Вы находитесь на странице: 1из 38

DIBUTUHKAN SARJANA TEKNIK SIPIL

YANG KOMPETEN & BERSERTIFIKAT


UNTUK MEMAJUKAN JASA KONSTRUKSI
DI ERA MEA

Prof. Zaidir, Dr.Eng.


Ketua LPJKP Provinsi Sumatera Barat
Guru Besar, Fakultas Teknik Universitas Andalas

Dialog Asosiasi
Temu Wicara Nasional XXIX FKMTSSI
Universitas Bung Hatta, 15 Oktober 2018
1. PENDAHULUAN
1. Sektor Jasa Konstruksi/Infrastruktur saat ini
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
2. Diperlukan tenaga kerja konstruksi yang
kompeten dan terampil untuk melaksanakan
proyek-proyek infrastruktur tersebut.
3. Persyaratan UU/PP/Permen yang menyatakan
bahwa tenaga kerja konstruksi Wajib memiliki
Sertifikat Kompetensi Kerja.
4. Untuk menghadapi Era MEA, diperlukan tenaga
kerja konstruksi yang kompeten dan bersertifikat
a. PASAR KONSTRUKSI ASIA
Nilai Pasar Konstruksi di Asia Indeks Daya Saing Indeks Daya Saing
Global Indonesia Infrastruktur Indonesia
Negara Nilai ($) Tahun Ranking Tahun Ranking

1. China 1,78 Triliun 2010 – 2011 44 2010 – 2011 90


2011 – 2012 46 2011 – 2012 82
2. Jepang 742 Miliar
2012 - 2013 50 2012 - 2013 92
3. India 427 Miliar 2013 - 2014 38 2013 - 2014 82
2014 - 2015 34 2014 - 2015 72
4. Indonesia 267 Miliar
2015 - 2016 37 2015 - 2016 64
5. Korea Selatan 154 Miliar 2016 - 2017 41 2016 - 2017 60

Infrastruktur Harga Konstan (Triliun Rupiah)


berperan penting PDB MENURUT
LAPANGAN USAHA 2013 2014 2015
dalam daya saing
global Indonesia
dan sektor Industri Pengolahan 1.772 1.853,7 1.932,5
konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran;
merupakan Reparasi Mobil dan Sepeda 1.119,3 1.177,1 1.206,1
Motor
penyumbang
terbesar ke-4 Pertanian, Kehutanan dan
1083,1 1129,1 1174,5
Perikanan
terhadap PDB
Nasional. Konstruksi 772,7 826,6 881,6
Pertambangan dan Penggalian 791,1 796,7 756,2
b. PEMBANGUNAN Alokasi INFRASTRUKTUR (Rp. triliun)
409
INFRASTRUKTUR 387

313
NASIONAL
196
177.9
145.5 155.9
114.2
86

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

• Pembangunan Jalur KA 3.258 km di


• Jalan baru 2.350 Km
Jawa, Sumatera, Sulawesi dan
• Jalan tol 1.000 Km
Kalimantan terdiri dari:
• Pemeliharaan jalan 46.770 Km
- KA Antar kota 2.159 km
- KA Perkotaan 1.099 km
• Pembangunan 15 Bandara baru
• Pengadaan 20 Pesawat Perintis • Pembangunan Pelabuhan
• Pengembangan Bandara untuk
Penyeberangan di 60 lokasi
pelayanan Cargo Udara di 6 Lokasi • Pengadaan kapal penyeberangan
perintis sebanyak 50 unit
• Pembangunan 24 Pelabuhan baru
• Pengadaan 26 Kapal Barang Perintis • Pembangunan BRT di 29 kota
• Pengadaan 2 Kapal Ternak • Pembangunan angkutan massal cepat
• Pengadaan 500 unit kapal Rakyat di kawasan perkotaan (6 Kota
metropolitan, 17 Kota besar)
• Pembangunan 2 kilang minyak 2x300 • Pembangunan SPAM di perkotaan
ribu barrel 21,4 juta sambungan rumah (268.680
• Pembangunan FSRU 5 lokasidi Jawa liter/detik)
Barat/DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa • Pembangunan SPAM di perdesaan
Timur, Sumatera Utara dan Lampung 11,1 juta sambungan rumah (22.647
• Jaringan gas kota sebesar 90 rb desa)
sambungan rumah
• Pembangunan SPBG 75 unit • Pembangunan sistem air limbah
• Rasio elektrifikasi menjadi 96,6 persen komunal di 227 kota/kab dan terpusat
• Pembangkit listrik sebesar 35 ribu MW di 430 kota/kab
• Gas bumi untuk 600 ribu nelayan • Pembangunan IPLT untuk
pengelolaan lumpur tinja perkotaan di
• Jangkauan Pitalebar/broadbanddi 409 kota/kab
100% kab/kota • Pembangunan TPA sanitary landfill
• Indeks e-government mencapai 3,4 dan fasilitas 3R di 341 kota/kab dan
(skala 4,0) fasilitas 3R terpusat & komunal di
• Pengembangan e-pengadaan, e- 294 kota/kab
kesehatan, e-pendidikan, dan e-logistik • Pengurangan genangan seluas
22.500 Ha di kawasan permukiman

Dibutuhkan kesiapan SUMBER DAYA KONSTRUKSI


Nasional untuk mendukung Pembangunan Infrastruktur
2015 - 2019
2. TENAGA KERJA KONSTRUKSI
UNSUR TERKAIT DALAM PROYEK KONSTRUKSI

TENAGA KERJA KONSTRUKSI


a. SDM Konstruksi Indonesia

2017 : Kondisi Tenaga Kerja


Konstruksi berjumlah 7,2 juta, 7,2

dengan rincian sbb :


 60% merupakan UNSKILLED
LABOUR (4,32 jt).
 30% merupakan SKILLED
LABOUR (2,16 jt)
10% merupakan TENAGA AHLI
(720 ribu) 2017

Pertumbuhan rata-rata tenaga kerja 6%

2017 : baru 9,1% yang TERSERTIFIKASI


90,9 % BELUM TERSERTIFIKASI
PERSOALAN SDM KONSTRUKSI SECARA UMUM
1. Kurangnya minat mengembangkan kompetensi
2. Perilaku yang kurang mendukung Profesionalitas
3. Lemahnya Komunikasi & Rendahnya penguasaan IT
4. Lemahnya kemampuan kerjasama (team work) dan
kepemimpinan (leadership)

1. Tidak dipenuhinya kualifikasi dasar pendidikan formal


dan tidak terpenuhinya klasifikasi dan kualifikasi kompetensi
sesuai dengan lapangan pekerjaan industri konstruksi.
2. Belum berfungsi baik mekanisme sistem pendidikan
dan pelatihan yang terintegrasi dan mekanisme sistem
sertifikasi dan lisensi tenaga kerja
3. Marak terjadi praktik-praktik komersialisasi dan konflik
kepentingan dalam proses sertifikasi kompetensi.
CONTOH BEBERAPA KECELAKAAN KONSTRUKSI
PENYEBAB KECELAKAAN KONSTRUKSI
3. DASAR HUKUM
PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
A. UU no. 2/2017 BAGI PENGGUNAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI

BERSERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA


KONTRAK KERJA
TENAGA KERJA KONSTRUKSI SANKSI
KONSTRUKSI

Pasal 47 pasal e, Pasal 70, menyebutkan Pasal 99 ayat 2


menyebutkan bahwa: bahwa : menyebutkan, jika
kontrak kerja jasa 1)Setiap tenaga kerja tidak menggunakan
konstruksi harus konstruksi yang bekerja di tenaga kerja
mencakup penggunaan bidang Jasa Konstruksi wajib bersertifikat akan
tenaga kerja konstruksi memiliki Sertifikat dikenakan sanksi
bersertifikat. Kompetensi Kerja. administratif berupa
2)Setiap Pengguna Jasa denda dan/atau
dan/atau Penyedia Jasa penghentian
wajib mempekerjakan sementara kegiatan
tenaga kerja konstruksi layanan jasa
yang memiliki Sertifikat konstruksi.
Kompetensi Kerja
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
UU Jasa Konstruksi
no. 2 /2017
Standar
Pasal 73 Remunerasi
Minimum

Pasal 70 (2)
Setiap Pengguna Jasa
dan/atau Penyedia Jasa
WAJIB
mempekerjakan tenaga
kerja konstruksi yang
memiliki
Sertifikat Kompetensi
Kerja
B. UU TENTANG KEINSINYURAN NO. 11/2014
Pasal 3 : Pasal 10
Pengaturan Keinsinyuran bertujuan : Setiap Insinyur yang
 Memberikan landasan dan akan melakukan
kepastian hukum bagi Praktik
penyelenggaraan Keinsinyuran yang Keinsinyuran di
bertanggung jawab Indonesia harus
 Memberikan perlindungan kepada memiliki SURAT
Pengguna dan Pemanfaat TANDA REGISTRASI
Keinsinyuran dari malapraktik INSINYUR (STRI)
Keinsinyuran melalui penjaminan
komptensi dan mutu kerja Insinyur

Pasal 11 Pasal 15 :
Untuk memperoleh STRI, seorang Insinyur yang
insinyur harus memiliki Sertifikat melakukan kegiatan
Kompetensi Insinyur, yang diperoleh Keinsinyuran tanpa
setelah lulus Uji Kompetensi yang memiliki STRI
dilakukan oleh LSP. dikenai sanksi
administratif
C. UU TENTANG ARSITEK NO. 6/2017
Pasal 3 : Pasal 6 :
Pengaturan Arsitek bertujuan untuk : 1. Untuk menjadi Arsitek
a. Memberikan landasan dan seseorang wajib
kepastian hukum bagi Arsitek memiliki Surat Tanda
b. Memberikan perlindungan kepada Registrasi Arsitek
pengguna Jasa Arsitek dan 2. Ketentuan diatas
masyarakat dalam Praktik Arsitek dikecualikan untuk
c. ….. seseorang yang
merancang gedung
sederhana dan banguan
gedung adat

Pasal 7 : (ayat 1) Pasal 7 : (ayat 2)


Untuk memperoleh STRA, seseorang Sertifikat kompetensi
harus : diperoleh melalui Uji
a. Mengikuti magang paling singkat 2 Kompetensi sesuai standar
tahun secara terus menerus kompetensi Arsitek
b. Mempunyai sertifikat kompetensi
KOMPETEN ?
berarti : “ memiliki kualifikasi untuk melakukan proses
pekerjaan tertentu”

KOMPETEN MERUPAKAN KEMAMPUAN DAN


KEWENANGAN YANG DIMILIKI OLEH SESEORANG
UNTUK MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN, YANG
DIDASARI OLEH PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN
SIKAP KERJA SESUAI DENGAN UNJUK KERJA YANG
DITETAPKAN

PENGETAHUAN + KETERAMPILAN + SIKAP KERJA

KETERSEDIAAN SDM YANG KOMPETEN AKAN MEMBERIKAN


KEUNGGULAN KOMPETITIF BAGI BANGSA DI TENGAH
PERSAINGAN GLOBAL YANG SELALU BERUBAH
KOMPONEN-KOMPONEN STD KOMPETENSI KERJA

ASPEK
KRITIS

PENGETAHUAN

KOMPETENSI KERJA

KEAHLIAN SIKAP KERJA

ASPEK ASPEK
KRITIS KRITIS

ASPEK
KRITIS = INDIKATOR KUAT UNTUK DAPAT MELAKUKAN SUATU PEKERJAAN AGAR BERHASIL
Sertifikasi Kompetensi
Proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan objektif melalui cara
uji kompetensi yang mengacu pada Standar
Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI), Regional,
Internasional, dan/atau khusus

Standar Kompetensi Kerja


Adalah rumusan kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan
yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Skema Sertifikasi KKNI

9
AHLI
8
7
6
TEKNISI /
ANALIS
5
4
3
OPERATOR
2
1
PENGEMBANGAN KARIR
(DUDI, LATKER, MASY)
4. MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
3 PILAR MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

DAMPAK UNTUK INDONESIA


DAMPAK UNTUK INDONESIA
DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF

Perluasan PASAR bagi produk dan Masuknya produk dan jasa luar
jasa Indonesia negeri/ASEAN ke Indoensia

Terbukanya LAPANGAN KERJA Masuknya TENAGA KERJA


bagi TENAGA KERJA TERAMPIL LN/ASEAN ke Indonesia, bersaing
Indonesia dengan TENAGA LOKAL

Emigrasi TENAGA KERJA


TERAMPIL BERKUALITAS dari
Indonesia ke negara-negara
ASEAN/LN
Human Development Index (HDI) Performance
Negara-negara anggota ASEAN:
Country HDI (2013)

0.901 very high


Singapore
0.852 very high
Brunei

Malaysia 0.773 high

0.722 high
Thailand

0.684 medium
Indonesia

0.669 medium
ASEAN
0.660 medium
Philippines

0.638 medium
Vietnam

0.584 medium
Cambodia

0.569 medium
Laos

0.524 low
Myanmar

Source: Human Development Report Resource Office, United Nations


Development Programme,
2 March 2013
ASEAN countries’ performance in the 12 pillars of the
Global Competitiveness Index 2012-2013

Source: Competitiveness Report 2012 – 2013,


World Economic Forum - Geneva Switzerland 2012.
Global Competitiveness Index 2016-2017:
Source: Global Competitiveness Report 2016-2017

Ranking
Country

Switzerland 1=
Singapore 2=
United States 3=
Netherlands 4↑
Germany 5=
Malaysia 25 ↓
Thailand 34 ↓
41 ↓
Indonesia

Philippines 57 ↓
Vietnam 60 ↓
Cambodia 89 ↑
The most Problematic Factors Doing Business in Indonesia:
2016-2017
POSISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA & ASEAN
1. Rendahnya daya saing konstruksi nasional dan
kurangnya kompetensi tenaga ahli & terampil.
Tahun 2013, Human Development Index (HDI) Indonesia
berada dibawah Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand &
Filipina (Indonesia pada posisi 121 of 180 Negara)
2. Rasio KUANTITAS dan KUALITAS SDM konstruksi
dibanding negara-negara ASEAN masih rendah.
3. Berlakunya MEA 2015 berpotensi masuknya tenaga kerja
asing di bidang konstruksi akan sulit dibendung & berpotensi
dapat mengambil alih peran tenaga lokal (khususnya TA).
4. Jumlah registered engineer dan architect yang tergabung
dalam ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan
ASEAN Architect (AA) masih sedikit
5. Perlunya penyetaraan kompetensi regional, dengan
benchmarking pembinaan kompetensi negara-negara ASEAN

14
Suara.com (28/10/2016)
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono seusai menutup
kegiatan Uji Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Kerja
Terampil dan Bimbingan Teknis Tenaga Ahli di Gelora
Bung Karno (GBK) Jakarta, Jumat (28/10/2016)
mengatakan bahwa uji dan sertifikasi tenaga kerja
konstruksi merupakan salah satu upaya untuk
menghadapi persaingan global.

“Semua (tenaga kerja konstruksi-red) sekarang


harus bersertifikat, dengan sudah disertifikasi,
mereka (pekerja konstruksi-red) dapat dan siap
berkompetisi menghadapi persaingan global, salah
satunya adalah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),”
ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2016).
Bisnis.com, (7 November 2016)
JAKARTA—Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) Yusid Toyib ,mengatakan Indonesia
memiliki kurang lebih 7 juta tenaga konstruksi, namun saat ini
baru 7,2% yang bersertifikat.

Sertifikasi tenaga kerja konstruksi bertujuan untuk melindungi tenaga


kerja nasional agar memiliki nilai tambah dan siap menghadapi
perdagangan bebas masyarakat ekonomi ASEAN 2015 dan Asia
Pasifik 2020 serta melindungi badan usaha jasa konstruksi agar
memiliki tenaga kerja yang kompeten.

"Pada tahun 2017 di semua kontraktor Badan Usaha Milik


Negara (BUMN) yang mempekerjakan tenaga konstruksi harus
memiliki sertifikat," katanya Senin (7/11)

Pasar konstruksi Indonesia sendiri sangat menjanjikan. Tahun 2014,


Indonesia menjadi pasar jasa konstruksi terbesar di ASEAN
dengan nilai US$ 267 miliar atau kurang lebih Rp 3.471 triliun.
5. PENUTUP
1. Orang perseorangan/tenaga kerja konstruksi WAJIB
memiliki sertifikat kompetensi kerja (SKA/SKT).
2. SDM Konstruksi 60 % merupakan UNSKILLED LABOUR
(4,32 jt).
3. Tenaga Kerja Konstruksi yang bersertifikat baru sekitar 600
ribu orang (9,1 %) dari 7,2 juta orang
4. Dampak MEA 2015 adalah terbukanya lapangan kerja bagi
tenaga terampil Indonesia (yang bersertifikat) dan
terjadinya persaingan dengan sesama tenaga kerja sesama
ASEAN.
5. Perlu dipercepat pembangunan tenaga kerja untuk
mengisi kebutuhan industri konstruksi melalui kerja
sama antara pemerintah, dunia usaha/asosiasi profesi,
dan lembaga diklat (pemerintah dan swasta).
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться