Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NOVEMBER 2018
HIPERMETROPIA
O L E H : N A D Z I E FA H G H I N A FA I Q A H
Pembimbing :
dr. Miftahul Akhyar Latief, Ph.D, M.Kes, Sp. M
K E PA N I T E R A A N K L I N I K B A G I A N M ATA
F A K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H
MAKASSAR
2018
ANATOMI MEDIA REFRAKSI
Media refrakta :
1. Kornea
2. Humor aquos
3. Lensa
4. Corpus vitreus
FISIOLOGI
Gambar / Cornea Camera Pupil
cahaya anterior
masuk
Lensa Camera
Retina Corpus
posterior
vitreus
N. Chiasma Tractus
Mecencephalon
Opticus opticum Opticus
Kortks cerebri
(area visualis)
CONT.
Fovea sentralis merupakan posterior principal focus dari sistem refraksi mata ini, dimana cahaya
yang datang sejajar, setelah melalui sitem refraksi ini.
Pada keadaan normal cahaya tidak berhingga akan terfokus pada retina, demikian pula bila benda
jauh didekatkan, maka dengan adanya daya akomodasi benda dapat difokuskan pada retina.
HIPERMETROPIA
Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi memfokuskan bayangan di belakang retina.
Merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan
sehingga titik fokusnya terletak dibelakang retina.
ETIOLOGI
1. Hipermetrop Aksial
merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek
atau sumbu anteroposterior yang pendek. Ditemukan
pada pasien pasien dengan mikroftalmia atau ablasio
retina.
2. Hipermetrop Indeks
Hipermetropia indeks refraktif, dimana terdapat
indeks bias yang kurang pada system optik mata,
misalnya pada usia lanjut lensa mempunyai indeks
refraksi lensa yang berkurang. (afakia, dislokasi
lensa, lensa tipis)
3. Hipermetrop Kurvatur
Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea
atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di
belakang retina.
BENTUK HIPERMETROPIA
1. Hipermetrop manifes
Hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kaca mata positif maksimal yang memberikan tajam
penglihatan normal.
2. Hipermetropia absolute
Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan kaca mata positif untuk
melihat jauh.
3. Hipermetropia fakultatif
Dimana kelainan hipermetropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun dengan kaca mata positif.
Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata.
4. Hipermetropia laten
Dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegia (atau dengan obat yang melemahkan akomodasi)
diimbangi seluruhnya dengan akomodasi.
5. Hipermetropia total
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.
GEJALA
• Ambliopia
• Strabismus divergen
• Glaukoma sekunder
THANKYOU