Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Toksin Difteri
Luas membran
Epidemiologi
Tersebar
Endemis
80% : < 15 thn 2 – 5 thn
Kejadian >>> imunitas populasi
Masa Tunas
1 – 6 hari
GAMBARAN KLINIK
Lokasi & luas membran
Status kekebalan
Jumlah toksin
Lama sakit
Difteri tonsil/faring toksemia
Difteri laring/trakea obstruksi
KLASIFIKASI
Difteri Respiratorik :
D. Hidung
D. Tonsil / faring
D. Laring / trakea
Difteri nonrespiratorik :
Membran Khas :
Sedang :
demam subfebril, anoreksia, sakit menelan
pembesaran kel. limfe servikal (tidak nyeri)
membran positif
Berat :
membran luas >> tonsil : uvula, palatum
dinding faring
Sangat berat :
Miokarditis
DD/ :
Tonsilitis folikularis
Batuk menggonggong
Serak, stridor
DD/ :
Corpus alienum
Abses retrofaringeal/peritonsiler
DIAGNOSIS
gejala lain
Penunjang
Nefritis
120.000 IU :
Bull neck
D. Laring
Komplikasi : Miokarditis
Kollaps vask.
Late cases
1. Didahului :
2. Siapkan adrenalin
Penisilin : C. Diphtheriae
Late cases
Dosis : 2 mg/kgBB/hr
B. Pengobatan Umum / Suportif
Tirah baring 2-3 minggu
Isolasi
Jamin intake cairan & makanan
Bentuk makanan toleransi
sonde lambung
Aspirasi sekret
Inhalasi uap air garam/adrenalin
Sedatif, antitussif
Obstruksi jalan napas : oksigen, trakeotomi
Paralisis pernapasan : respirator
PENGAMATAN LANJUT
Tanda vital
Membran
(EKG, CPK)
PROGNOSIS
Penyakit :
virulensi
infeksi sekunder
Non immunized
respiratory paralysis
IMUNITAS
Pasif : - transplasenter
- SAD
Aktif : - vaksinasi
- sembuh, silent infection
Mengetahui imun atau serasi tes SCHICK
positif serasi
negatif kebal
SEMBUH : - klinis carrier
- bakteriologis
Imunisasi setiap penderita sembuh
HASIL BIAKAN & TES SCHICK
Hemofilus pertusis
Insiden :
Musim dingin
Atelektasis, emfisema
Infiltrat peribronkial
PATOGENESIS
Mikroba sal. napas toksin
GAMBARAN KLINIK
Masa tunas : 1 – 2 mgg
MASA CATARRHALIS
Batuk belum tersirat
D/ belum jelas
MASA PAROXYSMAL
Batuk khas :
lidah dikeluarkan
sputum
muntah
D/ sudah jelas
Waktu serangan : lama & keringat banyak
whoop
makan / minum
suhu
inhalasi
emosi
Akibat batuk mekanis :
Muka bengkak
konjungtiva
Masa Rekonvalesen
Bronkopnemoni terbanyak
Atelektasis, emfisema
CNS :
Muntah dehidrasi
Perdarahan :
Otak
PROGNOSIS
Umur
Jenis kelamin
Komplikasi
Gizi
Kekebalan
Perawatan / Pengobatan
PENGOBATAN
Umum :
mencegah rangsang batuk
jamin makanan & cairan
aspirasi lendir, mukolitik
sedativa, oksigen
Spesifik :
Antimikroba :
Spiramycin : 100 mg/kgBB/hr
Gammaglobulin : Kasus berat, bayi
PENCEGAHAN
Cegah exposure
Gram positif
Anaerob
Tidak invasif
Perawatan luka
Vaksinasi / Imunisasi
Patogenesis
Spora jaringan (luka) vegetatif toksin
Neurogen
Hematogen
Target
Neuromuscular junction
Medulla spinalis
Otak (cerebrum)
Saraf simpatik
Cara kerja toksin
Disinhibisi sistem motorneuron
Portal of entry :
Luka korpus alienum, nekrosis, tusuk dalam, kontaminasi
Otogen
Status kekebalan
ONSET PERIOD
pertama
MANIFESTASI KLINIK
Tetanus Neonatus
Tetanus Anak
Generalized Tetanus
Localized Tetanus
Cephalic Tetanus
GEJALA POKOK
Hipertoni :
Derajat berbeda
Paling lama
Trismus :
Tetanus anak
Lama menghilang
Tetanus neonatorum :
PENGOBATAN
Penderita MRS manipulasi dibatasi; pengobatan
segera & adekuat
A. KAUSAL
Netralisasi toksin :
SAT (ATS) :
T. Neonatorum 10.000 IU im
T. Anak 20.000 IU im
(Uji sensitivitas)
T. Neonatorum 1500 IU im
T. Anak 3000 IU im
Eradikasi mikroba :
PP : 100.000 IU/kgBB/hari im
Penyembuhan
Demam
Kejang
Trismus
Risus Sardonicus & Hipertoni
Tanpa kekebalan atau singkat
Perawatan
1. Tempat perawatan : ICU
Neonatus : inkubator
2. Dietetik : TN
TA
3. Membatasi tindakan
5. Letak penderita
6. Perawatan luka
Komplikasi
Atelektasis
Infeksi nosokomial
Mekanis :
Fraktura kompresi
3 tahun
Spondilolistesis
Kematian
Anoksia otak
Bronkopneumoni
Exhaused
Pencegahan
Perawatan luka
Antimikroba luka risiko tinggi
Pemotongan & perawatan tali pusat
Vaksinasi ibu & bayi
Bila ada luka sifat luka, status imunisasi
Luka risiko tinggi
Non imum : SAT/TIG + Imunisasi Dasar
Imun : Booster
Luka kecil & bersih
Non imun : imunisasi dasar
Imun :-
DEMAM TIFOID
Typhus Abdominals
Enteric Fever
Febris Typhoidea
Typhoid Fever
Infeksi :
Enteral
Penderita
Karier
INSIDENS
Tersebar
Musim panas
PATOGENESIS
Transplasenter
Oral Enteral
GAMBARAN KLINIK
Masa tunas : 1 – 3 mgg
Demam
Ggn sal. cerna
Ggn kesadaran
1. Demam :
Mgg I : meningkat, berangsur
Mgg II : merata
Mgg III : menurun, berangsur
Setiap hari, sore & malam lebih tinggi
Febris remitten
2 – 3 mgg lisis
2. Gangguan saluran cerna
Foetor ex ore
Bibir kering, terkelupas, pecah-pecah
Lidah kotor (Coated tongue)
Anorexia
Mual
Muntah
Meteorismus
Konstipasi / Diare
Hepatomegali / Splenomegali
3. Gangguan kesadaran :
Gejala lain :
Bradikardi relatif
Roseola
O Spesifik
Vi
Awal penyakit
Kesalahan tehnis
Sifat individu
Antimikroba / Imunosupresif
CIE (Counter Immunoelectrophoresis)
4. Sumsum tulang :
Awal penyakit
5. Patologi :
Hiperplasia RES
1. Klinis :
Kesadaran menurun
Test Widal
1. Toksik :
Kesadaran menurun
Renjatan Septik
2. Komplikasi berat :
Ensefalitis / Ensefalopati
Meningitis, Miokarditis
Diagnosis Banding
Pneumonia
TBC
Sepsis
Meningitis
OMA
DHF, Infeksi virus lain
Malaria
Demam rematik
Keganasan
Pelaksanaan / Pengobatan
Tujuan :
Mempercepat penyembuhan
Respon pengobatan
Mencegah komplikasi
Mencegah relaps
1. Simptomatik / Suportif
Mobilisasi
Hari 3 jalan
Hari 4 pulang
1.2. Masukan cairan & makanan
Makan biasa
tidak merangsang
1.6. Kortikosteroid :
Indikasi :
Toksik
Komplikasi berat
Deksametason 1 mg/kgBB/hari
2. Kausal
2.1. Pilihan pertama :
Kloramfenikol / Tiamfenikol
75 – 100 mg/kgBB/hari
10 hari
Pneumonia
ISK
Ensefalopati
Meningitis
Miokarditis, dll