ERUPSI OBAT

Prof. Dr. Winsy F. Th. Warouw, SpKK(K)

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

FK UNSRAT Manado
 Erupsi Obat
• Erupsi obat atau
alergic drugs
eruption adalah
reaksi alergi pada
kulit / mukokutan
sebagai akibat
pemberian obat
pada orang yang
sudah hipersensitif
terhadap obat
tersebut
 Gambaran Klinik
• Dermatitis medika mentosa
• Eritema
• Urtikaria (dibicarakan tersendiri).
• Purpura
• Eksantema fikstum = fixed drugs
eruption (FDE) Eritema Nodosum
• Eritroderma
• Sindroma Steven Johnson (dibicarakan
tersendiri --- termasuk kegawat
daruratan kulit).
 Dermatitis
Medikamentosa
• Gejala : Berupa
dermatitis akut
eksudatif,
berbatas tegas,
pollimorf,
menyeluruh dan
sistemik.
 Eritema

• Gejala :
Kemerahan pada
kulit akibat
pelebaran kapiler,
mirip morbili.
 Purpura
• Perdarahan
dibawah kulit
biasanya
bersama-sama
dengan eritema
 FDE
• Kelainan berupa
eritema /
hiperpigmentasi,
adakalanya
tampak vesikel,
berbentuk bulat
atau lonjong.
kelainan
menetap lama
dan timbul
berkali-kali.
 Eritema Nodusum
• Kelainan berupa
eritema dan nodul-
nodul yang terasa
nyeri disertai demam
dan malaise.
• Prediksi : Tungkai
bawah bagian
ekstensor dapat juga
disebabkan oleh
penyakit lain,
misalnya : lepra,
infeksi streptokukus,
TBC.
 Eritroderma
• Terdapat eritema seluruh tubuh disertai
skuama selain karena obat, dapat juga
disebabkan oleh Psoriasis, penyakit
sistemik misalnya : keganasan (Hodskin,
Leukemia).
 Pengobatan

• Sistemik : Kortikosteroid,
antihistamin.
• Topikal : Bedak salicyl 1%,
kompres, kortikosteroid topikal.
 Erupsi Obat
(tambahan)
• Epidemiologi:
– Adverse reaction terhadap obat (relatif
rendah 1 : 1000)
– Beberapa obat yang sering a.l. penisilin
+ derivat, sulfa + derifat, antidepresan,
& tetra
– Saat ini, walaupun adverse reaction
rendah, tetapi semakin banyak bentuk
dari reaksi secara klinis
 Erupsi Obat
(tambahan)

• Manifestasi klinik
1. Eksantema (morbiliform/scarlatiniform
reaction) (penisilin, sulfa, allopurinol)
2. Antikonvulsan (hipersensitivity
syndrome) (difenil hidantoin,
fenobarbital, & antikonvulsan lain)
– Dilantin hypersensitivity syndrome
– Phenobarbital
 Erupsi Obat
(tambahan)
Manifestasi klinik

3. Sulfonamide hypersensitivity syndrome

Klinis: bula yang hebat: EEM, Steven-
Johnson’s syndrome (EEM berat), atau
Toxic Epidermal Necrolysis (TEN)
 Erupsi Obat
(tambahan)
Manifestasi klinik
4. Allopurinol hypersensitivity syndrome
(Khas terjadi karena penderita tergolong
pada pre-existing kegagalan ginjal)
• Reaksi timbul setelah ± 7 minggu
pemakaian
• Dapat sebagai morbiliform reaction yang
menjadi exfoliative erythroderma
• Erupsi bula dapat timbul (TEN)
Catatan: lengkapnya lihat lampiran tersendiri