Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TRAUMA KAPITIS
Presentan:
Praluki Herliawan
Egi Ardhi S
Ahda Febiyanti
Sulastri Widia A
Preseptor:
Arief Guntara, dr., SpB, FinaCS
Otak
2
1. SCALP
obanyak mengandung pembuluh darah. Jika terjadi trauma major blood loss
2. SKULL
oBase of skull is irreguler injury saat aceleration
& deceleration
3. MENINGENS
o Lapisan yang melapisi otak
o Terdiri dari 3 lapisan (dura mater, arachnoid
mater, dan pia mater)
3
ANATOMI SCALP
Scalp terdiri dari kulit dan jaringan subkutan yang menutupi neurocranium yang
terdiri dari 5 lapisan :
Aponeurosis (epicranial • lapisan yang luas, kuat, tendinous sheet yang melindungi
calvaria dan tempat melekatnya otot , yaitu : M. frontalis,
aponeurosis) M. occipitalis, M. temporoparietalis
Calvaria 4 tulang
singular
2 pasang
Cranial base tulang di
bagian lateral
Neurocranium memiliki :
Calvaria (skull cap/tutup kepala), merupakan bagian atap yang berbentuk seperti
kubah
Cranial base (basic cranium), merupakan floor dari cranium
Vomer Zygomatic
Palatine
Nasal
Lacrimal bone
CRANIAL MENINGENS
Merupakan lapisan yang menutupi dan melindungi otak dan terletak
di bagian internal cranium.
Fungsinya :
Melindungi otak
Membentuk struktur penyokong untuk arteri, vena dan venous sinuses
Mengelilingi cavity yang berisi cairan, subarachnoid spaces, yang memiliki fungsi
vital untuk otak
Meningens
Parietal Fungsi
sensorik
Lobus
Temporal Fungsi
memory
Oksipital Vision
Brainstem : midbrain, pons, medulla
Midbrain dan pons bagian atas terdapat reticular activating system
(allertness)
Medula terdapat cardiorespiration center
Cerebellum berperan dalam coordination and balance
VENTRICULAR SYSTEM
INTRACRANIAL COMPARTMENTS
Tentorium cerebelli membagi intracranial cavity supratentorial dan
infratentorial
FISIOLOGI
Tekanan Intrakranial
• Berbagai proses patologis yang mengenai
otak dapat mengakibatkan kenaikan
tekanan intrakranial
• TIK normal pada saat istirahat kira-kira 10
mmHg (136 mmH2O)
• TIK > 20 mmHg tidak normal
• TIK > 40 mmHg TIK berat.
• Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala,
semakin buruk prognosisnya.
MONRO KELLIE DOCTRINE
Konsep utama Monro-Kellie Doctrine adalah volume intrakranial
harus selalu konstan, karena rongga kranium pada dasarnya
merupakan rongga yang tidak mungkin terekspansi/rigid.
TEKANAN PERFUSI OTAK
Tekanan perfusi otak merupakan indikator yang sama penting dengan TIK. TPO
merupakan tekanan yang dibutuhkan agar darah masuk ke otak. TPO mempunyai
formula sebagai berikut:
MEKANISME BERATNYA
MORFOLOGI
CEDERA CEDERA
KLASIFIKASI
Berdasarkan mekanismenya :
a) Cedera kepala tumpul, berkaitan dengan kecelakaan mobil-
motor, jatuh atau pukulana benda tumpul
b) Cedera kepala tembus, disebabkan oleh peluru atau tusukan.
BERDASARKAN MORFOLOGI
Fraktur linier: garis fraktur tunggal pada tengkorak yang meliputi seluruh
ketebalan tulang
BATTLE’S SIGNS
FACIAL PARALYSIS
LESI INTRAKRANIAL
DIFFUSE BRAIN INJURIES
EPIDURAL HEMATOMAS
Lokasi: temporal/temporoparietal
Robeknya middle meningeal artery
akibat fraktur
Lenticular shape/biconvex
SUBDURAL HEMATOMAS
Lebih sering dibanding epidural
Hematoma
Bentuk sesuai dengan bentuk
otak
PERDARAHAN INTRAKRANIAL
INTRAVENTRICULAR INTRACEREBRAL
HEMATOME HEMATOME
EPIDURAL HEMATOMA
Pemeriksaan kepala: mungkin • Pemeriksaan Penunjang
didapati hematoma subkutan
– LCS jernih dg tekanan
Pemeriksaan neurologis: sisi
hematom pupil melebar. Pada sisi meninggi
kontralateral dari hematom, dapat – EEG normal
dijumpai tanda kerusakan traktus
piramidalis: – Rontgen kepala sering
Misal: hemiparesis, refleks tendon ditemui fraktur linier
meninggi dan refleks patologik pada sisi hematom
positif.
– hematom berupa area
avaskuler berbentuk
konveks/semilunair/
bulan sabit
11/29/2018 42
EPIDURAL HEMATOMA
Tata Laksana
Begitu diagnosa ditegakkan segera kirim ke bagian
bedah syaraf untuk tindakan operatif segera.
Komplikasi
Herniasi
Prognosis
Mortalitas hampir 100%
EPIDURAL HEMATOME
SUBDURAL HEMATOMA
Hematom yang terbentuk karena perdarahan yg terjadi antara
duramater dan arakhnoid (di dalam ruang sub arakhnoid), waktunya
lebih panjang jd msh ada wkt untuk pengobatan/operasi.
Patofisiologi
Hematom terbentuk secara perlahan-lahan bahkan
dapat lama disebabkan robeknya bridging veins
(vena) akibat trauma kepala terutama daerah
frontoparietal, yg bisa meluas ke daerah temporal
atau oksipital.
Gejala klinik timbul bila hematom cukup besar dan
telah mengadakan pendesakan thdp otak.
Bentuk Klinik • Pemeriksaan Penunjang
Hematom subdural akut (lucid interval – LCS jernih dg tekanan
1-3 hari)
meninggi mengandung
Hematom subdural subakut (lucid
interval 1-2 minggu) darah/xantochrom
Hematom subdural kronis (lucid interval – EEG abnormal, tampak
> 2 minggu)
perlambatan fokal
Diagnosa sampai difus
Mirip dengan epidural. Bedanya
perjalanan penyakitnya lebih lama,
– Rontgen kepala
dapat beberapa hari, minggu, bulan adanya pergeseran
atau lebih lama lagi. dari glandula Pincalis
– Arteriografi karotis
terlihat hematom
berupa area avaskuler
berbentuk bikonveks
antara jaringan otak
dan tulang kranium
11/29/2018 47
SUBARACHNOID HEMATOME
Subarachnoid
hematoma paling
sering ditemukan
pada cedera kepala,
perdarahan terletak
di antara
subarachnoid dan
piamater mengisi
ruang subarachnoid
PSA-t (perdarahan subarachnoid traumatika)
Melibatkan bagian kortikal yang superficial
Dapat meluas hingga fissure intrahemisferik
Pada CT scan perdarahan lebih ceppat hilang
(setelah 2 hari)
PSA-a (perdarahan subarachnoid karena rupture
aneurysma)
Perdarahan lebih lama hilang
vasospasme
PERDARAHAN SUBARAKHNOID
Perdarahan ruang subarakhnoid yg terjadi karena :
Pecahnya pembuluh darah di daerah subarakhnoid
Pecahnya pembuluh darah di luar subarakhnoid yg kemudian mengisi ruang subarakhnoid, mis :
contusio cerebri, perdarahan intraserebral.
Etiologi
Non traumatik
Spontan, akibat pecahnya aneurisma. Disebut perdarahan subarakhnoid primer.
PSA-a (perdarahan subarachnoid karena rupture aneurysma)
Perdarahan lebih lama hilang
vasospasme
Traumatik
Akibat trauma kepala. Disebut perdarahan subarakhnoid sekunder.
Melibatkan bagian kortikal yang superficial
Dapat meluas hingga fissure intrahemisferik
Pada CT scan perdarahan lebih ceppat hilang (setelah 2 hari)
Patofisiologi
Perdarahan yg mengisi ruang subarakhnoid akan mengiritasi selaput otak. Sedangkan pembuluh
darah yang pecah akan menimbulkan daerah bagian distalnya mengalami iskemik atau infark
Diagnosa
Gejala dijumpai dari tingkat yg paling ringan
sampai yang paling berat, tergantung beratnya
perdarahan yang terjadi.
Dimulai dengan keluhan sakit kepala ringan yang
makin lama makin hebat
Kemudian disertai Tanda Rangsang Meningeal (TRM) :
kaku kuduk, kernig sign (+)
Selanjutnya pada keadaan berat akan dijumpai :
Gangguan kesadaran sampai koma
Defisit neurologis : hemipharese, refleks patologis
Kejang : rigiditas deserebrasi, gangguan pernapasan dan dilatasi pupil
Pemeriksaan Penunjang
LCS mengandung darah/xanthochrom
Tata Laksana
Perawatan
Bed rest total
Medikamentosa
Hemostatistika : karbosokrom Na-sulfonat (adona AC), asam treksamat
Metabolic activator : citicholine (nicholin), pyritinol mesylate (hidrogin)
Neurotonika : vit. B1, B6, B12, E tab/injeksi
Fisioterapi
Bila ada gejala sisa neurofisik spt hemipharese dpt dilakukan fisioterapi
Prognosa
Pada bentuk ringan, prognosa lebih baik daripada bentuk yang berat.
Bahkan pada bentuk yg berat sekali dapat menyebabkan kematian.
INTRASEREBRAL HEMATOME
Intraserebral
hematoma adalah
hematoma yang
terbentuk pada
jaringan otak
(parenkim) sebagai
akibat dari adanya
robekan pembuluh
darah.
CONTUSION & INTRACEREBRAL HEMATOMA
Sering pada lobus frontal & temporal
Kontusi berubah menjadi hematoma intraserebral dalam jam hingga hari
Kontusi dapat bergabung satu sama lain sehingga membentuk massa harus segera
dievakuasi secara bedah
Oleh karena itu, pasien dengan kontusi harus melakukan pemeriksaan CT Scan berulang
dalam 24 jam dari CT Scan pertama
INTRAVENTRICULAR HEMATOME
Perdarahan intraventrikular traumatika, adanya darah
dalam sistem ventrikel akibat trauma. Diakibatkan
robekan vena pada dinding ventrikel, robekan pada
korpus kallosum, septum pellusidum, forniks atau pleksus
koroid
FRAKTUR CRANII
Pembagian klinik
Fraktur cranii tertutup
Fraktur linier
Fraktur multiple
Fraktur impresi
Tanpa defisit neurologis
Dengan defisit neurologis
Tindakan operatif hanya pada fraktur impresi yg disertai defisit neurologis, selebihnya
hanya konservatif.
Fraktur Cranii terbuka
Segera kirim ke bagian bedah syaraf untuk tindakan operatif, kecuali fraktur basis cranii sebagian
besar dilakukan tindakan konservatif.
Khas :
Perdarahan/likwore dari hidung, mulut dan
telinga. Pada telinga kadang disertai cairan.
Diagnosa Tulis serinci-rincinya telinga berdarah, lihat
apa daun telinganya robek, bila iya bukan
Riwayat trauma kepala
fraktur basis. Bila mulut berdarah krn ada gigi
Keluhan subjektif (+) yg lepas, juga bukan fraktur basis.
Gejala akibat fraktur tergantung Hematom tgt letak kerusakan di fossa mana.
lokalisasi, bisa di fossa cranii anterior
Kebiruan di sekitar kelopak mata (monocele
atau media.
hematome : untuk satu mata ; Brill hematome :
Gejala penyerta : comosio cerebri, untuk dua mata)
contusio cerebri, hematome epidural
Gejala lesi nn.craniales (lesi n.IX-XII hampir tdk
atau subdural
pernah dijumpai)
Hilang kesadaran +/- bila (+)
Refleks Babinski (+)
fraktur basis bersama-sama combusio
atau contusio, tergantung kesadaran, Defisit neurologis (-)
bila (-) fraktur basis murni tapi jarang Kelainan neurologis tergantung tempat fraktur,
bisa terjadi gangguan penciuman atau
pendengaran periksa nn. craniales
Kebiruan di belakang telinga Battle sign
• Tata Laksana
• Perawatan
• Bed rest total, kepala ditahan dg bantal pasir
dg posisi perdarahan/likwore di sebelah atas
• Pemeriksaan Penunjang • Perawatan thdp perdarahan/likwore, jika perlu
konsul ke THT
• LCS bercampur • Medikamentosa
darah • Hemostatistika : karbosokrom Na-sulfonat
(adona AC), asam treksamat
terlihat karena
daerah basis yang
kompleks
Komplikasi
Karena fraktur terbuka komplikasi yg srg terjadi meningitis.
Prognosa
Tergantung berat-ringannya fraktur yg terjadi dan jenis trauma kapitis
penyerta.
Sembuh sempurna
Meninggalkan gejala sisa berupa lesi nn.Craniales dan sindroma cerebral post
traumatika.
CEDERA MAXILO FACIAL
Faktur maxilaris
Fraktur maxilla merupakan cedera wajah yang paling berat, dan
dicirikan oleh:
Mobilitas palatum
Mobilitas hidung yang menyertai palatum
Epistaksis
Mobilitas 1/3 wajah bag tengah
Lefort 1 Fraktur melintang rendah pada
maxila yang hanya melibatkan
palatum, dicirikan oleh
pergeseran arcus dentalis
maxila dan palatum, maloklusi
gigi biasanya bisa terjadi
Lefort 2 Fraktur ini dicirikan mobilitas
palatum dan hidung end-block,
juga epistaksis yang jelas.
Biasanya maloklusi gigi dan
pergeseran pllatum kebelakang.
Fraktur end-block pada palatum
dan sepertiga tengah wajah
tremasuk hidung
Lefort 3 Merupakan cedera paling berat,
dimana perlekatan seluruh
rangka wajah terputus.seluruh
komplek zigomatikus menjadi
mobile dan tergeser
MATI BATANG OTAK
Diagnosis mati batang otak berarti tidak ada lagi kemungkinan
pulihnya fungsi otak.
Berikut kriteria mati batang otak :
GCS = 3
Pupil yang tidak rekatif
Hilangnya refleks batang otak (doll’s eye, batuk,
refleks okulosefalik).
Tidak ada usaha nafas spontan.
Pemeriksaan lanjutan untuk mati batang otak
adalah :
EEG : tidak ada aktifitas pada high gain
Pemeriksaan aliran darah otak (CBF) : tidak
ada CBF
TIK : melebihi MAP selama 1 jam atau lebih.
Tidak ada perubahan irama jantung
dengan pemberian atropin.
PRIMARY SURVEY & RESUSITASI
SECONDARY SURVEY
AIRWAY
BREATHING PROSEDUR DIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
CIRCULATION NEUROLOGIS SERIAL
CT SCAN
PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS
URUTAN PENATALAKSANAAN
CEDERA KEPALA
Primary survey (ABCDE)
Airway : yaitu membersihkan jalan napas.
Breathing dengan ventilasi yang baik dengan oksigenasi, cari dan atasi
faktor penyebab, ventilator jika diperlukan
Circulation dengan kontrol perdarahan
Pertahankan cerebral perfusion pressure (CPP) > 70 mmHg
Hentikan perdarahan
Perbaiki fungsi jantung
Ganti darah yang hilang
Pertahankan TD diastolic > 100 mmHg untuk mencegah iskemi
TD Sistol<100 mmHg, lakukan Seliotomi di ruang Operasi. Lakukan Ct-scan
TD>100 mmHg + tanda lesi intrakranial. Lakukan Ct-scan
Disability dengan pemeriksaan mini neurologis : gcs,bentuk,ukuran,refleks
cahaya pupil, nilai kekuatan motorik kiri dan kanan
Exposure dengan menghindarkan hipotermia
MANNITOL