Вы находитесь на странице: 1из 9

CARA MEMERIKSA TEKANAN DARAH

KELOMPOK :8
NAMA ANGGOTA : MUHAMMAD IHZA SAPUTRA
RAHMAYUNITA
REZA PERTIWI
RIZKA ARIANI
RIZKA AULIA
BAB I
PENDAHULUAN

Tekanan darah perlu dikontrol secara teratur/periodik agar


dapat diantisipasi bila tekanannya tinggi. Memeriksa
tekanan darah (tensi) sebenarnya sangat mudah. Selama ini
ketrampilan memeriksa tekanan darah seolah menjadi
monopoli beberapa kelompok tertentu saja. Sekarang Anda
bisa mengukur sendiri tekanan darah Anda dan keluarga.
Sangat banyak manfaat yang kita peroleh bila kita bisa
mengukur sendiri tekanan darah. Selain untuk diri sendiri,
Anda juga dapat menolong keluarga dan teman-teman untuk
mengukur tekanan darah (tensi) mereka.
Alat yang kita butuhkan untuk memeriksa tekanan darah
adalah manset tensimeter (sphygmomanometer) dan
stetoskop, kedua alat ini dapat kita peroleh di toko alat
kesehatan dengan harga relatif murah. Sphygmomanometer
ada yang model Air Raksa dan bukan Air Raksa (model
jarum dan digital), kamu dapat memilih yang mana saja
sesuai selera dan kondisi keuangan, semuanya dapat dipakai
dengan cukup presisi/akurat.
BAB II
ISI

1.CARA MENGUKUR TEKANAN DARAH


 Lilitkan manset tensimeter pada lengan atas (kiri atau kanan) di
atas siku. Manset dililitkan pada bagian ini karena di sana
terdapat pembuluh darah Arteri yang berasal langsung dari
jantung. Pembuluh ini terletak dekat di bawah kulit, disebut juga
Arteri Brachialis.

 Upayakan tensimeter diletakkan setinggi/sejajar jantung baik


dalam posisi tidur maupun duduk/berdiri. Tangan yang diperiksa
dalam keadaan rileks.
 Tutuplah katup pengatur udara pada pompa karet manset tensimeter
dengan cara memutar kekanan sampai habis

 Stetoskop dipasang pada telinga Anda, bagian yang pipih


(membrannya) ditempelkan pada bagian dalam lipatan siku di
sebelah bawah lilitan manset.

 Pompalah udara kedalam manset dengan cara meremas pompa karet


berulang-ulang sampai tekanan menunjukkan/mencapai 140 mmHg.
Tekanan 140 mmHg ini atas dasar 20 mmHg di atas tekanan sistole
yang diperkirakan pada orang dewasa normal (tidak menderita
hipertensi) yaitu 120 mmHg.
 Manset yang dipompa menyebabkan tekanannya meningkat dan
menekan Arteri Brachialis sehingga pada suatu saat (tekanan tertentu)
aliran darah pada Arteri Brachialis terhenti. Dengarkan stetoskop yang
telah dipasang pada telinga, bila masih ada suara duk..duk..duk..duk..,
berarti Anda perlu menaikkan lagi tekanan pada manset dengan cara
memompa pompa karet sedikit demi sedikit sampai suara tersebut tak
terdengar lagi. Apabila yang diperiksa adalah penderita hipertensi, tentu
suara duk..duk itu masih terdengar setelah tekanan mencapai 140
mmHg, maka naikkan lagi 20 mmHg dst secara bertahap hingga suara
hilang.

 Buka katup pengatur udara dengan cara memutar kekiri sedikit dengan
penuh perasaan agar udara dari manset keluar sedikit demi sedikit
sehingga aliran darah arteri Brachialis mengalir kembali. Dengar dan
awasi suara yang timbul ketika katup manset dibuka, akan terdengar
suara duk-duk-duk.
 Suara duk-duk-duk yang pertama kali Anda dengar
disebut juga suara KOROTKOW (Korotkoff).

 Teruskan pengeluaran udara dari manset secara


perlahan maka tekanan manset turun bertahap,
suara duk-duk-duk terdengar semakin meredup dan
akhirnya tidak terdengar lagi.
2. MENENTUKAN TEKANAN SISTOLE DAN DIASTOLE
 Fase I:
Perhatikan ketika Anda memompa manset sampai suatu nilai tekanan
(misal 140 mmHg) atau sampai tidak terdengar suara duk..duk..duk..,
maka kegiatan memompa dihentikan. Ketika katup pengatur udara
dibuka sedikit, udara akan dikeluarkan sedikit demi sedikit, maka
tekanan manset berkurang secara bertahap. Mendadak akan terdengar
suara yang jelas, pendek-pendek, bersifat ketukan (tapping) yang
makin lama semakin keras, suara ini dinamakan suara Korotkoff.
Suara ini terdengar selama tekanan manset diturunkan 10-14 mmHg.
 Fase II:
Suara berubah menjadi bising (murmur) dan kerasnya
berkurang selama penurunan tekanan 15-20 mmHg.
 Fase III:
Suara menjadi jelas kembali dan lebih keras selama penurunan 5-7
mmHg berikutnya.
 Fase IV:
Suara menjadi redup dan lemah dengan cepat selama penurunan 5-6
mmHg berikutnya.
 Fase V:
Suara mulai menghilang.
 Catatan:
Ingat dan catat suara yang pertama kali terdengar (fase I) terjadi pada tekanan
berapa? itulah tekanan sistole. Suara yang menghilang (fase V) berkorelasi
dengan tekanan diastole pada orang dewasa. Tekanan diastole pada anak-
anak terjadi pada fase IV. Juga pada waktu kerja fisik pada orang dewasa,
tekanan diastole terjadi pada awal fase IV.
 Lakukan pemeriksaan ini dua sampai tiga kali.

Вам также может понравиться