Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ribka Westinia
Yesie Veronika
Angina Pectoris ialah suatu sindrom klinis
berupa serangan nyeri dada yang khas,
yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat
di dada yang sering menjalar ke lengan kiri.
Nyeri dada tersebut biasanya timbul pada
saat melakukan aktivitas dan segera hilang
bila aktivitas dihentikan. Merupakan
kompleks gejala tanpa kelainan morfologik
permanen miokardium yang disebabkan
oleh insufisiensi relatif yang sementara di
pembuluh darah koroner.
Ateriosklerosis
Spasme arteri koroner
Anemia berat
Artritis
Aorta Insufisiensi
Mekanisme timbulnya angina pektoris
didasarkan pada ketidakadakuatan suplai
oksigen ke sel-sel miokardium yang
diakibatkan karena kekauan arteri
dan penyempitan lumen arteri koroner
(ateriosklerosis koroner). Tidak
diketahuisecara pasti apa penyebab
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak
ada faktor tunggal yang bertanggungjawab
atas perkembangan ateriosklerosis.
Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner
yang paling seringditemukan. Sewaktu beban kerja
suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan
oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehatmaka arteri
koronerberdilatasi dan megalirkan lebih banyak
darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila
arteri koroner mengalami kekakuan atau
menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan
kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik
(kekurangan suplaidarah) miokardium.
Tanda dan gejala dari angina pectoris menurut Brunner
& Suddarth, (2005) adalah :
Nyeri dada substernal atau retrosternal menjalar ke
leher, tenggorokan daerah interskapula atau lengan
kiri.
Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti
diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya
perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak
lebih dari 30 menit.
Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian
nitrogliserin.
Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang
muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
Elektrokardiogram (EKG)
Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada
saat serangan angina sering masih normal.
Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa
pasien pernah mendapat infark miokard di
masa lampau. Kadang-kadang
menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada
pasien hipertensi dan angina
Foto rontgen dada
Foto rontgen dada sering menunjukkan
bentuk jantung yang normal; pada pasien
hipertensi dapat terlihat jantung membesar
dan kadang-kadang tampak adanya
kalsifikasi arkus aorta.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu
penting dalam diagnosis angina pektoris.
Walaupun demikian untuk menyingkirkan
diagnosis infark jantung akut sering
dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT
atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat
kadarnya pada infark jantung akut sedangkan
pada angina kadarnya masih normal.
Nitrat Organik
Obat golongan nitrat merupakan lini
(pilihan)pertama dalam pengobatan angina
pectoris. Mekanisme kerja obat golongan nitrat
dimulai ketika metabolisme obat pertama kali
melepaskan ion nitrit (NO2). Di dalam sel, NO2
diubah menjadi nitrat oksida (NO) yang kemudian
mengaktivasi guanilat siklase,terjadi peningkatan
konsentrasi guanosin monofosfat siklik (cGMP)
intraseluler pada sel otot polos vaskular
sehingga terjadi relaksasi otot polos, termasuk
arteri dan vena. Nitrat organik menurunkan kerja
jantung melalui efek dilatasi pembuluh darah
sistemik.
B bloker
Memiliki mekanisme kerja mengurangi
kebutuhan oksigen jantung dengancara
mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas
miokard.
Calcium antagonist
Obat antagonis kalsium menyebabkan
melebarnya pembuluh darah
denganmenghambat masuknya ion kalsium
melewati slow channel yang terdapat pada
membran sel (sarkolema) pada otot polos
jantung, dan pembuluh darah koroner dan
perifer sehingga terjadinya relaksasi.
Antipletelet dan antikoagulan
Segi lain dari pengobatan angina adalah
pemberian antipletelet dan antikoagulan. Cairns
dkk 1985 melakukan penelitian terhadap
penderita angina tak stabil selama lebih dari 2
tahun, ternyata aspirin dapat menurunkan
mortalitas dan insidens infark miokard yang
tidak fatal pada penderita angina tidak stabil.
Pemberian heparin i.v juga efeknya sama dan
sering diberikan daripada aspirin untuk jangka
pendek dengan tujuan menstabilkan keadaan
penderita sebelum arteriografi.