Вы находитесь на странице: 1из 40

PENGELOLAAN

LINEN STANDAR PPI


HAIs Masalah kesehatan
(VAP, IADP,ILO,ISK) di seluruh dunia

Mortalitas
Morbiditas
Kecacatan

Biaya meningkat
Tuntutan Citra RS menurun
Pencegahan & Mutu pelayanan
Hukum Pengendalian
UU RI no 36 menurun
Infeksi (PPI)
UU RI no 44

Komite &Tim
Program PPI PPI
Reservoar
People
Susceptible Hosts Water & Solutions
Patients Instruments and other items
Service Providers Equipment
Ancillary Staff Soil and air
Community members
Infection
Agents Place of exit
Microorganisms Respiratory,Genitourinary
Place of entry
Respiratory,Genitourinary Bacteria Vascular systems
Viruses Gastrointestinal Tract
Vascular systems Fungi Mucous Membranes
Gastrointestinal Tract
Skin
Mucous Membranes
Placenta
Skin
Placenta
Modes of transmission
Contact
Droplet
Airborne
HH
APD
PPRA Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
Pengelolaan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi

Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Komite PPI
Tim PPI

Monev Internal
Audit Eksternal Struktur organisasi
Uraian tugas
PENGELOLAAN LINEN
Linen dan Laundry yang tercemar dapat
menghasilkan mikroorganisme patogen dalam jumlah
besar (Depkes RI tahun 2000 tentang bakteri pada
instalasi laundry).
Linen yang nyata di cemari oleh darah dan cairan
tubuh merupakan kontaminasi mikroorganisme dan
dapat menularkan penyakit melalui kontak langsung
maupun tak langsung
Tujuan Penanganan Linen
Untuk memutus mata rantai transmisi kuman
Untuk meminimalkan infeksi di Rumah Sakit dengan
meningkatkan standar Precaution.
Dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada
pasien sehingga meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit
PENGERTIAN
 Linen infeksius:
 Linen kotor yang terkontaminasi dengan
darah, cairan tubuh,sekresi dan ekskresi
 Linen non infeksius:
 Linen kotor yang tidak terkontaminasi dengan
darah cairan tubuh,sekresi dan ekskresi
Pengelolaan Linen di Rumah Sakit
 Penanganan linen di ruangan
 Transportasi Linen ke Laundry
 Penanganan linen di laundry
Penanganan linen di ruangan

Penanganan dimulai sejak dari ruangan perawatan:


• Bersihkan linen kotor ternoda/terkontaminasi
dengan menggunakan air mengalir diruang cuci
(spoelhok), jika belum sentralisasi
• Lakukan dekontaminasi dengan melakukan
perendaman menggunakan detergen atau
enzymatik, kemudian disinfeksi, lamanya
tergantung dari desinfektan yang digunakan.
• Angkat linen dari rendaman detergen/ enzymatik,
desinfeksi, masukan dalam kantong plastik kuning
dan ikat rapat jangan sampai ada kebocoran
Penanganan linen di ruangan
 Segera setelah dilepas dari tempat tidur, pisahkan linen
infeksius dengan linen non infeksius
 Linen infeksius masukkan ke kantong plastik warna
kuning
 Linen non infeksius masukkan ke kantong plastik warna
hitam
 Sebaiknya tidak melakukan dekontaminasi di ruangan
 Tidak meletakkan linen di lantai
 Gunakan alat pelindung diri sesuai indikasi
Penanganan linen di ruangan
 Tidak menyeret linen kotor di lantai
 Tidak meletakkan linen kotor di atas
kursi dan meja pasien, di lantai
 Tidak mengibaskan linen kotor
 Pisahkan ruang penyimpanan linen
bersih dari linen kotor
Kesalahan meletakkan linen di lantai
Transportasi Linen ke laundry
 Petugas Laundry mengambil linen kotor ke laundry
 Petugas Laundry masuk dari pintu ruangan
pencucian dan tidak boleh masuk ke ruangan linen
bersih
 Penerimaan linen kotor di laundry harus dibedakan
antara linen kotor infeksius dan non infeksius
 Bagian penerimaan di laundry melakukan
pencatatan jumlah linen, kedua belah pihak pengirim
dan penerima harus memaraf pada buku expedisi.
Transportasi Linen ke laundry
 Pisahkan troli linen kotor dengan linen
bersih
 Pisahkan wadah linen infeksius dan non
infeksius
 Bersihkan troli sebelum digunakan kembali
 Bila troli pakai pengalas/ sarung,segera
dicuci setelah linen kotor diturunkan
Penanganan linen di laundry
Penilaian linen kotor
 Tingkat kotornya (berat sedang atau
ringan)
 Jenis linen (tebal, tipis, berwarna atau
tidak berwarna, wool atau katun)
 Linen infeksius atau non infeksius
Penanganan linen di laundry
 Bedakan pintu masuk linen kotor ke Laundry dan pintu
keluar linen bersih dari Laundry ke Ruangan
 Linen kotor di laundry harus dibedakan antara linen
infeksius dan non infeksius
 Petugas penerimaan laundry melakukan pencatatan
jumlah linen
 Kedua belah pihak  pengirim dan penerima harus
memaraf pada buku ekspedisi
Penimbangan
 Sebelum pencucian,lakukan penimbangan
untuk menghitung kebutuhan bahan-
bahan kimia (detergent, sodium hypoclorit
softener).
Pencucian
 Masukan linen kotor kedalam mesin cuci
 Gunakan detergent berdasarkan tingkat
cucian : infeksius, berat, sedang, ringan
khusus dan linen berwarna
 Waktu pencucian 45 menit (tergantung mesin
cuci)
 Suhu yang di rekomendasikan 30 C – 90 C
Pemerasan dan pengeringan
Pemerasan dan pengeringan
Linen tebal perlu pengeringan dan
linen tipis hanya perlu pemerasan
saja.
Pengeringan
 Linen tebal perlu pengeringan selama 10 menit
dengan suhu 70 C,
 Linen tipis hanya perlu pemerasan dengan
menggunakan mesin pemerasan(extractor)
selama 5-8 menit.
 Linen tebal perlu pengeringan dan linen tipis
hanya perlu pemerasan saja.
 Proses pengringan
Suhu : 70 ⁰ C selama 10 menit
Penyeterikaan
 Kelompokkan linen yang lembaran dan bukan
lembaran
 Penyetrikaan menggunakan roll press dan rotary
press
 Roll press untuk linen lembaran
 Rotary Press untuk bukan lembaran
 Suhu yang digunakan untuk penyetrikaan
70-80 C.
Penyeterikaan
Pelipatan
 Bertujuan untuk merapikan dan
memudahkan dalam penggantian linen
pasien
 Sewaktu proses pelipatan lakukan
penyortiran linen yang rusak
 Tempat pelipatan harus bersih dan jauh
dari daerah kotor  agar tidak
terkontaminasi
Penyimpanan
 Linen disimpan di dalam
lemari tertutup atau rak-
rak tertutup sesuai
dengan jenis linen, suhu
22 – 27 C dan
kelembaban 45 – 75 %.
Simpan linen dengan
sistem FIFO.
Penyimpanan linen di ruangan
 Linen disimpan terpisah dari ruang kotor agar tidak
terkontaminasi
 Gudang penyimpanan linen tidak boleh digabung
dengan benda/cairan yang bersifat menguap atau
menitrasi
 Pisahkan linen sesuai dengan jenis linen
 Susun linen dengan tehnik tersendiri dengan prinsip
linen bersih yang lama harus lebih dahulu dipakai
 Untuk linen steril perlu dilakukan pemisahan dengan
linen bersih. Linen steril harus disimpan di lemari khusus
dan digunakan sebelum kadaluarsa.
Pendistribusian
 Pendistribusian tergantung pada sistem
pengelolaan
 Bila secara sentralisasi, pendistribusiannya
disesuaikan dengan perminataan/kebutuhan
ruangan/unit.
 Bila tidak secara sentralisasi linen bersih
diserahkan ke petugas ruangan, sesuai dengan
jumlah linen kotor yang dikirim.
 Linen bersih dibawa dgn menggunakan trolly
tertutup bersih untuk mencegah kontaminasi
dalam perjalanan
Persyaratan Pengolaan Linen
 Lokasi tempat pencucian umum atau laundry hendaknya
pada lokasi yang mudah dijangkau oleh unit yang
memerlukan. Penempatan laundry jauh dari ruangan
pasien dan tidak berada di jalan lintas.
 Lantai harus terbuat dari beton atau plester yang kuat,
rata, dan tidak licin dengan kemiringan memadai (2-3 %)
 Harus disediakan saluran pembuangan air kotor sistem
tertutup dengan ukuran, bahan dan kemiringan yang
memadai ( 2-3 %)
 Disediakan kran air bersih dengan kualitas dan tekanan
yang memadai.
Persyaratan Pengolaan Linen
 Untuk laundry perlu disediakan juga air panas (steam)
untuk keperluan disinfeksi.
 Peralatan cuci dipasang permanen dan dibuat saluran
pembuangan air kotor.
 Apabila memungkinkan laundry dilengkapi dengan
perlengkapan disinfeksi lainnya
 Perlu disediakan ruang sarana/ pengeringan untuk
alat-alat yang telah dicuci
 Tempat cucian harus selalu dijaga kebersihannya.
 Bangunan laundry perlu disediakan ventilasi dan
pencahayaan minimal 200 lux
Persyaratan Pengolaan Linen
 Pada laundry harus disediakan ruang-ruang
yang terpisah sesuai dengan kegunaannya:
 Ruang linen kotor
 Ruang linen bersih
 Gudang kereta linen
 Kamar mandi / WC tersendiri untuk petugas
pencucian umum
 Ruang cuci hendaknya dilengkapi dengan alat cuci
yang mampu bekerja satu hari habis
 Ruang-ruang diatur penempatannya sehingga
perjalanan linen kotor sampai menjadi linen
bersih terhindar dari kontaminasi ulang
Persyaratan Pengolaan Linen
 Hendaknya disediakan mesin cuci yang dapat mencuci
jenis-jenis linen berbeda yang dipergunakan di rumah
sakit.
 Dibedakan mesin pencuci infeksius dengan non
infeksius
 Harus disediakan tempat cuci tangan dengan air yang
mengalir bagi petugas untuk mencegah kontaminasi
linen bersih
 Dalam melakukan proses pencucian harus dihindari
tumpahan air
 Bak-bak air yang ada harus selalu dibersihkan minimal
sekali seminggu, untuk mencegah berkembang
biaknya serangga
Standarisasi laundry
 Bangunan laundry harus terpisah dari bagian
pengolaan makanan
 Loket penerimaan linen kotor dengan loket
pendistribusian linen bersih harus dibedakan
 Mesin pencuci linen infeksi dengan non infeksi harus
di bedakan
 Ruang pengolaan linen bersih dan kotor harus
dibedakan
 Tekanan udara pada ruang penatalaksanaan linen
kotor harus negatif untuk mencegah sirkulasi udara
menuju ruang linen bersih
Standarisasi laundry

 Pencahayaan harus cukup, sirkulasi udara


harus baik
 Sanitasi lingkungan yang baik / bersih
 Petugas pengolaan linen kotor di ruangan
pelayanan dan di ruangan laundry harus
menggunakan alat pelindung diri seperti tutup
kepala, masker, kaca mata, sarung tangan
rumah tangga, sepatu boat, apron
 Linen kotor tidak boleh di kibas-kibaskan atau
diletakkan di lantai
Standarisasi laundry
 Dilarang memasuki gudang
penyimpanan linen bersih kecuali oleh
petugas laundry
 Kain kotor diantar setiap hari ke laundry
 Kereta dorong harus dipisahkan antara
linen kotor infeksius dengan non
infeksius.
Kesalahan-kesalahan dalam
penanganan linen
 Penggunaan APD tidak sesuai indikasi
 Melakukan penghitungan linen kotor di
area perawatan
 Tidak memisahkan linen infeksius dengan
non infeksius
 Meletakkan linen kotor di lantai
 Melakukan dekontaminasi di ruangan
SKEMA PENGELOLAAN LINEN DI RS
(Depkes, 2004)
Perencanaan

Proses pengadaan
Pengadaan
Penerimaan
Pemberian Identitas
Distribusi ke unit-unit terkait
Yang membutuhkan

Pemanfaatan linen oleh unit-unit


Yang terkait

Hilang Rusak

Perbaikan Memusnahkan

Pencatatan/
Monitoring & Evaluasi
Pelaporan
ALUR SIRKULASI LINEN (Depkes, 2004)

Kewaspadaan Kewaspadaan
Standar standar di laundry

Kewaspadaan
standar
transportasi
 Pengelolaan linen yang benar, baik di ruangan
maupun di laundry dapat memutus mata rantai
transmisi kuman, menghasilkan linen yang
higienis dan siap pakai sehingga dapat
memuaskan pasien maupun pengunjung
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
di RS
Dwi kuswono

Вам также может понравиться