Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh :
H. Rezky JK 0910070100010
Pembimbing :
dr. Elvi Fitraneti, Sp.PD
DEFINISI CHRONIK KIDNEY DISEASE
• Penyakit ginjal kronik adalah gangguan
fungsi ginjal yang menahun bersifat
progresif dan irreversibel.
2
EPIDEMIOLOGI
Negara
Amerika Serikat Malaysia
berkembang
• Diagnosis etiologi
2
5
KLASIFIKASI
Penyebab Insiden
Diabetes Melitus 44%
- Tipe 1 (7%)
- Tipe 2 (37%)
Hipertensi dan penyakit pembuluh darah besar 27%
Glomerulonefritis 10%
Nefritis interstitialis 4%
Kista dan penyakit bawaan lain 3%
Penyakit sistemik (misal, lupus dan vaskulitis) 2%
Neoplasma 2%
Tidak diketahui 4%
Penyakit lain 4%
Penyebab Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialis di
Indonesia Tahun 2000:
Penyebab Insiden
Glomerulonefritis 46,39%
Diabetes Melitus 18,65%
Obstruksi dan Infeksi 12,85%
Hipertensi 8,46%
Sebab lain 13,65%
PATOFISIOLOGI
Infeksi Penyakit metabolik
Penyakit vaskular Nefropati toksik
Peradangan Kerusakan nefron Nefropati obstruksi
Gg jaringan Gg konginetal dan
ginjal heriditer
penyambung
Resiko Hiperglikemia
infeksi
DIAGNOSTIK
DIAGNOSIS
Biopsi dan
Gambaran Gambaran Gambaran Pemeriksaan
Klinis Laboratorium Radiologi Histopatologi
Ginjal
13
DIAGNOSTIK
Gambaran Klinis
21
PROGNOSIS
Penyakit ginjal kronik sering lambat dalam
onset dan progresi. Tingkat pengembangan
adalah variabel tetapi fungsi ginjal biasanya
terus menurun mengakibatkan stadium akhir
penyakit ginjal (ESRD) dan butuh pengganti
ginjal. Jika hal ini tidak disediakan, kehidupan
pasien terancam karena overload cairan dan
akumulasi racun didalam darah.
22
Diabetes Mellitus Tipe II
DIABETES MELITUS
Diabetes melitus (DM): penyakit dengan
karakteristik hiperglikemia akibat:
Gangguan kerja
Gangguan sekresi
insulin di jaringan Keduanya
insulin
perifer
24
KLASIFIKASI
Klasifikasi DM berdasarkan American Diabetic Association :
25
Gejala klinis Diabetes Melitus
• Keluhan lain:
26
Diagnosis Diabetes Melitus
No. Kriteria Diagnosis DM
1 Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir.
2 Atau
Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL (7,0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8
jam
3 Glukosa plasma 2 jam pada TTGO sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa
yang setara dengan 75 gr glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air.
27
Langkah diagnostik Diabetes Melitus
28
Terapi farmakologi
Obat hipoglikemi oral Suntikan
pemicu sekresi insulin (sekretagog): Insulin
Sulfoniluria dan Glinid
Penghambat glukoneogenesis:
Metformin
Penghambat glukosidase
alfa (Aarbose)
29
DEFINISI
NEFROPATI DIABETIK
1 HipertrofiHiperfungsi N N Reversible
AER = Albumin Excretion Rate, LFG = Laju Filtrasi Glomerulus (GFR), N = Normal, TD = Tekanan Darah
Mogensen membagi 5 tahapan Nefropati Diabetik yaitu;
Tahap 1
-hipertrofi dan hiperfiltrasi (saat diagnoss ditegakkan)
-laju eksresi albumin dalam urin ()
Tahap 2
- secara klinis tidak ada gejala berarti
- LFG ()
-eksresi albumin urin (N)
- tekanan darah (N)
- penebalan membrana basalis tidak spesifik (perubahan histologi awal)
-peningkatan mesangium fraksional
tahap 3
- ditemukan mikroalbinuria
-LFG () atau dapat menurun sampai normal
-Laju eksresi urin adalah 30-300 mg/24jam
-Tekanan darah ()
- peningkatan penebalan membrana basalis dan volume mesangium
fraksional dalam glomerulus.
Tahap 4
-tahap nefropati lanjut
-tahap perubahan histologi jelas
-timbul hipertensi
-sering ditemukan sindrom nefrotik
-LFG menurun 10 ml/menit/tahun
(kec. penurunan berhub.
dg tingginya tekanan darah.
Tahap 5
-timbulnya gagal ginjal terminal
patofisiologi
DIAGNOSIS
memenuhi persyaratan :
-Diabetes melitus (>5 tahun)
-retinopati diabetik
-albuminuria menetap (>300 mg/24jam)
minimal pada 2 kali pemeriksaan dalam kurun
waktu 3-6 bulan tanpa proteinuria lain.
Data didapatkan pada pasien antara
lain
Perbandingan
Kondisi Albumin Urin –
Kreatinin (µg/mg)
24 Jam (mg/hari) Sewaktu (µg/menit)
Reflek triseps ++ ++
Reflek ++ ++
brachioradialis
REFLEK KANAN KIRI
PATOLOGIS
Reflek Hoffman- - -
Tromer
• Inferior :
–Inspeksi : edema (+/+),sianosis
(-/-), palmer eritema (-/-)
–Palpasi : Perabaan hangat, pulsasi
A.Femoralis, A.Dorsalis pedis, A.Tibialis
posterior, dan A.Poplitea kuat angkat
–Tes sensibilitas : sensibilitas halus
normal dan sensibilitas kasar normal.
Reflek :
REFEKS FISIOLOGIS KANAN KIRI
Reflek Patella ++ ++
Reflek Achiles ++ ++
Reflek Gordon - -
Reflek Oppeinheim - -
Reflek Chaddoks - -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan lab 8 Desember 2016
- Hb : 10,2 g/dl
-Ht : 29,3 %
-Leukosit : 8.28 /mm3
-Trombosit: 212.000/mm3
-Ureum : 123,1 mg/dL
-Creatinin : 6,18 mg/dL
-GDR : 135 mg%
Menentukan derajat CKD
• Rumus Kockeroft-Gault
• GFR= (140-65) x 60 x 0,85= 8,59/ml/menit/1,73 m²s
72 x 6,18
• Pemeriksaaan urinalisa
• Pemeriksaan EKG
• Foto Polos Abdoment
• Pemeriksaan USG ginjal
• Pemeriksaan renal aretriografi
• CT Scan
• Biopsi ginjal
• funduskopi
PROGNOSIS
QUO AD VITAM
•Dubia ad Malam
QUO AD
FUNCTIONAM
•Dubia ad Malam
QUO AD
SANATIONAM
•Dubia ad Malam
Follow up
Tanggal Subject Objektif Assessment Planing
9 -sesak (+) belum KU : Berat - CKD stage V Non farmakologi -
berkurang Kes : somnolen Tirah baring
desember ec nefropati
-bengkak pada TD:140/80 mmHG Diet rendah garam II
2016 tungkai (+) Nd : 80 x/i
diabetikum ( 600- 800 mg, + 1
- pusing disertai Nf : 29 x/i -DM tipe 2 gr garam dapur )
sakit kepala T : 37,9 0C terkontrol,
- Nyeri ulu hati (+) overweight Farmakologi
-batuk (-) Abd : IVFD RL 12 jam/
-Mual (+), Muntah - Nyeri tekan (+) di kolf
(-) epigastrium, nyeri Inj ceftriaxone 1 x 2
-Demam (+) lepas (-) gr (IV) ( skintest )
-Nafsu makan - BU (+) N Inj furosemid 1 x1
berkurang amp
- Badan letih Inj Amlodipin 1 x 5
mg
Asam folat 1 x 5 mg
Bicnat 3x 500 gr
Pct 3x500 mg
71
Tanggal Subject Objektif Assessment Planing
10 sesak (+) KU : Berat - CKD stage V ec 1. Non Farmakologi
- edem (+) Kes : somnolen nefropati Tirah baring
desember
-pusing sertai sakit TD :140/90 mmHg Diabetikum DRG II (600- 800 mg,
2016 kepala Nd : 80 x/i - DM tipe 2 + 1 gr garam dapur )
- Nyeri ulu hati (+) Nf : 25 x/i terkontrol, O2 3l/i
-Mual (+), Muntah T : 36,60C overweight 2. Farmakologi
(-) IVFD RL 12 jam/ kolf
-Demam (-) Inj ceftriaxone 1 x 2
gr (IV) ( skintest )
Inj furosemid 1 x1
amp
Inj Amlodipn 1 x 5
mg
Asam folat 1
x 5 mg
Bicnat 3x 500 gr
72
24 -sesak (+) tapi KU : Berat - CKD stage V ec . Non Farmakologi
sudah berkurang Kes : somnolen nefropati Tirah baring
november
- edem (+) TD :130/80 mmHg Diabetikum DRG II (600- 800
2016 -pusing sertai sakit Nd : 80 x/i - DM tipe 2 mg, + 1 gr garam
kepala Nf : 23 x/i terkontrol, dapur )
- Nyeri ulu hati (+) T : 36,00C underweight O2 3l/i
-Mual (+), Muntah 2. Farmakologi
(-) IVFD RL 12 jam/
-Demam (-) kolf
Inj ceftriaxone 1 x 2
Pasien dianjurkan : gr (IV) ( skintest )
Inj furosemid 1 x1
melakukan
amp
Hemodialisa Inj Amlodipn 1 x 5
mg
Asam folat 1 x 5 mg
Bicnat 3x 500 gr
73
Kesimpulan
• Telah dilaporkan seorang pasien perempuan berumur 65
tahun dirawat di bangsal Penyakit Dalam Wanita RSUD Solok
pada tangga 8 desember 2016 dengan diagnosa Chronik
Kidney Disease (CKD) Stage V ec Nefropati Diabetikum dan
Diabetes Melitus tipe 2 terkontrol, overweight . Diagnosa
ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
• Dari anamnesis didapatkan pasien sesak napas sejak ± 1 hari
SMRS.sesak dirasakan terus menerus, pasien lebih nyaman
dengan posisi miring kekiri atau kekanan, sesak tidak
dipengaruhi oleh aktifitas ataupun cuaca. Bengkak pada
tangan dan kaki sejak ± 1 bulan SMRS. Bengkak semakin hari
semakin bertambah Bengkak diketahui setelah bangun tidur.
Bengkak tidak disertai nyeri dan pasien merasakan berat pada
kaki.
Lemah dan letih sejak ± 1 minggu SMRS, dan pasien
merasakan badan semakin lemah sejak 1 hari SMRS.
Pasien mengaku hanya berbaring ditempat tidur.
Pasien mengeluhkan pandangan kabur sejak ± 1 minggu
SMRS.
Nyeri pingang tidak ada, namun pasien pernah nyeri
pinggang ± 5 bulan yang lalu. nyeri dirasakan saat itu
masih bisa ditahan. Pasien merasakan nyeri ulu hati
sesekali sejak ± 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit,
nyeri tidak disertai menjalar sampai ke dada. Nafsu
makan menurun sejak ± 4 hari sebelum masuk Rumah
Sakit.
Buang air kecil pasien sering sejak ± 1 minggu SMRS,
Buang air kecil lebih sering pada malam hari dengan
frekuensi 4 kali bewarna kuning seperti biasa
• . Buang air kecil lancar, tidak disertai nyeri saat
berkemih, disertai darah tidak ada.
• BAB normal ± 2 kali dalam sehari dengan konsistensi
lunak tidak berdarah dan tidak berlendir.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
sedang, Kesadaran : CM non Cooperatif, TD :160/110
mmHG, Nadi : 100 x/i ,Nafas : 29 x/i, suhu : 37,60C. Pada
Paru Inspeks: Dinding simetris kiri dan kanan. Palpasi:
Fremitus kanan sama dengan kiri. Perkusi: Sonor.
Auskultasi: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-
). Pada pemeriksaan abdomen terdapat nyeri tekan
pada epigastrium saat dilakukan palpasi dan pada
extremitas superior edema pada tangan, extremitas
inferior terdapat edema pada kaki.
• Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb:
10,2 g/dl, Ht : 29,3 %, Leukosit: 8,28 /mm3,
Trombosit: 212.000/mm3, Ureum: 123,1 mg/dL,
Creatinin: 6,18 mg/dL, GDR : 135 mg%
• Pasien diberikan terapi non farmakologis Bed rest,
Diet MS+ MC rendah garam II (600- 800 mg + 1 gr
garam dapur), O2 3l/i. Terapi Farmakologi IVFD RL
12 jam/ kolf, Inj ceftriaxone 1 x 2 gr (IV) ( skintest ),
Inj furosemid 1 x1 amp, Inj Amlodipin 1 x 5 mg,
Asam folat 1 x 5 mg, Bicnat 3x 500 gr.