Вы находитесь на странице: 1из 14

Nama Kelompok:

Intan Ayu Safitri/4161210006


Shohihatun Bariyah/ 4161210011
Sumiati Nainggolan/ 4163210020
Verayanti Tanjung/ 4163210021
Latar Belakang
• Industri elektroplating yang meningkat seiring meningkatnya kebutuhan akan produk yang menggunakan proses
elektroplating.
• Elektroplating adalah proses elektrolisis untuk memberikan lapisan logam pada substrat yang bertujuan untuk
meningkatkan penampilan sifat-sifat komponen logam tersebut.
• Perairan Belawan adalah tempat bermuaranya air yang berasal dari sejumlah sungai yang mengalir di kawasan
kota Medan dan sekitarnya. Kawasan perairan Belawan berdekatan dengan kawasan Industri, pelabuhan dan
pemukiman penduduk.
• Perairan Belawan menemukan kerang batu dengan kandungan Pb di atas baku mutu yaitu 1,434 ppm dan Cd
pada lokan 0.5 ppm, hal ini tentunya mengindikasikan bahwa perairan pesisir pantai sudah tercemar logam Pb2+
(Salbiah, 2009)
• Metode yang digunakan untuk menurunkan kadar konsentrasi ion logam Pb2+ dalam limbah cair ataupun
industri pelapisan logam yaitu adsorpsi, pengendapan, penukaran ion dengan menggunakan resin, dan filtrasi.
• Bahan-bahan yang sering digunaan dalam pembuatan adsorben yaitu bahan senyawa organik salah satunya yaitu
limbah kulit jengkol.
• Kulit jengkol memiliki unsur karbon (C) sebesar 44,02% yang berpotensi untuk dijadikan sebagai adsorben
• Penelitian ini akan memfokuskan pengukuran kondisi optimum (pH) adsorbsi ion Pb2+ dalam sampel air di
kawasan pesisir yang terletak di Kecamatan Medan Belawan, provinsi Sumatera Utara.
Rumusan Masalah

1. Berapakah kondisi optimum (pH) adsorbsi ion Pb2+ dalam sampel menggunakan adsorban kulit jengkol.
2. Bagaimana pengaruh pH terhadap penyerapan ion logam

Tujuan Penelitian

1. Menentukan kondisi optimum (pH) adsorbsi ion Pb2+ dalam sampel menggunakan adsorban kulit jengkol.
2. Mengetahui pengaruh pH terhadap penyerapan ion logam

Manfaat Penelitian

Memberikan informasi mengenai adanya pengolahan limbah alternatif menggunakan adsorben kulit
jengkol yang dapat diaplikasikan terhadap limbah cair industri seperti Pb2+ , agar limbah tersebut aman
sebelum dibuang ke lingkungan.
Tinjauan Pustaka
• Tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan
Indonesia (Pandia dan Warman, 2016).
• Jengkol terdiri 3 bagian komponen utama yaitu: daging buah, kulit ari dan kulit jengkol.
Bagian Kulit jengkol sebesar 30-40% berat jengkol.
Jengkol
• Menurut data statistik produksi holtikultura tumbuhan jengkol pada tahun 2014 luas panen
provinsi Sumatera Utara memiliki potensi 333 Ha dengan hasil rata-rata 10,71 ton/ha, bila
dihitung potensi pencemaran limbah kulit jengkol di daerah Sumatera Utara mencapai 4,28
ton/ha atau 1.398,6 ton/tahun.

• Bagian terluar dari Jengkol yang berwarna coklat yang melapisi daging buah kulit jengkol
Kulit Jengkol • Sampah pertanian yang bisa dijadikan sebagai biosorben dengan biaya yang sangat
murah
• Kulit jengkol mengandung beberapa senyawa-senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid,
glikosida antrakinon, tannin, triterpenoid/steroid, dan saponin yang dimanfaatakan
sebagai bioherbisida dan biolarvasida.
• Kulit jengkol juga memiliki unsur karbon (C) sebesar 44,02% yang diyakini unsur paling
penting dapat dijadikannya kulit jengkol sebagai adsorben (Pandia dan Warman, 2016).
• Salah satu bahan biomaterial yang dapat menyerap ion logam
• Limbah kulit buah jengkol dimungkinkan dapat digunakan sebagai bahan yang mampu
mengurangi kadar logam berat seperti logam timbal (Pb), Cr(III) dan Cr(VI) (Chaidir,
dkk, 2015).
Tinjauan Pustaka

Kandungan kulit jengkol sangat penting karena kulit jengkol dimanfaatkan


sebagai adsorben. Kandungan kulit jengkol dapat di lihat pada Tabel

Kadar unsur hara Kandungan (%)


Kadar Air 65,56
N-total 1,82
P-total 0,32
K-total 2,10
Ca-total 0,27
Mg-total 0,25
C-total 44,02
C/N 24,19
Tinjauan Pustaka

Logam Berat

• Logam berat sebagai zat pencemar perairan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup.
• Salah satu logam berat yang dapat menimbulkan pencemaran air yaitu timbal (Pb).
• Timbal merupakan salah satu jenis logam berat yang mempunyai tingkat toksisitas tinggi.
• Timbal merupakan diantara beberapa jenis logam berat yang dapat menimbulkan
pencemaran dalam air.
• Logam timbal dapat masuk ke lingkungan melalui limbah industri seperti industri baterai,
bahan bakar, pengecoran ataupun pemurnian dan industri kimia lainnya.
• Menteri Lingkungan Hidup melalui Permen LH No. 03 Tahun 2010 telah menetapkan kadar
maksimum ion logam timbal pada air limbah sebesar 1 mg/L.
• Logam berat memiliki sifat toksik (racun) dan karsinogenik. Dengan demikian, pengolahan
limbah yang mengandung logam berat sangat diperlukan.
• Tingkat toksisitas yang tinggi dari logam Timbal dapat membahayakan kesehatan masyarakat
dalam waktu lama. Industri bahan bakar, baterai, pengecoran logam dan industri kimia
lainnya dapat menjadi jalan masuknya logam timbal ke dalam lingkungan perairan (Wardani
dan Wulandari, 2017).
Tinjauan Pustaka

Jenis-jenis media adsorpsi yang umum digunakan

Zeolit Karbon Aktif Biosorpsi

• Material berpori dan • suatu bentuk arang yang telah melalui aktifasi • adsorben dari
memiliki mineral dominan dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-
biomassa sebagai
(SiO4 dan AlO4). bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka
• Kapasitas adsorpsinya • Kualitas karbon aktif dapat dinilai berdasarkan penyerap ion logam
dapat ditingkatkan dengan persyaratan (SNI) 06–3730-1995.
yang terkandung
aktivasi larutan asam kuat Jenis Persyaratan Parameter
atau basa kuat. Kadar Air Mak. 15 % dalam limbah
• Memiliki bentuk kristal Kadar Abu Mak. 10 % sehingga kandungan
teratur dengan rongga Kadar Zat Menguap Mak. 25 %
saling berhubungan ke Kadar Karbon Terikat Min. 65 % ion logam dalam air
segala arah menyebabkan Daya Serap Terhadap Yodium Min. 750 mg/g limbah menjadi
luas permukaan zeolit Daya Serap Terhadap Benzena Min. 25 %
sangat besar turun.
Metode Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan, Jalan Williem Iskandar
Pasar V Medan Estate Deli Serdang Sumatera Utara dan dilaksanakan pada bulan Oktober

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan oven, ayakan ukuran 100 mesh, lumpang, alu, anur, neraca analitik, cawan porselen, stir
(pengaduk, corong bunchner dan peralatan gelas.
Bahan yang digunakan Limbah cangkang jengkol, Aquades, Pb(NO3)2, H2SO4, larutan ion logam Pb(II)
Metode Penelitian
Prosedur Kerja
Preparasi Sampel

cangkang jengkol

Dibersihkan cangkang jengkol dengan menggunakan aquades

dikeringkan dalam oven dengan suhu 120oC selama 2 jam

dipotong kecil – kecil dan direndam dengan Pb(NO3)2selama 0, 30,


60, 90, dan 120 menit.

Hasil :
Metode Penelitian
Prosedur Kerja
Karbonasi

Cangkang Jengkol
dikeringkan kembali menggunakan oven dengan suhu 120oC untuk
menghilangkan kadar air,
dimasukkan kedalam tanur dengan suhu 350oC selama 1 jam

dihaluskan dengan alu dan lumpang

diayak dengan ayakan ukuran 100 mesh

Hasil :
Metode Penelitian
Prosedur Kerja
Aktivasi Karbon

Serbuk kering kulit buah jengkol

direndam dengan H2SO4 5 M selama 2 jam

disaring dan dibilas sampai netral dengan menggunakan aquades

dikeringkan pada suhu kamar.

Hasil :
Metode Penelitian
Prosedur Kerja
Pengaruh pH terhadap Penyerapan ion Logam

Biosorben

dimasukkan 0,3 g biosorben 150 µm ke dalam erlenmeyer

ditambahkan 25 mL larutan ion logam Pb(II) 20 mg/L


ditambahkan H2SO4 (0,01 M) dan NaOH (0,01 M) untuk mengatur
pH (pH 2, 3, 4, 5, 6, dan 7)
diaduk dengan kecepatan 100 rpm selama 90 menit
dilakukan penyaringan

Hasil :
Metode Penelitian
Prosedur Kerja
Aplikasi Kondisi Optimum pada Sampel Air

Air sungai

disaring terlebih dahulu untuk memisahkan partikel partikel padat

dimasukkan 25 mL sampel ke dalam erlenmenyer

diatur pH 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 penyerapan,

ditambahkan serbuk kulit jengkol dengan massa 0,1 g ke dalamnya


diaduk selama waktu 60 menit

Hasil :

Вам также может понравиться