Вы находитесь на странице: 1из 10

Ketika Si Miskin Tidak Memiliki Hak

yang Sama di Negeri Ini


Pasal 28 J ayat (2) UUD 1945
“Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap
orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan Undang-Undang (UU) dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang
lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis”.
Sudah tidak asing lagi bagi
kita semua jikalau
mendengar perbedaan
antara sikaya dengan
simiskin

Hampir diseluruh negara


memiliki perbedaan kelas
didalam kelompok
masyarakat yang
membedakan masing-
masing kelompok satu sama
lain.
Apakah manusia yang terlahir miskin itu
tidak memiliki kedudukan yang sama di
negara ini?
Kasus si Miskin VS si Kaya
M. Yusuf ( Narapidana )
"Telah terjadi pelanggaran HAM dengan cara
melakukan pembiaran atas sakit yang diderita oleh M Yusuf
dimana sudah seharusnya atas dasar pertimbangan medik
almarhum diberikan perlakuan yang bersifat khusus," kata
Wakil Ketua Komnas HAM

Namun, informasi mengenai penyakit serius yang


diderita Yusuf tidak dijadikan pertimbangan oleh penyidik
Kepolisian, dan pihak kejaksaan, serta pengadilan.
Permohonan penangguhan penahanan pun tidak diberikan.
Hariansyah mengatakan, Yusuf hanya diberi kesempatan
untuk konsumsi obat dari keluarga sesuai resep dokter.
Kurang diperhatikannya penyakit Yusuf, secara sengaja atau
tidak, kata Hatiansyah, telah menyebabkan penurunan
kondisi kesehatan Yusuf hingga berujung pada
kematiannya.

"Berdasarkan fakta bahwa tidak ada sikap dari pihak-pihak


tersebut yang berupaya memfasilitasi Yusuf untuk
melakukan kontrol rutin ke RS atau dokter terkait,
mengingat penyakit yang diderita oleh Yusuf adalah
penyakit yang perlu mendapatkan perawatan intensif
berupa medical check up rutin," tutur Hairansyah.
Setya Novyanto
• Setya Novanto diduga berpura-pura sakit saat dirawat di
Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Upaya itu diduga
dilakukan untuk menghindari penyidikan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Dua orang yang diduga
merekayasa data medis Setya Novanto adalah advokat
Fredrich Yunadi dan dokter RS Medika Permata Hijau,
Bimanesh Sutarjo.
• Hal itu sebagaimana diungkapkan jaksa dalam
surat dakwaan terhadap Bimanesh yang
dibacakan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis
(8/3/2018). Menurut jaksa, saat dirawat di rumah
sakit, Novanto didiagnosa mengalami luka akibat
kecelakaan. Diagnosa tersebut diduga rekayasa,
karena sudah ditentukan sejak awal. Bahkan, saat
Novanto masih berada di Gedung DPR RI.
Menurut Jaksa, Setya Novanto yang Minta
Dokter Pasang Perban di Kepalanya Saat
berada di rumah sakit, menurut jaksa, dokter
Bimanesh memerintahkan perawat bernama
Indri Astuti untuk berpura-pura memasang
infus terhadap Novanto. "Terdakwa meminta
agar infus sekadar ditempel saja," ujar jaksa
Moch Takdir Suhan. Meski demikian, menurut
jaksa, Indri tetap melakukan pemasangan
infus. Namun, Indri menggunakan jarum kecil
berukuran 24 yang biasa digunakan untuk
pasien anak-anak

Вам также может понравиться