Вы находитесь на странице: 1из 27

KROMATOGRAFI GAS

PENDAHULUAN
• Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang pertama kali
diperkenalkan oleh Mikhail S. Tswett (1906) yang memisahkan
pigmen tumbuhan (klorofil, xantofil, dll) menggunakan kolom kaca
yang berisi kalsium karbonat dan dielusi dengan pelarut organik
petroleum eter.
• Hasil pemisahannya berupa pita-pita berwarna dalam kolom kaca.
Oleh karena itu Tswett memberi nama pada pemisahan itu sebagai
“Kromatografi” (chroma = warna, graphien = tulisan atau gambaran).
• Walaupun hasil pemisahan kromatografi sekarang ini tidak berwarna
lagi (melainkan dalam bentuk bercak atau grafik) teknik pemisahan ini
tetap dinamakan kromatografi sebagai penghormatan pada M. S.
Tswett.
Definisi
Kromatografi adalah metode digunakan untuk pemisahan komponen
dari suatu sampel pada mana komponen akan terdistribusi antara dua
fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam mungkin berupa padat
atau cair yang terikat pada bahan padat atau gel. Fase padat dapat
berupa terkemas dalam kolom, tersebar sebagai suatu lapisan, atau
terdistribusi sebagai lapisan film. Fase gerak dapat berupa gas atau
cairan yang mengalir atau berpindah dengan arah tertentu (Pure &
Applied Chem, 37, 447, 1974)
Kromatografi merupakan prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu
proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua
fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara
berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat itu
menunjukkan perbedaan mobilitas yang disebabkan adanya
perbedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran
molekul atau kerapatan muatan ion, dengan demikian masing-masing
zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan suatu metode analitik
(FI IV, 1995, hal 1002).
Yang terlibat dalam kromatografi
• Pemisahan zat-zat terlarut yang terdistribusi di antara kedua fase
berupa fase diam dan fase gerak.
• Fase gerak membawa serta zat terlarut melalui suatu fase diam
hingga terpisah dari zat terlarut lainnya, yang terelusi lebih awal atau
lebih akhir
• Zat terlarut dibawa serta melewati fase padat oleh aliran fase gerak
dalam bentuk cair atau gas yang sering disebut sebagai eluen atau
cairan pengembang.
• Fase diam berbentuk padat bertindak sebagai penjerap atau bentuk
cairan yang terikat pada permukaan suatu zat padat sehingga terjadi
adsorpsi atau partisi dan zat terlarut akan terdistribusi di antara kedua
fase tersebut.
Kotak hitam kromatografi
Variabel terkontrol :
Fase diam, Fase gerak , Laju alir, Suhu, Selektifitas ,
Kepekaan

Sampel Kromatogram

PEMISAHA DETEKSI
N

APLIKASI:
KROMATOGRAF
1. Identifikasi,
2. Uji Kemurnian,
3. Penetapan
Kinerja kolom Stabilitas aliran, Noise
kadar
Drift
Variabel tidak terkontrol :
Klasifikasi Kromatografi
1. Berdasarkan bentuk geometri :
 Kromatografi Kolom (kolom klasik dan kolom
modern)
 Kromatografi Planar

2. Berdasarkan sifat fisika fase gerak dan analit:


 Kromatografi gas (Fase gerak berupa gas dan
sampel harus menguap),
 Kromatografi cair (fase gerak yang berupa cair
dan sampel harus larut dalam fase gerak)
Kromatografi Gas
• Kromatografi gas adalah teknik pemisahan dengan cara
sampel yang disuntikan, diuapkan lalu diangkut oleh
aliran fase gas inert melewati suatu kolom yang berisi
fase diam padat atau cairan yang melekat pada
permukaan pendukung padat.
• Sampel akan terpisah menjadi berbagai komponen yang
muncul satu persatu, yang dapat dideteksi oleh detektor
yang digunakan. Hasil pemisahan akan tergambar
dalam bentuk kromatogram.
• Ilmuwan Pioner yang pertama kali mengembangkan KG
adalah James dan Martin pada tahun 1952, sedangkan
teori yang mendasari pemisahannya dikembangkan oleh
Martin dan Synge pada tahun 1943.
Diagram Skema Kromatografi Gas
KROMATOGRAFI GAS
Berdasarkan Fase
diamnya dalam Berupa bahan
Kolom PADAT
• Padat KOLOM
(Kromatografi Gas Berupa bahan CAIRAN
-Padat , KGP) (yang melekat pada
pendukung padat)
• Cairan
Fase gerak
(Kromatografi Gas -
Cair, KGC)
• ADSORPSI
• PARTISI Fase diam

Berdasarkan Mekanisme Pemisahan :


•Adsorpsi (Kromatografi Adsorpsi) pada solut
KGP
•Partisi (Kromatografi Partisi) pada KGC
Eluat atau zat
terpisah
Mekanisme Pemisahan umum
• Pemisahan dicapai dengan mengendalikan dan
menciptakan interaksi antara : analit -fase gerak -fase
diam.
• Perbedaan migrasi analit karena adanya mekanisme
interaksi antara analit-fase diam-fase gerak.
• Perbedaan migrasi menunjukkan waktu retensi relatif.
• Pada kromatografi kolom: Fase gerak mengalir karena
adanya perbedaan tekanan pada kedua ujung kolom.
• Komponen yang berinteraksi kuat dengan fase diam akan
ditahan lebih lama dalam kolom dan yg lainnya terbawa
fase gerak dengan laju migrasi yang berbeda.
Fungsi masing-masing pada
Kromatografi gas:
• Fase gerak : Berupa gas inert yang hanya membawa
analit melalui fase diam. Laju aliran fase gerak
berpengaruh pada hasil pemisahan
• Fase diam : Berupa bahan padat atau cairan kental yang
menyaput bahan pendukung padat, sangat berperan atau
turut serta dalam proses pemisahan.
• Suhu (injektor, kolom, detektor) berpengaruh pada
pemisahan.
Proses partisi pada Kromatografi Gas

FASE GERAK (GAS)

Sample Sample
masuk Keluar

FASE DIAM
(bahan padat atau cairan pekat yang tersaput pada pendukung padat)
Proses pemisahan dalam Kolom
Elusi melalui kolom
dgn arah tertentu

2
Analit
pelarut 1
• Parameter retensi adalah :
• Faktor retensi (k’)
• Waktu retensi (tR)
• Volume retensi (VR)
Faktor yg mempengaruhi Retensi
• Migrasi solut melalui kolom dipengaruhi oleh
distribusi spesi solut dlm fase diam dan fase
gerak
• Retensi dikendalikan oleh faktor yang
mempengaruhi distribusi :
• Komposisi dan polaritas fase gerak (pada KC)
• Sifat alami fase diam
• Suhu
• Tekanan (secara teori tekanan mempengaruhi distribusi
solut dalam KG)
Interaksi pada Kromatografi Gas
• Fase gerak hanya pembawa saja, maka retensi/migrasi
dikendalikan oleh interaksi antara solut dgn fase diam
• Prinsip “like has an affinity for like”
• Utk Fase diam tidak polar : interaksi yg terjadi adalah
jenis “daya dispersi London”, atau gaya van der Waals,
tidak ada interaksi coulombik (ionik), dipolar atau dipolar
terinduksi
• Utk Fase diam polar : interaksi dipol-dipol
a. Interaksi dalam fase diam yang tidak
polar
• Molekul solut yang tidak polar akan ditahan secara
kuat dibandingkan dengan molekul solut yang polar.
• Molekul polar akan terelusi lebih awal (migrasinya
cepat). Molekul tidak polar akan terelusi lambat
karena diretensi secara kuat.
• Perbedaan dalam daya dispersif terlihat pada titik
didih (tekanan uap) komponen campuran yang akan
dipisahkan. Dua jenis solut (polar dan tidak polar)
akan terpisahkan dimana yang mempunyai titik didih
rendah (tekanan uap tinggi) akan terelusi lebih awal
dibandingkan solut yang bertitik didih lebih tinggi.
• Urutan elusi : retensi lemah – retensi sedang –
retensi kuat
b. Interaksi dalam fase diam yang polar
• Afinitas yang sangat besar akan diperlihatkan
oleh molekul solut yang polar karena interaksi
dipol-dipol, oleh karena itu molekul yang polar
akan terelusi lambat (retensi kuat) dan molekul
yangg tidak polar akan terelusi lebih cepat.
• Molekul yang dapat terpolarisasi dapat
memunculkan interaksi dipol-dipol terinduksi dan
retensinya akan tergantung pada derajat interaksi
yang muncul.
• Titik didih kurang berpengaruh terhadap retensi
dibandingkan dengan interaksi polar-polar.
Kromatografi Gas menghasilkan
Kromatogram
KG digunakan untuk pemisahan,
identifikasi (dibandingkan
terhadap bahan pembanding), uji
kemurnian dan penetapan kadar
(membandingkan tinggi atau luas
puncak kromatogram sampel
terhadap bahan pembanding)
Analit harus Volatil dan Tahan panas
• Volatilitas analit dikaitkan • Struktur analit dapat diubah
dengan tekanan uap dan titik untuk meningkatkan volatilitas.
didih. • Dikenal sebagai Derivatisasi.
• Molekul besar (> 600g/mol)
tidak cukupmenguap untuk KG.
• Proses injeksi dan pemisahan
dalam kolom berlangsung pada
suhu tinggi (panas) dapat
menguraikan beberapa
senyawa .
• Stabilitas termal senyawa
dipersyaratkan.
Parameter Kualitas Pemisahan
• Pemisahan yang bermutu baik berkaitan dgn kompromi
antara daya pisah kromatografi (resolusi), waktu
pemisahan dari banyaknya sampel yang akan dianalisis
• Jenis pola/profil kromatogram ada beberapa macam :
• Simetris, dasar puncak sempit
• Simetris, dasar puncak lebar
• Tidak simetris
Simetris, dasar puncak sempit

Simetris, tetapi dasar puncak


lebar

1
2
Tidak simetris

W1

W2
• Gambar/profil kromatogram tergantung :

• Kualitas fase diam


• Polaritas fase gerak
• Suhu
• Solut (konsentrasi dan polaritas)
• Kualitas kromatogram tergantung :

• Tinggi puncak
• Lebar dasar puncak
• Kesimetrisan
Resolusi
• Resolusi = daya pisah dua puncak/bercak dapat diukur secara
kuantitatif dari kromatogram yang diperoleh

tRA
tRB

tm
A B

Wa Wb

Rs = (tRB – tRA )/ ½ (WB+WA)


= 2 (tRB – tRA ) /(WB+WA)
Hubungan resolusi dengan keterpisahan
kromatogram
Terima Kasih

Вам также может понравиться