
reaksi lambat (SRS-A); agen
instrinsik mempunyai dampak
pada keseimbangan antara
cabang system saraf otonom:
simpatetis dan parasimpatetis.
Penyebab
1. Faktor ekstrinsik:
Aspirin
Beta blocker
Patofisiologi
1. Histamine menyebabkan
pembengkakan dan
peradangan otot polos
bronchi besar dan
pembengkakan membrane
mukosa.
2. SRS-A menyebabkan
pembengkakan otot polos
bronchi kecil dan
melepaskan prostaglandin
yang memperkuat efek
histamine.
Patofisiologi
5. Histamine menyebabkan sekresi
mucus berlebihan, dimana
menyempitkan lumen jalan
napas; takipnea meningkatkan
kehilangan air insensible lewat
saluran napas, menyebabkan
mucus kental dan liat.
6. Penyempitan jalan napas
terbesar terjadi selama ekspirasi;
kerja napas meningkat dan
terjadi keletihan, merusak
ventilasi; udara terperangkap
menyebabkan hiperinflasi alveoli.
7. Mukus berlebihan pada jalan
napas kecil menyebabkan
mismatching ventilasi/perfusi dan
shunt.
Patofisiologi
8. Kegagalan napas akut
dengan hipoksemia dan
asidosis respiratori
kadang terjadi jika
serangan tidak pulih
secara perlahan.
9. Tekanan intrathoraks
meningkat, darah vena
ke ventrikel kanan
menurun, curah jantung
menurun, dan henti
jantung paru mungkin
terjadi.
Klasifikasi asthma
2. Data Obyektif:
Takikardia
Takipnea
Batuk dengan produksi sputum kental
Penggunaan otot-otot aksesorius
Retraksi interkostal
Ekspirasi memanjang
Diaphoresis
Indikasi klinik dehidrasi: turgor kulit jelek, membrane
mukosa kering, berat jenis urine meningkat.
Auskultasi: rhonkhi, wheezing
Pulsus paradoksus pada tahap kritis
Pengkajian Keperawatan
3. Data diagnostik:
Leukosit meningkat
Eosinophil dan hematokrit meningkat
AGD: lihat table
Sputum: viskositas meningkat, strain eosinophil
meningkat mengindikasikan reaksi alergi.
Tes fungsi paru: kapasitas vital dan volume tidal
menurun, residual volume meningkat, FEV1 dan
FEV3 menyempit dengan perbaikan setelah
pemberian bronchodilator
EKG: sinus takikardia
X-ray dada: paru hiperinflasi atau normal
dengan diafragma melandai.
Pengkajian Keperawatan
3. Data diagnostik:
X-ray dada: paru hiperinflasi atau normal
dengan diafragma melandai.
Tabel. Analisa gas darah arteri
Tahap PaO2 PaCO2 pH Gangguan asam
basa
I Normal Alkalosis
↓ ↑ respirasi
II Alkalosis respirasi
↓ ↓ ↑ dg hipoksemia
sedang
III ↓↓ Normal Normal Hipoksemia
IV Asidosis respirasi
↓↓↓ ↑ ↓ dg hipoksemia berat
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
NOC
NIC
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola pernapasan b.d.
kerusakan ekshalasi dan cemas.
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d.
akumulasi secret pada jalan napas besar
Aktivitas intoleran b.d asupan nutrisi tidak
adekuat.
Cemas b.d. serangan tidak terkontrol.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari
kebutuhan
Gangguan pola tidur
PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
NOC:
3. Optimalkan pemberian oksigen dan
kurangi konsumsi oksigen:
a. Berikan oksigen sesuai indikasi: nasal
kanul atau masker dengan SaO2 → 90%.
b. Ajarkan teknik relaksasi
c. Anjurkan istirahat setelah beraktivitas
atau setelah makan
Perencanaan:
NOC:
4. Berikan rehidrasi
yang adekuat: cairan
per-oral tanpa kafein,
cairan IV D5NS
5. Monitor terhadap
komplikasi:
pneumonia, gagal
napas akut,
hipovolemia.
Referensi