Latar Belakang Patricia Benner lahir di Hampton, Virginia, dan menghabiskan masa kecilnya di California, dimana ia menerima pendidikan awal dan profesionalnya. Ia mengambil jurusan keperawatan memperoleh gelar sarjana seni dari Pasadena College pada tahun 1964. Benner memiliki berbagai pengalaman klinis, termasuk jabatan dalam medikal bedah akut, perawatan kritis, dan asuhan keperawatan dirumah. Pada tahun 2007, ia terpilih untuk UCSF School of Nursing’s Centennial Wall of Fame dan merupakan professor tamu pada University of Pennsylvania School of Nursing pada tahun 2009. Benner merupakan Direktur Studi Pendidikan Keperawatan pada Carnegie Foundation’s Preparetion untuk Professions Program (PPP) PADA Maret 2004. Pada tahun 2011, American Academy of Nursing menganugerahi Patricia Benner dengan penghormatan sebagai Legenda Hidup. Sumber Teoritis Benner mengakui bahwa keperawatan sangat dipengaruhi oleh Virginia Henderson. Benner mempelajari tentang praktik klinik keperawatan. Ia mencoba menemukan dan menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan digabungkan dalam praktik keperawatan. Benner berpendapat bahwa ilmu pengetahuan timbul dari waktu ke waktu dalam disiplin praktik dan dikembangkan melalui pembelajaran eksperimen dan situasi berfikir dan refleksi praktik dalam situasi tertentu. Karya dari Benner ini lebih merujuk kepada artikulasi, artinya sebagai deskripsi/melakukan, ilustrasi/menggambarkan, dan mengkomunikasikan pada area-area kebijakan praktis, keterampilan tentang tau dan bagaimana serta menjelaskan praktik yang baik dan benar. Salah satu filosofi pertama Benner menjelaskan bahwa ada perbedaan antara praktik dan ilmu teori. Dia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dibangun didalam disiplin praktik “Ilmu praktik mengacu pada megetahui dan bagaimana melalui teori berdasarkan penemuan ilmiah” KONSEP UTAMA Pemula (Novice) adalah perawat yang belum memiliki latar belakang pengalaman klinik. Level ini paling cocok disematkan kepada mahasiswa keperawatan yang akan memasuki dunia klinik. Akan tetapi Patricia Benner menambahkan perawat senior yang masuk ke lingkungan/setting yang sama sekali baru juga dapat dikategorikan ke dalam level ini. Perawat pada level pemula perlu untuk selalu diarahkandan diberi petunjuk yang jelas (tidak konteksual, akan tetapi dapat langsung diinterpretasi secara tekstual) Advanced Beginner/ pemula tingkat lanjut Pada level ini perawat telah memiliki pengalaman klinik dan mampu menangkap makna dari aspek aspek dalam suatu situasi keperawatan. Pada tahap ini perawat masih memerlukan bimbingan dan arahan secara kontinyu karena belum mampu memandang situasi secara luas dan holistik. Perawal masih merasa bahwa situasi kllinik dan berbagai kasus pasien adalah sebuah tantangan yang harus dilalui, dan belum memandang dari sisi kebutuhan pasien meskipun demikian mereka masih sangat membutuhkan bantuan dari senior. 3. Kompetent (Competent) Pada level ini perawat telah mampu memilah dan memilih aspek mana dari suatu situasi keperawatan yang benar benar penting dan kurang perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Kriteria utama dari level ini adalah perawat harus mampu membuat perencanaan dan memprediksikan hal-hal apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Keterbatasan dari level ini adalah perawat masih memandang suatu situasi pasien secara parsial sehingga tindakannya pun kurang dapat menyentuh setiap pasien sebagai individu yang holistik. 4. Mahir (Proficient) Pada level ini perawat dapat memandang situasi secara holistik, tidak hanya per aspek dari situasi tersebut. Perawat mampu bertindak bagi pasien tanpa terlebih dahulu melalui tahapan tahapan penetapan tujuan dan penyusunan rencana tindakan. Pada level ini juga perawat telah lebih banyak berinteraksi dengan pasien dan keluarganya. 5. Pakar (Expert) Pada level ini perawat telah dapat menentukan inti masalah yang dialami oleh pasien dan segera mengetahu intervensi apa yang paling tepat diberikan tanpa harus melalui serangkaian tahap berpikir analitis. Secara intuitif perawat expert dapat menentukan masalah dan tindakan tanpa dibingungkan dengan berbagai alternatif. Pengalaman dan pengetahuan yang bersinergi dengan baik telah membentuk naluri dan intuisinya sehingga dapat memandang pasien secara keseluruhan dalam waktu yang singkat. ASUMSI UTAMA Asumsi Utama Benner menggabungkan asumsi berikut (sebagaimana digambarkan dalam dalam disertai tahun 1985 Brykczynski; lihat juga Benner 1984a) dalam artikulasi penelitiannya yang sedang berlangsung: 1. Tidak ada data yang bebas dari interpretasi. 2. Tidak ada data yang non reaktif. 3. Makna melekat pada keterampilan, praktik, maksud, harapan, dan hasil akhir. 4. Orang-orang yang memiliki kesamaan budaya dan sejarah bahasa memiliki latar belakang makna yang sama yang memungkinkan terjadinya suatu pemahaman serta interpretasi. 5. Makna yang melekat dalam keterampilan, praktik, maksud, harapan, dan hasil akhir tidak dapat dibuat sepenuhnya secara eksplisit; meskipun demikian dapat diinterpretasikan oleh seseorang yang memiliki latar belakang bahasa dan kebudayaan yang sama dan dapat divalidasi melalui kesepakatan peserta dan praktisi terkait. PENEGASAN TEORITIS pada penjelasan lanjut tentang pendekatan ini,Benner(1992) meneliti peran laporan naratif untuk memahami gagasan yang baik atau asuhan etis dalam praktik keperawatan pakar klinis. “Memori naratif dari kejadian nyata diambil dari kompartemen dan perwujudan tahu bagaimana, lengkap dengan respons emosional terhadap situasi . Memori naratif dapat membangkitkan presepsi atau memori sensori yang meningkatkan pengenalan terhadap pola yang diuji” Beberapa pertanyaan hubungan yang ada didslsm karya Benner 1. “Penemuan asumsi, dan ekspektasi, dapat mengungkap area pengetahuan praktis yang nelum terkaji yang kemudian dapat secara sistematis diteliti dan diperluas bahkan disangkal” (Benner 1994a) 2. Pengetahuan klinis terwujud didalam persepsi bukan pada pedoman/ajaran 3. Kesadaran persepsi merupakan inti dari penilaian keperawatan baik(untuk pakar) dimulai dengan dugaan yang samar dan penilaian global pada awalnya mendahului analisis kritis; kejelasan konseptual lebih sering mengikuti dari pada mengawali.(Benner 1984a) 4. Peraturan formal sifatnya terbatas dan penilaian diskresi dibutuhkan dalam situasi klinis sesungguhnya 5. Pengetahuan klinis berkembang seiring waktu, dan setiap klinisi mengembangkan khassanah personal mengenai pengetahuan praktik yang dapat dibagikan dalam dialog dengan klinisi yang lain 6. “Keahlian berkembang ketika klinisi menguji dan memperbaiki proposisi, hipotesis, dan prinsip berbasis eskpektasi dalam situasi praktir nyata”.(Benner, 1984a) PENERIMAAN TEORI OLEH KOMUNITAS KEPERAWATAN Blasco dan black(1988) dan silver(1986a, 1986b) menggunakan karya benner sebagai dasar untuk membedakan pengembangan pengetahuan klinis dan perkembangan karir dalam keperawatan. Benner telah dikutip dalam literatur keperawatan mengenai permasalahan praktik keperawatan dan peran asuhan didalam praktik tersebut. Ia berusaha untuk terus meningkatkan pemahaman tentang pengetahuan yang melekat dalam situasi klinis melalui publikasinya(Benner 1985a, 1986b, 1987;Benner&Tanner, 1987; Benner, Tanner, & Chesla, 1996, 2009; Benner, Hooper-Kyriakidis, & Stannard, 1999, 2011) Benner mengedit serangkaian contoh klinis dalam American Journal of Nursing pada tahun 1980s. Pada tahun 2001, ia mulai mengedit sebuah seri berjudul “Current Controversies in Critical Care”. Karya Benner dengan National Council of State Board of Nursing merupakan sebuah kontribusi besar terhadap pengenalan kesalahan dan peningkatan keamanan praktik keperawatan (Benner, Sheets, Uris, et al., 2002) Daftar Pustaka
Potter & Perry.2009. Fundamental of Nursing edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika. Tomay & Alligood. Nursing Theory Utilization & Application third edition. Mosby. 2006 Wirda U. From Novice to Expert : Exellence and Power in Clinical Nursing Practice”