Вы находитесь на странице: 1из 28

Disusun oleh:

Maspruji
M. Fajarudin
Emilia
Anih Tasmini
Ike Yuhana Aprillia

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM


MUSKULOSKLETAL PADA KLIEN DENGAN
OSTEOPOROSIS
Latar Belakang
Masalah kesehatan pada usia lanjut yang sering di temui dan perlu mendapat
perhatian adalah penyakit osteoporosis. Osteoporosis atau pengoroposan tulang
memang rawan menyerang orang - orang berusia di atas 40 tahun, terutama pada
kaum perempuan. Dari hasil penelitian di amerika serikat pada orang berusia di atas
50 tahun, 1 dari 4 perempuan dan 1 dari 8 laki – laki terkena osteoporosis.
Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih
merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang.
Di Amerika Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3
wanita postmenopause dan lebih Dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun.
Sekitar 80% persen klien penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita
muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Penyakit
osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Jumlah usia lanjut di Indonesia
diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan
perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi
24 juta pada tahun 2015. Beberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang dapat
meningkatkan kesadaran akan ancaman osteoporosis di Indonesia adalah
Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-
36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria
38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia
kemungkinan terjadi di Asia pada 2050. Berdasarkan data Depkes, jumlah klien
osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dan merupakan Negara dengan klien
osteoporosis terbesar ke 2 setelah Negara Cina.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimksud dangan osteoporosis?
2. Apa penyebab osteoporosis?
3. Apa gejala yang ditimbulkan osteoporosis?
4. Bagaimana pengobatan osteoporosis?
5. Bagaimanakah pencegahannya?
Tujuan Penulisan :
Tujuan Umum :
• Sebagai proses pembelajaran mahasiswa dalam memahami Osteoporosis, dan
mahasiswa mampu memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis, klassifikasi,
penatalaksanaan medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan dari
Osteoporosis.

Tujuan Khusus :
• Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien denga
osteoporosis.
• Mampu melakukan masalah keperawatan yang muncul pada klien dengan
osteoporosis.
• Mampu membuat rencana tindakan keperawatan klien dengan osteoporosis.
• Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan osteoporosis.
• Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah di lakukan
• Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus.
• Mampu mengidentifikasi faktor pendukung,penghambat,serta dapat mencari
solusi.
• Mampu mengdokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan osteoporosis.
Pengertian

• Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang


total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal,
kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan
tulang sehingga mengakibatkan penurunan masa tulang total. Tulang
secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah, tulang
menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan
pengaruh pada tulang normal. (Brunner & Suddarth, 2000).
• Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang kronik dan
progresif, yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan
kerusakan struktural jaringan tulang, yang dapat mengakibatkan
kerapuhan tulang. (Sharon L. Lewis, 2007)
• Osteoporosis merupakan kondisi terjadinya penurunan densitas/
matriks/ massa tulang, peningkatan prositas tulang, dan penurunan
proses mineralisasi deisertai dengan kerusakakn arsitektur mikro
jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan tulang
sehingga tulang menjadi mudah patah.
Etiologi
• Osteoporosis postmenopausal
Terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur
pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang
berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis
postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini
daripada wanita kulit hitam.
• Osteoporosis senilis
Kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan
ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru.
Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi
pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali
menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
• Osteoporosis sekunder
Dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya
atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan
hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid,
barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan
dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
• Osteoporosis juvenil idiopatik
Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-
anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin
yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Faktor Resiko Osteoporosis
1. Usia
2. Genetik
3. Lingkungan, dan lainnya
4. Hormonal dan penyakit kronik
5. Sifat fisik tulang
6. Penurunan respons protektif
7. Peningkatan fragilitas tulang
8. Gangguan penyediaan energy
Fatopisiologi
• Osteoporosis menunjukan adanya penurunan
absolut dari jumlah tulang yang diperlukan
sebagai kekuatan penyanggah mekanik.
Berkurangnya masa tulang, dan demikian pula
dengan massa otot sesungguhnya berkaitan
dengan proses menua (penuaan). Hanya
apabila berkurangnya (hilangnya) jaringan
tulang cukup luas sampai menimbulkan gejala
maka disebut osteoporosis.
Pathway Osteoporosis
Klasifikasi Osteoporosis
• Osteoporosis primer
Kondisi ini lebih sering terjadi, dan bukan karena kondisi patologis.
Osteoporosis primer dapat terjadi pada pria dan wanita pada berbagai
usia tetapi lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause dan
pria pada usia lanjut.
• Osteoporosis sekunder
Disebabkan karena kondisi medis/penyakit-penyakit tulang erosive
(seperti hiperparatiroidisme, myeloma multiple, hipertiroidisme) Dan
akibat terapi obat-obatan jangka panjang seperti kortikosteroid
ataupun karena imobilisasi yang lama, seperti pada pasien dengan
injuri spinal cord.
• Osteoporosis Idiopatik
Osteoporosis Idiopatik adalah osteoporosis yang tidak diketahui
penyebabnya dan ditemukan pada usia anak-anak (juvenile), usia
remaja (adolesen), wanita pra-menopause dan pada pria usia
pertengahan.
Manifestasi Klinik
Osteoporosis
Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada
osteoporosis adalah :
• Nyeri Tulang, terutama pada tulang belakang yang intensitas
serangannya meningkat pada malam hari.
• Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
• Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
• Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan bertambah
oleh karena melakukan aktivitas
• Deformitas tulang. Dapat terjadi traumatik pada vertebra Dan
menyebabkan kifosis angular yang dapat menyebabkan
medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis.
Komplikasi Osteoporosis
Osteoporosis sering mengakibatkan
fraktur kompresi. Fraktur kompresi
ganda vertebra mengakibatkan
deformitas skelet
Pemeriksaan Penunjang
Osteoporosis
• BMD (Bone Mineralo Densitometry)
• Pemeriksaan radioisotop
• Quantitative Computerized Tomography
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Dual-energy X Ray Absorbtiometry
• Ultra Sono Densitometer (USG) metode
Quantitative Ultrasound (QUS)
• Pemeriksaan Biopsi
Penatalaksanaan
• Diet
• Pemberian kalsium dosis tinggi
• Pemberian vitamin D dosis tinggi
• Pemasangan penyangga tulang belakang (spiral brace)
untuk mengurangi nyeri punggung
• Pencegahan dengan menghindari faktor risiko
osteoporosis (misalnya merokok, mengurangi konsumsi
alkohol, berhati-hati dalam aktivitas fisik)
• Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang
terjadi.
Asuhan Keperawatan pada
Pasien dengan Osteoporosis
• Pengkajian
– Anamnesa
1) Identitas klien
2) Riwayat penyakit dahulu
3) Riwayat penyakit sekarang
4) Riwayat penyakit keluarga
– Pengkakjian bio-psiko-sosisal dan spiritual
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi metabolik
3) Pola aktivitas dan latihan
4) Pola tidur dan istirahat
5) Pola persepsi kognitif
6) Pola reproduksi seksualitas
7) Pola mekanisme koping terhadap stres
– Pemeriksaan Fisik
• B1 (Breathing).
• B2 (Blood).
• B3 (Brain).
• B4 (Bladder).
• B5 (bowel).
• B6 (Bone).
– Pemeriksaaan penunjang
• CT-Scan
• BMD (Bone Mineralo Densitometry)
• Pemeriksaan radioisotop
• Quantitative Computerized Tomography
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
• Dual-energy X Ray Absorbtiometry
• Ultra Sono Densitometer (USG)
• Pemeriksaan Biopsi
• Analisa data
Diangnosa Keperawatan Yang
Mungkin timbul
• Nyeri akut akibat dari dampak sekunder dari fraktur vertebra ditandai
dengan klien mengeluh nyeri tulang belakang, mengeluh bengkak
pada pergelangan tangan, terdapat fraktur traumatic pada vertebra,
klien tampak meringis.
• Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder
akibat perubahan skeletal (kifosis) atau fraktur baru.
• Risiko jatuh berhubungan dengan penurunan aktifitas dan kekuatan
otot.
• Defisit perawatan diri akibat dari keletihan atau gangguan gerak
ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada tulang belakang,
kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa
lemas dan stamina menurun serta terdapat fraktur traumatic pada
vertebra dan menyebabkan kifosis angular. lemas, stamina menurun,
dan terdapat penurunan tinggi badan.
• Defisiensi pengetahuan dan informasi berhhubungan dengan salah
persepsi dan kurang informasi.
• Ansietas : perubahan dalam status kesehatan ( osteoporosis ).
Asuhan Keperawatan nanda
nic-noc
Kesimpulan
• Osteoporosis merupakan kondisi terjadinya penurunan
densitas/ matriks/massa tulang, peningkatan prositas tulang,
dan penurunan proses mineralisasi deisertai dengan
kerusakakn arsitektur mikro jaringan tulang yang
mengakibatkan penurunan kekokohan tulang sehingga tulang
menjadi mudah patah.
• Beberapa faktor resiko Osteoporosis antara lain yaitu : usia,
genetik, defisiensi kalsium, aktivitas fisik kurang, obat-obatan
(kortikosteroid, anti konvulsan, heparin, siklosporin), merokok,
alcohol serta sifat fisik tulang (densitas atau massa tulang) dan
lain sebagainya.
• Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur kompresi. Fraktur
kompresi ganda vertebra mengakibatkan deformitas skelet
Saran
• Lansia
Harus lebih memperhatikan kesehatan dengan menghindari faktor-
faktor resiko osteoporosis serta memenuhi asupan gizi yang lengkap
terutama untuk tulang
• Tenaga medis
Sebagai seorang tenaga medis harus mampu memberikan pendidikan
kesehatan yang baik terutama bagi lansia sehingga dapat
menghindarkan atau mencegah terjadinya penyakit osteoporosis
• Mahasiswa
Harus lebih memahami tentang asuhan keperaawatan pada gangguan
system musculoskeletal “osteoporosis” sehingga mampu
menerapkannya di lhan praktik demi memberi pelayanan kesehatan
yang baik bagi klien.

Вам также может понравиться