Вы находитесь на странице: 1из 49

DARAH LENGKAP

HEMOGLOBIN

DESKRIPSI

Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat


transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Hb tersusun dari
globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit
beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen
merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen. Hemoglobin
yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri) berwarna merah terang
sedangkan hemoglobin yang kehilangan oksigen (dalam vena) berwarna
merah tua. Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen. Kapasitas
angkut ini berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah sel darah merah.

Nilai normal : Pria : 13 - 18 g/dL


Hasil : 15,9 g/dL (Normal) SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
Wanita: 12 - 16
g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L
IMPLIKASI KLINIS

 Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama


anemia karena kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme,
perdarahan, peningkatan asupan cairan dan kehamilan.
 Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi
(polisitemia, luka bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal
jantung kongestif dan pada orang yang hidup di daerah
dataran tinggi.
 Konsentrasi Hb berfl uktuasi pada pasien yang mengalami
perdarahan dan luka bakar.
 Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai tingkat
keparahan anemia, respons terhadap terapi anemia, atau
perkembangan penyakit yang berhubungan dengan anemia.
FAKTOR PENGGANGGU

 Orang yang tinggal di dataran tinggi mengalami peningkatan


nilai Hb demikian juga Hct dan sel darah merah.
 Asupan cairan yang berlebihan menyebabkan penurunan Hb
 Umumnya nilai Hb pada bayi lebih tinggi (sebelum
eritropoesis mulai aktif)
 Nilai Hb umumnya menurun pada kehamilan sebagai akibat
peningkatan volume plasma
 Ada banyak obat yang dapat menyebabkan penurunan Hb.
Obat yang dapat meningkatkan Hb termasuk gentamisin dan
metildopa
 Olahraga ekstrim menyebabkan peningkatan Hb
HAL YANG HARUS DIWASPADAI

1. Implikasi klinik akibat kombinasi dari


penurunan Hb, Hct dan sel darah merah.
Kondisi gangguan produksi eritrosit dapat
menyebabkan penurunan nilai ketiganya.
2. Nilai Hb <5,0g/dL adalah kondisi yang dapat
memicu gagal jantung dan kematian. Nilai
>20g/dL memicu kapiler clogging sebagai
akibat hemokonsenstrasi.
Tatalaksana
Manajemen anemia bertujuan untuk mengatasi penyebab
rendahnya nilai hemoglobin. Dalam situasi terjadi penurunan darah
yang akut, transfusi merupakan terapi pilihan. Dalam situasi terjadi
kekurangan atau penurunan nutrisi maka diperlukan penggantian
besi, vitamin B12 atau asam folat. Pada penurunan fungsi ginjal dan
penggunaan sitostatika, anemia biasanya terjadi karena menurunnya
produksi eritropoetin sehingga terapi yang tepat adalah pemberian
eritropoetin, namun apabila ada kendala biaya yang mahal, dapat
diganti dengan tranfusi darah. Jika anemia terjadi akibat
menurunnya produksi eritropoetin maka terapi penggantian
eritropoetin dapat mengurangi kebutuhan tranfusi.
Hasil :
Fungsi utama leukosit 3.400/mm3
adalah melawan infeksi, (Normal)

melindungi tubuh dengan


memfagosit organisme
asing dan memproduksi
atau mengangkut atau
mendistribusikan antibodi. Nilai normal :
3200 –
10.000/mm3 SI :
3,2 – 10,0 x 109/L
IMPLIKASI
KLINIK
HEMATOKRIT

Hematokrit menunjukan persentase sel


darah merah tehadap volume darah total.

Hasil : 44% (Normal)

Nilai normal: Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5


Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45
IMPLIKASI KLINIK

• Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai


sebab), reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah
dan hipertiroid. Penurunan Hct sebesar 30% menunjukkan pasien
mengalami anemia sedang hingga parah.
• Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi,
kerusakan paru-paru kronik, polisitemia dan syok.
• Nilai Hct biasanya sebanding dengan jumlah sel darah merah pada
ukuran eritrosit normal, kecuali pada kasus anemia makrositik atau
mikrositik.
• Pada pasien anemia karena kekurangan besi (ukuran sel darah merah
lebih kecil), nilai Hct akan terukur lebih rendah karena sel mikrositik
terkumpul pada volume yang lebih kecil, walaupun jumlah sel darah
merah terlihat normal.
• Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai hemoglobin.
• Satu unit darah akan meningkatkan Hct 2% - 4%.
Faktor Pengganggu
• Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang
tinggi demikian juga Hb dan sel darah merahnya.
• Normalnya, Hct akan sedikit menurun pada hidremia fisiologis
pada kehamilan
• Nilai Hct normal bervariasi sesuai umur dan jender. Nilai normal
untuk bayi lebih tinggi karena bayi baru lahir memiliki banyak sel
makrositik. Nilai Hct pada wanita biasanya sedikit lebih rendah
dibandingkan laki-laki.
• Juga terdapat kecenderungan nilai Hct yang lebih rendah pada
kelompok umur lebih dari 60 tahun, terkait dengan nilai sel darah
merah yang lebih rendah pada kelompok umur ini.
• Dehidrasi parah karena berbagai sebab meningkatkan nilai Hct.
Hal Yang Harus Diwaspadai

Nilai Hct <20% dapat menyebabkan gagal


jantung dan kematian; Hct >60% terkait dengan
pembekuan darah spontan
TROMBOSIT

Deskripsi
Trombosit adalah elemen terkecil dalam pembuluh darah.
Trombosit diaktivasi setelah kontak dengan permukaan dinding
endotelia. Trombosit terbentuk dalam sumsum tulang. Masa
hidup trombosit sekitar 7,5 hari. Sebesar 2/3 dari seluruh
trombosit terdapat disirkulasi dan 1/3 nya terdapat di limfa.

Hasil : 143.000/mm3 Nilai normal : 170 – 380. 103/mm3


(Dibawah Normal)
SI : 170 – 380. 109/L
IMPLIKASI KLINIK
FAKTOR PENGGANGGU

• Jumlah platelet umumnya meningkat pada


dataran tinggi; setelah olahraga, trauma atau
dalam kondisi senang, dan dalam musim dingin
• Nilai platelet umunya menurun sebelum
menstruasi dan selama kehamilan
• Clumping platelet dapat menurunkan nilai
platelet
• Kontrasepsi oral menyebabkan sedikit
peningkatan
HAL YANG PERLU DIWASPADAI

• Pada 50% pasien yang mengalami peningkatan platelet


ditemukan keganasan
• Pada pasien yang mengalami peningkatan jumlah
platelet yang ekstrim (>1000 x 103/mm3) akibat
gangguan myeloproliferatif, lakukan penilaian penyebab
abnormalnya fungsi platelet.
• Nilai kritis: penurunan platelet hingga < 20 x 103/mm3
terkait dengan kecenderungan pendarahan spontan,
perpanjangan waktu perdarahan, peteki dan ekimosis
• Jumlah platelet > 50 x 103/mm3 tidak secara umum
terkait dengan perdarahan spontan
Gula Darah

Hasil :
Bsn 85 mg/dL (Normal)
2 Jam PP 110 mg/dL
(Normal)
LEMAN DARAH
HDL-CHOLESTEROL

DESKRIPSI

High Density Lipoprotein (HDL) merupakan kolesterol darah yang disintesis dan
disekresi dari hati dan usus. Orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal memi-liki
kadar kolesterol HDL darah antara 35-45 g/dL. Namun berbeda dengan obesitas. Obesitas
berhubungan dengan penurunan kadar kolesterol HDL darah dan peningkatan kadar
serum trigliserida.

Nilai normal : 35-45 g/dL


IMPLIKASI KLINIS
FAKTOR PENGGANGGU

 Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor peningkatan


kadar kolesterol dalam darah.
 Bertambahnya usia seseorang berhubungan dengan kenaikan
kadar kolesterol LDL karena kemampuan atau aktifitas
reseptor LDL yang berkurang
 Pada wanita menopause terjadi penurunan produksi hormon
estrogen, hal ini harus disadari oleh wanita yang memasuki
masa pre menopause karena menurunnya produksi hormon
estrogen dapat menyebabkan kadar kolesterol LDL
cenderung meningkat.
HAL YANG HARUS DIWASPADAI
Banyak orang yang mengaku tahu akan dampak buruk
merokok bagi kesehatan, namun mereka tidak mengetahui
bahwa asap rokok dapat meningkatkan kadar LDL di dalam
tubuh mereka. Zat kimia yang terkandung dalam rokok dapat
meningkatkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan
menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL) dalam tubuh
manusia. Pada orang-orang yang merokok ditemukan kadar
HDL yang rendah, artinya pembentukan kolesterol baik yang
bertugas membawa lemak dari jaringan ke hati menjadi
terganggu. Sementara kebalikannya justru terjadi pada kadar
LDL, dimana pada orang yang merokok ditemukan kadar LDL
yang tinggi, artinya lemak dari hati justru dibawa kembali ke
jaringan tubuh.
Penata laksana
• Perencanaan makan dan olahraga: Perencanaan
makan bukan hanya mengurangi jumlah asupan kalori tetapi juga mengatur
komposisi makanan.Subtitusi lemak mono-unsaturated yang lebih besar
dibandingkan poly-unsaturated secara umum menurunkan kolesterol-LDL
tanpa menurunkan kolesterol-HDL. Olahraga dapat meningkatkan kadar
kolesterol-HDL dan menurunkan kolesterol-LDL. Pada individu obes,
membatasi asupan Kalori disertai olah raga sangat bermanfaat
meningkatkan kolesterol-HDL.
• Hentikan merokok: Walaupun mekanisme belum jelas, tetapi dengan
menghentikan merokok ternyata dapat meningkatkan kadar kolesterol-HDL.
• Alkohol: Konsumsi alkohol satu dua sloki dikatakan dapat meningkatkan
kolesterol-HDL.
IMPLIKASI
KLINIK
Kolestrol
• Kolesterol merupakan derivat lipid yang tergolong steroid atau
sterol yang selalu berikatan dengan asam lemak lain dalam bentuk
ester. Kolesterol dalam tubuh berasal dari makanan (eksogen) dan
disintesis oleh tubuh (endogen). Kolesterol eksogen hanya terdapat
pada hewan seperti otak, usus, dan ginjal sedangkan kolesterol
endogen disintesis dari asetil KoA (intermediet glikolisis). Kolesterol
mempunyai fungsi utama dalam tubuh yaitu, pembentukan
membran sel, sintesis hormon hormon steroid, sintesis asam
empedu (Zulbadar Panil, 2008)
• Selain itu, sejumlah kolesterol juga dibutuhkan untuk transportasi
asam lemak dan produksi vitamin D (Center for Health Protection
(CHP), 2011).
• Kadar kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg/dl
IMPLIKASI KLINIS
• Hal ini terjadi oleh karena kondisi stress oksidatif yaitu
terjadi ketidakseimbangan antara produksi reactive oxygen
species (ROS) dengan antioksidan dalam tubuh (Amany &
Shaker, 2014).
• Penanganan hiperkolesterolemia dimulai dengan memilih
diet rendah lemak dan meningkatkan aktifitas fisik.
Berhenti merokok, menghindari alkohol, dan menurunkan
berat badan juga sangat dianjurkan (CHP, 2011).
• Selain hal-hal tersebut, meningkatkan konsumsi
antioksidan dapat menghambat atau mencegah stress
oksidatif, dan melindungi dari berbagai penyakit kronis.
Antioksidan secara alami dapat diperoleh dari makanan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Shebis, et al., 2013).
FAKTOR PENGGANGGU
• Pada manusia, keseimbangan antara masukan
kolesterol dan pengeluarannya tidak selalu
tepat, sehingga menyebabkan penimbunan
kolesterol secara bertahap di jaringan,
terutama pada endotel yang melapisi
pembuluh darah. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan aterosklerosis (Champe dkk.,
2011).
HAL YANG HARUS DIWASPADAI
• Kadar total kolesterol darah yang diinginkan
bila < 200 mg/dL, dan dinyatakan sebagai
batas tinggi (borderline high) antara 200-239
mg/dL, dan tinggi bila kadar mencapai ≥ 240
mg/dL (Boe, 2012 )
• Kadar kolesterol yang berlebih dalam tubuh
dapat membahayakan kesehatan
Tatalaksana
• Kolesterol adalah prekursor hormon-hormon steroid dan
asamasam lemak dan merupakan unsur pokok yang
penting di membran sel. Kolesterol diabsorpsi dari usus dan
dimasukkan kedalam kilomikron yang dibentuk di dalam
mukosa. Setelah kolomikron mengeluarkan trigliseridanya
di jaringan adiposa, kilomikron sisanya menyerahkan
kolesterolnya ke hati. Hati dan jaringan-jaringan lain juga
menyintensis kolesterol. Sebagian kolesterol di hati
diekskresikan di empedu, baik dalam bentuk bebas
maupun sebagai asam empedu. Sebagian kolesterol
empedu direabsorpsi dari usus. Kebanyakkan kolesterol di
hati digabungkan ke dalam VLDL dan semuannya
bersirkulasi dalam kompleks-kompleks lipoprotein (Ganong,
1995).
trigliserida
• Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang
terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh.
Dari sudut ilmu kimia, trigliserida merupakan substansi
yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus
asamlemak (Iskandar, 2008).
• Dari sudut ilmu kimia trigliserida merupakan substansi
yang terdiri dari ester gliserol dari asam lemak berantai
panjang(Baron,1991).Trigliserida merupakan lemak
netral yang masing-masing terdiri dari kombinasi
gliserol dengan tiga molekul asam lemak melekat
padanya (Sherwood, 2010). Apabila terdapat satu asam
lemak dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan
monogliserida.
Next . . .
• Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat
energi. Ketika sel membutuhkan energi, enzim
lipase dalam sel lemak akan memecah
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
serta melepasnya ke dalam pembuluh
darah.Oleh selsel yang membutuhkan,
komponenkomponen tersebut kemudian
dibakar dan menghasilkan energi,
karbondioksida (CO2), dan air (H2O)
(Nutracare, 2007)
IMPLIKASI KLINIS
• Trigliserida meningkat bila mengonsumsi bahan
makanan seperti alkohol, makanan manis, santan
dan karbohidrat secara berlebihan (Dalimartha,
2011). Journal of the American Medical
Association(JAMA) menyatakan bahwa tingginya
trigliserida dikaitkan dengan peningkatan faktor
resiko stroke iskemik tiga hingga empat kali lipat
(Freiberg et al., 2008). Hal serupa di dapatkan
dalam Annals of Neurology yang menyatakan
bahwa peningkatan kadar trigliserida
meningkatkan risiko stroke iskemik pada pria dan
wanita (Varbo, 2011).
FAKTOR PENGGANGGU
• Salah satu faktor yang berperan penting dalam
pengendalian hipertensi adalah faktor diet,
khususnya diet makanan rendah lemak. Asupan
lemak dapat digambarkan pada profil
dislipidemia meliputi kolesterol total, LDL, HDL
dan trigliserida. Dislipidemia menyebabkan
hipertensi melalui mekanisme disfungsi
endotelium yang meningkatkan produksi
pelepasan, dan pengakitifan nitrit oksida
sehingga menyebabkan perubahan struktur
pembesaran arteri mengikuti proses
aterosklerosis.
HAL YANG HARUS DIWASPADAI
• Trigliserida berfungsi sebagai sumber dan cadangan energi utama
dalam tubuh dan disimpan dalam jaringan adiposa (Idapola, 2009).

• Kadar trigliserida 108-149 mg/dl menunjukkan OR 1,54 (95% CI 0,95


– 2,48), kadar 150-199 mg/dl memperlihatkan OR 2,04 (95% CI 1,06
– 3,93) dan kadar ≥ 200 menunjukkan OR 2,1 (95% CI 1,02 – 4,30)
dibandingkan dengan kadar normal (<108 mg/dl).
• Kadar trigliserida 108 mg/dl merupakan cut offbaru untuk
menentukan hipertensi tidak terkendali pada wanita paska
menopause. Kadar trigliserida dapat dimanfaatkan sebagai faktor
prognosis bagi penderita hipertensi untuk pemantauan peningkatan
tekanan darah.
Tatalaksana
• Kadar trigliserida yang tinggi dikaitkan dengan
peningkatan resiko penyakit vaskular. Orang dengan
kadar trigliserida tinggi seringkali memiliki kadar
kolesterol LDL tinggi dan kolesterol HDL rendah.
Peningkatan kadar trigliserida juga membuat kolesterol
LDL bersifat toksik pada dinding arteri dan mengurangi
efek menguntungkan HDL (Bull, 2007). Orang yang
mengalami kelebihan berat badan atau obesitas,
seringkali juga mempunyai kadar trigliserida yang
melewati batas normal. Kondisi-kondisi tersebut akan
meningkatkan resiko untuk menderita penyakit jantung
atau stroke (Ginsberg, 2008).
LFT (LIVER FUNCTION TEST)
PENGERTIAN
Pemeriksaan fungsi hati / liver function
test(LFT) Tes fungsi hati adalah tes yang
menggambarkan kemampuan hati untuk
mensintesa protein (albumin, globulin, faktor
koagulasi) dan memetabolisme zat yang
terdapat di dalam darah.
Aspartat Aminotransferase (AST) / SGOT

AST adalah enzim yang memiliki aktivitas


metabolisme yang tinggi, ditemukan di jantung, hati, otot
rangka, ginjal, otak, limfa, pankreas dan paru-paru. Penyakit
yang menyebabkan perubahan, kerusakan atau kematian sel
pada jaringan tersebut akan mengakibatkan terlepasnya
enzim ini ke sirkulasi.

Nilai normal : 5 – 35 U/L


IMPLIKASI KLINIK
• Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI, penyakit hati,
pankreatitis akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal
akut, luka bakar parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya:
isoniazid, eritromisin, kontrasepsi oral
• Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien asidosis dengan
diabetes mellitus.
• Obat-obat yang meningkatkan serum transaminase :
– Asetominofen
– Co-amoksiklav
– HMG CoA reductase inhibitors
– INH
– Antiinflamasi nonsteroid
– Fenitoin
– Valproat
Kondisi yang dapat meningkatkan SGOT

• Peningkatan tinggi (> 5 kali nilai normal) : kerusakan


hepatoseluler akut, infark miokard, kolaps sirkulasi,
pankreatitis akut, mononukleosis infeksiosa.
• Peningkatan sedang (3-5 kali nilai normal) : obstruksi
saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung
kongestif, tumor hati (metastasis atau primer),
distrophia muscularis.
• Peningkatan ringan (sampai 3 kali normal) :
perikarditis, sirosis, infark paru, delirium trem eus,
cerebrovascular accident (CVA).
Alanin Aminotransferase (ALT) / SGPT
Konsentrasi enzim ALT yang tinggi terdapat pada
hati. ALT juga terdapat pada jantung, otot dan ginjal.
ALT lebih banyak terdapat dalam hati dibandingkan
jaringan otot jantung dan lebih spesifik menunjukkan
fungsi hati daripada AST. ALT berguna untuk diagnosa
penyakit hati dan memantau lamanya pengobatan
penyakit hepatik, sirosis postneurotik dan efek
hepatotoksik obat.

Nilai normal : 5-35 U/L


IMPLIKASI KLINIK
• Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada
penyakit hepatoseluler, sirosisaktif, obstruksi
bilier dan hepatitis.
• Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT.
• Nilai peningkatan yang signifi kan adalah dua
kali lipat dari nilai normal.
• Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas,
preeklamsi berat, acute lymphoblastic
leukemia (ALL)
Kondisi yang meningkatkan SGPT
• Peningkatan SGOT/SGPT > 20 kali normal :
hepatitis viral akut, nekrosis hati (toksisitas obat
atau kimia).
• Peningkatan 3-10 kali normal : infeksi
mononuklear, hepatitis kronis aktif, sumbatan
empedu ekstra hepatik, sindrom Reye, dan infark
miokard (SGOT>SGPT).
• Peningkatan 1-3 kali normal : pankreatitis,
perlemakan hati, sirosis Laennec, sirosis biliaris.
RFT (RENAL FUNCTION TEST)
PENGERTIAN
Banyak kerusakan dapat berpengaruh pada
kemampuan ginjal kita dalam melakukan tugasnya. Beberapa
dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara cepat
(akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih
lamban (kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan
ampas yang toksik (racun) dalam darah.
Adalah sulit mengukur kerusakan ini secara langsung.
Oleh karena itu, dibentuk beberapa tes laboratorium yang
memberi gambaran mengenai kesehatan ginjal. Tes ini disebut
sebagai tes fungsi ginjal atau faal ginjal, dan dapat membantu
menentukan penyebab dan tingkat masalah ginjal. Tes
dilakukan pada contoh air seni dan darah.
URIC ACID (Asam Urat)
Asam urat terbentuk dari
penguraian asam nukleat.
Konsentrasi urat dalam serum
meningkat bila terdapat kelebihan
produksi atau destruksi sel (contoh:
psoriasis, leukemia) atau
ketidakmampuan mengekskresi urat
melalui ginjal.

Nilai normal : Pria ; ≥ 15 tahun : 3,6-8,5mg/dL SI unit :214-506 μmol/L


Wanita ;> 18 tahun : 2,3 – 6,6 mg/dL SI unit : 137 – 393 μmol/L
IMPLIKASI KLINIK
• Hiperurisemia dapat terjadi pada leukemia, limfoma,
syok, kemoterapi, metabolit asidosis dan kegagalan
fungsi ginjal yang signifi kan akibat penurunan ekskresi
atau peningkatan produksi asam urat.
• Nilai asam urat di bawah nilai normal tidak bermakna
secara klinik.
• Obat yang dapat meningkatkan kadar urat darah
meliputi: tiazid, salisilat (< 2 g/hari), etambutol, niasin
dan siklosporin.
• Obat yang dapat menurunkan kadar urat darah
meliputi: allopurinol, probenesid, sulfinpirazon dan
salisilat (> 3 g/hari).
PERAWATAN PASIEN
Interpretasikan hasil pemeriksaan dan monitor
fungsi ginjal, tanda gout atau gejala leukemia.
Kadar asam urat seharusnya turun pada pasien
yang diterapi dengan obat yang bersifat
uricosuric seperti allopurinol, probenesid, dan
sulfinpirazon.

Вам также может понравиться