Вы находитесь на странице: 1из 29

PERANCANGAN

JARINGAN DISTRIBUSI
TEGANGAN RENDAH
1. PERANCANGAN JARINGAN
SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH
Ruang lingkup bahasan ini adalah jaringan sistem distribusi tegangan rendah
mulai dari gardu distribusi sampai dengan tiang / panel distribusi.

1.1. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang jaringan sitem distribusi


tegangan rendah adalah :
1.1.1. Karakteristik daerah pelayanan.
1.1.2. Perkiraan beban maksimum.
1.1.3. Pemilihan jenis hanaran dan konstruksi jaringan.
1.1.4. Perhitungan susut tegangan.
1.1.5. Penyediaan pemakaian peta geografis.
1.1.6. Survai lapangan.
1.1.7. Pemilihan jenis tiang / panel distribusi dan titik lokasinya.
1.1.8. Pembuatan peta rencana.
1.1.9. Perhitungan kebutuhan material.
1.1.10. Rencana anggaran biaya.
Lanjutan 1.1.10.

1.2.. Karakteristik daerah pelayanan.


1.2.1. Perlu diperhatikan karakteristik daerah pelayanan.
 Homogen dari satu jenis pemakai (perumahan, pertokoan,
industri).
 Heterogen campuran pemakai.
1.2.2. Perlu dipertimbangkan apakah direncanakan konstruksi saluran
udara, saluran kabel atau kombinasi keduanya.
1.2.3. Perlu diperhatikan klasifikasi pemakai dilihat dari tingkat
sosialnya (daerah real estate, daerah pemakai mewah, pemakai
menengah, pemakai biasa).
1.2.4. Rencana pemerintah daerah tentang rencana tata ruang atau
faktor para pengembang / developer..
Lanjutan 1.2.4.

1.3. Perkiraan beban tersambung dapat dilakukan dengan cara :


1.3.1. Data daya tersambung.
 Rencana pemakaian listrik dari para developer/
pengembang / calon pelanggan.
 Rata-rata pemakai / sambungan pelayanan per tiang,
dihitung berdasarkan statistik pemakaian listrik /
sambungan pelayanan per daerah.
contoh :
– Listrik desa :0,5 sambungan / tiang
– Perkotaan :2,5 sambungan / tiang
– Pertokoan :6 sambungan / panel distribusi
 Rata-rata pemakaian daya
– Listrik desa :450 – 900 VA / sambungan
– Perkotaan :2200 – 3500 VA / sambungan.
– Pertokoan :2200 – 4400 VA / sambungan.
 Rata-rata pemakaian daya per luas rumah :
– 25 VA / m2, 20 VA / m2, 15 VA / m2, 10 VA / m2, 7,5 VA / m2.
Lanjutan 1.2.4.

1.4. Perhitungan beban puncak.


Perkiraan beban puncak memakai konsep pemakaian listrik pada suatu
daerah tidaklah terjadi pada saat yang bersamaan (coincidence factor)
Angka faktor kebersamaan berbeda-beda sesuai dengan jumlah
pemakai / jumlah sambungan pelayanan.
Faktor kebersamaan = fk

JENIS DAERAH JUMLAH


NO fk
PELAYANAN SAMBUNGAN
I Daerah perumahan 2-4 1
mewah 5–8 0,9
10 – 20 0,8
21 – 40 0,7
 40 0,6
Lanjutan 1.4.

JENIS DAERAH JUMLAH


NO fk
PELAYANAN SAMBUNGAN
II Daerah heterogen 2-4 1
(perumahan, bisnis) 5–8 0,9
10 – 20 0,8
21 – 40 0,6
 40 0,4
III Daerah perumahan 2-4 1
sedang / campuran 5–8 0,8
rumah biasa
10 – 20 0,6 – 0,7
21 – 40 0,5
 40 0,4
Lanjutan 1.4.

JENIS DAERAH JUMLAH


NO fk
PELAYANAN SAMBUNGAN
IV Daerah perumahan biasa 2-4 1
/ sederhana 5–8 1
10 – 20 1
21 – 40 1
 40 0,9
V Daerah pertokoan Rata-rata 0,9
VI Daerah industri Sesuai
pemakaian
daya
tersambung
Rata-rata 0,8
Lanjutan 1.4.

Contoh :
a. Gardu distribusi dengan 4 penyulang, masing-masing penyulang total
panjang jalur.
 Jalur 1000 meter dengan rata-rata gawang 40 meter, melayani
daerah perumahan sedang / campuran.
 Rata-rata sambungan per tiang 2,5 sambungan.
total = (1000/40 + 1) X 2,5 ≈ 2,5 sambungan.
 Rata-rata daya tersambung
total 65 x 1,3 kVA ≈ 84,5 kVA.
 Rata-rata beban puncak
84,5 x 0,4 = 35 kVA
 Untuk 4 penyulang total beban puncak
(4 x 35) x 0,8 = 115,2 kVA
 Jadi pada gardu cukup memakai transformer 150 kVA
Lanjutan 1.4.

Contoh :
b. Real estate luas 2,5 km2.
 Daerah perumahan mewah.
 Perkiraan kebutuhan daya listrik
– Luas daerah pelayanan 2,5 km2
– Luas sarana umum (taman, jalan raya)
40 % x 2,5 km2 = 1 km2
– Luas daerah pemukiman
60 % x 2,5 km2 = 1,5 km2
– Jumlah sambungan (per kaveling 500 m2)
1,5 km2/500 m2 = 3000 rumah.
– Rata-rata daya tersambung 3500 VA
total daya = 300 x 3500 VA = 1050 kVA
– Rata-rata luas daerah pelayanan gardu 0,5 km2
jumlah gardu = 2,5 km/0,5 km = 5 gardu
– Rata-rata daya tersambung per gardu
1050/5 ≈ 250 kVA atau 3000/5 = 600 rumah / gardu
– Perkiraan beban puncak per gardu
0,6 x 0,8 x 250 kVA ≈120 kVA.
Lanjutan 1.4.

1.5. Pemilihan jenis hantaran.


1.5.1. Jenis hantaran dapat di pilih antara
– Saluran udara, biasanya daerah pelayanan umum.
– Saluran kabel tanah, biasanya daerah real estate,
perumahan mewah atau daerah pertokoan atau mall /
block pertokoan.
1.5.2. Untuk saluran udara umumnya memakai :
– Penghantar tak berisolasi /berisolasi
ukuran 16 mm2, 25 mm2, 35 mm2, 50 mm2, 70 mm2
Pada saat sekarang pemakaian penghantar pilin (twisted cable)
sangat banyak dipakai baik untuk perumahan sedang /
sederhana atau daerah pelayanan publik.
1.5.3. Untuk saluran kabel tanah memakai kabel dengan perisai baja,
contoh : NYFGBY
Lanjutan 1.5.3.

1.6. Perhitungan susut tegangan


1.6.1. Umumnya untuk mempercepat perhitungan, biasanya dipakai
metode moment listrik yang telah dijelaskan pada teori listrik
terapan.
1.6.2. Batas susut tegangan ditentukan oleh kebijaksanaan
perusahaan.
contoh : pada titik alat meter pelanggan
susut tegangan a). + 5 % s/d – 10 %.
b). ± 5 %.
c). 2,5 % - 6 %.
1.6.3. Penentuan batas susut tegangan dan besarnya susut energi
menentukan besarnya luas penghantar yang dipilih.
Lanjutan 1.6.3.

1.7. Menghitung kuat tarik tiang.


1.7.1. Kondisi geografis, faktor lingkungan, faktor konstruksi,
penampang hantaran, menentukan besar kekuatan tarik tiang
harus dipilih.
1.7.2. Ada 3 tipe tiang yang harus diperhitungkan kekuatan tariknya.
– Tiang awal / tiang akhir jaringan listrik.
– Tiang tengah jaringan listrik.
– Tiang sudut jaringan tenaga listrik
1.7.3. Selanjutnya dengan melihat asp[ek konstruksi, kegunaan tiang
dipertimbangkan.
– Tiang untuk gardu transformer.
– Tiang Afspan, tiang tempat bertemu dua penghantar yang
berbeda penampangnya.
– Tiang untuk jaringan pada daerah dengan kemiringan terjal
(diatas 20)
– Tiang untuk konstruksi poletopswitch.
Lanjutan 1.7.3.

Hitungan besaran kekuatan tiang dapat dilihat pada


pembahasan mekanika terapan. Sebagai dasar agar
diperhatikan tabel kekuatan tiang ujung sebagai berikut :
Kekuatan tiang ujung
Kekuatan
tiang 800
160 200 350 500 daN
daN daN daN daN atau 2
x 500
Penghantar daN
Twisted cable

3 x 35 + N 16 X X

3 x 30 + N X

3 x 70 + N X

3 x 35 + N + 2 x 16 X

3 x 50 + N + 2 x 16 X

3 x 70 + N + 2 x 16
Lanjutan 1.7.3.

Kekuatan tiang ujung


Kekuatan
tiang 800
160 200 350 500 daN
daN daN daN daN atau 2
x 500
Penghantar daN
Bare Copper

3 x 16 X

4 x 25 X

4 x 50 X

4 x 70

4 x 25 + 2 x 16 X
4 x 50 + 2 x 16 X
4 x 70 + 2 x 16 X
Lanjutan 1.7.3.

– Pada konstruksi jaringan tegangan rendah dengan SUTM


ketentuan kekuatan tiang dipilih 1 tingkat diatas jika
saluran tegangan menengah tersebut tanpa dibebani
jaringan tegangan rendah.
– Pada daerah dengan kontur tanah / kemiringan di atas 20
dipilih kekuatan tiang satu tingkat diatas medan diatas.

1.8. Survai lapangan.


1.8.1. Survai lapangan diperlukan untuk :
– Menyesuaikan peta rencana dengan keadaan / situasi
lapangan (kemungkinan perlu direvisi)
– Menentukan titik lokasi penanaman tiang.
– Mencatat kemungkinan terdapatnya calon-calon pelanggan
dengan daya besar.
– Mengukur dan membuat peta baru jika perlu
– Mengukur kontur permukaan tanah.
Lanjutan 1.8.1.

1.8.2. Peta yang cocok dipergunakan adalah :


Peta planimetris berskala 1 : 1000
Untuk konsumsi saluran kabel tanah peta planimetris dengan
skala 1 : 500 atau 1 : 200 ( 1 cm = 5 meter atau 1 cm = 2,5
meter)
1.8.3. Survai untuk saluran kabel tanah harus ditelusuri dengan benar
rencana jalur kabel, diukur dengan teliti.
Hal yang sama pada rencana saluran kabel pada pusat-pusat
pertokoan.
1.8.4. Pada pusat-pusat pertokoan yang cukup memakai kabel twisted,
dapat dipakai saluran kabel twisted dengan jarak pole bracket
maksimum 5 meter dan jarak dari dinding tembok 10 cm.

1.9. Pembuatan rancangan jaringan.


1.9.1. Rancangan jaringan dibuat pada peta dengan :
skala 1 : 1000 untuk saluran udara
skala 1 : 200 untuk saluran kabel tanah.
Lanjutan 1.9.1.

1.9.2. Pada peta tercantum :


– Titik-titik penanaman tiang dengan jarak gawang.
– Titik-titik pemasangan panel distribusi dan jenisnya.
– Ukuran dan jenis penghantar.
– Tinggi, kekuatan tiang, nomor tiang.
– Peta lintasan kabel tanah / power cable.
– Titik pembumian.
– Peta petunjuk lokasi gardu dan daerah pelayanan.
– Nomor gardu.
– Tanda mata angin.
– Nama jalan.
Lanjutan 1.9.2.

Petunjuk lokasi
(skala 1 : 20.000)

Jalur kabel penyulang


(skala 1 : 500)
Peta jaringan
Distribusi tegangan
Rendah saluran udara
Jalur kabel penyulang
(skala 1 : 500)

Keterangan Peta
Lanjutan 1.9.2.

Contoh :

Peta lokasi
(skala 1 : 20.000)

Tanda
gambar

MANSET NAMA
GAMBAR
Lanjutan 1.9.2.

JALUR KABEL PENYULANG


SKALA 1 : 500

JALAN B

GARDU
Lanjutan 1.9.2.

PETUNJUK LOKASI
SKALA 1 : 20.000

GARDU
Lanjutan 1.9.2.

9
PN.G
9.500

8
PL.E
9.200

N
+
50
X
7

3
PL
9.200

1 2
PA PL
9.800 9.200
JALAN B

1
PA
9.800

N
+
50
X
3
3 X 70 + N

JALAN A

GARDU 3 4 5
PA.PL PL PL.E
9.500 9.200 9.200
Lanjutan 1.9.2.

TANDA GAMBAR

PA Konstruksi tiang awal kabel naik


PL Konstruksi tiang tengah
PU Konstruksi tiang ujung
E Pembumian
G Guy wire
Kabel pilin / twisted cable
Pembumian
Tiang fondasi
Tiang tengah
Ujung penghantar
Gardu Distribusi

Salah satu contoh


Lanjutan 1.9.2.

PANEL APP PANEL APP PANEL APP


TYPE 1 TYPE 1 TYPE 3

GARDU

PHB-2
PHB-1 TYPE 2
TYPE 1

NYFGBY 3X50+N
NYFGBY 3X95+N
PENYULANG - A NYFGBY 3 X 95 + N
JALAN K

PHB-1 PHB-2
TYPE 1 TYPE 2

CONTOH SALURAN KABEL


TANAH TEGANGAN RENDAH
Lanjutan 1.9.2.

1.10. Kebutuhan material.


1.10.1.Kebutuhan material tiang dan asseroris (kelengkapan) mengikuti
model-model konstruksi pada standard konstruksi
contoh (pada gambar 2)
PA : Konstruksi tiang awal dengan kabel naik
PL : Konstruksi tiang tengah.
PHB-1 type-1 : Konstruksi PHB-1 type-1

1.10.2.Kabel Utama (Kabel tanah tegangan rendah).


Diukur dengan cermat di lapangan ditambah 5 % untuk
konstruksi cadangan (“seling”)
contoh :
Kabel tanah
GARRDU
DISTRIBUSI
Tiang
awal
Lanjutan 1.10.2.

1.10.3.Kabel pilin (Twisted cable)


Diukur dengan cermat ditambah 5 % untuk andongan (sag) dan
untuk ikatan pada tiang ujung.
1.10.4.Kabel Tanah.
Diukur dengan cermat ditambah 2 %.
1.10.5.Penghantar pembumian.
Sudah termasuk pada konstruksi tiang dengan pentanahan
contoh : Konstruksi PE atau PL.E.
1.10.6.Volume galian kabel, konstruksi lintasan dihitung dengan cermat
di lapangan.
1.10.7. Jembetan kabel (kalau ada).
1.10.7. Biaya lain.

1.11. Rencana anggaran biaya (RAB)


RAB adalah rencana dalam bentuk uang, dihitung dengan cermat sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. SAMBUNGAN PELAYANAN (SERVICE
ENTRANCE)
2.1. Sambungan pelayanan adalah penghantar saluran udara atau bawah
tanah yang menghubungkan antara jaringan distribusi dan alat ukur

2.2. Jumlah sambungan pelayanan pada tiang dibatasi sebayak banyaknya 4


sambungan dan satu sambungan sebanyaknya 3 serie sambungan

2.3. Jumlah sambungan pelayanan pada panel hubung bagi distribusi dibatasi
sebanyak-banyaknya 4 sambungan tidak termasuk penghantar masuk
dan keluar.

2.4. Panjang sambungan pelayanan dibatasi maksimum 30 meter.

2.5. Jenis penghantar yang dipakai dapat berupa :


 Kabel pilin (twisted cakle) dengan isolasi VCDE
 Kabel inti satu atau inti banyak.
(lihat lampiran daftar kabel dan KHA).
Lanjutan 2.5.

2.6. Susut tegangan pada sambungan pelayanan dibatasi sesuai dengan


ketentuan perusahaan listrik (misalnya 1 %)
lihat lampiran KHA penghantar dan rentang sambungan pelayanan.

2.7. Mengenai gambar-gambar konstruksi “sambungan pelayanan”


dijelaskan pada bagian “Sistem Distribusi Tegangan Rendah”, yang
merupakan standard konstruksi di Jawa Tengah.

Вам также может понравиться