Вы находитесь на странице: 1из 30

Andri Josua Sianipar

Fungsi Protein
Garis Besar Fungsi Protein
1. Penunjang mekanis, mis. kolagen pada tendon dan kartilago;
2. Koordinasi gerak, mis. aktin dan miosin pada otot;
3. Transportasi dan penyimpanan, mis. hemoglobin;
4. Enzimatik;
5. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi, mis. hormon
insulin dan growth-hormone (GH);
6. Pembangkit dan penghantar impuls, mis. protein reseptor;
dan
7. Daya tahan tubuh, mis. immunoglobulin.
1. Penunjang Mekanis (Protein Struktural)
• Contoh: kolagen, keratin, dan
fibroin.
• Kolagen
• Protein serat, tiga Gambar 1. Struktur tripel heliks pada kolagen.
polipeptida identik yang Sumber: Linda Cordoba, www.researchgate.net

terpilin heliks; Kolagen

• Pada tingkat sel dijumpai


pada extracellular matrix
(ECM), kolagen
membentuk serat kuat di
luar sel;
Gambar 2. Kedudukan kolagen pada ECM.
Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
1. Penunjang Mekanis (Protein Struktural)
… (2)
• Kolagen (cont’d)
• Pada tingkat jaringan, kolagen
ditemukan pada jaringan ikat
serat dan kartilago (tulang
rawan);
• Jar. ikat serat dapat dijumpai
pada ligamen dan tendon; (a)
• Pada kartilago, kombinasi
kolagen dan kondroitin sulfat
membangun sifat kuat dan (b)
Gambar 3. (a) Jaringan ikat dan (b) Jaringan tulang pada
fleksibel. kartilago yang mengandung kolagen
Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
1. Penunjang Mekanis (Protein Struktural)
… (3)
• Keratin
• Menyusun rambut, kuku,
dan bulu dari beberapa
hewan.

• Fibroin Gambar 4. Rantai keratin pada rambut.

• Komponen utama serat


Sumber: https://sites.google.com/site/chsanatomyphysiology27/

sutra dan jaring laba-laba.


2. Koordinasi Gerak (Protein Kontraktil/Motil)

• Contoh: aktin dan miosin serta tubulin.


• Aktin dan miosin
 Interaksi keduanya membangkitkan kontraksi otot.
 Campuran miosin membentuk filamen tipis,
sedangkan aktin menyusun filamen tebal.
 Filamen tipis + tebal = sarkomer.
 Struktur sarkomer memungkinkan keduanya
saling meluncur, mengakibatkan pemendekan
dan pemanjangan otot (kontraksi dan relaksasi).
Gambar 5. Unit sarkomer pada sel otot yang disusun oleh filamen
aktin dan filamen miosin
Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
2. Koordinasi Gerak (Protein Kontraktil/Motil)
… (2)
• Aktin dan miosin (cont’d): Mekanisme
kerja

Aktin dan miosin saling terikat


oleh kepala miosin;
1) ATP hadir di kepala miosin,
ikatan aktin dan miosin
terputus;

Gambar 6a. Mekanisme kerja aktin-miosin


menyebabkan kontraksi otot.
Sumber: Nelson dan Cox (2008), Lehninger Principles of Biochemistry
2. Koordinasi Gerak (Protein Kontraktil/Motil)
… (2)
• Aktin dan miosin (cont’d): Mekanisme kerja

2) ATP terhidrolisis, terjadi


perubahan konformasi pada
kepala miosin;
3) Satu atom P terlepas,
konformasi kepala miosin
kembali berubah (berikatan
lagi dengan aktin);

Gambar 6b. Mekanisme kerja aktin-miosin


menyebabkan kontraksi otot.
Sumber: Nelson dan Cox (2008), Lehninger Principles of Biochemistry
2. Koordinasi Gerak (Protein Kontraktil/Motil)
… (2)
• Aktin dan miosin (cont’d): Mekanisme kerja

4) Pelepasan satu atom P tadi


memicu perubahan
konformasi lagi pada kepala
miosin sehingga aktin dan
miosin saling bergerak
relatif. Terjadi pelepasan
ADP.

Gambar 6c. Mekanisme kerja aktin-miosin


menyebabkan kontraksi otot.
Sumber: Nelson dan Cox (2008), Lehninger Principles of Biochemistry
2. Koordinasi Gerak (Protein Kontraktil/Motil)
• Tubulin
 Dijumpai di dalam sel atau silia sebagai
mikrotubulus.
 Di dalam sel, mikrotubulus adalah bagian dari
sitoskeleton: memelihara bentuk sel, pergerakkan
kromosom, dan perpindahan organel.
 Perpanjangan mikrotubulus → silia (rambut getar)
dan flagel (bulu cambuk).
 Contoh silia dan flagel: sel-sel pada oviduk dan
trakea serta ekor dari sperma dan alga.
Mikrotubulus
(c)

(a)
(b)

Gambar 7. (a) Pemanjangan mikrotubulus keluar sel membentuk (b) flagel, misal pada sel
sperma dan (c) silia, misal pada Colpidium (protista air tawar)
Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
3. Transportasi dan Penyimpanan
(Protein Transport dan Nutrien)
• Membawa molekul spesifik, contoh: hemoglobin
dan lipoprotein
• Hemoglobin (Hb)
 Membantu pengikatan O2 pada
eritrosit, protein dgn gugus
tambahan Fe2+.
 Hb memfiksasi O2 dari paru-paru,
mengedarkannya, dan
mentransfernya ke jaringan tubuh
termasuk otot. Gambar 8. Hemoglobin mengikat oksigen.
Sumber:
 Mioglobin (juga protein transport) http://www.colby.edu/chemistry/BC176/CH4.pdf/

mengambil O2 pada otot, dan


membawanya ke mitokondria.
3. Transportasi dan Penyimpanan
(Protein Transport dan Nutrien) … (2)
• Hemoglobin (Hb) (cont’d)
 Max-Perutz: Hb dapat ditemukan dalam bentuk
oxi-hemoglobin dan deoxi-hemoglobin.
 Deoxi-Hb kurang tertarik thd O2. Namun, ketika ia
berhasil berikatan dgn satu oksigen, afinitas.
deoxi-Hb jauh meningkat dan berubah jadi oxi-Hb.
 Ikatan O2 pada Hb bersifat reversibel, oxi-Hb
dengan deoxi-Hb ada pada kesetimbangan.
 Hb pada hewan dan manusia di tempat ketinggian
mengalami mutasi utk meningkatkan afinitas thd
oksigen.
3. Transportasi dan Penyimpanan
(Protein Transport dan Nutrien) … (3)
• Lipoprotein
 Membawa lipid dari hati ke organ lain.
 Lipoprotein plasma darah digolongkan
menjadi: VLDL (very-low density lipid),
LDL, dan HDL (high density lipid).
 Tingkat VLDL yang tinggi dan
konsentrasi HDL yang rendah memicu
Gambar 9. Gambar skematis lipoprotein.
aterosklerosis, yaitu penebalan dinding Sumber: Ilona-JK, https://www.researchgate.net

pembuluh darah oleh kolesterol.


4. Enzimatik (Katalis)
• Enzim: protein dengan BM tinggi, berkerja
sebagai katalis biologis, spesifik, dan efektif (laju
reaksi yang tinggi).
• Ada enzim yang mengandung gugus peptida
saja, sedangkan yg lainnya berikatan dengan
komponen kimia lainnya (kofaktor).
4. Enzimatik (Katalis) … (2)
• Enzim mengkatalisis reaksi dgn
menurunkan energi aktivasi (EA)
reaksi.
• Molekul enzim berikatan
sementara dengan reaktan →
membentuk kompleks enzim-
reaktan (lock-key atau induced)
yg nilai EA-nya lebih rendah →
membentuk produk dan katalis
kembali bebas untuk memulai
reaksi lagi.
Gambar 9. Siklus kerja enzim.
Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
5. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
(protein pengatur)
• Contoh: hormon (insulin, GH, dan paratiroid), dan represor.
• Hormon: zat kimia buatan tubuh dalam
konsentrasi kecil, memicu efek fisiologis pada
organ target.
• Hormon yg terbentuk dari protein: insulin,
growth-hormone (GH), dan paratiroid
5. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
(protein pengatur) … (2)
• Hormon insulin
 Terdiri dari 51 unit asam amino;
diproduksi pada sel-β dalam
pankreas.
 Disekresikan sebagai respons
kadar glukosa dalam darah.
 Pelepasan insulin memicu sel-sel
tubuh menyerap glukosa lebih
banyak (misal disimpan sebagai Gambar 9. Siklus kerja hormon insulin.
glikogen pada hati). Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology

 Kadar glukosa menjadi


terkendali.
5. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
(protein pengatur) … (3)
• Hormon pertumbuhan (GH)
 Disekresikan oleh kelenjar pituitari.
 Menstimulasi pertumbuhan (khususnya tulang)
dan peningkatan fungsi metabolisme.
 Hati merespon GH dgn mensekresikan IGF
(insulin-like growth factor), diedarkan dalam
darah, dan memicu pertumbuhan tulang dan
kartilago.
 Kekurangan GH memicu dwafirsme.
5. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
(protein pengatur) … (4)
• Paratyhroid hormone (PTH)
 Disekresikan oleh paratiroid.
 Fungsi: mengatur kadar
kalsium (Ca2+) dalam tubuh.
 Jika kadar Ca2+ rendah →
PTH memicu dekomposisi
tulang dan mengaktivasi vit.
B menjadi hormon yg aktif
menyerap kalsium pada
Gambar 10. Regulasi ion kalsium dalam darah
usus halus. oleh PTH.
Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
5. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
(protein pengatur) … (5)
• Represor
 Adalah protein yang mengatur biosintesa oleh
gen konstitutif pada bakteri. Contoh: mekanisme
respon E. Coli terhadap kehadiran laktosa.
5. Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
(protein pengatur) … (6)
• Represor (cont’d)
 Jika tdk ada laktosa, represor-
Lac berikatan dgn segmen lac-
O pada operon lac sehingga
tidak terjadi transkripsi terkait.
 Jika ada laktosa, represor-Lac
berikatan dgn laktosa tsb.
sehingga ia terlepas dari DNA
dan transkripsi terkait dapat
berlangsung. Gambar 11. Kerja represor pada E. coli: (a) jika
tidak terdapat laktosa dan (b) jika terdapat laktosa
Sumber: Henny Saraswati, M.Biomed, httip://esaunggul.ac.id/
6. Pembangkit dan Penghantar Impuls
Protein reseptor
• Terdapat pada permukaan sel; memiliki bentuk sisi aktif
yg komplementer terhadap molekul sinyal (ligan).
• Tiga tipe reseptor transmembran: G-protein coupled
receptor (GPCR), reseptor tirosinkinase, dan reseptor
saluran ion.
• GPCR: reseptor yang dibantu oleh G-protein, sebuah
protein pengikat GTP (kaya energi). GPCR berperan
dalam fungsi penglihatan, penciuman, dan pengecapan
mansuia.
6. Pembangkit dan Penghantar Impuls … (2)
Protein reseptor: GPCR
(Mekanisme kerja)
1) Kedudukan awal: G-protein dan
enzim inaktif.
2) Molekul sinyal datang,
berikatan dgn sisi luar GPCR
→ reseptor menjadi teraktivasi
dan mengubah bentuk sisi
dalamnya → reseptor berikatan
dgn G-protein → G-protein
melepas GDP untuk mengikat
GTP → G-protein menjadi aktif.
Gambar 12a. Mekanisme kerja protein reseptor.
Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
6. Pembangkit dan Penghantar Impuls … (3)

Protein reseptor: GPCR


(Mekanisme kerja, cont’d)
3) G-protein terlepas dari
reseptor → berikatan
dengan enzim terkait sinyal
→ enzim menjadi
teraktivasi juga.
4) Enzim memicu langkah
selanjutnya di dalam sel
untuk memberi respon Gambar 12b. Mekanisme kerja protein reseptor.
terhadap sinyal. Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
7. Daya Tahan Tubuh (Protein Imunitas)
Immunoglobulin
• Sistem imun humoral (akibat infeksi
bakteri dan virus ekstrasel) bertumpu
pada keberadaan antibodi atau
immunoglobulin (Ig).
• Ig berikatan dgn patogen (bakteri,
virus, dan molekul besar) dan
menargetkannya untuk dihancurkan.
• Ig diproduksi oleh limfosit-B.
• Ig hanya akan berikatan dengan
struktur tertentu dari antigen, disebut
epitop. Sisi ikat pada Ig dapat berubah Gambar 13. Mekanisme pengenalan antigen oleh
bentuk untuk menyesuaikan dgn sel-B dan antibodi.
Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
bentuk antigen.
7. Daya Tahan Tubuh (Protein Imunitas) … (2)

Immunoglobulin (cont’d)
• IgG adalah protein yg paling banyak
dijumpai.
• IgG punya empat rantai polipeptida:
dua rantai ringan dan dua rantai
berat.
• Ketika berikatan dgn patogen, IgG
mengaktivasi leukosit (mis.
makrofag) untuk menelan dan Gambar 15. Antibodi (immunoglobulin) pada
permukaan sel limfosit-B.
menghancurkan patogen. Sumber: Reece et.al. (2005), Campbell Biology
7. Daya Tahan Tubuh (Protein Imunitas) … (3)

Immunoglobulin (cont’d)
• Domain di sekitar ujung atas IgG bersifat
hipervariabel, menyebabkan populasi IgG yang
luas dan membentuk dua sisi ikat antigen.
• Pembentukan antibodi di limfosit-B dibantu oleh
limfosit-T (T-helper)
Referensi
Nelson, D.L. dan Cox, M.N., (2008) Lehninger Principles of Biochemistry,
Basingtoke: W.H. Freeman and Company.
Reece, Jane B., et al. (2005) Campbell Biology-9th ed, San Fransisco: Benjamin
Cummings
Gozan, M. (2015) Pengantar Teknologi Bioproses, Jakarta: Penerbit Erlangga
Lehninger, A.L. (1982) Dasar-dasar Biokimia Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga
Rosana, D. (-) Modul 2: Struktur dan Fungsi Protein, tersedia di http://staff.uny.ac.id/
[diakses pada 12 November 2018]
Saraswati, H.S. (-) Regulasi Ekspresi Gen pada Prokariot, tersedia di
http://esaunggul.ac.id/ [diakses pada 12 November 2018]
-. (2013) Chapter 4: Haemoglobin, tersedia di http://colby.edu/chemistry/BC176
[diakses pada 12 November 2018]

Вам также может понравиться